Anda di halaman 1dari 39

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam industri kita tidak akan pernah lepas yang namanya proses pemesinan.
Proses pemesinan itu sendiri terdiri dari mesin bubut, mesin frais, mesin sekrap yang
mengubah bahan setengah jadi menjadi bahan jadi agar dapat berfungsi dengan baik.
Proses produksi merupakan cara atau langkah langkah dalam menghasilkan suatu
produk. Dalam proses produksi terdiri dari banyak proses mulai dari pemilihan bahan
sampai dengan finishing. Tidak hanya itu kita juga perlu memperhatikan parameter
parameter dalam pemesinan untuk memperoleh hasil yang memuaskan.
Dalam praktikum ini, akan dipelajari cara penggunaan mesin bubut, mesin frais
serta mesin sekrap, beserta proses dan cara perhitungannya beserta parameterparameternya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana perencanaan perhitungan pada mesin bubut ?
2. Bagaimana perencanaan perhitungan pada mesin frais?
3. Bagaimana perencanaan perhitungan pada mesin sekrap?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilaksakannya praktikum ini adalah:
1. Dapat memahami perencanaan dan perhitungan pada mesin bubut.
2. Dapat memahami perencanaan dan perhitungan pada mesin frais.
3. Dapat memahami perencanaan dan perhitungan pada mesin sekrap.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan setelah melaksanakan dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa memahami tentang perencanaan dan perhitungan pada mesin bubut.
2. Mahasiswa memahami tentang perencanaan dan perhitungan pada mesin frais.
3. Mahasiswa memahami tentang perencanaan dan perhitungan pada mesin
sekrap.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mesin Bubut


Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan
rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam
ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar
roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi
besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi
penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk
konversi dari ulir metrik ke ulir inci
2.1.1 Fungsi Mesin Bubut
Adapun fungsi dan kegunaan mesin bubut adalah untuk menghasilkan bendabenda putar, membuat ulir, , meratakan permukaan benda putar, dan pembuatan
tirus.

2.1.2 Macam Macam Mesin Bubut


Mesin bubut memiliki banyak jenis, contohnya sebagai berikut :
1. Mesin Bubut Ringan

Gambar 2.1 Mesin Bubut Ringan


Sumber : blogkegalih.blogspot.co.id/p/jenis-jenis-mesin-bubut-jenis-mesin.html
Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan. Bentuk
peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan benda-benda
kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi atas mesin bubut bangku dan model
lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut bangku dan model lantai,
konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut yang besar dan berat.
2. Mesin Bubut Sedang

Gambar 2.2 Mesin Bubut Sedang


Sumber : hargamesin-online.blogspot.co.id/2013/06/daftar-harga-mesin-bubutmurah-terbaru.html
Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan peralatan
khusus. Oleh karena itu mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang lebih banyak

variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah untuk menghasilkan atau
memperbaiki perkakas secara produksi.
4. Mesin Bubut Standart
Gambar 2.3 Mesin Bubut Standart

Sumber : bacaartikellengkapp.wordpress.com/tag/mesin-bubut/
Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang dikerjakan
mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam pembuatan mesin-mesin
bubut pada umumnya. Jenis mesin bubut standar disebut sebagai mesin bubut standar
karena di samping memiliki komponen seperti pada mesin ringan dan sedang juga
telah dilengkapi berbagai kelengkapan tambahan yaitu kran pendingin, lampu kerja,
bak penampung beram, dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan darurat.
5. Mesin Bubut Alas Panjang

Gambar 2.4 Mesin Bubut Alas Panjang


Sumber : mesin12.blogspot.co.id/

Mesin bubut beralas panjang mempunyai alas yang panjangnya mencapai 5 sampai
dengan 7 meter dengan diameter cekam sampai dengan 2 meter sehingga cocok untuk
industri besar dan membubut diameter benda yang besar.
6. Mesin Bubut Lantai
Gambar 2.5 Mesin Bubut Lantai

Sumber : mesin12.blogspot.co.id/
Mesin bubut lantai mempunyai kegunaan yang sama dengan mesin bubut beralas
panjang, tetapi memiliki kapasitas lebih besar lagi sehingga pergerakan penjepit
pahat,kepala lepas, dan pengikatan benda kerjanya pun harus dilakuka dengan cara
hidraulik, pneumatik, ataupun elektrik
7. Mesin Bubut Tegak

Gambar 2.6 Mesin Bubut Tegak


Sumber : mesin12.blogspot.co.id/
Jenis mesin bubut tegak dilihat dari kontruksinya berbeda dengan mesin bubut
sebelumnya, karena letak kepala tetap dan kepala lepasnya pada posisi tegak. Cekam

kepala tetapnya berada di bawah sedang kepala lepasnya berada di atas, khususnya
untuk keperluan produksi poros dengan diameter relatif besar dan panjang
8. Mesin Bubut Ulir

Gambar 2.7 Mesin Bubut Ulir


Sumber : mesin12.blogspot.co.id/
Mesin bubut ulir berfungsi khusus untuk membuat batang ulir luar (baut),
kontruksinya hampir sama dengan mesin bubut konvensional ukuran sedang. Karena
mesin ini dikhususkan untuk membuat ulir, sehingga sangat cocok untuk membuat
ulir luar secara massal yang memiliki ukuran panjang dan jenis ulir yang sama
2.1.3 Bagian Bagian Utama Mesin Bubut
Bagian-bagian utama pada mesin bubut konvesional pada umumnya sama
walaupun merk atau buatan pabrik yang berbeda, hanya saja terkadang posisi
handle/tuas, tombol, table penunjukan pembubutan, dan rangkaian penyusunan
roda gigi untuk berbagai jenis pembubutan letak/posisinya berbeda. Demikian
juga cara pengoperasiannya karena memiliki fasilitas yang sama juga tidak jauh
berbeda. Berikut ini akan diuraikan bagian-bagian utama mesin bubut
konvesional (biasa) yang pada umumnya dimiliki oleh mesin tersebut
1. Sumbu Utama

