Anda di halaman 1dari 15

PERCOBAAN I

CARA MENGOPERASIKAN SPECTRONIC


I.Hari,Tanggal : Jumat, 10 oktober 2014
II. Tujuan

Dapat memakai alat spectronic-20


Mengetahui prinsip dasar dari spectronic-20

III. Teori
Spektronik 20 adalah suatu alat yang mempunyai rentang panjang
gelombang dari 340 nm sampai 600 nm. Alat ini hanya dapat mengukur
absorbansi dengan sampel larutan yang berwarna. Sehingga apabila didapatkan
sampel yang tidak berwarna maka sampel itu harus dikomplekkan sehingga
sampel itu dapat berwarna. Larutan yang berwarna dalam tabung reaksi khusus
dimasukan ke tempat cuplikan dan absorbansi atau persen transmitansi dapat
dibaca pada sekala pembacaan.
Sistem optik dari alat ini dapat dikembangkan sebagai berikut: sumber
cahaya berupa lampu tungsten akan memancarkan sinar polikromatik. Setelah
melewati pengatur panjang gelombang, hanya sinar yang mono kromatik
dilewatkan ke larutan dan sinar yang melewati larutan dideteksi oleh foto detektor.
Basset J et al. 1994.
Bagian-bagian penting Spectronic 20 dan fungsinya adalah sebagai
berikut:
1. Power switch / Zero Control, berfungsi untuk menghidupkan alat (yang
ditunjukkan oleh nyala lampu Pilot Lamp) dan pengatur posisi jarum penunjuk
(meter) pada angka 0,00% T pada saat Sample Compartement kosong dan ditutup
2. Transmittance / Absorbance Control, berfungsi untuk mengatur posisi jarum
meter pada angka 100% T pada saat kuvet yang berisi larutan blanko berada
dalam Sample Compartement dan ditutup.

3. Sample Compartement berfungsi untuk menempatkan larutan dalam kuvet pada


saat pengukuran. Selama pembacaan, Sample Compartement harus dalam keadaan
tertutup.
4. Wavelength Control berfungsi untuk mengatur panjang gelombang (l) yang
dikehendaki yang terbaca melalui jendela sebelahnya.
5. Pilot Lamp (nyala) berfungsi untuk mengetahui kesiapan instrumen.
6. Meter berfungsi untuk membaca posisi jarum penunjuk absorbansi dan atau
transmitansi.
Eka,2007
Larutan yang berwarna dalam tabung reaksi khusus dimasukkan ke tempat
cuplikan dan absorbansi atau persen transmittan dapat dibaca pada skala
pembacaan. Sistem optic dari alat ini dapat digambarkan sebagai berikut : Sumber
cahaya berupa lampu tungsten akan memancarkan sinar polikhromatik. Setelah
melewati pengatur panjang gelombang, hanya sinar yang monokhromatik
dilewatkan ke larutan dan sinar yang melewati larutan dideteksi oleh fotodetektor.
Mathias,2005
Penggunaan Spectronic 20 :
1. Nyalakan alat spectronic 20 dengan tombol 1 (gambar 1.1) bila aliran
listrik sudah dihubungkan dengan arus AC 220V. Nyala merah dari lampu
indicator (3) menandakan adanya arus yang mengalir. Biarkan kurang
lebih 15 menit untuk memanaskan alat.
2. Pilih panjang gelombang yang akan dipakai dengan cara memutar
pengatur panjang gelombang (4)
3. Atur meter ke pembacaan 0% T dengan memutar tombol (1)
4. Masukkan larutan blanko (biasanya aquadest) dalam tabung khusus ke
tempat cuplikan (2)
5. Atur meter ke pembacaan 100% T dengan memutar tombol (5)
6. Ganti larutan blanko dengan larutan cuplikan dan baca absorbansi atau
persen transmittan yang ditunjukkan oleh jarum pada pembacaan A/T (6)

