Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
: Pembuatan sediaan injeksi Diphenhidramin HCl 0,5% single dose yang dikemas
dalam vial (3 vial)
Tujuan
1. Mempelajari cara pembuatan sediaan steril dengan bahan aktif yang mudah teroksidasi
2. Melakukan sterilisasi sediaan injeksi dengan metode filtrasi (dengan menggunakan teknik
aseptik)
3. Mempelajari pembuatan sediaan steril volume kecil yang dikemas dalam vial
I. PRAFORMULASI
1. Tinjauan farmakologi bahan obat
Efek utama : Diphenhidramin HCl merupakan golongan antihistamin antagonis
reseptor H1 berguna untuk pengobatan simtomatik berbagai penyakit alergi dan
mencegah atau mengobati mabuk perjalanan dengan efek sedatif. (Farmakologi
1.
2.
B.
0,5%
0,01%
182,5 mg
25 ml
Formula terpilih
Formula 3
R/ Diphenhidramin HCl
1%
NaCl
625 mg
Benzalkonium Cl
0,01%
Na Metabisulfit
0,01%
Aqua pro injectio ad
100 ml
FI III, p. 16 = Multiple dose
Formula 4
R/ Diphenhidramin HCl
Benzalkonium Cl
Aqua pro injectio ad
50 mg/ml
0,1 mg/ml
1 ml
3
C.
v
=
v`
=
n
=
a
=
2. Perhitungan Diphenhidramin HCl
Komponen Bahan
Bobot / volume
Fungsi
Cara Sterilisasi
D.
Ca
Diphenhidramin HCl
200 mg / 40 ml
Bahan aktif
Radiasi
NaCl
295 mg / 40 ml
Pengisotonis
Oven 180C, 30 menit
ra
Na Metabisulfit
4 mg
Antioksidan
Radiasi
Aqua Pro Injection
Ad 20 ml
Pelarut
Otoklaf 121C, 15 menit
sterilisasi sediaan yang akan dibuat
Sediaan injeksi Diphenhidramin HCl 0,5% disterilkan dengan cara filtrasi karena
bahan aktif (Diphenhidramin HCl) bersifat termolabil / tidak tahan panas (MD
28th p.1311), sehingga tidak cocok jika disterilkan dengan pemanasan, melainkan
difiltrasi menggunakan membran filter 0,22 m di LAFC. (MD 36th p. 577).
III. PELAKSANAAN
A. Penyiapan Alat
No.
Nama Alat
Ukuran
1.
2.
3.
4.
5.
Kaca arloji
Beaker glass
Beaker glass
Labu Erlenmeyer
Labu Erlenmeyer
5 cm & 8 cm
100 ml
50 ml
100 ml
50 ml
Jumla
h
2+2
2
2
1
1
Cara Sterilisasi
Oven 180oC
Waktu
6.
7.
8.
9.
10.
Pengaduk kaca
Pinset
Tara dan wadah
Anak timbangan
Sendok logam
11.
Kantong sampah
12.
Vial coklat
Aluminium foil +
13.
tali
Corong gelas +
14.
kertas saring
Pipet tetes
Pipet tetes
Gelas ukur
Gelas ukur
Gelas ukur
Filter holder &
15.
16.
17.
18.
19.
20.
membran filter
Tutup vial
Jas Praktikum
21.
22.
23.
24
25.
26.
27.
28.