Gambar 2.8 Sumbu Utama


Sumber : arudamkanateknik.blogspot.co.id/2014/07/bagian-bagian-utama-mesinbubut.html
Gambar di atas adalah sumbu utama mesin bubut yang berfungsi sebagai
dudukan chuck (cekam), plat pembawa, kolet, senter tetap, dan lain-lain. Terlihat
pada gambar sudah terpasang sebuah cekam yang di dalamnya terdapat susunan roda
gigi yang dapat digeser melalui tuas/handle untuk mengatur putaran mesin. Putaran
mesin diatur sesuai dengan kebutuhan pembubutan.
Pada gambar sebelah kanan menunjukkan gambar sumbu utama, G adalah senter
tetap atau kepala tetap yang berfungsi sebagai tempat dudukan benda kerja saat
pembubutan dilakukan diantara dua senter. Di dalam kepala tetap ini terdapat
serangkaian susunan roda gigi dan roda pulley bertingkat ataupun roda tunggal
dihubungkan dengan sabuk V atau sabuk rata. A. C, dan F merupakan tuas pengatur
kecepatan yang digunakan untuk mengubah-ubah hubungan roda gigi dan roda pulley
bertingkat maupun tunggal sehingga dapat memperoleh putaran yang berbeda-beda.
Putaran yang dihasilkan ada dua macam, yaitu putaran cepat dan putaran lambat.
Putaran cepat biasanya digunakan pada kerja tunggal untuk membubut benda kerja
dengan sayatan tipis. Sedangkan putaran lambat untuk kerja ganda yang biasa
dilakukan untuk membubut dengan tenaga besar dan sayatan tebal (pengasaran).

2. Bed

Gambar 2.9 Bed


Sumber : gurupujaz.wordpress.com/2015/02/07/mengenal-mesin-bubut-dan-bagianbagiannya/
Meja mesin bubut (Bed) berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan,
penyangga diam (steady rest), dan merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu
pembubutan. Permukaannya halus dan rata, sehingga gerakan kepala lepas dan lainlain di atasnya lancar. Bila alas ini kotor atau rusak akan mengakibatkan jalannya
eretan tidak lancar sehingga akan diperoleh hasil pembubutan yang tidak baik atau
kurang presisi.
3. Eretan

Gambar 2.10 Eretan


Sumber : arudamkanateknik.blogspot.co.id/2014/07/bagian-bagian-utama-mesinbubut.html
Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang bergerak
sepanjang alas mesin, eretan melintang (crosscarriage) yang bergerak melintang alas
mesin, dan eretan atas (top carriage) yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di

atas eretan melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan
yang besarnya dapat diatur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan
ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya. Perlu diketahui bahwa semua
eretan dapat dijalankan secar otomatis ataupun manual.
4. Kepala Lepas

Gambar 2.11 Kepala Lepas


Sumber : gurupujaz.wordpress.com/2015/02/07/mengenal-mesin-bubut-dan-bagianbagiannya/
Kepala lepas (tail stock) digunakan sebagai dudukan senter putar (rotary centre),
senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan mata bor bertangkai tirus yang
pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve) kepala lepas. Senter putar
(rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk
mendukung ujung benda kerja agar putarannya stabil, sedangkan cekam bor atau
mata bor dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk proses pengeboran. Untuk
dapat melakukan dorongan senter tetap/ senter putar pada saat digunakan untuk
menahan benda kerja dan melakukan pengeboran pada kedalaman tertentu sesuai
tuntutan pekerjaan, kepala lepas dilengkapai roda putar yang disertai sekala garis
ukur (nonius) dengan ketelitian tertentu, yaitu antara 0,01 s.d 0,05 mm. Kepala lepas
ini dapat digeser sepanjang alas (bed) mesin. Tinggi senter kepala lepas sama dengan
tinggi senter kepala tetap. Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan
badan, yang diikat dengan 2 baut pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua
senter sepusat, atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirusan tinggi senter
kepala tetap. Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat

dengan 2 baut pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua senter sepusat, atau
tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirus
5. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa

Gambar 2.12 Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa


Sumber : arudamkanateknik.blogspot.co.id/2014/07/bagian-bagian-utama-mesinbubut.html
Tuas pengatur kecepatan (A) pada Gambar 2.13, digunakan untuk mengatur
kecepatan poros transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan yaitu
kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk pengerjaan
benda-benda berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian, sedangkan kecepatan
rendah digunakan untuk pengerjaan pengasaran, ulir, alur, mengkartel, dan
pemotongan (cut off).
6. Pelat Tabel Kecepatan Sumbu Utama

Gambar 2.13 Plat Tabel Kecepatan Sumbu Utama


Sumber : filosofi-mesinbubut.blogspot.co.id/2013/01/bagian-mesin-bubutkonvensional-2.html
Pelat tabel, adalah tabel besarnya kecepatan yang ditempel pada mesin bubut
yang menyatakan besaran perubahan antara hubungan roda-roda gigi di dalam kotak

roda gigi ataupun terhadap roda pulley di dalam kepala tetap (head stock). Tabel ini
sangat berguna untuk pedoman dalam pengerjaan sehingga dapat dipilih kecepatan
yang sesuai dengan besar kecilnya diameter benda kerja atau menurut jenis pahat dan
bahan yang dikerjakan.
7. Tuas Pengubah Pembalik Transporter dan Sumbu Pembawa

Gambar 2.14 Tuas Pengubah Pembalik Transporter dan Sumbu Putaran


Sumber : filosofi-mesinbubut.blogspot.co.id/2013/01/bagian-mesin-bubutkonvensional-2.html
Tuas pembalik putaran, digunakan untuk membalikkan arah putaran sumbu utama,
hal ini diperlukan bilamana hendak melakukan pengerjaan penguliran, pengkartelan,
ataupun membubut permukaan.
8. Tool Post

