Anda di halaman 1dari 5

INTEGRASI POLITIK

Ivan Maresha Putra 0220150358

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


2016
MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Integrasi politik Teori integrasi internasional dianalogikan sebagai satu payung yang
memayungi berbagai pendekatan dan metode penerapan yaitu federalisme, pluralisme,
fungsionalisme, neo-fungsionalisme, dan regionalisme. Meskipun pendekatan ini sangat
dekat dengan kehidupan kita saat ini, tetapi hal ini rasanya masih sangat jauh dari
realisasinya (dalam pandangan state-sentris/idealis), sebagaimana sekarang banyak teoritisi
integrasi memfokuskan diri pada organisasi internasional dan bagaimana ia berubah dari
sekedar alat menjadi struktur dalam negara. Integrasi politik menunjuk pada sebuah proses
kepada atau sebuah produk akhir penyatuan politik di tingkat global atau regional di antara
unit-unit nasional yang terpisah.

Latar belakang inilah kemudian memberikan doktrin pada masyarakat bahwa politik adalah
sesuatu yang negative, atau hal yang disgusting (menjijikkan) mengingat politik tidak pernah
terlepas dari permasalahan-permasalahan baik politik, ekonomi, maupun sosial. Jika hal
sepenting politik dipandang sebagai sesuatu yang disgusting, maka tingkat kepercayaan
masyarakat pada anggota politisi pun rendah. Sehingga hubungan sosial antara masyarakat
dengan pemerintah terhambat dan program-program pemerintah pun tak dapat berjalan
dengan baik dan merata.

B.
1.
2.
3.
4.

Rumusan Masalah
Apakah yang disebut Integrasi Politik?
Apa saja definisi Integrasi Politik?
Bagaimanakah dimensi integrasi Politik itu?
Apa apa saja tipe tipe Integrasi Politik itu?

C.
1.
2.
3.

Tujuan Masalah
Memberi pengetahuan kepada pembaca hakikat integrasi politik
Memberi contoh dimensi integrasi politik
Menjelaskan tipe-tipe Integrasi Politik

BAB II
PEMBAHASAN

A. Integrasi Politik
Setiap Negara menghadapi masalah penciptaan identitas bersama untuk membentuk
suatu bangsa yang dirumuskan dalam system nilai yang di anut dan di hayati oleh suatu
masyarakat. Syarat berdirinya suatu Negara baik secara de facto maupun secara de jure
dimana adanya wilayah yang didiami oleh warga Negara, system pemerintahan, rakyat dan
pengakuan dari Negara lain belum cukup di sebut Negara. Negara harus mempunyai factor
penunjang yaitu adanya system nilai yang memiliki kekuataan menggerakkan warga Negara
kearah mana tujuan Negara hendak di capai.
Oleh sebab itu, harus ada pola yang menghubungkan antara emerintah dengan rakyat
yang di perintah atas dasar system nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Kenyataan itulah
yang harus disertakan ketika Negara hendak mengintegrasikan seluruh komponen bangsanya,
sedangkan yang dimaksud integrasi politik suatu bangsa hal ini adalah penyatuan masyarakat
dalam system politik.
Integrasi politik menunjuk pada sebuah proses kepada atau sebuah produk akhir penyatuan
politik di tingkat global atau regional di antara unit-unit nasional yang terpisah. Integrasi
politik sebagai sebuah proses di mana sekelompok masyarakat, yang pada awalnya
diorganisasikan dalam dua atau lebih negara bangsa yang mandiri, bersama-sama
mengangkat sebuah keseluruhan politik yang dalam beberapa pengertian dapat digambarkan
sebagai sebuah community

