Anda di halaman 1dari 5

SANITASI PERUMAHAN

1. KONSEP DASAR
Bagi sebagian besar masyarakat, rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua
anggota keluarga dan menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi
kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara
anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.
Dari data yang ada maka program sosialisasi terhadap masyarakat untuk
membangun rumah sehat perlu terus dilakukan sehingga pencegahan terhadap
perkembangan vektor penyakit dapat diperkecil, demikian pula penyebab penyakit
lainnya di sekitar rumah.
Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi persediaan air bersih,
kepemilikan jamban keluarga, tempat sampah dan pengelolaan air limbah keluarga
keseluruhan hal tersebut sangat diperlukan didalam peningkatan kesehatan
lingkungan.

2. DEFINISI SANITASI PERUMAHAN


Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan
pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia (Widyati dan Yuliarsih, 2002:14).
Menurut

WHO

dalam

Dalimunthe

(2004:1),

sanitasi

didefinisikan

sebagai

pengawasan faktor-faktor dalam lingkungan fisik manusia yang dapat menimbulkan


pengaruh yang merugikan terhadap perkembangan jasmani, maka berarti pula suatu
usaha untuk menurunkan jumlah penyakit manusia sedemikian rupa sehingga
derajat kesehatan yang optimal dapat dicapai.
Sanitasi rumah adalah pengendalian dari

faktor-faktor

lingkungan

fisik

bangunan/gedung yang digunakan oleh manusia sebagai tempat berlindung,


beristirahat serta untuk melakukan kegiatan lainnya, sehingga dapat menjamin
kesehatan jasmani, rohani dan keadaan sosial serta kelangsungan hidup bagi
penghuninya (Prayitno 1994:2)

3. KRITERIA RUMAH SEHAT


Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
a) Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang
gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

b) Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang


sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
c) Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga,
bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,
cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari
pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
d) Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar,
dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
Jika diteliti lebih lanjut, persyaratan yang diuraikan di atas adalah sama dengan
persyaratan seperti yang disebutkan berikut ini.
A. Persyaratan letak rumah
Letak rumah yang baik dapat menghindarkan penghuninya dari bahaya
timbulnya penyakit menular, kecelakaan, dan kemungkinan gangguangangguan lainnya. Persyaratan letak rumah merupakan persyaratan pertama
dari sebuah rumah sehat. Berikut ini adalah pertimbangan memilih letak
rumah :
1) Permukaan tanah dan lapisan bawah tanah (soil dan subsoil), tanah
rendah yang sering digenangi banjir sudah jelas tidak baik menjadi tempat
perumahan yang permanen. Tanah berbatu karang biasanya lembap dan
dingin, karena air pada waktu hujan tidak bisa meresap ke dalam tanah.
Akan tetapi, dengan konstruksi yang baik (lantai yang kedap air) rumah
dengan kondisi tersebut bisa digunakan tanpa ada gangguan. Apalagi bila
dilengkapi dengan drainase yang baik.
2) Hadap rumah (dalam hubungannya dengan matahari, arah angin, dan
lapangan terbuka). Di belahan bumi sebelah utara misalnya, kamar-kamar
yang terletak di sebelah utara akan menerima sinar matahari lebih sedikit.
Oleh karena itu, sebaiknya dapur dan ruang tempat menyimpan makanan
terletak di bagian utara rumah.
B. Persyaratan fisik
Persyaratan fisik meliputi konstruksi dan luas bangunan. Konstruksi rumah
harus baik dan kuat, sehingga dapat mencegah kemungkina terjadinya
kelembaban dan mudah diperbaiki bila ada kerusakan. Persyaratan fisik
menyangkut

konstruksi

rumah.

Berdasarkan

pengalaman-pengalaman

sebelumnya, setiap orang merasa perlu untuk membuat fondasi yang kokoh

supaya konstruksinya kuat. Tipe fondasi bermacam-macam bergantung pada


berat dari rumah atau gedung yang akan dibangun dan keadaan bawah tanah
(subsoil). Subsoil yang berbatu-batu atau kerikil akan dapat menahan beban
yang berat, tetapi subsoil yang terdiri atas tanah liat, kekuatan menahan
bebannya tidak tetap. Kekuatannya bisa bertambah dan bisa pula menurun,
bergantung pada keadaan peresapan airnya yang juga berubah-ubah
mengikuti perubahan keadaan musim. Fondasi yang tidak sesuai akan
mengakibatkan rumah yang di atasnya bisa rontok. Ada tiga cara dalam
membuat fondasi, yaitu:
a. Membuat parit-parit yang diisi dengan adukan semen;
b. Membuat semacam rakit dengan adukan semen yang konkret;
c. Membangun tiang-tiang/pilar-pilar dari besi beton.
Luas bangunan harus disesuaikan dengan jumlah penghuni rumah, luas
lantai bangunan disesuaikan dengan penghuninya. Luas bangunan yang tak
sebanding dengan jumlah penghuni akan mengakibatkan sesak, kurang
bebas, dan akan menyebabkan tidak sehat. Jika salah satu anggota keluarga
ada yang menderita penyakit infeksi menular, maka kurangnya suplai oksigen
akan memudahkan terjadinya penularan penyakit. Luas bangunan yang
optimum adalah 2,5-3 m untuk tiap orang (tiap anggota keluarga).
C. Persyaratan fisiologis
Rumah sehat harus dipenuhi criteria ventilasi yang baik, pencahayaan yang
cukup, terhindar dari kebisingan, dan adanya lapangan rekreasi, terutama
untuk anak-anak bermain.
1) Ventilasi
Ventilasi merupakan hal yang penting untuk

