A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pascapanen atau lepas panen merupakan suatu periode yang
dilewati oleh organ panenan suatu komoditi hortikultura setelah pemetikan
(dipanen). Setelah memasuki periode tersebut, pada organ panenan
mengalami perubahan metabolisme akibat dari terlepasnya hubungan
dengan tanaman induk dan akibat lingkungan yang dihadapinya. Masih
adanya
proses-proses
metabolisme
dikarenakan
organ
panenan
kualitatif.
Kehilangan
kuantitatif
seperti:
kehilangan
Permasalahan ini sangat penting karena pemahaman yang berbedabeda antar pelaku pemasaran. Sebagian berpendapat sesekali buah perlu
difluktuasikan suhunya, dari suhu dingin ke suhu ruang untuk dapat
mempertahankan mutunya dan memperpanjang masa simpannya. Jenis
komoditi buah secara individual berbeda ketahanannya terhadap
penurunan kualitas dan kerusakan. Rantai pemasaran yang panjang dengan
penanganan yang salah juga ikut menyebabkan buah yang sampai pada
konsumen akhir tidak sesegar buah asli.
Penanganan yang tidak optimal selama penyimpanan, transportasi
atau pada saat penjualan menyebabkan buah yang sampai ke konsumen
tidak sesegar buah aslinya dan sudah mengalami penurunan bobot dan
nilai gizi bahkan kadang-kadang telah terjadi pembusukan. Penanganan
yang tidak optimal selain disebabkan oleh fasilitas yang kurang memadai,
juga karena pengetahuan pelaku sangat kurang dalam melakukan
penanganan yang baik.
Manfaat praktikum pasca panen acara penurunan kualitas setelah
panen yaitu mahasiswa mengetahui bahwa produk hortikultura setelah
dipanen akan mengalami susut/kehilangan. Oleh karena itu, penanganan
pasca panen yang tepat mampu menghambat susut buah/kehilangan
produk hortikultura. Manfaat jangka panjang, mahasiswa mampu
mengelola pasca panen yang tepat sehingga mampu mengurangi susut
buah/kehilangan.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari praktikum acara 6 Susut Berat dan Kemunduran
Komoditi ini adalah:
a. Mengetahui susut berat dan kemunduran komoditi hortikultura yang
tidak disimpan dengan baik
b. Mengetahui perbandingan antara luas permukaan dan volume komoditi
hortikultura, dalam hubungannya dengan kecepatan susut beratnya
B. Tinjauan Pustaka
Sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu komoditas yang
dikonsumsi dalam bentuk segar. Akan tetapi komoditas tersebut sangatlah
rentan akan kerusakan karena memiliki kandungan air yang reatif tingggi.
Penanganan pasca panen melalui proses penyimpanan merupakan tindakan
yang banyak dilakukan untuk mempertahankan mutu dari sayuran dan buahbuahan tersebut. Penyimpanan dapat dilakukan dengan perlakuan suhu rendah
pada sayur dan buah. Penanganan lepas panen ini meliputi sortasi berdasarkan
mutu, sortasi berdasarkan ukuran dan pencucian bahan yang akan diawetkan.
Faktor lain yang juga mempengaruhi penyimpanan dengan suhu dingin adalah
suhu yang rendah relatif konstan selama penyimpanan, pra-pendinginan yang
dapat dilakukan (pendinginan dengan udara, pendinginan dengan air,
pendinginan dengan hampa udara, pendinginan dengan kotak es), kelembaban
nisbi dalam ruang simpan, dan sirkulasi udara dan jarak tumpuk bahan
(Murti 2009).
Tanaman sawi hijau (Brussica juncea L.) salah satu jenis sayuran yang
populer dan banyak dikonsumsi, karena sawi kaya akan sumber vitamin serta
mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Produksi sawi berkembang dari tahun ke
tahun dengan disertai luas penanaman yang juga meningkat. Pada tahun 2005,
luas panen 100.00 ha dengan produksi 1.150 ton, sedangkan pada tahun 2006
luas panen 253.00 ha dengan produksi 2.909 ton. Pemupukan yang tepat dan
benar akan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Peningkatan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu,
meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil (Anom 2008).
Beberapa bentuk kualitas yang perlu diperhatikan pada buah segar
yaitu: penampilan buah (kondisi luar buah), tekstur (firmness, crispness, dan
juiceness), flavor, serta kandungan nutrisi lainnya. Dari segi penampilan
termasuk didalamnya ukuran, bentuk, warna, dan ada tidaknya kerusakan dan
luka pada buah. Sedangkan yang dimaksud dengan flavor adalah pengukuran
tingkat kemanisan (sweetness), keasaman (acidity), astringency, rasa pahit
(bitterness), aroma, dan off-flavor. Kandungan nutrisi pada buah dapat berupa
kerusakan,
beberapa
insiden
kerusakan
phisiologi,
dan
Keterangan/ kondisi
Sempurna/ sangat baik, segar
Baik, kerusakan sangat kecil
Cukup, kerusakan sangat kecil
Buruk, kerusakan/ cacat seius tidak terjual
Bagian yang termakan batas
Tidak termakan sama sekali
DAFTAR PUSTAKA
Aksi Agraris Kanisius 2007. Petunjuk Praktik Bertanam Buah dan Sayur.
Kanisius. Jakarta
Anom, Edison 2008. Efek Pemberian Tricho-Kompos Jerami Padi Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi sawi Hijau (Brassica juncea L). SAGU
7(2):7-12.
Estiasih T, Indria P, Wenny B, Umi H 2011. Teknologi Pengolahan Pangan.
Universitas Brawijaya. Malang
Kader, Adel A., 2009. Postharvest Biology and Technology : An Overview. In
Kader, Adel A ., et.al. (Eds). Postharvest Technology of Horticultural
Crops. Cooperative Extension, University of California, Division of
Agriculture and Natural Resources.
Murti R 2009. Pola Pewarisan Karakter Buah Tomat. J. Zuriat. 15(2): 114-119.
Mutiarawati 2009. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Rineka Cipta. Jakarta.
Samad M.Y. 2006. Pengaruh Penanganan Pasca Panen Terhadap Mutu
Komoditas Hortikultura. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 8
No. 1 April 2006 Hlm. 31-36
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT.Gramedia. Jakarta