Anda di halaman 1dari 16

Topik

: Pembuatan sediaan injeksi Diphenhidramin HCl 0,5% single dose yang dikemas
dalam vial (3 vial)

Tujuan

1. Mempelajari cara pembuatan sediaan steril dengan bahan aktif yang mudah teroksidasi
2. Melakukan sterilisasi sediaan injeksi dengan metode filtrasi (dengan menggunakan teknik
aseptik)
3. Mempelajari pembuatan sediaan steril volume kecil yang dikemas dalam vial
I. PRAFORMULASI
1. Tinjauan farmakologi bahan obat
Efek utama : Diphenhidramin HCl merupakan golongan antihistamin antagonis
reseptor H1 berguna untuk pengobatan simtomatik berbagai penyakit alergi dan
mencegah atau mengobati mabuk perjalanan dengan efek sedatif. (Farmakologi

dan Terapi 5th p. 280)


Efek samping :
1. Bervariasi mulai dari drawsiness sampai kantuk, sakit kepala, gangguan
psikomotorik, gangguan saluran cerna dan efek muskarinik seperti mulut
kering, gangguan penglihatan, retensi urin dan konstipasi. (MD 36th p. 561)
2. Efek samping yang berhubungan dengan efek sentral antagonis reseptor H1
ialah vertigo, tinitus, lelah, penat, inkoordinasi, penglihatan kabur, diplopia,
euforia, gelisah, insomnia dan tremor. Efek samping yang termasuk sering
ditemukan adalah nafsu makan berkurang, mual, muntah, keluhan pada
epigastrium, konstipasi atau diare. (Farmakologi dan Terapi, p. 280 281)
3. Efek samping lain yang mungkin timbul oleh antagonis reseptor H 1 ialah
mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat dan lemah
pada tangan. (Farmakologi dan Terapi, p. 280 281)
4. Antagonis reseptor H1 bisa menimbulkan alergi pada pemberian oral, tetapi
lebih sering terjadi akibat penggunaan lokal berupa dermatitis alergik.
Demam dan fotosensitivitas juga pernah dilaporkan terjadi. Antagonis
reseptor H1 sangat jarang menimbulkan komplikasi berupa leukopenia dan

agranulositosis (Farmakologi dan Terapi, p. 280 281)


Indikasi :
1. Digunakan pada kondisi alergi termasuk urtikaria dan angioderma, rhinitis,
dan konjungtivitis dan gangguan gatal-gatal pada kulit. (MD 37th p. 628)
1

2. Digunakan juga sebagai antiemetik untuk pengobatan mual dan muntah.


(MD 36th p. 577)
3. Diphenhidramin memiliki efek antimuskarinik yang digunakan sebagai

1.
2.

kontrol terhadap sindrom parkinson. (MD 37th p. 628)


Kontraindikasi :
Penderita asma, neonatus, anak di bawah 2 tahun, dan ibu hamil. (MD
36th, p. 562 563).
Bayi yang baru lahir karena dapat terjadi efek antimuskarinik
karena organ-organ hati, liver yang belum terbentuk dengan
sempurna. (MD 36th p.507).

2. Tinjauan Sifat Fisiko Kimia Bahan Obat


a. Kelarutan
Larut dalam 1 : 1 bagian air, 1 : 2 bagian alkohol dan kloroform, 1 : 50 bagian
aseton, sangat sedikit larut dalam eter dan benzena. (MD 36th, p.577)
b. Stabilitas
Terhadap cahaya
Tidak stabil, perlahan-lahan menjadi gelap karena cahaya (FI ed IV, p.330).