Gambar 2.15 Tool Post


Sumber : arudamkanateknik.blogspot.co.id/2014/07/bagian-bagian-utama-mesinbubut.html
Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang bentuknya
ada beberapa macam di antaranya seperti ditunjukkan pada Gambar 2.15. Jenis ini
sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus sehingga dalam

suatu pengerjaan bila memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan disetel
sekaligus
9. Eretan Atas

Gambar 2.16 Eretan Atas


Sumber : filosofi-mesinbubut.blogspot.co.id/2013/01/bagian-mesin-bubutkonvensional-2.html
Eretan atas berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus berfungsi
untuk mengatur besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus,
champer (pingul), dan lain-lain yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm. Eretan ini
tidak dapat dijalankan secara otomatis, melainkan hanya dengan cara manual.
10. Transporter dan Sumbu Pembawa

Gambar 2.17 Sumbu Transporter dan Pembawa


Sumber : arudamkanateknik.blogspot.co.id/2014/07/bagian-bagian-utama-mesinbubut.html
Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat atau trapesium
yang biasanya memiliki kisar 6 mm, digunakan untuk membawa eretan pada waktu
kerja otomatis, misalnya waktu membubut ulir, alur, atau pekerjaan pembubutan

lainnya. Sedangkan sumbu pembawa atau poros pembawa adalah poros yang selalu
berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan.
11. Tuas Penghubung
Tuas penghubung sebagaimana digunakan untuk menghubungkan roda gigi yang
terdapat pada eretan dengan poros transpoter sehingga eretan akan dapat berjalan
secara otomatis sepanjang alas mesin. Tuas penghubung ini mempunyai dua
kedudukan. Kedudukan di atas berarti membalik arah gerak putaran (arah putaran
berlawanan jarum jam) dan posisi ke bawah berarti gerak putaran searah jarum jam.
12. Eretan Lintang
Eretan lintang berfungsi untuk menggerakkan pahat melintang alasmesin atau
arah ke depan atau ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakanan benda kerja.
Pada roda eretan ini juga terdapat dial pengukur untuk mengetahui berapa panjang
langkah gerakan maju atau mundurnya pahat
2.1.3 Pahat Mesin Bubut
Yang dimaksud dengan alat potong adalah alat/pisau yang digunakan untuk
menyayat produk/benda kerja.Dalam pekerjaan pembubutan salah satu alat potong
yang sering digunakan adalah pahat bubut. Jenis bahan pahat bubut yang banyak
digunakan di industri-industri dan bengkel-bengkel antara lain baja karbon, HSS,
karbida, diamond, dan keramik.

1. Geometris Alat Potong

Gambar 2.19 Geometris Alat Potong


Sumber : http://arudamkanateknik.blogspot.co.id/2014/08/geometris-pahatbubut.html
Hal yang sangat penting diperhatikan adalah bagaimana alat potong dapat
menyayat dengan baik, dan untuk dapat menyayat dengan baik alat potong diperlukan
adanya sudut baji, sudut bebas, dan sudut tatal sesuai ketentuan, yang semua ini
disebut dengan istilah geometris alat potong.Sesuai dengan bahan dan bentuk pisau,
geometris alat potong untuk penggunaan setiap jenis logam berbeda.Gambar 2.30
menunjukkan geometris pahat bubut, dan Tabel 1 menunjukkan penggunaan sudut
tatal dan sudut bebas pahat bubut.
a. Pahat Bubut Rata Kanan

Gambar 2.20 Pahat Bubut Rata Kanan


Sumber : arudamkanateknik.blogspot.co.id/2014/08/geometris-pahat-bubut.html
Pahat bubut rata kanan memiliki sudut baji 80 dan sudut-sudutbebas lainnya pada
umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakanannya
dimulaidari kiri ke arah kanan mendekati posisi cekam.
b. Pahat Bubut Rata Kiri

Gambar 2.21 Pahat Bubut Rata Kiri


Sumber : arudamkanateknik.blogspot.co.id/2014/08/geometris-pahat-bubut.html
Pahat bubut rata kiri memiliki sudut baji 55 dan sudut-sudut bebas lainnya, pada
umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakaiannya dimulai
dari kiri ke arah kanan mendekati posisi kepala lepas.
c. Pahat Bubut Muka

Gambar 2.22 Pahat Bubut Muka


Sumber : arudamkanateknik.blogspot.co.id/2014/08/geometris-pahat-bubut.html
Pahat bubut muka memiliki sudut baji 55 dan sudut-sudut bebaslainnya, pada
umumnya digunakan untukpembubutan rata permukaan benda kerja (facing) yang
pemakanan-nya dapat dimulai dari luar benda kerja 2 arah mendekati titik senterdan
juga dapat dimulai dari titik senter 2 arah luar benda kerjatergantung arah putaran
mesinnya.
d. Pahat Bubut Ulir

Gambar 2.23 Pahat Bubut Ulir


Sumber : arudamkanateknik.blogspot.co.id/2014/08/geometris-pahat-bubut.html

Pahat bubut ulir memiliki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang akan dibuat,
sudut puncak 55 adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort. Sedangkan untuk
pembuatan ulir jenis metrik sudut puncak pahat ulirnya dibuat 60.menunjukkan
besarnya sudut potong pahat ulir metrik.
Sudut potong dan sudut baji merupakan

sudut

yang

di-Persaatkan

untukmemudahkan pemotongan benda kerja, sudutbebas adalah sudut untuk


membebaskan pahat dari bergesekanterhadap benda kerja dan sudut tatal adalah sudut
untuk member jalan tatal yang terpotong.
2. Penggunaan Pahat Bubut Luar
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa salah satu alat potong yang sering
digunakan pada proses pembubutan adalah pahat bubut. Bentuk, jenis, dan bahan
pahat ada bermacam-macam yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Prosesnya
adalah benda kerja yang akan dibubut bergerak berputar sedangkan pahatnya
bergerak memanjang, melintang, atau menyudut tergantung pada hasil pembubutan
yang diinginkan. Gambar di bawah menunjukan macam-macam pahat bubut dan
penggunaannya.