Masker
Sarung tangan
Penutup kepala
Spuit injeksi
Kasa steril
Aqua pro
injection
10 cm
10 cm
1 mg 500 mg
15 cm
2x modul & 1x
modul
10 ml
10 x 10 cm +
30 cm
2
4
1 set
1 set
2
30 menit
1+1
3
3
5 cm
Panjang
Pendek
5 ml
10 ml
50 ml
4
4
1
2
1
Otoklaf
0,22 m
115C
Standar
Standar
3
1
Standar
Standar
Standar
10 ml
Standar
1
1
1
1
20
Otoklaf
115oC
Sudah steril
Sudah steril
100 ml
Otoklaf 121C
30 menit
30 menit
15 menit
B. Pencucian alat
Pencucian alat / wadah gelas serta peralatan laboratorium lain (huizinga)
1. Sikat dengan larutan tepol
2. Bilas dengan air kran
3. Semprot dengan uap dan tiriskan
4. Bilas dengan aquadem
5. Bilas dengan air suling yang baru dibuat (steril dan bebas pirogen)
6. Keringkan dengan posisi terbalik dalam oven
Pengeringan
1. Keringkan dalam oven dalam keadaan terbalik pada suhu 100 C, tidak
boleh terlalu lama kira-kira 15 menit (terutama gelas ukur, bahan yang
terbuat dari karet dan plastik)
2. Untuk menghindari debu dapat ditutup dengan kertas yang tenbus uap air
3. Wadah kecil harus benar-benar kering
Pencucian karet
1. Rendam dalam larutan HCl 2% selama 2 hari
2. Rendam dalam larutan tepol 1% dan Natrium Karbonat 0,5% selama 1 hari
3. Didihkan dalam larutan tersebut selama 15 menit, kemudian bilas dengan
aquadest
4. Ulangi dengan larutan yang baru
5. Ulangi sampai larutan jernih
6. Rendam dalam aquadest (dalam beaker glass yang ditutup kertas
perkamen) dan dicuci dengan otoklaf pada suhu 110 C selama 20 menit (1
( 4 menit )
( 7 menit )
( 6 menit )
( 20 menit )
( 3 menit )
( 15 menit )
( 82 menit )
Sterilisasi alat-alat dengan otoklaf pada suhu 115C selama 30 menit (corong
kaca dan kertas saring, pipet tetes (panjang dan pendek), gelas ukur 5 ml,
gelas ukur 10 ml, gelas ukur 50 ml, filter dan holder. Tahap-tahap sterilisasi
adalah sebagai berikut :
Waktu pemanasan
: pk. 14.16 14.17
Waktu pengeluaran udara
: pk. 14.17 14.30
Waktu menaik
: pk. 14.30 14.32
Waktu kesetimbangan
: pk. 14.32 14.32
Waktu pembinasaan
: pk. 14.32 15.02
Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk. 15.02 15.02
Waktu menurun
: pk. 15.02 15.04
Waktu pendinginan
: pk. 15.04 15.19
( 1 menit )
( 13 menit )
( 2 menit )
( 0 menit )
( 30 menit )
( 0 menit )
( 2 menit )
( 15 menit )
( 1 menit )
( 7 menit )
( 3 menit )
( 2 menit )
( 15 menit )
( 1 menit )
( 4 menit )
( 15 menit )
Waktu pembinasaan
: pk. 13.16 13.46 ( 30 menit )
Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk. 13.46 13.46 ( 0 menit )
Waktu menurun
: pk. 13.46 13.52 ( 6 menit )
Waktu pendinginan
: pk. 13.52 14.07 ( 15 menit )
Proses sterilisasi berlangsung dari pk. 12.50 14.07 ( 77 menit )
Cara Kerja
Ruang II
1. Meja praktikum dibersihkan dengan cara disemprot dengan alkohol
70%, lalu dilap dengan kasa steril satu arah, setelah meja kering,
kemudian nyalakan api spritus.
2. Tara kaca arloji, timbang Diphenhidramin HCl 200 mg, tutup dengan
kaca arloji.
3. Tara kaca arloji, timbang NaCl 295 mg.
4. Tara kaca arloji, Timbang Na Metabisulfit 50 mg.
Ruang I (LAFC)
5. Colokkan kabel LAFC ke stop kontak.
6. LAFC dinyalakan dengan menekan tombol hitam.
7. Fan dinyalakan, kemudian dinyalakan lampu UV minimal 15-30
menit.
8. Setelah 15-30 menit lampu UV diganti dengan lampu neon.
9. LAFC dibersihkan dengan menyemprot alkohol 70% dan dilap
dengan kasa steril satu arah (sisi kanan, kiri, depan ada 2 sisi, dan
meja kerja).
10. Semprot sarung tangan, semprot semua alat yang telah disterilkan
(termasuk lampu spiritus) dengan alkohol 70%, masukkan alat
tersebut satu per satu ke dalam LAFC, masukkan juga bahan yang
telah ditimbang ke dalam LAFC, apabila saat bekerja tangan keluar
dari LAFC, sebelum masuk kembali semprot tangan dengan alcohol
70%.
11. Lakukan pengenceran Na Metabisulfit 50 mg (kelarutan 1 : 1 dalam
air) (HPE 5th, p.690)
a. Tara kaca arloji, timbang 50 mg Na Metabisulfit, masukkan ke
dalam beaker gelas 50 ml.
b. Ukur 10 ml larutan aqua pro injeksi dengan gelas ukur 10 ml.
c. a + b aduk ad larut di beaker gelas 50 ml.
d. c diukur dengan gelas ukur 10 ml sebanyak 1 ml, (Pengenceran :
1 ml / 10 ml x 50 mg = 5 mg).
e. d diadkan 10 ml dengan aqua pro injection di gelas ukur 10 ml.