7. Kalau sudah selesai pengukuran padamkan alat dengan menggunakan


tombol (1)
Khopkar S. 1990.
Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri sinar tampak
adalah zat dalam bentuk larutan dan zat tersebut harus tampak berwarna. Jika
tidak berwarna maka larutan tersebut harus dijadikan berwarna dengan cara
memberi reagen tertentu yang spesifik. Reagen ini disebut reagen pembentuk
warna. Berikut adalah sifat-sifat yang harus dimiliki oleh reagen pembentuk
warna:
1) Kestabilan dalam larutan. Pereaksi-pereaksi yang berubah sifatnya dalam
waktu beberapa jam, dapat menyebabkan timbulnya semacam cendawan
bila disimpan. Oleh sebab itu harus dibuat baru dan kurva kalibarasi yang
baru harus dibuat saat setiap kali analisis.
2) Pembentukan warna yang dianalisis harus cepat.
3) Reaksi dengan komponen yang dianalisa harus berlangsung secara
stoikiometrik.
4) Pereaksi tidak boleh menyerap cahaya dalam spektrum dimana dilakukan
pengukuran.
5) Pereaksi harus selektif dan spesifik (khas) untuk komponen yang dianalisa,
sehingga warna yang terjadi benar-benar merupakan ukuran bagi
komponen tersebut saja.
6) Tidak boleh ada gangguan-gangguan dari komponen-komponen lain dalam
larutan yang dapat mengubah zat pereaksi atau komponen komponen yang
dianalisa menjadi suatu bentuk atau kompleks yang tidak berwarna,
7)

sehingga pembentukan warna yang dikehandaki tidak sempurna.


Pereaksi yang dipakai harus dapat menimbulkan hasil reaksi berwarna
yang dikehendaki dengan komponen yang dianalisa, dalam pelarut yang
dipakai.
Day R dan Underwood A. 2002.

IV. Prosedur Percobaann


4.1. Alat dan bahan
Alat
Spectronic-20
Alat Pengering
Tabung kuvet

Bahan

Larutan Blanko
Aquadest
Larutan berwarna
Larutan detergen
Air ledeng
Air aqua
Larutan CoCl2
4.2. Skema Kerja

Larutan Blanko

Dimasukkan ketempat sampel(kuvet) pada kompartemen no.2


Sebelumnya alat spectronic-20 telah dihidupkan dan dibiarkan
selama 5 menit
Dipilih panjang gelombang dan diatur meter kepembacaan 0% T
Diatur meter kepembacaan 100%
Diganti blanko dengan larutan berwarna lain
Dibaca absorbansi atau transmisi
Dimatikan alat menggunakan tombol 1

Hasil dan Pembahasan

Memilih tabung kuvet yang saling berpadanan (matched) untuk spectronic-20


Larutan detergen

Digunakan untuk merendam tabung kuvet dicuci tabung dengan air


ledeng lalu air aqua 0 m
Diisi masing-masing kuvet dengan larutan CoC2 dua pertiga bagian
Dipasang panjang gelombang 510 nm
Ditutupkan penutup tanpa ada tabung
Dinolkan jarum dengan memutar amplifier (0%T)
Dimasukkan salah satu tabung yang berisi larutan CoCl2
Ditutup, diatur tombol pengatur cahaya 90%T
Dimasukkan tabung-tabung berisi larutan CoCl2
Dicatat harga %T masing-masing
Dipilih kuvet yang selisihnya kurang dari 1%
Hasil Pengamatan