Gambar 2.24 Penggunaan Pahat Bubut Luar


Sumber : kamiltoh4.blogspot.co.id/
Keterangan:
a.Pahat kiri, b. Pahat potong, c. Pahat kanan, d. Pahat rata, e. Pahat radius, f. Pahat
alur, g. Pahat ulir, h. Pahat muka, i. Pahat kasar
3. Pahat Bubut Dalam

Gambar 2.25 Pahat Bubut Dalam (a dan b)


Sumber : kamiltoh4.blogspot.co.id/
Selain pahat bubut luar, pada proses pembubutan juga sering menggunakan pahat
bubut dalam. Pahat jenis ini digunakan untuk membubut bagian dalam atau
memperbesar lubang yang sebelumnya telah dikerjakan dengan mata bor. Bentuknya
juga bermacam-macam dapat berupa pahat potong, pahat alur ataupun pahat ulir, ada
yang diikat pada tangkai pahat (Gambar 2.25). Bentuk ada yang khusussehingga tidak
diperlukan tangkai pahat. Contoh pemakaian pahat bubutdalam ketika memperbesar
lubang (Gambar 2.25a) dan membubut ratabagian dalam (Gambar 2.25b)
4. Pahat Potong
Gambar 2.26 Pahat Potong

Sumber : kamiltoh4.blogspot.co.id/
Pahat potong adalah jenis pahat potong yang meng- gunakan tangkai digunakan
untuk memotong benda kerja.
5. Pahat Bentuk

Gambar 2.27 Pahat Bentuk


Sumber : kamiltoh4.blogspot.co.id/
Pahat bentuk digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja, bentuknya
sangat banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang dikehendaki operatornya. adalah
jenis-jenis pahatberbentuk radius.

6. Pahat Keras

Gambar 2.28 Pahat Keras


Sumber : kamiltoh4.blogspot.co.id/
Pahat keras yaitu pahat yang terbuat dari logam keras yang mengandung bahan
karbon tinggi yang dipadu dengan bahan-bahan lainnya, seperti Cemented Carbid,
Tungsten, Wide, dan lain-lain. Pahat jenis ini tahan terhadap suhu kerja sampai
dengan kurang lebih 1.000 C, sehingga tahan aus/gesekan tetapi getas/rapuh dan
dalam pengoperasiannya tidak harus menggunakan pendingin, sehingga cocokuntuk

mengerjakan baja, besi tuang, dan jenis baja lainnya denganpemakanan yang tebal
namun tidak boleh mendapat tekanan yang besar.
7. Bor Senter

Gambar 2.29 Bor Senter


Sumber : kamiltoh4.blogspot.co.id/
Bor senster digunakan untuk membuat lubang senter di ujung benda kerja sebagai
tempat kedudukan senter putar atau tetap yang kedalamannya disesuaikan dengan
kebutuhan yaitu sekitar 1/3 +2/3dari panjang bagian yang tirus pada bor senter
tersebut.Pembuatan lubang senter pada benda kerja diperlukan apabila memiliki
ukuran yang relatif panjang atau untuk mengawali pekerjaan pengeboran.
2.2 Mesin Frais
Mesin frais (Milling machine) Merupakan salah satu mesin konvensional yang
mampu mengerjakan suatu benda kerja dalam permukaan datar ,sisi,tegak,miring,
bahkan alur rodagigi.Mesin perkakas ini mengerjakan atau menyelesaikan suatu
benda kerja dengan menggunakan pisau milling(cutter).
2.2.1 Prinsip Kerja Mesin Frais
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi
gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan
diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel
mesin milling. Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin

millingyang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan


putaran atau gerakan pemotongan. Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan
pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga
akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena
material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja
2.2.2 Bagian Bagian Mesin Frais
Adapun bagian bagian yang terdapat pada mesin frais/ milling adalah
sebagai berikut :

Gambar 2.30 Bagian Bagian Mesin Frais


Sumber : doddi_y.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/27226/Mesin+Frais.pdf
1. Spindle Utama, merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat.
untuk mencekam alat potong.
2. Meja/ Table, merupakan bagian mesin milling, tempat untuk clamping device atau
benda kerja.
3. Motor Drive, Merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian
bagian mesin yang lain seperti spindle utama, meja ( feeding ) dan pendingin.

4.

Transmisi, merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak

dengan yang digerakkan.


5. Knee, Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada
bagian ini terdapat transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).
6. Column/ Tiang, Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian
bagian mesin yang lain
7. Base/ Dasar, merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopang
badan / tiang. Tempat cairan pendingin.
8. Control, merupakan pengatur dari bagian bagian mesin yang bergerak.
2.2.3 Kecepatan Potong dan Pemakanan
Keberhasilan pemotongan dengan mesin frais dipengaruhi oleh kemampuan
pemotongan alat potong dan mesin. Kemampuan pemotongan tersebut menyangkut
kecepatan potong dan pemakanan. Kecepatan potong pada mesin frais dapat
didefenisikan sebagai panjangnya bram yang terpotong oleh satu mata potong pisau
frais dalam satu menit. Kecepatan potong untuk tiap-tiap bahan tidak sama.
Umumnya makin keras bahan, makin kecil harga kecepatan potongnya dan juga
sebaliknya. Kecepatan potong dalam pengefraisan ditentukan berdasarkan harga
kecepatan potong menurut bahan dan diameter pisau frais. Jika pisau frais
mempunyai diameter 100 mm maka satu putaran penuh menempuh jarak p x d = 3.14
x 100 = 314 mm. Jarak ini disebut jarak keliling yang ditempuh oleh mata pisau frais.
Bila pisau frais berputar n putaran dalam satu menit, maka jarak yang
ditempuh oleh mata potong pisau frais menjadi p x d x n. jarak yang ditempuh mata
pisau dalam satu menit disebut juga dengan kecepatan potong (V). Pemakanan juga
menentukan hasil pengefraisan. Pemakanan maksudnya adalah besarnya pergeseran
benda kerja dalam satu putaran pisau frais. Pemakanan mempengaruhi gerakan bram
terlepas dari benda. Faktor dalamnya pemotongan dan tebalnya bram juga
menentukan proses pemotongan.