Simpan di tempat kering terlindung dari cahaya. (MD 36th p. 577)


Terhadap suhu
Tidak stabil pada suhu tinggi, melebur pada suhu 167oC 172oC. (FI ed III
p.228)
Terhadap pH
Stabil pada pH sediaan 4,0 6,0. (MD 36th, p.577)
Terhadap udara
Tidak stabil terhadap udara, disimpan dalam wadah tertutup kedap udara. (MD
36th, p. 577)

c. Cara sterilisasi masing-masing bahan :


1. Aqua pro injection : sterilisasi dengan otoklaf pada suhu 121C selama 15
menit
2. Diphenhidramin HCl : sterilisasi dengan radiasi
3. NaCl : sterilisasi dengan oven 180C selama 30 menit
4. Na Metabisulfit : sterilisasi dengan radiasi
d. OTT (inkompatibilitas) :
Amphotericin, Amyobarbitone Sodium, Cephalotin Sodium, Iodides,
Phenobarbitone Sodium, Phentobarbitone Sodium, Quinalbarbitone Sodium,
Thiopentone Sodium, Hidrocortison Sodium Succinate (MD 28th p. 1311).
e. Cara penggunaan dan dosis :
1. 25 50 mg : 3 atau 4 kali sehari
2. 1,25 mg / kgbb : 4 kali sehari
3. 37,5 kg/m2 : 4 kali sehari
2

(MD 37th, p. 628)


II. FORMULASI
A.

Permasalahan dan penyelesaian :


1. Bahan aktif (Diphenhidramin HCl) tidak stabil terhadap udara
Penyelesaian : ditambah dengan antioksidan (Na Metabisulfit) / chelating agent.
2. Bahan aktif (Diphenhidramin HCl) tidak stabil terhadap cahaya
Penyelesaian : dikemas dalam vial coklat + kemasan sekunder.
3. Bahan aktif (Diphenhidramin HCl) tidak stabil terhadap pemanasan (suhu
tinggi)
Penyelesaian : sterilisasi sediaan menggunakan metode filtrasi dengan membran
filter 0,22 m.
4. Sediaan belum isotonis
Penyelesaian : + NaCl agar tonisitas sama dengan tekanan osmotik tubuh.

B.

Formulasi yang akan dibuat


Formula 1
R/ Diphenhidramin HCl
10 mg
Aqua pro injectio ad
10 ml
Formularium Nasional 2nd, p. 113 = Single dose
Formula 2
R/ Diphenhidramin HCl
Na Metabisulfit
NaCl
Aqua pro injectio ad
FI III, p.16 = Single dose

0,5%
0,01%
182,5 mg
25 ml

Formula terpilih

Formula 3
R/ Diphenhidramin HCl
1%
NaCl
625 mg
Benzalkonium Cl
0,01%
Na Metabisulfit
0,01%
Aqua pro injectio ad
100 ml
FI III, p. 16 = Multiple dose
Formula 4
R/ Diphenhidramin HCl
Benzalkonium Cl
Aqua pro injectio ad

50 mg/ml
0,1 mg/ml
1 ml
3

Handbook of Injectable Drug 12th, p.484

C.

Perhitungan bobot dan dosis


1. Perhitungan volume sediaan
Akan dibuat 3 vial, dengan perhitungan sebagai berikut :
v = (v + a) n
= (9 + 0,5) . 3
= 28,5 ml ~ 40 ml

v
=
v`
=
n
=
a
=
2. Perhitungan Diphenhidramin HCl

volume sediaan yang dibuat


volume yang diminta
jumlah vial yang diminta
kelebihan volume menurut FI IV

Diphenhidramin HCl = 0,5% (0,5 g / 100 ml) untuk 40 ml


0,5 g / 100 ml x 40 ml = 0,2 g = 200 mg
Dalam satu vial =
0,5 g / 100 ml x 9 ml = 0,045 g = 45 mg
3. Perhitungan Na Metabisulfit
Na Metabisulfit = 0,01% (0,01 g / 100 ml) untuk 40 ml
0,01 g / 100 ml x 40 ml = 0,004 g = 4 mg
4. Perhitungan Isotonisitas NaCl
NaCl 0,9% (0,9 g / 100 ml) x 40 ml = 0,36 g
5. Perhitungan Ekivalensi NaCl dengan Diphenhidramin HCl
Ekivalensi Diphenhidramin HCl 0,5% dengan NaCl = 0,34 (Formulasi Steril, p.124)
Jadi, kebutuhan NaCl dalam formula =
= 0,36 g (0,34 x 0,2 g)
= 0,36 g 0,068 g
= 0,292 g = 292 mg ~ 295 mg

Tabel Perhitungan Bobot dan Dosis


No
.
1.
2.
3.
4.