9
10
lebih dari 0,2 m ada kemungkinan sediaan jadi tidak steril atau
pemasangan membran filter tidak tepat.
h. Apabila gelembung udara yang keluar bukan dari bagian bawah
filter holder melainkan dari samping, maka cara pemasangan
alat tidak tepat.
21. Beri etiket dan brosur, kemudian masukkan ke dalam kemasan sekunder.
HCl isotonis dengan tubuh. Selain itu, Diphenhidramin HCl tidak stabil terhadap
cahaya, sehingga sediaan disimpan dalam wadah vial coklat dan untuk
melindungi dari cahaya dikemas lagi dalam wadah sekunder. Pemilihan vial
berdasarkan sediaan diphenhidramin HCl yang akan dibuat yaitu berupa single
dose dan multiple dose. Pada sediaan diphenhidramin single dose, dapat dilakukan
pengemasan dengan ampul coklat.
Sebelum membuat sediaan, perlu dilakukan sterilisasi alat-alat dan pelarut
yang digunakan. Sterilisasi perlengkapan dilakukan dengan sterilisasi pemanasan
kering dan sterilisasi pemanasan basah. Pada praktikum metode sterilisasi
pemanasan kering menggunakan oven, dilakukan pada suhu 180oC selama 30
menit. Alat-alat yang disterilisasi dengan oven adalah kaca arloji, beaker gelas,
sendok logam/porcelin, tara dan wadah, pengaduk kaca, pinset, labu Erlenmeyer,
anak timbangan, dan vial coklat. Sedangkan alat-alat yang disterilisasi dengan
otoklaf (metode sterilisasi pemanasan basah) adalah gelas ukur, filter dan holder,
pipet tetes, corong dan kertas saring, jas praktikum, masker, penutup kepala, dan
sarung tangan. Sterilisasi ini dilakukan pada suhu 115 oC selama 30 menit. Untuk
spuit injeksi, tidak perlu disterilkan karena sudah steril. Pelarut aqua pro injeksi,
juga disterilkan dengan otoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
Pada ruang kelas II dilakukan penimbangan Diphenhidramin HCl yang
bersifat higroskopis, sehingga perlu ditutup dengan kaca arloji sehingga tidak
teroksidasi dan merubah kestabilan zat aktif, selain itu juga dilakukan
penimbangan Na metabisulfit sebagai antioksidan dan NaCl sebagai pengisotonis.
Setelah itu dilanjutkan pada ruang kelas I yang dilengkapi dengan LAFC
(Laminar Air Flow Cabinet). Sebelumnya, LAFC sudah disterilkan dengan cara
radiasi dengan lampu UV selama 15 menit yang kemudian lampu UV diganti
dengan lampu neon dengan tujuan sebagai penerangan dan berbahaya bagi
operator jika terpapar lampu UV dalam jangka waktu yang lama.
Kemudian LAFC dibersihkan dengan alkohol 70% lalu lap dengan kasa
steril satu arah. Api spiritus disemprot dengan alkohol 70%, dimasukkan LAFC
dan dinyalakan, begitu juga untuk alat-alat perlu disemprot terlebih dahulu satu
12
per satu sebelum dimasukkan ke dalam LAFC. Bahan-bahan yang telah ditimbang
di ruang kelas II dimasukkan LAFC tanpa disemprot dengan alkohol 70%.
Pengenceran Na Metabisulfit dilakukan karena minimal penimbangan
pada timbangan milligram adalah 50 mg sedangkan Na Metabisulfit yang
diperlukan hanya 4 mg. Setelah itu dilarutkan Na metabisulfit yang telah
ditimbang tadi dengan aqua pro injeksi sebanyak 10 ml, kemudian ditambahkan
diphenhidramin HCl kedalam larutan Na Metabisulfit dan diaduk sampai
homogen. NaCl yang telah ditimbang dilarutkan dengan aqua pro injeksi
sebanyak 5 ml, dan kemudian dicampurkan dengan larutan Na metabisulfit dan
diphenhidramin HCl, campuran diaduk sampai homogen. setelah semua
tercampur maka larutan di cek pH dan di ad kan dengan aqua pro injeksi sampai
40 ml.