2.2.4 Macam Macam Pisau Frais


Hasil-hasil bentuk dari pekerjaan mesin frais tergantung dari bentuk pisau
frais yang digunakan, karena bentuk utama frais tidak berubah walaupun sudah
diasah, jadi tidak seperti pada pahat bubut yang disesuaikan menurut kebutuhan dan
disamping bentuk-bentuk yang sudah tetap frais itu sekelilingnya mempunyai gigi
yang berperan sebagai mata pemotongnya. Pada lubangnya tedapat alur untuk
kedudukan pasak agar pisau freis tidak ikut berputar. Bahan pisau freis umumnya
terbuat dari HSS, atau Karbida.
1. Cutter Mantel

Gambar 2.31 Cutter Mantel


Sumber : fiandruva.blogspot.co.id/2011/12/macam-macam-pisau-frais.html
Cutter jenis ini dipakai untuk mesin frais horizontal.
2. Cutter Alur

Gambar 2.32 Cutter Alur


Sumber : fiandruva.blogspot.co.id/2011/12/macam-macam-pisau-frais.html
Digunakan untuk membuat alur-alur pada batang atau permukaan benda lainnya.
3. Cutter Modul

Gambar 2.33 Cutter Modul


Sumber : fiandruva.blogspot.co.id/2011/12/macam-macam-pisau-frais.html
Cutter ini dalam satu set terdapat 8 buah. Cutter ini dipakai untuk membuat rodaroda gigi.
4. Cutter Radius Cekung

Gambar 2.34 Cutter Radius Cekung


Sumber : fiandruva.blogspot.co.id/2011/12/macam-macam-pisau-frais.html
Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius
dalam (cekung)
5. Cutter Radius Cembung

Gambar 2.35 Cutter Radius Cembung

Sumber : fiandruva.blogspot.co.id/2011/12/macam-macam-pisau-frais.html
Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius
luar (cembung)
6. Cutter Alur T

Gambar 2.36 Cutter Alur T


Sumber : fiandruva.blogspot.co.id/2011/12/macam-macam-pisau-frais.html
Alat ini hanya digunakan untuk untuk membuat alur berbentuk T seperti halnya
pada meja mesin frais.
7. Cutter Ekor Burung

Gambar 2.37 Cutter Ekor Burung


Sumber : fiandruva.blogspot.co.id/2011/12/macam-macam-pisau-frais.html
Cutter ini dipakai untuk membuat alur ekor burung. Cutter ini sudut
kemiringannya terletak pada sudut-sudut istimewa yaitu : 30, 45, 60.
8. Cutter Endmill

Gambar 2.38 Cutter Endmill


Sumber : fiandruva.blogspot.co.id/2011/12/macam-macam-pisau-frais.html
Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pasak dan ini hanya dapat
dipasang pada mesin frais vertical.
2.2.5 Kepala Pembagi

Pada mesin frais selain mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pengefraisan rata,


menyudut, membelok, mengalur dan sebagainya, dapat pula mengerjakan benda kerja
yang berbidang-bidang atau bersudut-sudut. Yang dimaksud dengan benda kerja yang
berbidang-bidang adalah benda kerja yang mempunyai beberapa bidang atau bersudut
atau beralur yang beraturan, misalnya segi banyak beraturan, batang beralur, roda
gigi, roda gigi cacing, dsb.
Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat bagian pembagian atau
mengerjakan benda kerja yang berbidang tadi dalam sekali pencekaman. Dalam
pelaksanaannya, operasi tersebut diatas ada 4 cara pembagian yang merupakan
tingkatan, yaitu pembagi langsung (direct indexing), pembagi sederhana (simple
indexing), pembagi sudut (angel indexing), pembagi diferensial (differensial
indexing).
Keempat cara tersebut diatas memang merupakan tingkatan-tingkatan cara
pengerjaan, artinya bila dengan cara pertama tidak bisa digunakan, kita gunakan cara
kedua dan seterusnya
2.2.6 Cara Kerja Kepala Pembagi
Cara kerja kepala pembagi adalah sebagai berikut: Pada kepala pembagi ini
teipasang roda gigi cacing (worm gear) dan poros cacing (worm shaft). Apabila poros
cacing diputar 1 putaran, maka roda gigi cacing akan berputar 1/40 putaran dan ada
juga 1/80 putaran.
Untuk mengatur pembagian-pembagian tersebut, dilengkapi dengan plat pembagi
(diving plat). Untuk memegang benda kerja dan alat-alat bantu lainnya dilengkapi
dengan chuck dan kepala lepas (tail stock).
Untuk membuat segi banyak beraturan atau membuat roda gigi, dapat
menggunakan ramus sebagai berikut :
n=
Dimana :

N
Z

n = putaran poros cacing


N = karakteristik kepala pembagi
Z = jumlah alur atau gigi yang akan dibuat Plat pembagi dilengkapi dengan
lubang-lubang pembagi dengan jumlah lubang masing-masing antara lain :
15,16,17,18,19,20,21,23,24,27,29,31, 33,37,39,41,43,47,49
2.2.7 Melepaskan Piring Pembagi
Lepaskan mur yang ada diujung sumbu cacing dan engkol pemutarnya dilepas
keluar. Buka skrup pengunci gunting dan lepaskan ring penjepitnya, kemudian
gunting keluarkan. Buka semua skrup pengikat piring pembagi dan kemudian
keluarkan piring pembagi dari sumbu cacing. Untuk pemasangan dilakukan dari
kebalikan urutan diatas.