Komponen Bahan

Bobot / volume

Fungsi

Cara Sterilisasi

D.

Ca
Diphenhidramin HCl
200 mg / 40 ml
Bahan aktif
Radiasi
NaCl
295 mg / 40 ml
Pengisotonis
Oven 180C, 30 menit
ra
Na Metabisulfit
4 mg
Antioksidan
Radiasi
Aqua Pro Injection
Ad 20 ml
Pelarut
Otoklaf 121C, 15 menit
sterilisasi sediaan yang akan dibuat
Sediaan injeksi Diphenhidramin HCl 0,5% disterilkan dengan cara filtrasi karena
bahan aktif (Diphenhidramin HCl) bersifat termolabil / tidak tahan panas (MD
28th p.1311), sehingga tidak cocok jika disterilkan dengan pemanasan, melainkan
difiltrasi menggunakan membran filter 0,22 m di LAFC. (MD 36th p. 577).

III. PELAKSANAAN
A. Penyiapan Alat
No.

Nama Alat

Ukuran

1.
2.
3.
4.
5.

Kaca arloji
Beaker glass
Beaker glass
Labu Erlenmeyer
Labu Erlenmeyer

5 cm & 8 cm
100 ml
50 ml
100 ml
50 ml

Jumla
h
2+2
2
2
1
1

Cara Sterilisasi

Oven 180oC

Waktu

6.
7.
8.
9.
10.

Pengaduk kaca
Pinset
Tara dan wadah
Anak timbangan
Sendok logam

11.

Kantong sampah

12.

Vial coklat
Aluminium foil +

13.

tali
Corong gelas +

14.

kertas saring
Pipet tetes
Pipet tetes
Gelas ukur
Gelas ukur
Gelas ukur
Filter holder &

15.
16.
17.
18.
19.
20.

membran filter
Tutup vial
Jas Praktikum

21.
22.

23.
24
25.
26.
27.
28.

Masker
Sarung tangan
Penutup kepala
Spuit injeksi
Kasa steril
Aqua pro
injection

10 cm
10 cm
1 mg 500 mg
15 cm
2x modul & 1x
modul
10 ml
10 x 10 cm +
30 cm

2
4
1 set
1 set
2

30 menit

1+1
3
3

5 cm

Panjang
Pendek
5 ml
10 ml
50 ml

4
4
1
2
1

Otoklaf

0,22 m

115C

Standar
Standar

3
1

Standar
Standar
Standar
10 ml
Standar

1
1
1
1
20

Otoklaf
115oC
Sudah steril
Sudah steril

100 ml

Otoklaf 121C

30 menit

30 menit
15 menit

B. Pencucian alat
Pencucian alat / wadah gelas serta peralatan laboratorium lain (huizinga)
1. Sikat dengan larutan tepol
2. Bilas dengan air kran
3. Semprot dengan uap dan tiriskan
4. Bilas dengan aquadem
5. Bilas dengan air suling yang baru dibuat (steril dan bebas pirogen)
6. Keringkan dengan posisi terbalik dalam oven
Pengeringan

1. Keringkan dalam oven dalam keadaan terbalik pada suhu 100 C, tidak
boleh terlalu lama kira-kira 15 menit (terutama gelas ukur, bahan yang
terbuat dari karet dan plastik)
2. Untuk menghindari debu dapat ditutup dengan kertas yang tenbus uap air
3. Wadah kecil harus benar-benar kering
Pencucian karet
1. Rendam dalam larutan HCl 2% selama 2 hari
2. Rendam dalam larutan tepol 1% dan Natrium Karbonat 0,5% selama 1 hari
3. Didihkan dalam larutan tersebut selama 15 menit, kemudian bilas dengan
aquadest
4. Ulangi dengan larutan yang baru
5. Ulangi sampai larutan jernih
6. Rendam dalam aquadest (dalam beaker glass yang ditutup kertas
perkamen) dan dicuci dengan otoklaf pada suhu 110 C selama 20 menit (1

atau 2 kali) sampai air rendaman jernih


Tahap-tahap pencucian karet dengan otoklaf pada suhu 110C selama 20 menit
adalah:
Waktu pemanasan
Waktu pengeluaran udara
Waktu menaik
Waktu suhu dipertahankan
Waktu menurun
Waktu pendinginan