diperhatikan, rumah

sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga udara segar dapat masuk ke


dalam rumah secara bebas, sehingga asap dan udara kotor dapat hilang
secara tepat. Hal ini dapat dicapai dengan menempatkan pintu dan
jendela dalam posisi yang tepat, sehingga udara dapat masuk ke dalam
kamar-kamar dan ruangan-ruangan lain di dalam rumah. Fungsi ventilasi
adalah:
Menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar;
Membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri
pathogen karena aliran udara yang terus-menerus;
Menjaga ruangan agar kelembaban dapat terjaga secara optimal.
Ada dua macan ventilasi, yaitu ventilasi alamiah dan ventilasi buatan.
Aliran udara dalam ruangan pada ventilasi alamiah terjadi secara alami

melalui

jendela,

pintu,

lubang-lubang,

dinding,

angin-angin,

dan

sebagainya. Sedangkan pada ventilasi buatan aliran udar terjadi karena


adanya alat-alat khusus untuk mengalirkan udara seperti mesin pengisap
(AC) dan kipas angin.
2) Pencahayaan
Sebuah rumah dapat dikatakan sebagai rumah yang sehat apabila
memiliki

pencahayaan

yang

cukup.

Hal

ini

dikarenakan

cahaya

mempunyai sifat dapat membunuh bakteri atau kuman yang masuk ke


dalam rumah. Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam pencahayaan
adalah tingkat terangnya cahaya itu. Kurangnya pencahayaan akan
menimbulkan beberapa akibat pada mata, kenyamanan, sekaligus
produktivitas seseorang. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
pencahayaan yang cukup dalam sebuah rumah sangat mempengaruhi
kesehatan orang-orang yang ada di dalamnya. Ada dua macam cahaya,
yaitu cahaya alamiah dan cahaya buatan. Cahaya alamiah merupakan
cahaya langsung berasal dari sumber cahaya matahari. Cahaya ini sangat
penting sebab bermanfaat selain untuk penerangan secara alami, tidak
perlu mengeluarkan biaya, dan berfungsi membunuh bakteri-bakteri
patogen di dalam rumah, misalnya basil TBC. Idealnya, cahaya masuk
luasnya sekurang-kurangnya adalah 15-20% dari luas lantai yang terdapat
di dalam ruangan rumah. Cahaya buatan merupakan cahaya yang
bersumber dari listrik, lampu, api, lampu minyak tanah, dan sebagainya.
3) Kebisingan
Saat ini pengaruh kebisingan mulai diperhatikan oleh setiap orang. Hal ini
dikarenakan kebisingan dapat mengganggu konsentrasi dan kenyamanan
seseorang. Apalagi kalau datangnya tiba-tiba seperti letusan yang sangat
mengganggu kehidupan. Orang yang memiliki penyakit jantung dapat
meninggal seketika karena adanya letusan tersebut. Rumah sehat adalah
sebuah rumah yang bisa terhindar dari kebisingan/letaknya jauh dari
sumber kebisingan.
D. Persyaratan psikologis
Rumah sehat harus memiliki pembagian ruangan yang baik, penataan
perabot yang rapi, tidak over crowding, dan sebagainya. Over crowding
menimbulkan efek-efek negative terhadap kesehatan fisik, mental, maupun
moral. Penyebaran penyakit-penyakit menular di rumah yang padat

penghuninya cepat terjadi. Selain itu, di daerah yang seperti ini, kesibukan
dan kebisingan akan meningkat, yang akan menimbulkan gangguan terhadap
ketenangan, baik individu, keluarga, maupun keseluruhan masyarakat di
sekitarnya. Ketenangan dan kerahasiaan setiap individu tidak akan terjamin
dan akan mengakibatkan akses-akses menurunnya moral. Undang-undang
perumahan di beberapa Negara maju member wewenang kepada pemerintah
untuk menanggulangi masalah seperti ini. Rumah tempat tinggal dinyatakan
over crowding bila jumlah orang yang tidur di rumah tersebut menunjukkan
hal-hal sebagai berikut :
1) Dua individu dari jenis kelamin yang berbeda dan berumur di atas 10
tahun dan bukan berstatus sebagai suami istri, tidur di dalam satu kamar.
2) Jumlah orang di dalam rumah dibandingkan dengan luas lantai telah
melebihi ketentuan yang telah ditetapkan.
E. Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
1) Penyediaan air bersih yang cukup;
2) Pembuangan tinja yang sanitair, terdapat jamban beserta septic tank;
3) Pembuangan air limbah (air bekas) pada saluran pembuangan khusus.
Tidak melakukan pembuangan air limbah langsung ke tanah.;
4) Pembuangan sampah;
5) Fasilitas dapur;
6) Ruang berkumpul keluarga.

Anda mungkin juga menyukai