1. A. Definisi
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelu
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar
kandungan.
(Sarwono, P. 2002)
Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar disebut abortus. Anak baru
mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000 gram atu umur kehamilan 28
minggu. Ada juga yang mengambil sebagai batas untuk abortus berat anak yang kurang dari 500
gram. Jika anak yang lahir beratnya antara 500 dan 999 gram disebut partus immaturus.
(Fakultas Kedokteran UNPAD)
Abortus dapat dibagi menjadi sebagai berikut:
1. Abortus spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran); merupakan kurang lebih 20% dari
semua abortus.
2. Abortus provokatus (disengaja, digugurkan); 80% dari semua abortus.
a)
Abortus provokatus artificialis adalah pengguran kehamilan, biasanya dengan alat-alat dengan
alasan bahwa kehamilan membahayakan membawa maut bagi ibu, misalnya karena ibu
berpenyakit berat.
Abortus provokatus pada hamil muda dibawah 12 minggu dapat dilakukan dengan pemberian
prostaglandin atau kuretase dengan penyedotan (vacum) atau dengan sendok kuret.
Pada hamil yang tua diatas 12 minggu dilakukan histerektomi, juga dapat disuntikkan garam
hipertonis (20%) atau prostaglandin intra-amnial. Indikasi untuk abortus terapeutikus misalnya:
penyakit jantung (jantung rheumatic), hipertensi esentialis, karsinoma serviks.
b)
Abortus provokatus kriminalis adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang syah dan
dilarang oleh hukum.
1. B. Etiologi
Walaupun terjadinya abortus habitualis berturut-turut mungkin kebetulan, namun wajar untuk
memikirkan adanya sebab dasar yang mengakibatkan peristiwa berulang ini. Sebab dasar ini
dalam kurang lebih 40% tidak diketahui; yang diketahui, dapat dibagi dalam tiga golongan:
1. Kelainan pada zigote
Agar bisa menjadi kehamilan, dan kehamilan itu dapat berlangsung terus dengan selamat, perlu
adanya penyatuan antara spermatozoon yang normal dengan ovum yang normal pula.
Kelainan genetik pada suami atau istri dapat menjadi sebab kelainan pada zigote dengan akibat
terjadinya abortus. Dapat dikatakan bahwa kelainan kromosomal yang dapat memegang peranan
dalam abortus berturut-turut, jarang terdapat. Dalam hubungan ini dianjurkan untuk menetapkan
kariotipe pasangan suami istri apabila terjadi sedikit-sedikitnya abortus berturut-turut tiga kali,
atau janin yang dilahirkan menderita cacat.
mudigah dalam
Di bawah pengaruh estrogen, endometrium yang sebagian besar hilang pada waktu haid, timbul
lagi sesudah itu, dan dipersiapkan untuk menerima dengan baik ovum yang dibuahi. Sesudah
ovulasi glikogen yang terhimpun dalam sel-sel basal endometrium memasuki sel-sel dan lumen
kelenjar-kelenjar dalam endometrium, untuk kelak dibawah pengaruh alkalin fosfatase diubah
menjadi glukose. Di samping zat hidrat arang tersebut dibutuhkan pula protein, lemak, mineral,
dan vitamin untuk pertumbuhan mudigah.
Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan gangguan dalam pertumbuhan endometrium adalah :
a)
Kelainan hormonal
Pada wanita dengan abortus habitualis, dapat ditemukan bahwa fungsi glandula tiroidea kurang
sempurna. Oleh sebab itu pemeriksaan fungsi tiroid pada wanita-wanita dengan abortus berulang
perlu dilakukan; pemerikasaan ini hendaknya dilakukan diluar kehamilan. Selain itu gangguan
fase luteal dapat menjadi sebab infertilitas dan abortus muda yang berulang. Gangguan fase
luteal dapat menyebabkan disfungsi tuba dengan akibat transfor ovum terlalu cepat, motilitas
uterus yang berlebihan dan kesukaran dalam nidasi karena endometrium tidak dipersiapkan
dengan baik.