: pk. 12.49 12.53


: pk. 12.53 13.00
: pk. 13.00 13.06
: pk. 13.06 13.26
: pk. 13.26 13.29
: pk. 13.29 13.44

( 4 menit )
( 7 menit )
( 6 menit )
( 20 menit )
( 3 menit )
( 15 menit )

Proses pencucian karet berlangsung dari pk. 12.49 13.44 ( 55 menit )


7. Bilas dengan spiritus dilutus (etanol 70%) air sampai jernih
8. Masukkan kantong kering rangkap dua dan sterilkan dalam otoklaf
C. Pembungkusan
Masing-masing alat dibungkus dalam kantong yang terbuat dari kertas perkamen dan
tuliskan nama alat dan nama kelompok.
D. Sterilisasi
Sterilisasi alat-alat dengan oven pada suhu 180C selama 30 menit (Kaca
arloji, beaker glass, labu Erlenmeyer, pengaduk kaca, pinset, tara dan wadah,
anak timbangan, sendok logam, ampul, kantong sampah). Tahap-tahap
sterilisasi adalah sebagai berikut:
Waktu pemanasan
Waktu kesetimbangan
Waktu pembinasaan

: pk. 13.36 14.13 ( 37 menit )


: pk. 14.13 14.13 ( 0 menit )
: pk. 14.13 14.43 ( 30 menit )
7

Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk. 14.43 14.43 ( 0 menit )


Waktu pendinginan
: pk. 14.43 14.58 ( 15 menit )

Proses sterilisasi berlangsung dari pk. 13.36 14.58

( 82 menit )

Sterilisasi alat-alat dengan otoklaf pada suhu 115C selama 30 menit (corong
kaca dan kertas saring, pipet tetes (panjang dan pendek), gelas ukur 5 ml,
gelas ukur 10 ml, gelas ukur 50 ml, filter dan holder. Tahap-tahap sterilisasi
adalah sebagai berikut :
Waktu pemanasan
: pk. 14.16 14.17
Waktu pengeluaran udara
: pk. 14.17 14.30
Waktu menaik
: pk. 14.30 14.32
Waktu kesetimbangan
: pk. 14.32 14.32
Waktu pembinasaan
: pk. 14.32 15.02
Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk. 15.02 15.02
Waktu menurun
: pk. 15.02 15.04
Waktu pendinginan
: pk. 15.04 15.19

( 1 menit )
( 13 menit )
( 2 menit )
( 0 menit )
( 30 menit )
( 0 menit )
( 2 menit )
( 15 menit )

Proses sterilisasi berlangsung dari pk.14.16 15.19 ( 63 menit )


Sterilisasi pelarut aqua pro injectio dengan otoklaf suhu 121C selama 15
menit.Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :
Waktu pemanasan
: pk. 13.53 13.54
Waktu pengeluaran udara
: pk. 13.54 14.01
Waktu menaik
: pk. 14.01 14.04
Waktu kesetimbangan
: pk. 14.04 14.06
Waktu pembinasaan
: pk. 14.06 14.21
Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk. 14.21 14.22
Waktu menurun
: pk. 14.22 14.26
Waktu pendinginan
: pk. 14.26 14.41

( 1 menit )
( 7 menit )
( 3 menit )
( 2 menit )
( 15 menit )
( 1 menit )
( 4 menit )
( 15 menit )

Proses sterilisasi berlangsung dari pk. 13.53 14.41 ( 48 menit )


Sterilisasi perlengkapan dengan otoklaf suhu 115oC selama 30 menit. Tahaptahap sterilisasi adalah sebagai berikut :
Waktu pemanasan
Waktu pengeluaran udara
Waktu menaik
Waktu kesetimbangan

: pk. 12.50 12.59 ( 9 menit )


: pk. 12.59 13.13 ( 14 menit )
: pk. 13.13 13.16 ( 3 menit )
: pk. 13.16 13.16 ( 0 menit)
8