B. Dimensi Integrasi Politik

Integrasi mempunyai dua dimensi, antara lain: integrasi horizontal dan integrasi
vertikal. Dimensi vertikal dalam integrasi nasional bertujuan mengintegrasikan persepsi dan
prilaku elite dan masa dengan cara menghilangkan, mengurangi perbedaan kesenjangan
antara kelompok yang berpengaruh dengan yang dipengaruhi. Sedangkan dimensi horizontal
mengintegrasikan antara kelompok-kelompok dalam masyarakat, dengan cara menjembatani
perbedaan perbedaan yang ditimbulkan oleh factor-faktor teritorial/ kultur dengan
mengurangi kesenjangan yang ditimbulkan oleh factor-faktor tersebut.
Nazaruddin Sjamsudin mengatakan Integrasi lazim dikonsepsikan sebagai suatu
proses ketika kelompok sosial tertentu dalam masyarakat saling menjaga keseimbangan untuk
mewujudkan kedekatan hubungan-hubungan social, ekonomi, politik. Kelompok-kelompok
sosial tersebut bisa terwujud atas dasar agama dankepercayaan, suku, ras dan kelas. Konsepsi
tersebut mengisyaratkan bahwa integrasi tercipta melalui proses interaksi dan komunikasi
yang intensif (dengan tetap mengakui adanya perbedaan. Kemudian jalan menuju proses
intagrasi tidak selalu lancar atau mulus seringkali menemukan hambatan-hambatan , itu jelas

ada seperti adanya primordialisme, suku, ras, agama dan bahasa. Dalam setiap kebijakan
pemerintah selalu ada reaksi setuju dan tidak setuju, hal tersebut adalah wajar apabila suatu
negara dibentuk dari suatu masyarakat yang majemuk, ada yang merasa diuntungkan dan ada
yang merasa dirugikan okeh kebijakan tersebut. Kelompok yang merasa dirugikan dengan
adanya kebijakan tersebut akan merasa tidak puas maka kelompok tersebut akam
menyalurkan kekecewaannya dalam masyarakat melalui kelompok-kelompok yang ada
didalammya.Integrasi masyarakat dalam negara dapat tercapai apabila :
1) Terciptanya kesepakatan dari sebagian besar anggotanya terhadap nilai-nilai social tertentu
yang bersifat fundamental dan krusial
2) Sebagian besar anggotanya terhimpun dalam berbagai unit socialyang saling mengawasi
dalam aspek-aspek sosial yang potensial.
3) Terjadinya saling ketergantungan diantara kelompok-kelompok sosial yang terhimpun
didalam pemenuhan kebutuhan ekonomi secara menyeluruh

C.

1.

1)
2)
3)
4)
5)