b)
Gangguan nutrisi
Penyakit-penyakit yang mengganggu persediaan zat-zat makanan untuk janin yang sedang
tumbuh dapat menyebabkan abortus. Anemia yang berat, penyakit menahun dan lain-lain akan
mempengaruhi gizi penderita.
c)
Penyakit infeksi
Penyakit infeksi menahun yang dapat menjadi sebab kegagalan kehamilan ialah luwes. Disebut
pula mikoplasma hominis yang ditemukan di serviks uteri, vagina dan uretra. Penyakit infeksi
akut dapat menyebabkan abortus yang berturut-turut.
d)
Kelainan imunologik
Faktor psikologis
Dibuktikan bahwa ada hubungan antara abortus berulang dan keadaan mental, akan tetapi
sebelum terang sebab musababnya. Yang peka terhadap terjadinya abortus ialah wanita yang
belum matang secara emosional dan sangat mengkhawatirkan risiko kehamilan; begitu pula
wanita yang sehari-hari bergaul dalam dunia pria dan menganggap kehamilan sebagai suatu
beban yang berat.
Dalam hal-hal tersebut diatas, peranan dokter untuk menyelamatkan kehamilan sangat penting.
Usaha-usaha dokter untuk mendapatkan kepercayaan pasien, dan menerangkan segala sesuatu
kepadanya, sangat membantu.
1. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan plasenta
yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2 .bagian yang terlepas
dianggap benda asing, sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih tertinggal yang
menyebabkan berbagai penyakit. Oleh karena itu, keguguran memberikan gejala umum sakit
perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan, dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian
hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya:
1. sedikit-sedikit dan berlangsung lama
2. sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan
3. akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun; dapat menimbulkan syok, nadi
meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah ujung (akral) dingin.
Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat terjadi:
1. mola karnosa: hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan seperti daging.
2. mola tuberosa: amnion berbenjol-benjol, karena terjadi hematoma antara amnion dan
karion
3. fetus kompresus: janin mengalami mumifikasi, terjadi penyerapan kalsium, dan tertekan
sampai gepeng.
4. fetus papiraseus: kompresi fetus berlangsung terus, terjadi penipisan, laksna kertas.
5. blighted ovum: hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin, hanya benda
kecil yang tidakberbentuk.
6. missed abortion: hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu.
1. Pathway
2. E. Penatalaksanaan Kuretase
1. Persiapan Sebelum Tindakan
a)
Pasien
1)
cairan dan selang infus sudah terpasang, perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan
dengan air dan sabun.
2)
3)
4)
Medikamentosa
Analgetika (pethidin 1-2 mg/kg BB, ketamin HCI 0,5 mg/kg BB, tramadol 1-2 mg/kg BB)
5)
6)
7)
Instrumen :
Cunam tampon: 1
b)
1)
2)
3)
4)
Instrumen :
Lampu sorot : 1
Mangkok logam : 2
1. Tindakan
a)
b)
c)
Setelah kandung kemih dikosongkan, lakukan pemeriksaan bimanual. Tentukan besar
uterus dan bukaan serviks.
d)
Bersihkan dan lakukan dekontaminasi sarung tangan dengan larutan klorin 0,5%.
e)
f)
Pasang spekulum sims atau L, masukkan bilahnya secara vertikal kemudian putar ke
bawah.
g)
Pasang spekulum sims berikutnya dengan jalan memasukkan bilahnya secara vertikal
kemudian putar dan tarik ke atas sehingga porsio tampak dengan jelas.
h)
Minta asisten untuk memegang spekulum atas dan bawah, pertahankan pada posisinya
semula.
i)
Dengan cunam tampon, ambil kapas yang telah dibasahi dengan larutan antiseptik,
kemudian bersihkan lumen vagina dan poriso. Buang kapas tersebut dalam tempat sampah yang
tersedia, kembalikan cunam ke tempat semula.
j)
Ambil klem ovum yang lurus, jepit bagian atas porsio (perbatasan antara kuadran atas kiri
dan kanan atau pada jam 12).
k)
l)
Pegang gagang cunam dengan tangan kiri, ambil sendok kuret pasca persalinan dengan
tangan kanan, pegang diantara ibu jari dan telunjuk (gagang sendok berada pada telapak tangan),
kemudian masukkan hingga menyentuh fundus.
m) Minta asisten untuk memegang klem ovum, letakkan telapak tangan pada bagian atas
fundus uteri (sehingga penolong dapat merasakan tersentuhnya fundus oleh ujung sendok kuret).