Waktu pembinasaan
: pk. 13.16 13.46 ( 30 menit )
Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk. 13.46 13.46 ( 0 menit )
Waktu menurun
: pk. 13.46 13.52 ( 6 menit )
Waktu pendinginan
: pk. 13.52 14.07 ( 15 menit )
Proses sterilisasi berlangsung dari pk. 12.50 14.07 ( 77 menit )
Cara Kerja
Ruang II
1. Meja praktikum dibersihkan dengan cara disemprot dengan alkohol
70%, lalu dilap dengan kasa steril satu arah, setelah meja kering,
kemudian nyalakan api spritus.
2. Tara kaca arloji, timbang Diphenhidramin HCl 200 mg, tutup dengan

kaca arloji.
3. Tara kaca arloji, timbang NaCl 295 mg.
4. Tara kaca arloji, Timbang Na Metabisulfit 50 mg.
Ruang I (LAFC)
5. Colokkan kabel LAFC ke stop kontak.
6. LAFC dinyalakan dengan menekan tombol hitam.
7. Fan dinyalakan, kemudian dinyalakan lampu UV minimal 15-30
menit.
8. Setelah 15-30 menit lampu UV diganti dengan lampu neon.
9. LAFC dibersihkan dengan menyemprot alkohol 70% dan dilap
dengan kasa steril satu arah (sisi kanan, kiri, depan ada 2 sisi, dan
meja kerja).
10. Semprot sarung tangan, semprot semua alat yang telah disterilkan
(termasuk lampu spiritus) dengan alkohol 70%, masukkan alat
tersebut satu per satu ke dalam LAFC, masukkan juga bahan yang
telah ditimbang ke dalam LAFC, apabila saat bekerja tangan keluar
dari LAFC, sebelum masuk kembali semprot tangan dengan alcohol
70%.
11. Lakukan pengenceran Na Metabisulfit 50 mg (kelarutan 1 : 1 dalam
air) (HPE 5th, p.690)
a. Tara kaca arloji, timbang 50 mg Na Metabisulfit, masukkan ke
dalam beaker gelas 50 ml.
b. Ukur 10 ml larutan aqua pro injeksi dengan gelas ukur 10 ml.
c. a + b aduk ad larut di beaker gelas 50 ml.
d. c diukur dengan gelas ukur 10 ml sebanyak 1 ml, (Pengenceran :
1 ml / 10 ml x 50 mg = 5 mg).
e. d diadkan 10 ml dengan aqua pro injection di gelas ukur 10 ml.
9

f. e diukur sebanyak 8 ml dengan gelas ukur 10 ml, kemudian


pindahkan ke beaker glass 50 ml (Pengenceran : 4 mg / 5 mg x
10 ml = 8 ml).
12. Diphenhidramin HCl 200 mg + Na metabisulfit 8 ml, campur di
beaker gelas 100 ml (kelarutan 1 : 1 dalam air). (MD 28th, p. 1311)
13. Melarutkan NaCl (kelarutan 1 : 2,8). (MD 28th, p. 1159)
a. Ukur aqua pro injection sebanyak 5 ml dengan gelas ukur 10 ml
b. 295 mg NaCl dimasukkan ke dalam beaker gelas 50 ml
c. b + a campur ad homogen, aduk ad larut di beaker gelas 50 ml
14. 12 + 13c, campur ad homogen di beaker gelas 100 ml.
15. Lakukan pengecekkan pH dengan indikator universal.
pH sediaan setelah pengecekkan = 7
16. 14 di ad kan 40 ml di gelas ukur 50 ml.
17. 16 disaring dengan corong yang dilapisi membran filter ukuran 0,22
m (kertas saring), tampung di dalam labu Erlenmeyer, pindahkan
ke beaker glass 100 ml.
18. 17 diambil 9,5 ml kemudian difiltrasi dengan membrane filter 0,22
m ditampung dalam vial coklat, lalu ditutup dengan karet yang
sesuai.
19. 18 diikat champagne 1 kali, tutup dengan aluminium foil, ditali pita
pada leher vial.
Sediaan yang berhasil dibuat = 3 vial
20. Lakukan bubble point test
a. Lepas jarum spuit injeksi, lalu diisi dengan udara 10 ml ke
dalam spuit injeksi.
b. Pasang filter holder yang telah digunakan (didalamnya ada
membran filter yang masih basah 0,22 m).
c. Siapkan beaker gelas yang berisi aqua pro injeksi.
d. Filter holder dicelupkan ke dalam aqua pro injeksi pada bagian
tengah secara tegak lurus.
e. Tekan pelan-pelan spuit injeksi yang berisi udara, hingga keluar
gelembung udara pertama (gelembung bergerak ke permukaan),
tahan dan baca sisa udara di spuit injeksi.
f. Ciri ciri gelembung udara : bergerak ke permukaan air (keluar
dari samping membrane filter).
g. Apabila sisa udara dalam spuit injeksi 2 ml, maka ukuran pori
pori terbesar adalah benar-benar 0,2 m. Apabila sisa udara