V. Hasil dan Pembahasan


5.1. Data dan Perhitungan

Panjang
Gelomban
g

1000 ppm
70 ppm
A
%T A
%T

60 ppm
A
%T

45 ppm
A
%T

35 ppm
A
%T

325 nm

2,51

0,3

2,345

0,5

2,30

0,5

2,36

0,4

2,2

0,5

335 nm

3,07

0,1

2,198

0,6

3
2,16

0,7

4
2,28

0,5

2,31

0,7

345 nm

1
3,61

2,141

0,7

2,09

0,8

5
2,29

0,5

6
2,04

0,9

355 nm

3
3,66

0,7

1
2,16

0,8

3
2,37

0,4

2,01

365 nm

9
2,75

0,1

1,775

1,7

1,69

3
2,06

0,9

6
1,53

2,9

375 nm

2
2,70

0,2

1,508

3,1

3
1,42

3,7

7
1,84

2,4

3
1,26

5,4

385 nm

7
2,69

0,5

1,008

9,8

8
0,94

11,3

1,30

4
0,81

15,4

395 nm

4
2,3

28,8

6
0,50

32,5

3
0,74

17,9

4
0,41

38,4

73,4

7
0,27

53,4

6
0,09

81

2
0,00

98,4

2
0,00

98,4

4,5

2,173

0,541

405 nm

1,34

56,

0,156

28,8

2
0,13

415 nm

4
0,24

8
98,

0,007 69,8

4
0,00

98,4

425 nm

6
0,00

3
98,

0,007

98,4

7
0,00

98,4

435 nm

7
0,00

1
98,

98,4

7
0,00

98,4

445 nm

8
0,00

1
98,

0,007

98,4

7
0,00

98,4

455 nm

8
0,00

1
98,

0,007

98,4

7
0,00

98,4

0,007

Perhitungan
1. 70 ppm

7. 1000 ppm. V1= 6 ppm .100

V1M1 = V2M2
2.
3. 1000 ppm. V1= 7 ppm .100
V1 = 7 ml
93 ml air + 7 ml larutan
5. 60 ppm
6.

V1 = 6 ml
93ml air + 6 ml larutan
9. 45 ppm

ml
4.

ml
8.

V1M1 = V2M2

V1M1 = V2M2
11. 1000 ppm. V1= 45 ppm .100
10.

ml

12.

V1 = 4,5 ml
95,5 ml air + 4,5 ml larutan
13. 35 ppm
14.

V1M1 = V2M2

15. 1000 ppm. V1= 35 ppm .100


ml
16.

V1 = 3,5ml

96,5 ml air + 3,5 ml larutan

17.
18.
19. 5.2. Pembahasan
20.

Pada praktikum ini dilakukan percobaan dengan judul

cara mengoperasikan spectronic. Spectrofotometri adalah suatu metode analisis


yang berdasarkan pada pengukuran sinar monokromatis oleh lajur larutan
berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan
monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacum phototube atau tabung
foton hampa.
21.

Menurut prosedur kerja larutan yang seharusnya digunakan

adalah larutan CoCl2 dengan konsentrasi 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15ppm dan 20
ppm. Tetapi karena larutan CoCl2 tidak berwarna saat telah dibuat maka larutan
diganti dengan K2CrO4 dan data pengamatan yang dipakai pada laporan ini adalah
data pengamatan yang diambil dari literatur. Konsentrasi yang digunakan adalah
1000 ppm, 70 ppm, 60 ppm, 45 ppm, dan 35 ppm. Data yang telah diperoleh
kemudian dibuat grafik dengan hubungan antara konsentrasi dengan nilai
absorbansi dan grafik hubungan antara transmitan dengan panjang gelombang
yang digunakan dimulai dengan 325 sampai 455 nm.
22. Panjang gelombang adalah jarak linear dari suatu titik pada satu
gelombang ketitik yang bersebelahan pada panjang gelombang berdekatan.
Panjang gelombang yang digunakan untuk melakukan analisis adalah
panjang gelombang dimana suatu zat memberikan penyerapan yang paling
tinggi maks. Hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi akan linear
(AC) apabila nilai absorbansi larutan antara 0,2-0,8 atau biasanya disebut
sebagai daerah berlaku hukum Lambert-Beer. Jika absorbansi yang
diperoleh lebih besar maka hubungan absorbansi tidak linear lagi. Data
penganmatan tersebut juga dibuat grafik dengan hubungan panjang
gelombang, absorbansi dan transmitan. Grafik ini kemudian digunakan
untuk menentukan panjang gelombang maksimum.
23.