1. Memasukkan lengkung sendok kuret sesuai engan lengkung cavum uteri kemudian
laukan pengerokan dinding uterus bagian depan searah dengan jarum jam, secara
sistematis.
2. Masukkan ujung sendok sesuai dengan cavum lengkung uteri setelah sampai fundus,
kemudian putar 180 derajat, lalau bersihkan dinding belakang uterus. Kemudian
keluarkan jaringan yang ada.
n)
Kembalikan sendok kuret ke tempat semula, gagang klem ovum dipegang kembali oleh
operator.
o) Ambil kapas (dibasahi larutan antiseptik) dengan cunam tampon, bersihkan darah
dan jaringan pada lumen vagina.
p)
q)
r)
Lepaskan kain penutup perut bawah, alas bokong dan sarung kaki masukkan ke dalam
wadah yang berisi larutan klorin 0,5%.
s)
1. F. Data Fokus
Perdarahan
Serviks
Tertutup
Uterus
Sesuai dengan gestasi
Gejala / tanda
Kram perut bawah
Uterus lunak
Bercak hingga
sedang
Massa adneksa
Cairan bebas intra abdomen
Tertutup atau
terbuka
Sedang hingga
Terbuka
masif atau banyak
Terbuka
1. G. Pengkajian
1. Riwayat Obstetri
a)
Riwayat menstruasi
Menarche
Siklus
Lama
Banyak
Warna
Bau
Flour albous
HPHT
Disminorhe
b)
Riwayat kehamilan
c)
HPL
ANC
Keluhan
TT
d)
Riwayat kontrasepsi
1. Riwayat perkawinan
Nutrisi
Sebelum hamil
Selama hamil
b)
Eliminasi
Sebelum hamil
Selama hamil
c)
Istirahat
Sebelum hamil
Selama hamil
d)
Aktifitas
Sebelum hamil
Selama hamil
e)
Sebelum hamil
Selama hamil
f)
Personal hygiene
Sebelum hamil
Selama hamil
1. Riwayat psikososial
2. Data spiritual
1. Data Objektif
1
2
3
4
Keadaan umum
Kesadaran
TTV
TB
BB sebelum hamil
LILA
BB setelah hamil
Pemeriksaan fisik
a)
Muka
b)
Mata
c)
Genetalia
Status obstetri
a)
Inspeksi
Muka
Perut
Vulva
b)
Palpasi
Abdomen / TFU
7
Pemeriksaan dalam
Servik
Pemeriksaan penunjang
Hb
No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Perilaku relaksasi
Evaluasi tekanan
darah (TD) dan nadi.
Perhatikan perubahan
perilaku (bedakan
antara kegelisahan
karena nyeri atau
kehilangan darah
akibat dari proses
pembedahan.
yang tepat
Palpasi kandung
kemih, perhatikan
adanya rasa penuh,
memudahkan
berkemih periodic
setelah pengangkatan
kateter indwelling.
Anjurkan penggunaan
dengan penyokong.
karakteristik urine,
evaluasi perubahan
mental.
Bantu/instruksikan
latiha kaki dan telapak
dan ambulas sesegera
mungkin.
Bantu/dorong
penggunaan spirometri
insentif.
indikaror keadekuatan
perfusi sistematik.
Kebujtuhan caran/
darah, dan terjadinya
komplikasi.
Infeksi balutan
abdominal terhadap
eksudat/ rembesan.
Lepaskan balutans
sesuai indikasi
Suhu 37 C
Kolaborasi:
Berikan infuse
antibiotic profilaksi
dengan detil pertama
biasanya diberikan
segera setelah
pengekleman tali
pusat dan 2 dosis lagi
masing-masing
berjarak 6 jam.