10

lebih dari 0,2 m ada kemungkinan sediaan jadi tidak steril atau
pemasangan membran filter tidak tepat.
h. Apabila gelembung udara yang keluar bukan dari bagian bawah
filter holder melainkan dari samping, maka cara pemasangan
alat tidak tepat.
21. Beri etiket dan brosur, kemudian masukkan ke dalam kemasan sekunder.

IV. PEMBAHASAN, KESIMPULAN dan SARAN


1. Pembahasan
Teknik aseptik adalah teknik yang dipakai untuk mencegah masuknya
kontaminan kedalam sediaan yang dibuat. Beberapta sediaan steril yang dibuat
dengan metode aseptik berupa produk steril yang tidak bisa disterilkan dalam
wadah akhir, produk yang disterilkan dengan metode filtrasi, uji sterilitas produk
steril dan iv admixture.
Pada praktikum ini, teknik aseptik digunakan untuk membuat sediaan
steril diphenhidramine HCl. Diphenhidramine HCl tidak stabil pada suhu yang
tinggi sehingga dalam pembuatannya digunakan sterilisasi filtrasi dengan metode
aseptik.
Diphenhidramin HCl mempunyai kelarutan 1:1 dalam air ; 1:2 dalam
etanol ; 1:50 dalam aseton; 1:2 dalam kloroform; tidak larut dalam eter.
Diphenhidramin HCl sangat mudah larut dalam air sehingga digunakan aqua pro
injeksi sebagai pelarut. Selain itu diphenhidramin HCl tidak stabil terhadap suhu,
melebur pada suhu 1670C 1720C , stabil pada pH 4 - 6, dan tidak stabil terhadap
udara. Dari hasil sediaan steril injeksi Diphenhidramin HCl yang dibuat, pH yang
dihasilkan 7,0. Penambahan NaCl bertujuan agar sediaan injeksi diphenhidramin
11

HCl isotonis dengan tubuh. Selain itu, Diphenhidramin HCl tidak stabil terhadap
cahaya, sehingga sediaan disimpan dalam wadah vial coklat dan untuk
melindungi dari cahaya dikemas lagi dalam wadah sekunder. Pemilihan vial
berdasarkan sediaan diphenhidramin HCl yang akan dibuat yaitu berupa single
dose dan multiple dose. Pada sediaan diphenhidramin single dose, dapat dilakukan
pengemasan dengan ampul coklat.
Sebelum membuat sediaan, perlu dilakukan sterilisasi alat-alat dan pelarut
yang digunakan. Sterilisasi perlengkapan dilakukan dengan sterilisasi pemanasan
kering dan sterilisasi pemanasan basah. Pada praktikum metode sterilisasi
pemanasan kering menggunakan oven, dilakukan pada suhu 180oC selama 30
menit. Alat-alat yang disterilisasi dengan oven adalah kaca arloji, beaker gelas,
sendok logam/porcelin, tara dan wadah, pengaduk kaca, pinset, labu Erlenmeyer,
anak timbangan, dan vial coklat. Sedangkan alat-alat yang disterilisasi dengan
otoklaf (metode sterilisasi pemanasan basah) adalah gelas ukur, filter dan holder,
pipet tetes, corong dan kertas saring, jas praktikum, masker, penutup kepala, dan
sarung tangan. Sterilisasi ini dilakukan pada suhu 115 oC selama 30 menit. Untuk
spuit injeksi, tidak perlu disterilkan karena sudah steril. Pelarut aqua pro injeksi,
juga disterilkan dengan otoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
Pada ruang kelas II dilakukan penimbangan Diphenhidramin HCl yang
bersifat higroskopis, sehingga perlu ditutup dengan kaca arloji sehingga tidak
teroksidasi dan merubah kestabilan zat aktif, selain itu juga dilakukan
penimbangan Na metabisulfit sebagai antioksidan dan NaCl sebagai pengisotonis.
Setelah itu dilanjutkan pada ruang kelas I yang dilengkapi dengan LAFC
(Laminar Air Flow Cabinet). Sebelumnya, LAFC sudah disterilkan dengan cara
radiasi dengan lampu UV selama 15 menit yang kemudian lampu UV diganti
dengan lampu neon dengan tujuan sebagai penerangan dan berbahaya bagi
operator jika terpapar lampu UV dalam jangka waktu yang lama.
Kemudian LAFC dibersihkan dengan alkohol 70% lalu lap dengan kasa
steril satu arah. Api spiritus disemprot dengan alkohol 70%, dimasukkan LAFC
dan dinyalakan, begitu juga untuk alat-alat perlu disemprot terlebih dahulu satu