2.2.8 Memasang Benda Kerja Pada Kepala Pembagi


Kepala pembagi diwaktu mengfrais benda kerja harus membuat putaran
tertentu sekiter sumbunya. Spindle kepala pembagi dapat dibuat dalam kedudukan
tegak mulai 5 dibawah mendatar dan 5 lebih dari kedudukkan tegak lurus. Benda
kerja dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam lubang spindle kepala
pembagi dan lainnya dipasang pada kepala lepas.
2.2.9 Memasang Benda Kerja Pada Penjepit Universal Dengan Tiga Cekam
Gambar 2.39 Memasang Benda Kerja pada Cekam Universal

Penjepit cekam dipasang pada kepala pembagi dalam keadaan tegak Iurus
terhadap meja kerja. Penjepit cekam tiga biasanya untuk menjepit benda kerja yang
bulat dan pendek.
2.2.10 Cara Perhitungan Roda Gigi
Roda gigi dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu : Modul (M) Daimeter pitch (DP)
System cirrular pitch. Mata pisau roda gigi (gear cutter) pun ada dua macam sesuai
nama yang akan digunakan. Roda gigi terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
Lingkaran kepala
Lingkaran kaki
Tinggi kaki
Lingkaran tusuk
Tinggi kepala
Rumus rumus dalam perhitungan roda gigi adalah sebagai berikut :
N
O
1
2
3

Simbo
l
M
Z
D

Da

Diameter Luar

Df

Diameter Kaki

6
7
8
9
10

A
Hf
H
T
B

11

Zv

12

Nc

Adendum
Defendum
Kedalaman alur gigi/Tinggi gigi
Lebar Gigi
Jarak Pitch
Nomor Cutter Modul yang
dipilih
Jarak Poros Roda Gigi
Berpasangan

13

Ha

Ketentuan

Rumus Perhitungan

Modul ( modul pisau)


Jumlah Gigi
Diameter Pitch

M= D/Z
Z= D/M
D=Z.M
Da = D + 2.M
Da = (Z + 2)M
Df = D + 2,32.M
Df = (Z + 2,32)M
Ha = 1.M
Hf = 1,16.M
H = 2,16.M
T = .M
B = 10.M

Putaran Tuas Kepala Pembagi

LIHAT TABEL
Nc = I / Z

I = 40 : 1

A= D1+D2 /Z= (Z1+Z2)M


/Z

Pada frais gigi untuk tiap-tiap ukuran DP terdiri dari satu set yang mempunyai 8
nomor yaitu dari no. 1 s/d 8. nomor-nomor tersebut gunanya untuk pembuatan jumlah
gigi-gigi tertentu sesuai kebutuhannya. Dibawah ini dapat diperhatikan contoh dari
satu set cutter modul frais gigi.
Nomer cutter
Jumlah Gigi

1
12-

2
14-

3
17-

4
21-

13

16

20

25

5
26-34

6
35-

7
55-

8
135-

54

134

rack

2.3 Mesin Sekrap


Mesin sekrap adalah mesin perkakas yang mempunyai gerak utama bolak-balik
horizontal dan berfungsi untuk merubah bentuk dan ukuran benda kerja sesuai dengan
yang dikehendaki.Mesin sekrap (shap machine) disebut pula mesin ketam atau
serut.Mesin ini digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung,
cekung, beralur dalam kedudukan mendatar, tegak ataupun miring.
2.3.1 Prinsip Kerja Mesin Sekrap
Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah benda yang disayat atau dipotong
berada pada keadaan diam, sementara pahat bergerak lurus bolak-balik melakukan
penyayatan (gerak translasi).Dalam proses pengetaman ada beberapa jenis gerakan
yang perlu diperhatikan dalam mesin sekrap yaitu :
1. Gerakan Utama
Gerakan ini merupakan gerakan yang ditunjukkan oleh pahat.Pada saat pahat
bergerak maju terjadi langkah kerja dimana pahat akan menyayat permukaan benda
kerja sementara saat pahat bergerak mundur terjadi langkah bukan kerja karena pahat
tidak menyayat benda kerja.
2. Gerakan Feeding
Gerakan ini menghasilkan chip atau ketebalan tatal yang terpotong.
3. Dalamnya Penyayatan

Gambar 2.40 Pemakanan Pada Mesin Sekrap


Pada pengaturan dalamnya pemotongan ini akan menghasilkan kedalaman
pemotongan yang diinginkan yang juga terkait dengan perencanaan waktu
pemesinan.Pada mesin sekrap ada beberapa jenis penyayatan yang bisa dilakukan
antara lain penyayatan permukaan (facing), alur(slotting), dan tangga (steps).
2.3.1 Bagian - Bagian Mesin Sekrap
Berikut ini merupakan bagian bagian yang terdapat pada mesin sekrap :
1. Badan Mesin
Merupakan keseluruhan mesin tempat mekanik penggerak dan tuas pengatur.
2. Meja Mesin
Merupakan tempat kedudukan atau penjepit benda kerja.Pada meja mesin dilengkapi
dengan eretan lintang dan eretan tegak.Gerakan pada eretan lintang bisa diatur
bergerak secara otomatis.
3. Lengan
Berfungsi untuk menggerakkan pahat maju mundur.Pada bagian depan lengan
membawa Tool slide sebagai tempat toolpost yang memegang pahat.Tool slide dapat
diatur miring untuk proses penyekrapan miring.
4. Eretan Pahat
Bagian ini berfungsi untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat.Dengan memutar
roda pemutar maka pahat akan naik atau turun.
5. Pengatur Kecepatan
Berfungsi untuk mengatur atau memilih jumlah langkah lengan mesin per
menit.Untuk pemakanan tipis kecepatan bisa tinggi.
6. Tuas Panjang Langkah
Berfungsi untuk mengatur panjang pendek langkah pahat atau lengam sesuai panjang
benda kerja.Pengaturan dilakukan dengan memutar tap ke kanan atau kiri.

