Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pelayanann kesehatan, obat merupakan komponen yang penting karena
diperlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan baik untuk menghilangkan
gejala/symptom darimsuatu penyakit , obat juga dapat mencegah penyakit bahkan
obat juga dapat menyembuhkan penyakit. Tetapi di lain pihak obat dapat
menimbulkan efek yang tidak diinginkan apabila penggunaannya tidak tepat. Oleh
sebab itu, penyediaan informasi obat yang benar, objektif dan lengkap akan sangat
mendukung dalam pemberian pelayaan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat
sehingga dapat meningkatkan kemanfaatan dan keamanan penggunaan obat (Anonim,
2005).
Pengelolaan obat adalah rangkaian kegiatan puskesmas yang menyangkut
aspek perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pengawasan obat.
Tujuan pengelolaan obat di puskesmas adalah terlaksananya optimalisasi penggunaan
obat melalui peningkatan efektifitas dan efesiensi pengelolaan obat dan penggunaan
obat secara tepat dan rasional.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu pengelolaan obat
2. Untuk mengetahui cara pengelolaan obat di puskesmas

BAB II
PEMBAHASAN

Pengelolaan Obat Di Puskesmas

Beberapa aspek yang dibutuhkan dalam pengelolaan obat di puskesmas serta tata
cara dari masing-masing aspek tersebut dijelaskan antara lain sebagai berikut :
1. Pemesanan Obat
Pemesanan obat atau Permintaan obat untuk mendukung pelayanan farmasi di
masing-masing puskesmas diajukan oleh pengelola obat di puskesmas yang
disetujui oleh kepala puskesmas kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota dengan
menggunakan format LPLPO(laporan pemakaian lembar permintaan obat).
Pemesanan obat berdasarkan rencana kebutuhan obat tahunan yang sudah
dilaporkan sebelumnya kepada Dinkes untuk meminimalisir penggunaan obat yang
tidak bertanggung jawab.
Kegiatan dalam pemesanan obat :
i)PermintaanRutin
Dilakukan

sesuai

dengan

jadwal

yang

disusun

oleh

Dinas

Kesehatan

Kabupaten/Kota untuk masing-masing Puskesmas (bisa sebulan, dua bulan atau 3


bulan sekali)
ii) Permintaan Khusus
Dilakukan diluar jadwal distribusi rutin apabila kebutuhan meningkat, misal adanya
wabah endemik atau adanya bencana alam.
2. Pengadaan dan Penerimaan
Pengadaan obat di puskesmas di lakukan dengan melakukan permintaan
obat menggunakan formulir laporan pemakaian lembar permintaan obat (LPLPO).
Setiap penyerahan obat oleh UPOPPK (ada beberapa kabupaten yang masih
menggunakan Gudang Farmasi), kepada puskesmas dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat yang diberi
wewenang untuk itu. Pelaksanaan fungsi pengendaliaan distribusi obat kepada
puskesmas membantu dan sub unit kesehatan lainnya merupakan tanggung jawab
Kepala Puskesmas induk. Petugas penerimaan obat wajib melakukan pengecekan

Pengelolaan Obat Di Puskesmas

terhadap obat-obat yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan


jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan isi doumen (LPLPO) dan ditanda tangani
oleh petugas penerima/diketahui Kepala Puskesmas. Bila tidak memnuhi syarat
petugas penerima dapat mengajukan keberatan.
Dengan adanya Permenkes No 19 Tahun 2014 tentang penggunaan dana
kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) memungkinkan Puskesmas untuk
melakukan pengadaan obat sendiri dengan menggunakan dana JKN tersebut.
3. Penyimpanan
Penyimpan obat di Puskesmas setelah menerima dropping dari Dinkes (unit
Gudang Farmasi), obat-obatan yang sering digunakan disimpan di tempat terbuka
sehingga pada saat pengemasan obat lebih cepat dan mudah. Secara keseluruhan,
penyimpanan obat dilakukan dengan cara obat disusun secara alfabetis atau bisa
dengan cara pengelompokkan kelas terapi. Obat dirotasi dengan system FIFO dan
FEFO, obat disimpan pada rak, obat yang disimpan pada lantai harus diletakkan
diatas palet, tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk, cairan harus
dipisahkan dari padatanserum/vaksin/suppositoria disimpan dilemari pendingin.

4. Pendistribusian
Penyaluran atau pendistribusian adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan
obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan
kesehatan seperti Sub Unit Pelayanan Kesehatan di lingkungan puskesmas (Kamar
Obat, Laboratorium), Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Posyandu, dan

Pengelolaan Obat Di Puskesmas

Polindes/PKD setelah unit-unit tersebut melakukan permintaan sesuai dengan


LPLPO dari unit bersangkutan ke Puskesmas induk.
5. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan dengan cara menulis pengeluaran obat di kartu stok
obat atau secara komputerisasi dan setiap obat yang ada di resep di rekap ke buku
bantu harian untuk dijumlah dan dimasukan ke LPLPO.
Pelaporan dilakukan secara periodik, setiap awal bulan. Untuk puskesmas
yang mendapatkan distribusi setiap bulan LPLPO dikirim setiap awal bulan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengelolaan obat adalah rangkaian kegiatan puskesmas yang menyangkut
aspek perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pengawasan obat.
Tujuan pengelolaan obat di puskesmas adalah terlaksananya optimalisasi penggunaan
Pengelolaan Obat Di Puskesmas

obat melalui peningkatan efektifitas dan efesiensi pengelolaan obat dan penggunaan
obat secara tepat dan rasional.
Setiap aspek dalam pengelolaan obat memiliki tata cara masing-masing
sehingga adanya saling keterkaitan antar aspek tersebut dan diharapkan kepada para
pemberi pelayanan yang bertugas harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar dan
teliti dalam menjalankan tugas sebagai pengelola obat di pelayanan kesehatan yang
salah satunya yaitu puskesmas.
B. Saran
Makalah ini hanyalah sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah manajemen
logistik sehingga terdapat banyak kekurangan dan belum bisa dijadikan referensi yang
tepat. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca.

Pengelolaan Obat Di Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai