Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016
Khotbah Pertama
.
.
.
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Alquran) kepada hambaNya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam dan Dia telah menciptakan
segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam serta berkahilah hambamu dan Rasulmu
Muhammad, juga kepada keluarganya, para sahabatnya dan seluruh pengikut-pengikutnya
Muslimin Rahimakumullah
Diantara kita mungkin pernah terlontar sebuah pertanyaan, sehubungan dengan makin
maraknya obat-obat tradisional atau yang sering disebut sebagai obat-obat herbal, juga
semakin beragamnya jenis obat-obat medis yang diproduksi oleh berbagai perusahaan
farmasi, mungkin kita bertanya, Mana yang lebih baik, obat kimia atau obat tradisional ?.
Hadirin
Pertanyaan singkat ini kalau dikembangkan dan dilakukan penyelidikan lebih jauh,
tentu akan mengundang pembahasan yang cukup rumit dan panjang, kebanyakan kita
belakangan ini seolah tertanam dalam pikiran suatu anggapan bahwa obat-obat yang berasal
dari alam (herbal), lebih aman untuk dikonsumsi, karena tidak mengandung efek samping,
dibanding dengan obat-obatan kimiawi. Anggapan ini muncul, mungkin karena dipengaruhi
Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya,
didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.
Kemudian, sabda Rasulullah SAW. :
Hendaklah kalian menggunakan dua terapi penyembuhan penyakit, yaitu madu dan AlQuran (HR. Ibnu Majah dan Hakim).
Muslimin Rahimakumullah
Beberapa obat tradisional/herbal lainnya yang mendapat rekomendasi dari Rasulullah
SAW. sebagaimana sabda beliau, diantaranya sebagai berikut :
Dua obat dasar (obat yang manjur) adalah lidah buaya dan seledri (HR. Abu Daud).
Kurma ajwah adalah obat yang sangat baik (HR. Abu Nuaim).
Makanlah minyak zaitun dan balurkanlah pada tubuh. Ia suci dan diberkahi (HR. Ibnu
Majah dan Tirmidzi).
Makanlah zabib ( anggur yang sudah dikeringkan/kismis) tetapi buanglah bijinya, karena bijinya mengandung penyakit, sedangkan daging buahnya mengandung penyembuhan
(HR. As-Suyuthi).
Buah delima dan kulitnya memperkuat pencernaan pada perut (HR. Abu Nuaim).
Buah jeruk sangat bermanfaat. Ia merupakan stimulan dan berguna bagi jantung (HR. AdDailami).
Banyaklah lagi sebenarnya obat tradisional/herbal yang direkomendasikan oleh
Rasulullah SAW. yang tidak mungkin kita sebutkan satu persatu secara lengkap dalam
kesempatan khutbah ini.
Maaasyiral Muslimin Sidang Jumat Rahimakumullah
Sebuah potret memprihatinkan, ketika Thibbun Nabawi dan dunia medis modern
diletakkan dalam kutub yang berseberangan. Salah satu pihak mengklaim lebih unggul dibanding yang lain. Keprihatinan yang demikian dalam ini, ternyata sampai pada titik yang
menghasilkan sebuah pertanyaan, Mungkinkah Thibbun Nabawi dan dunia medis modern
bersatu padu dan bekerja sama dengan harmonis untuk tampil menjadi sebuah formula yang
mampu menjawab tantangan umat hari ini?.
Hadirin
Semestinya pertanyaan seperti ini tidak perlu dimunculkan, manakala kita mampu
bersikap bijak dalam memandang persoalan secara menyeluruh. Mengapa? Karena Thibbun
Nabawi dan dunia medis modern adalah dua metode pengobatan yang tak perlu dipisahkan
dalam wadah yang berbeda.
Kalau kita membuka sejarah bahwa pesatnya perkembangan medis modern
sebenarnya tidak bisa dipisahkan dari peran tokoh pengobatan seperti Ibnu Sina dan ilmuan
Muslim lainnya, yang justru menjadikan hadits-hadits Nabi seputar pengobatan menjadi
inspirasi untuk menyingkap tabir dunia pengobatan medis modern yang hingga terus
berkembang sampai hari ini. Dari uraian ini dapatlah kita simpulkan bahwa pengobatan
dengan Thibbun Nabawi maupun pengobatan dengan medis modern, sebenarnya sama-sama
bertumpu pada anjuran Rasulullah SAW.
Seperti disebutkan dalam QS Al-Syuara 80-81
Artinya: Dan apabila aku sakit, Dia (Allah) yang menyembuhkan daku. Dan Dia (Allah) yang
akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali).
Maaasyiral Muslimin Sidang Jumat Rahimakumullah
Kalau kita telusuri secara seksama, resep Nabi yang terkemas dalam Thibbun Nabawi,
kebanyakan bersifat makanan dan minuman dan tidak spesifik untuk penyakit tertentu,
karena di zaman Nabi belum ditemui teori-teori tentang penyakit. Hampir semua teori tentang
penyakit diperoleh dari hasil penelitian atau pengamatan manusia, jauh setelah Nabi wafat.
Oleh karena itu, resep Nabi dalam bidang kesehatan modern, dikategorikan ke dalam
bidang nutrisi atau gizi, sehingga resep Nabi dalam hal pengobatan dapat dikonsumsi tidak
saja ketika sakit, tetapi juga dikonsumsi selagi sehat. Contoh, Rasulullah minum madu setiap
pagi, tentu dilakukan pada saat sakit maupun sehat.
Kasus-kasus yang sering terjadi dalam dunia medis modern, dimana banyak kasus
penyakit degeneratif atau gangguan metabolisme tubuh, secara pengobatan modern kriteria
sembuhnya memang terkontrol dengan frekuensi kambuh berkurang, namun tidak sembuh total seperti sebelum sakit. Artinya, kemungkinan terserang penyakit tersebut pada masa-masa
mendatang mungkin saja terjadi. Nah, di sinilah obat tradisional Thibbun Nabawi biasanya
diperlukan, untuk mencegah kambuhnya penyakit tersebut.
Ketika seorang penderita tekanan darah tinggi, dengan minum secara terus menerus
obat anti hipertensi, ternyata tekanan darahnya tetap tidak normal, atau normalnya ketika
minum obat saja, maka resep Nabi berupa obat tradisional mungkin cukup membantu.
Demikianlah, ternyata baik obat tradisional yang direkomendasikan oleh Rasulullah
maupun obat medis modern, kedua-duanya sangat diperlukan oleh kita. Karenanya
pergunakanlah dengan sebaik-baiknya sesuai dengan yang diresepkan oleh ahlinya.
Semoga Allah SWT. selalu memberikan kesehatan baik lahir maupun batin kepada
kita semua, sehingga kita dapat meningkatkan pe-ngabdian kita kepada-Nyadan pengabdian
kita kepada sesama. Amin ya Rabbal alamin.
KHOTBAH KEDUA
.
.
Hadirin marilah kita akhiri khotbah jumat ini dengan berdoa bersama-sama. Semoga
Allah SWT mengabulkan. Amin