12

per satu sebelum dimasukkan ke dalam LAFC. Bahan-bahan yang telah ditimbang
di ruang kelas II dimasukkan LAFC tanpa disemprot dengan alkohol 70%.
Pengenceran Na Metabisulfit dilakukan karena minimal penimbangan
pada timbangan milligram adalah 50 mg sedangkan Na Metabisulfit yang
diperlukan hanya 4 mg. Setelah itu dilarutkan Na metabisulfit yang telah
ditimbang tadi dengan aqua pro injeksi sebanyak 10 ml, kemudian ditambahkan
diphenhidramin HCl kedalam larutan Na Metabisulfit dan diaduk sampai
homogen. NaCl yang telah ditimbang dilarutkan dengan aqua pro injeksi
sebanyak 5 ml, dan kemudian dicampurkan dengan larutan Na metabisulfit dan
diphenhidramin HCl, campuran diaduk sampai homogen. setelah semua
tercampur maka larutan di cek pH dan di ad kan dengan aqua pro injeksi sampai
40 ml.
Setelah volume yang diinginkan tercapai, dilakukan penyaringan
menggunakan filter dan holder untuk menyaring partikel-partikel yang berukuran
besar. Larutan yang telah disaring kemudian diambil sebanyak 9,5 ml dengan
filter holder + spuit injeksi (ukuran membran filter 0,2 m) dan kemudian larutan
dimasukkan ke dalam vial. Vial ditutup dengan karet yang sesuai, lalu diikat
champagne sebanyak satu kali, ditutup lagi dengan aluminium foil untuk
mencegah kebocoran, dan kemudian leher vial diikat lagi dengan tali agar vial
benar-benar tertutup dengan rapat. Vial yang berhasil dibuat pada praktikum ini
yaitu sebanyak 3 vial.
Selanjutnya, dilakukan uji bubble point test untuk mengukur ukuran poripori maksimum pada suatu membran filter dengan cara mengisi spuit dengan
udara sebanyak 10 ml, kemudian dipasang filter holder yang telah digunakan yang
didalamnya terdapat membran filter dengan ukuran pori-pori 0,22 m, lalu filter
holder dicelupkan ke dalam aqua pro injeksi didalam beker glass yang telah
disiapkan sebelumnya dengan posisi spuit injeksi tegak lurus kemudian menekan
pelan-pelan spuit injeksi yang berisi udara hingga keluar gelembung udara
pertama kali dari bawah filter holder.
Pada uji bubble point test, gelembung udara yang pertama kali keluar dari
bawah filter holder menyisakan udara sebanyak 7 ml pada spuit injeksi. Ukuran
13