Berduka berhubungan
4. dengan kehilangan calon
anggota keluarga
Berikan antibiotic
khusus untuk untuk
proses infeksi yang
diidentifikasi.
1. Ikutsertakan orang
terdekat dalam diskusi
dan aktifitas sampai
pada tingkat yang
mereka inginkan
Kolaborasi
1. Rujuk pada sumbersumber lain sesuai
indikasi, misalnya
special klinik,
perawat, pekerja
social.
2. Bantu dengan atau
rencanakan dengan
spesifik sesuai
kebutuhan (misalnya
instruksi lanjutan
(untuk menentukan
status kode atau
keinginan untuk
hidup), membuat
wasiat pengaturan
pemakaman)
Kasus 27
Anda saat ini bertugas di ruang post natal, terdapat klien Ny. I 34 tahun. Status pernikahan
kawin. Dx medis abortus habitualis in komplit. Masuk RS sejak 26 Juni 05. pengkajian
dilakukan tanggal 27 Juni 05. status obstetri G4 P0 A4. riwayat haid klien menarche usia 16
tahun. Haid terakhir 3 bulan yang lalu, siklur teratur 28 hari klien mengeluh sedih terhadap hal
yang menimpanya. Riwayat perkawinan 14 tahun. Kini klien direncanakan untuk tindakan
kuretase nanti sore. TD 120/70 mmHg, N 84 x/menit, RR 24x/menit dan T 36,90C. Nyeri hebat di
perut bawah skala 4, mulas mulas bertambah jika bergerak, berkurang bila klien tiduran.
Keluaran darah pervaginam 100 cc/3 jam. Klien mengaku bingung dengan penyakitnya yang
selalu mengalami keguguran dan menanyakan pada anda bagaimana tentang penyakitnya
tersebut. Klien paham dengan tindakan yang akan dilakukan tetapi tetap cemas dengan tindakan
tersebut. Ekspresi wajah klien selama menunggu tampak berkeringat banyak, sesekali mendesis
nyeri.
1. Rencanakan NCP pada klien tersebut !
2. Apa intervensi anda dan bagaimana evaluasinya ? (kaitkan dengan data berikut)
Dari evaluasi lebih lanjut klien menyatakan dengan nafas dalam yang diajarkan perawat nyeri
berkurang sekitar skala 3. Td 120/70 mmHg, RR 24 x/menit dan T 36,90C. Ekspresi wajah masih
cemas setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakitnya. Klien bertanya apa yang dapat
dilakukannya agar dia mempertahankan kehamilannya bila dia hamil lagi. Kapiler refill < dari 2
detik, nadi kuat teratur. Klien dapat kooperatif dengan perawat. Klien banyak berdzikir untuk
menghilangkan kesedihannya.
1. A.
Pengkajian.
Data Subyektif
1. Biodata
Biodata klien
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Suku /bangsa
Pekerjaan
Alamat
: Ny.I
: 34 tahun
: Islam
: SMU
: Jawa/ Indonesia
: Ibu rumah tangga
: Mijen ungaran
: Tn.T
: 40 tahun
: Islam
: SMU
: Jawa/ Indonesia
: Swasta
: Mijen ungaran
1. Alasan datang
2. Keluhan utama
Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronik seperti : Hipertensi, DM, Asma,
Jantung, TBC.
b)
Ibu tidak sedang menderita penyakit kronik seperti : Hipertensi, DM, Asma, Jantung, TBC,
abortus berulang.
c)
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun/ turunan seperti
hipertensi,DM, Asma, Jantung,dan tidak mempuyai keturunan kembar.
1. Riwayat Obstetri
a)
Riwayat menstruasi
Menarche
Siklus
Lama
Banyak
: 12 tahun
: 28 hari
: 7 hari
: 100
Warna
Bau
Flour albous
HPHT
Disminorhe
b)
: Merah segar
: Amis
: Kadang-kadang
: 30 Januarai 2006
: Tidak pernah
Riwayat kehamilan
G4 P0 A4, UK
: 12 minggu 3 hari.