Faktor-faktor

konsentrasi tidak linear adalah :

yang

menyebabkan

absorbansi

Vs

1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan


penggunaan blanko, yaitu larutan berisi selain komponen yang akan
dianalisis.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet memiliki kualitas yang lebih baik adalah
kuvet dari kuarsa.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi
sangat rendah atau sangat tinggi. Hal ini dapat diatur dengan
pengaturan konsentrasi.
24.
konsentrasi

Pada data pengamatan terlihat bahwa semakin rendah


maka

semakin

rendah

nilai

absorbansi.tetapi

pada

nilai

%T(transmitan) terlihat semakin tinggi dengan berkurangnya konsentrasi. Nilainilai pada data pengamatan tersebut telah sesuai dengan hukum lambert-beer yang
menyatakan hubungan intensitas antara absorban dengan konsentrasi larutananalit
berbanding terbalik dengan transmitan. Dalam hukum lambert beer ada beberapa
batasan, yaitu:
o Sinar yang digunakan dianggap monokromatis
o Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang memiliki penampang yang sama
o Senyawa menyerap pada larutan tersebut tidak bergantung terhadap yang lain
dalam larutan tersebut
o Tidak terjadi flourensi atau fotorisasi
o Index bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan
25.
1.
2.
3.
4.

Keuntungan dari spektrofotometer yaitu:

Penggunaanya luas
Selektivitas sedang hingga tinggi
Sensitivitas tinggi
Ketelitiannya baik
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.

35.
36.
37.
38. VI. Kesimpulan dan Saran
39. 6.1. Kesimpulan

Cara mengoperasikan spectronic-20 dengan menghubungkan nya dengan


arus listrik, tekan tombol power, dipilih panjang gelombang, diatur

kepembacaan 0 %T
Panjang gelombang yang dimiliki oleh spectronic-20 yaitu 340-600 nm
Prinsip hukum lambert-beer dimana nilai absorbansi akan berbanding
lurus dengan konsentrasi
40.

41. 6.2. Saran


42.

Untuk praktikum selanjutnya praktikan berharap agar alat


spectronic-20 ditambah supaya percobaan yang dilakukan lebih efisien dan
praktikan lebih memahami percobaan yang dilakukan. Praktikan juga
berharap agar larutan benar-benar disiapkan sesuai prosedur untuk
meminimalisir kegagalan.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.

58.
59.
60.
61.

Daftar Pustaka

62.
63. Day R dan Underwood A. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Penerjemah : Sopyan Iis. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari :
Quantitative Analysis Sixth Edition.
64. Basset J et al. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
65. Khopkar S. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta UI-Press
66. Mathias,Ahmad.2005.Spektrofotometri.Solo:Exata
67. Harjadi,W 1990.Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: UI-Press
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.

82.
83.
84. LAMPIRAN

grafik hubungan panjang gelombang dan absorbansi pada konsentrasi 1000 ppm
4
f(x) = - 0.03x + 13.89
R = 0.81

3
absorbansi

2
1

0
300 320 340 360 380 400 420 440 460 480
panjang gelombang

85.

grafik hubungan Panjang Gelombang dengan absorbansi pada konsentrasi 70 ppm


2.5
2
1.5

f(x) = - 0.02x + 9.75


R = 0.91

absorbansi 1
0.5
0
300 320 340 360 380 400 420 440 460 480
panjang gelombang

86.

grafik hubungan Panjang Gelombang dengan absorbansi pada konsentrasi 60 ppm


2.5
f(x) = - 0.02x + 9.54
R = 0.91

2
1.5
Absorbansi 1
0.5

0
300 320 340 360 380 400 420 440 460 480
panjang gelombang

87.
88.

grafik hubungan Panjang Gelombang dengan absorbansi pada konsentrasi 45 ppm


2.5
2

f(x) = - 0.03x + 11.98


R = 0.87

1.5
Absorbansi 1
0.5
0
320330340350360370380390400410420
Panjang Gelombang

89.

90.

grafik hubungan Panjang Gelombang dengan absorbansi pada konsentrasi 35 ppm


15
10
Absorbansi

5
0
300 320 f(x)
340=360 380 400 420 440 460 480
R = 0
panjang gelombang

Anda mungkin juga menyukai