7. Tuas Posisi Pahat


Bagian ini ada di lengan mesin dan berfungsi untuk mengatur kedudukan pahat
terhadap benda kerja.
8. Tuas Pengatur Gerakan Otomatis Meja Melintang
Untuk mengatur gerakan sekrap secara otomatis.Namun diperlukan pengaturanpengaturan panjang engkol yang mengubah gerak putar mesin pada roda gigi menjadi
gerak lurus meja.Dengan demikian meja melakukan gerak ingsutan (feeding).
Bagian ini ada di lengan mesin dan berfungsi untuk mengatur kedudukan pahat
terhadap benda kerja.
2.3.1 Jenis - Jenis Mesin Sekrap
Mesin sekrap yang umumnya digunakan adalah jenis messin sekrap
horizontal.Proses sekrap ada dua macam yaitu sekrap shaper untuk benda kerja yang
relative kecil dan sekrap planer untuk benda kerja yang besar.Berikut ini beberapa
jenis mesin sekrap antara lain :

1. Sekrap Horizontal (Shaper)

Gambar 2.41 Mesin Sekrap Horizontal


Pada mesin ini pahat melakukan gerak bolak-balik, maju mundur sementara benda
kerja melakukan gerak ingsutan.Umumnya digunakan untuk benda kerja pendek dan
tidak terlalu berat.
2.

Sekrap Vertikal (Slotter)

Gambar 2.42 Mesin Sekrap Vertikal


Pada mesin sekrap jenis ini digunakan untuk melakukan gerakan pemotongan
dalam, menyerut dan bersudut serta untuk pengerjaan permukaanyang sukar
dijangkau.Pada mesin ini pahat bergerak naik turun sementara benda kerja bergeser
secara melintang dan memanjang.Pada mesin sekrap ini dilengkapi dengan meja putar
sehingga mesin bisa dilakukan pengerjaan pembagian bidang yang sama besar.
3.

Sekrap Eretan (Planer)

Gambar 2.43 Mesin Sekrap Eretan

Mesin ini digunakan untuk pengerjaan benda kerja dengan ukuran panjang dan
besar (berat).Benda kerja dipasang pada eretan yang melakukan gerakan bolak-balik
sedangkan pahat membuat gerakan ingsutan.Lebar benda ditantukan oleh jarak antar
tiang-tiang mesin.
2.3.2 Jenis Pahat Pada Mesin Sekrap
Pada proses penyekrapan ada berbagai bentuk permukaan benda kerja yang
dikerjakan mulai dari mendatar, beralur, menyudut, atau bentuk profil.Untuk
menunjang pengerjaan tersebut ada beberapa jenis pahat yang bisa digunakan pada
proses penyekrapan.Pahat-pahat tersebut antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pahat kasar lurus


Pahat kasar lengkung
Pahat sejrap datar
Pahat sekrap runcing
Pahat sekrap sisi
Pahat sekrap sisi kasar
Pahat sekrap datar
Pahat sekrap profil
Elemen Dasar Proses Sekrap

Kecepatan Potong Rata-Rata


V=(N_p.L_t.(1+R_s))/2100
Lt = lv+lw+ln
Np = jumlah langkah permenit
Kecepatan makan
V_f=f.n_p
f = Gerak makan
Kecepatan penghasilan tatal
Z=a.f.v

Waktu pemotongan
t_c=w/(v.f)
2.3.3 Mekanisme Kerja Mesin Sekrap
Pada mesin sekrap terdapat motor penggerak yang berfungsi untuk
menyalurkan putaran untuk menghidupkan mesin, untuk menyampaikan putaran dari
roda gigi ke komponen-komponen mesin yang bergerak, maka terdapat beberapa
elemen mesin yang digunakan seperti:

Belt

Puli

Rangkaian roda gigi

Poros engkol

Poros transporter

Porong lurus

Dan lain-lain
Dengan adanya elemen-elemen tersebut maka dapat terjadi mekanisme

sebagai berikut:
Tenaga dari motor penggerak disalurkan langsung ke puli yang terhubung
langsung dengan motor penggerak. Kemudian dari puli yang terhubung langsung
dengan motor penggerak disalurkan lagi ke puli yang terhubung dengan poros engkol
dengan menggunakan belt.
Setelah itu pada poros engkol yang terhubung dengan puli terdapat poros dengan
rangkaian roda gigi, dimana roda gigi tersebut berfungsi sebagai roda gigi pengatur
kecepatan.
Setelah itu di atas poros roda gigi pertama, terdapat rangkaian roda gigi II yang
berfungsi sebagai penyalur gerakan kerangkaian roda gigi yang ke III. Dimana
rangkaian roda gigi tersebut terhubung dengan roda gigi besar (roda gigi heliks ) yang