HPL
: 6 November 2006
ANC
: Belum pernah
Keluhan
: IM I
TT
: 1x capeng
Ibu tidak mempunyai kebiasaan buruk seperti : merokok, minum-minuman keras dan lainlain yang mengganggu janin.
d)
Riwayat kontrasepsi
Nutrisi
Sebelum hamil
b)
Eliminasi
Sebelum hamil
Selama hamil
c)
Istirahat
Sebelum hamil
Selama hamil
d)
Sebelum hamil
Selama hamil
f)
Aktifitas
Sebelum hamil
Selama hamil
e)
3x/minggu
2-3x/ minggu
Personal hygiene
Sebelum hamil
Selama hamil
1. Riwayat psikososial
Emosi ibu stabil, hubungan ibu dengan tetangga dan masyarakat sekitar terjalin dengan baik, ibu
cemas dengan keadaan kehamilan.
1. Data spiritual
Sebagai pemeluk agama islam ibu rajin menjalankan sholat 5 waktu.
Data Objektif
1
2
3
Keadaan umum
Kesadaran
TTV
TD
N
R
S
TB
BB sebelum hamil
LILA
BB setelah hamil
Pemeriksaan fisik
d) Muka
: Sedang
: Composmentis
e)
Mata
f)
Genetalia
: 120/70 mmHg
: 84x/menit
: 24x/menit
: 36,9C
: 157 cm
: 48 kg
: 24 cm
: 52 kg
: Berkeringat banyak, mendesis nyeri
Ststus obsteri
a)
Inspeksi
Muka
Perut
Vulva
b)
Palpasi
Adomen
7
pada
Pemmeriksaan dalam
Servik
: Tertutup
Pemeriksaan penunjang
Hb
1. B.
No
1.
2.
: 14 gr%
ANALISA DATA
Data
Etiologi
Krisis situasional
Krisis situasional
MK
Berduka
Cemas
Skala nyeri : 4
Klien merasa mulas-mulas
DO : klien sesekali mendesis nyeri
1. C.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus yang
berlebihan
2. Cemas berhubungan dengan krisis situasional
3. Berduka berhubungan dengan krisis situasional
1. D.
No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Perilaku relaksasi
pembedahan.
Anjurkan penggunaan
dengan penyokong.
Berduka berhubungan
3. dengan kehilangan calon
anggota keluarga
Ikutsertakan orang
terdekat dalam diskusi
dan aktifitas sampai pad
tingkat yang mereka
inginkan
Kolaborasi
1. B.
No
Tanggal
Diagnosa
Implementasi
1.
27 Juli 2005
O : TD : 120/80 mm
2)
Mengajarkan tehnik untuk nafas
dalam untuk mengurangi nyeri
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
3)
Membanu ibu untuk
meningkatkan rasa nyaman dengan
mengambil data klien tentang
karakteristik nyeri
A : Teratasi sebagia
P : - Ulangi penguk
- Evaluasi rentang n
- Berikan lingkunga
2.
27 Juli 2005
Cemas
4)
Mengukur TD, RR dan nadi
setiap 1-2 menit
- Berikan instruksi
1)
Pantau suhu dan nadi dengan
rutin sesuai indikasi
S : - Klien kelihatan
tampak kering
O : Kemerahan (+)
(-)
2)
Catat karakteristik balutan dan
luka
A : Jahitan mulai m
P : berikan pendidik
luka bekas insisi pem
3.
27 Juli 2005
Berduka
S:
1. Membantu klien untuk
mengidentifikasi reaksi awal
terhadap adanya suatu
kehilangan
Klien mengatakan a
setiap akan pergi tid
Klien mengungkapk
2. Mendukung ekspresi perasaan
tentang kehilangan
O : klien kelihatan l
3. Membantu untuk
mengidentifikasi strategi
koping
DAFTAR PUSTAKA
Didik Tjindarbumi, Dkk. 2001. Pencegahan, Diagnosis Dini, Dan Pengobatan Penyakit Kanker.
Yayasan Kanker Indonesia : Jakarta.
Suzanne C. Smeltzer. Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Jakarta : Egc.
www.medicastore.com