Setelah volume yang diinginkan tercapai, dilakukan penyaringan
menggunakan filter dan holder untuk menyaring partikel-partikel yang berukuran
besar. Larutan yang telah disaring kemudian diambil sebanyak 9,5 ml dengan
filter holder + spuit injeksi (ukuran membran filter 0,2 m) dan kemudian larutan
dimasukkan ke dalam vial. Vial ditutup dengan karet yang sesuai, lalu diikat
champagne sebanyak satu kali, ditutup lagi dengan aluminium foil untuk
mencegah kebocoran, dan kemudian leher vial diikat lagi dengan tali agar vial
benar-benar tertutup dengan rapat. Vial yang berhasil dibuat pada praktikum ini
yaitu sebanyak 3 vial.
Selanjutnya, dilakukan uji bubble point test untuk mengukur ukuran poripori maksimum pada suatu membran filter dengan cara mengisi spuit dengan
udara sebanyak 10 ml, kemudian dipasang filter holder yang telah digunakan yang
didalamnya terdapat membran filter dengan ukuran pori-pori 0,22 m, lalu filter
holder dicelupkan ke dalam aqua pro injeksi didalam beker glass yang telah
disiapkan sebelumnya dengan posisi spuit injeksi tegak lurus kemudian menekan
pelan-pelan spuit injeksi yang berisi udara hingga keluar gelembung udara
pertama kali dari bawah filter holder.
Pada uji bubble point test, gelembung udara yang pertama kali keluar dari
bawah filter holder menyisakan udara sebanyak 7 ml pada spuit injeksi. Ukuran
13
sterilitasnya.
Pemasangan filter holder harus dilakukan dengan tepat untuk menghindari
kebocoran dan kontaminasi sediaan.
14
V. WADAH
Vial coklat 10 ml, kemasan sekunder, brosur, dan label / etiket.
KEMASAN SEKUNDER
KOMPOSISI :
Diphenhydramin HCl 0,5%
KETERANGAN LEN
INDIKASI :
Kondisi alergi termasuk urtikaria dan angioedema rhinitis dan konjungtivitis, dan gangguan kulit pruritus, juga sebagai antiemetik, untuk terapi mual muntah akibat mabuk perjalanan dan pengo
SIMPAN DI TEMPAT
No. Reg :
No. Batch
Manuf Dat
Exp. Date
HARUS DENGAN
RESEP DOKTER
15
BROSUR
Single Dose
Vial 9 mL
KOMPOSISI :
Diphenhydramin HCl 0,5 %
INDIKASI :
Suatu derivat monoethanol-amin yang berkhasiat sebagai antihistamin
yang disertai efek sedatif dan muskarinik, untuk mengobati kondisi
alergi termasuk urtikaria dan angioedema, rhinitis dan konjungtivitis,
dan gangguan kulit pruritus, juga sebagai antiemetik, untuk terapi
mual muntah akibat mabuk perjalanan dan pengobatan vertigo, serta
sebagai tambahan dalam pengobatan syok anafilaktik yang mendesak.
DOSIS :
Intravena, Intramuskular
Dewasa` : 10 - 50 mg sehari, jika diperlukan dapat ditingkatkan hingga
100 mg
sehari, maksimum 400 mg sehari
Anak-anak : 5 mg/kg sehari
EFEK SAMPING :
Depresi CNS dengan efek bervariasi mulai dari mengantuk sampai
tertidur, sakit kepala, pelemahan psikomotor, dan efek antimuskarinik
seperti mual, muntah, diare atau nyeri epigastrik, reaksi
hipersensitivitas dan kemerahan
KONTRA INDIKASI :
Penderita asma, bayi prematur atau bayi baru lahir, ibu hamil dan
menyusui.
INTERAKSI OBAT :
Dengan Amphotericin B, Cefmetazole sodium, Cefalotin sodium,
Hydrocortisone sodium succinate, golongan barbiturat sodium, larutan
alkali dan asam kuat
PERHATIAN :
Hindari mengendarai kendaraan bermotor dan mengoperasikan mesin.
Tidak dianjurkan untuk penderita glaukoma, wanita hamil, dan pasien
yang sensitif ,hati-hati untuk keadaan retensi urine, hipertrofi prostat
KEMASAN : 1 dos berisi 1 vial 9 mL
CARA PENYIMPANAN : Simpan di tempat yang sejuk
No. Reg: DKL 7414556728A1
No. Batch: 2435
Manuf Date : Oktober 2015
Exp. Date: Oktober 2018
HARUS
DENGAN
RESEP
Diproduksi oleh :
16