pori-pori maksimum yang diinginkan adalah 0,2 m dimana ukuran pori-pori


tersebut merupakan ukuran yang cukup efektif untuk menyaring mikroorganisme
dan dapat diamati dari sisa udara pada spuit injeksi. Apabila sisa udara dalam
spuit injeksi 2 ml, maka ukuran pori pori terbesar adalah benar-benar 0,2 m.
Sedangkan sisa udara pada spuit hasil bubble point test adalah 7 ml (lebih besar
dari 2 ml) sehingga dapat disimpulkan bahwa membran filter yang dipasang
kurang tepat dan dapat menyebabkan sediaan menjadi tidak steril.
2. Kesimpulan dan Saran
- Diphenhidramin HCl merupakan bahan yang tidak stabil terhadap udara
sehingga pada proses pembuatannya diperlukan perhatian khusus untuk
mencegah berinteraksinya udara dengan diphenhidramin HCl, salah satu
caranya adalah menutup zat aktif tersebut dengan kaca arloji selama
pembuatan sediaan ataupun dengan menambahkan antioksidan seperti Na
-

metabisulfit pada sediaan untuk mencegah terjadinya oksidasi


Pembuatan sediaan injeksi diphenhidramin dilakukan dengan metode teknik
aseptik dan sterilisasi sediaan dilakukan dengan metode filtrasi karena

Diphenhidramin HCl tidak stabil pada suhu tinggi


Pengerjaan harus seaseptik mungkin agar sediaan yang telah jadi terjamin

sterilitasnya.
Pemasangan filter holder harus dilakukan dengan tepat untuk menghindari
kebocoran dan kontaminasi sediaan.

14

V. WADAH
Vial coklat 10 ml, kemasan sekunder, brosur, dan label / etiket.

KEMASAN SEKUNDER

KOMPOSISI :
Diphenhydramin HCl 0,5%

KETERANGAN LEN

INDIKASI :
Kondisi alergi termasuk urtikaria dan angioedema rhinitis dan konjungtivitis, dan gangguan kulit pruritus, juga sebagai antiemetik, untuk terapi mual muntah akibat mabuk perjalanan dan pengo

SIMPAN DI TEMPAT

No. Reg :
No. Batch
Manuf Dat
Exp. Date

HARUS DENGAN
RESEP DOKTER

I. ABEL & BROSUR


LABEL

15

BROSUR

Single Dose
Vial 9 mL

KOMPOSISI :
Diphenhydramin HCl 0,5 %
INDIKASI :
Suatu derivat monoethanol-amin yang berkhasiat sebagai antihistamin
yang disertai efek sedatif dan muskarinik, untuk mengobati kondisi
alergi termasuk urtikaria dan angioedema, rhinitis dan konjungtivitis,
dan gangguan kulit pruritus, juga sebagai antiemetik, untuk terapi
mual muntah akibat mabuk perjalanan dan pengobatan vertigo, serta
sebagai tambahan dalam pengobatan syok anafilaktik yang mendesak.
DOSIS :
Intravena, Intramuskular
Dewasa` : 10 - 50 mg sehari, jika diperlukan dapat ditingkatkan hingga
100 mg
sehari, maksimum 400 mg sehari
Anak-anak : 5 mg/kg sehari
EFEK SAMPING :
Depresi CNS dengan efek bervariasi mulai dari mengantuk sampai
tertidur, sakit kepala, pelemahan psikomotor, dan efek antimuskarinik
seperti mual, muntah, diare atau nyeri epigastrik, reaksi
hipersensitivitas dan kemerahan
KONTRA INDIKASI :
Penderita asma, bayi prematur atau bayi baru lahir, ibu hamil dan
menyusui.
INTERAKSI OBAT :
Dengan Amphotericin B, Cefmetazole sodium, Cefalotin sodium,
Hydrocortisone sodium succinate, golongan barbiturat sodium, larutan
alkali dan asam kuat
PERHATIAN :
Hindari mengendarai kendaraan bermotor dan mengoperasikan mesin.
Tidak dianjurkan untuk penderita glaukoma, wanita hamil, dan pasien
yang sensitif ,hati-hati untuk keadaan retensi urine, hipertrofi prostat
KEMASAN : 1 dos berisi 1 vial 9 mL
CARA PENYIMPANAN : Simpan di tempat yang sejuk
No. Reg: DKL 7414556728A1
No. Batch: 2435
Manuf Date : Oktober 2015
Exp. Date: Oktober 2018

HARUS
DENGAN
RESEP

Diproduksi oleh :

16

Anda mungkin juga menyukai