berfungsi sebagai penggerak lengan ayun. Dimana ketiga rangkaian roda gigi ini
tersusun secara pararel.
Pada lengan ayun terdapat poros yang terhubung dengan roar gigi besar akan
tetapi tidak sesumbu, dimana pad aporos tersebut terdapat pelat yang apabila poros
tersebut semakin menjauh dari sumbu maka gerakan ayun akan semakin besar dan
begitupun sebaliknya.
Selain itu, pada lengan ayun terdapat pula poros berulir yang tersusun
melintang(tegak lurus terhadap lengan ayun), yang berfungsi sebagai pembawa/
penggerak lengan luncur. Selain itu pada poros berulir tersebut terdapat pila roda gigi
yang berfungsi sebagai pengatur posisi langkah, serta baut pembuka dan pengunci
posisi langkah dan panjang langkah.
Gerakan melintang meja diatur oleh adanya poros yang terhubung dengan roda
gigi, dimana prinsip kerjanya yaitu poros mendorong roda gigisehingga terjadi
putaran roda gigi yang menyebabkan terjadi gerakan melintang.
2.3.4 Prosedur Menghidupkan Mesin
Tata cara menghidupkan mesin sekrap :
Lengan digerakkan dengan cara memutar roda pemeriksauntuk melihat
kemungkinan tertabraknya lengan.
Menghidupkan motor mesin dengan cara memutar saklar
Ketika tuas kopling dimasukan maka mesin akan mulai bekerja.
Kemudian mencoba langkah pemakanan (feeding) dari meja, mulai dari
langkah halus sampai langkah kasar. Perhatikan seluruh gerak mesin.
Ketika ingin mematikan mesin maka keluarkan tuas kopling terlebih dahulu,
kemudian tekan tombol OFF mesin, setelah itu tekan tombol emergency mesin,
kemudian kembalikan posisi saklar dalam keadaan OFF
2.3.5 Pencekaman Benda Kerja

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat mencekam benda kerja yaitu:
1)

Karena benda yang akan dibuat berbentuk balok, maka alat cekam yang

digunakan adalah ragum


2) Sebelum melakuka pencekaman benda kerjamaka terlebih dahulu ragum yang
digunakan harus disejajarkan dengan menggunakan dial indicator.
3) Dalam melakukan pencekaman dibutuhkan beberapa alat bantu seperti:
Palu lunak
Karton
Pararel pad
Penyiku
4)

Gunakan pararel pad sebagai landasan benda kerja agar permukaan bidang

kontak rata.
5) Kemudian kencangkan lengan ragum sambil memukul permukaan benda kerja
dengan pelan, untuk mengencangkan pencekaman
6) Benda kerja yang dicekam minimal 2/3 bagian.
Pencekaman Alat Potong
Adapun macam-macam metoda pencekaman alat potong yaitu:

Pahat dipasang pada rumah ayunan kira-kira 30-40 mm keluar dari rumah

ayunan. Pada posisi

ini pahat cukup kuat untuk menahan beban potong. Jika terlalu

panjang maka pahat akan lentur dan mungkin akan patah.

Rumah ayunan dimiringkan berlawanan dengan sisi potong pahat

Rumah ayunan dipasang tegak lurus dalam proses pembuatan alur

2.3.6 Proses Pemotongan Mesin Sekrap


Pemotongan datar
Untuk melakuka pemakanan yang banyak maka digunakan pahat kasar. Besar feeding
yaitu 1/3 dari tebal pemakanan. Kedalaman pemotongan dilakukan dai eretan alat

potong, feeding dilakukan oleh gerakan meja, meja bergeser pada saat lengan luncur
bergerak mundur.
Pemotongan tegak
Kedalaman pemotongan dilakukan oleh gerakan meja dan feeding dilakukan oleh
gerakan eretan alat potong.
Pemotongan menyudut
Kedalaman pemotongan dilakukan oleh gerakan meja dan feeding dilakukan oleh
eretan alat potong.
2.3.7 Penyetingan mesin
Pengaturan Kecepatan Langkah Mesin
Langkah langkah yang dapat dilakukan untuk mensetting kecepatan langkah mesin:
1)

Mesin benar-benar harus dalam kondisi OFF

2)

Atur handle pengatur kecepatan langkah mesin pada posisi yang diinginkan

(24,32,42,60,80,120)
3)

Pastikan handle pengatur kecepatan langkah mesin benar-benar telah

tersambung dengan roda gigi yang mengatur kecepatan langkah yang distel L
pemarkingan. Setelah bakal balok telah diproleh maka selanjutnya lakukan
pemarkingan benda kerja sesuai dengan gambar kerja.
Alat- alat yang dihunakan dalam proses pemarkingan yatu:
Kongkol penggores
Mistar baja
Bevel protector
Penyiku
M. Proses Penyekrapan Alur V
Pada proses ini pahat yang digunakan adalah pahat sekrap kasar lurus.
Adapun proses penyekrapannya sebagai berikut :

1) Metode pemotongan yang dilakukan adalah pemotongan tegak, dimana posisi


pahat sekrap tegak luruus dengan benda kerja.
2) Kemudian pahat sekrap diletakkan ditengah-tengah alur V yang akan dibentuk
3) Setelah itu lakukan pemotongan step demi step sampai mendekati garis.
4) Kemudian untuk proses finishing dengan menggunakan metoda pemotongan
menyudut, dimana ktool post pada mesin sekrap dimiringkan 45 0
5) Kemudian lakukan pemotongan hinggah alur V menjadi halus
6) Periksa kesimetrisan alur V.
N. Proses Penyekrapan Alur U
Dalam proses pembuatan alur U, maka pahat sekrap yang digunakan adalah pahat
sekrap alur U. Adapun proses pembuatannya yaitu:
1) Pasang pahat alur pada bagian benda yang akan dibuat alur U, usahakan pahat
tidak melewati batas pemarkingan.
2) Gunakan metode pemakanan secara zig-zag untuk menghindari kemungkinan
pahat akan terjepit pada benda kerja.
3) Metode pemotongan yang dilakukan adalah pemotongan tegak, dimana pahat
sekrap tegak lurus terhadap benda kerja.
4) Lakukan pemotongan hingga mendekati ukuran yang ditentukan
5) Setelah itu lakukan proses finishing hingga ukuran yang telah ditentukan,
usahakan permukaan alur U halus.

Anda mungkin juga menyukai