Tipe-tipe Intergrasi Politik

Setiap Negara menghadapi masalah penciptaan identitas bersama untuk membentuk


suatu bangsa yang dirumuskan dalam system nilai yang di anut dan di hayati oleh suatu
masyarakat[11]. Syarat berdirinya suatu Negara baik secara de facto maupun secara de jure
dimana adanya wilayah yang didiami oleh warga Negara, system pemerintahan, rakyat dan
pengakuan dari Negara lain belum cukup di sebut Negara. Negara harus mempunyai factor
penunjang yaitu adanya system nilai yang memiliki kekuataan menggerakkan warga Negara
kearah mana tujuan Negara hendak di capai.
Oleh sebab itu, harus ada pola yang menghubungkan antara emerintah dengan rakyat
yang di perintah atas dasar system nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Kenyataan itulah
yang harus disertakan ketika Negara hendak mengintegrasikan seluruh komponen bangsanya,
sedangkan yang dimaksud integrasi politik suatu bangsa hal ini adalah penyatuan masyarakat
dalam system politik. Merujuk pada tulisan ramlan surbakti, integrasi politik dibagi menjadi 4
jenis yaitu :
Integrasi bangsa
Integrasi bangsa merupakan penyatuan berbagai kelompok social budaya ke dalam
satu kesatuan wilayah ke dalam suatu identitas nasional.
Berbagai suku, pengguna bahasa, penganut adat & agama dan ideology yang berbeda perlu
disatukan dalam sebuah kesatuan yang utuh.
Dalam hal ini, cliford geertz mengemukakan bahwa pada dasarnya ada lima pola keragaman
primordial dalam masyarakat majemuk yaitu :
Pola kelompok dominan dan minoritas
Pola kelompok sentral dengan beberapa kelompok menengah yang agak menentang
Pola tidak ada kelompok dominan
Pola kelompok budaya yang seimbang
Pola berdasarkan pembagian etnik yang terdiri dari banyak kelompok kecil.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang jika mengikuti pendapat Geertz
tergolong kelompok sentral dengan beberapa kelompok menengah yang menetang yaitu jawa
dan luar jawa. Akan tetapi bahasa yang digunakan tidak memakai bahasa jawa melainkan
bahasa melayu. Indonesia menemph kebijakan yaitu penciptaan suatu kebudayaan nasional
yang disebut prinsip bhinneka tunggal ika. Namun asumsi ini tidak benar karena lebih di
dominasi oleh kebudayaan jawa. Seperti simbol-simbol, lambang Negara, dan kebiasaaan
politik yang selalu memakai symbol jawa.
2. Integrasi wilayah
Integrasi wilayah adalah pembentukan kewenangan nasional terhadap wilayah atau
daerah politik yang lebih kecil yang mungkin berdasarkan kelompok social budaya tertentu.
Salah satu problema yang di hadapi oleh pemerintah dalam Negara-negara yang baru
terbentuk adalah pembentukan pemerintah pusat yang menguasai seluruh wilayah &
penduduk yang ada dalam batas wilayah tersebut.
Pengertian Negara ditujukan pada adanya pusat kekuasaan yang menguasai wilayah-wilayah
yang menjadi batas wilayahnya, sedangkan pengertian bangsa lebih menunjukkan pada
kesamaan pada warga mendiami wilaah Negara tersebut.
Jadi integrasi wilayah suatu Negara erat kaitannya dengan pembinaan negara dan integrasi
bangsa berhubungan dengan pembinaan bangsa.
3. Integrasi nilai
Integrasi nilai dipahami sebagai persetujuan bersama mengenai tujuan & prinsip dasar politik,
prosedur pemecahan masalah bersama dan penyelesaian konflik pada masyarakat itu sendiri.
System nilai tersebut biasanya dirumuskan dalam konstitusi Negara yang bersangkutan.
Misalnya Indonesia sebagai Negara yang mendasarkan pada pancasila dan UUD 1945
maka dua dasar Negara tersebut menjadi dasar bagi integritas nilai-nilai yang dirangkum dari
keanekaragaman system nilai-nilai yang dirangkum dari keanekaragaman system nilai dari
berbagai daerah dan masyarakat yang beragam itu. Oleh sebab itu kedua dasar ideologi
konstitusional tersebut dijadikan pijakan dalam setiap menentukan tujuan & dasar negara.
4. Integrasi elite
Integrasi dengan khalayak adalah upaya untuk menghubungkan antara kaum elite dengan
khalayak atau rakyat yang diperintah. Bentuk hubungan ini dipahami dalam artian pertautan
antara sistem nilai yang diusung oleh pemerintah itu sejalan atau tidak dengan kehendak
masyarakat. Sebab dasar dari pengaruh tersebut terdapat pada sumber-sumber pengaruh yang
dimiliki penguasa.
Kewenangan adalah bentuk kekuasaan penguasa kepada pihak yang dikuasai. Inilah
perbedaan pemerintahan negara jajahan dengan pemerintah negara merdeka. Jika negara
jajahan terdapat hubungan pemerintah dengan yang diperintah namun bentuk kepatuhan
rakyat yang diperintah tidak didasarkan pada nilai yang disepakati bersama.
Sedangkan negara yang merdeka dianggap sebagai sistem pemerintah yang lebih absah
karena adanya kesepakatan nilai-nilai antara yang memberi perintah dengan yang diperintah.

Anda mungkin juga menyukai