Anda di halaman 1dari 4

TEORI LANJUT USIA

Lanjut usia merupakan tahap akhir dari proses penuaan. Proses penuaan ini berkaitan
dengan aspek fisiologis, ekonomis, dan sosial. Secara fisiologis, proses penuaan terjadi secara
terus menerus. Daya tahan fisik semakin menurun, sehingga semakin rentan terhadap
serangan penyakit, dan kondisi ini dapat menyebabkan kematian. Secara ekonomis, lanjut
usia tidak lagi mampu melakukan pekerjaan yang secara ekonomis dapat menghasilkan
pendapatan; bahkan sebagian orang menganggap bahwa lanjut usia adalah beban dari pada
sebagai sumber daya. Secara sosial, lanjut usia sudah tidak lagi sepenuhnya mampu
melaksanakan berbagai aktifitas sosial. Intensitas hubungan sosial semakin menurun,
sehingga tidak lagi sepenuhnya mampu melaksanakan berbagai peran sosial, maupun
memenuhi tanggung jawab sosial di lingkungannya.

Teori Biologis

Teori biologi merupakan teori yang menjelaskan mengenai proses fisik penuaan yang
meliputi perubahan fungsi dan struktur organ, pengembangan, panjang usia dan kematian
(Christofalo dalam Stanley).1 Perubahan yang terjadi di dalam tubuh dalam upaya berfungsi
secara adekuat untuk dan melawan penyakit dilakukan mulai dari tingkat molekuler dan
seluler dalam sistem organ utama. Teori biologis mencoba menerangkan menganai proses
atau tingkatan perubahan yang terjadi pada manusia mengenai perbedaan cara dalam proses
menua dari waktu ke waktu serta meliputi faktor yang mempengaruhi usia panjang,
perlawanan terhadap organisme dan kematian.

Teori Kepribadian

Teori kepribadian menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis tanpa menggambarkan


harapan atau tugas spesifik lansia. Teori pengembangan kepribadian yang dikembangkan oleh
Jung menyebutkan bahwa terdapat dua tipe kepribadian yaitu introvert dan ekstrovert. Lansia
akan cenderung menjadi introvert kerenan penurunan tanggungjawab dan tuntutan dari
keluarga dan ikatan sosial.

Teori Tugas Perkembangan

Tugas perkembangan merupakan aktivitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh seseorang
pada tahap-tahap spesifik dalam hidupnya untuk mencapai penuaan yang sukses. Pada
kondisi tidak adanya pencapaian perasaan bahwa ia telah menikmati kehidupan yang baik,
maka lansia tersebut berisiko untuk memiliki rasa penyeselan atau putus asa

Teori Penarikan Diri (Disengagement Theory)

Menurut teori penarikan diri (disengagement theory), penarikan timbal balik antara lanjut
usia dan masyarakat berlangsung dalam mengantisipasi kematian (Cumming & Henry, 1961).
Lanjut usia menurunkan tingkat aktivitas mereka dan berinteraksi lebih jarang, menjadi lebih
sibuk dengan kehidupan batin mereka. Pada saat yang sama, masyarakat membebaskan lanjut
usia dari pekerjaan dan tanggung jawab keluarga. Hasilnya dipandang sebagai
menguntungkan bagi kedua belah pihak. Lanjut usia memastikan suatu kehidupan yang
tentram. Dan sekali mereka melepaskan diri, kematian mereka tidak terlalu mengganggu
masyarakat.

Teori Aktivitas

Teori ini berpendapat apabila seorang lansia menuju penuaan yang sukses maka ia harus tetap
beraktivitas. Kesempatan untuk turut berperan dengan cara yang penuh arti bagi kehidupan
seseorang yang penting bagi dirinya adalah suatu komponen kesejahteraan yang penting bagi
lansia. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran lansia secara negatif
mempengaruhi kepuasan hidup, dan aktivitas mental serta fisik yang berkesinambungan akan
memelihara kesehatan sepanjang kehidupan

Menurut WHO (organisasi kesehatan dunia) lansia dapat diklasifikasikan beberapa katagori,
seperti:

A.Menurut Usia:
1.
2.
3.
4.

Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun


Usia lanjut (elderly) usia 60-75
Usia lanjut tua (old) usia 75-90
Usia sangat tua (very old) usia diatas 90 tahun

B. Menurut Kondisi Fisik:


1. Mengalami perubahan secara normal
2. Mengalami keterbatasan (handicapped)
3. Cacat (disabled)
c. Menurut Karakter Psikologis
Proses menua berpengaruh pada kondisi psikologis lansia, mereka membutuhkan
bantuan dalam mencapai rasa tentram, nyaman, dan perlakuan yang layak dari
lingkungannya. Dilihat dari kondisi psikologis, permasalahan yang muncul adalah:
1) Lansia sangat tua
2) Lansia duda atau janda
3) Lansia kesepian
4) Lansia yang baru mengalami duka cita mendalam
5) Lansia yang mengalami depresi
6) Lansia yang bermasalah dengan pekerjaan
Siti maryam dkk (2008) menyatakan bahwa lansia dapat diklasifikasi, yaitu:

a. Pralansia, yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun


b. Lansia, yaitu seseorang yang berusia 60 tahun keatas
c. Lansia resiko tinggi, yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/ seseorang
yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan
d. Lansia potensial, yaitu lansia yang mampu melakukan pekerjaan dan/atau
kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa
e. Lansia tidak potensial, yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

PUSTAKA ACUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bambang Rustanto, 2008 : Metode Partisipatori Assement dan Rencana Tindak Bagi Pekerja
Sosial, Bandung : STKS
Beckett, Chris. 2004. Oldery Protection an Introduction. Sage Publication, London
Departemen Sosial,2008, Petunjuk Teknis Rehabilitasi Sosial Lansia, Jakarta : Departemen
Sosial
Dubois Brenda & Milley. 1997. Social Work An Empowering Profession. Boston : Allyn &
Bacon.
Dubowitz & DePanfilis, 2001, Handbook for Oldery Protection Practice, London : Sage
Publication.
Kadushin, Alfred. 1975. Oldery Welfare Services. Second Edition. New York: Macmillan
Publishing.
Maleong, L.J.2000.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Nazir, Moh. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Robert; Dominelli, Lena dan Payne, Malcolm (eds), 1988,Social Work. Themes, Issues and Critical
Debates.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif.Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Zastrow, Charles. 1999. The Practice of Social Work. USA : The Dorsey Press

Anda mungkin juga menyukai