Anda di halaman 1dari 32

TATALAKSANA

CAIRAN PADA
ANAK DENGAN
SYOK

Dr. Yushartiani, Sp.A


RSUD TEMANGGUNG

PENDAHULUAN
Tujuan tatalaksana cairan pada kasus syok :
1. Menggantikan volume sirkulasi efektif
(volume replacement):
Cairan : Koloid, kristaloid
Indikasi : Perdarahan, kehilangan plasma
Target : Ruang intravaskuler
2. Menggantikan cairan tubuh (fluid
replacement):
Cairan : Kristaloid
Indikasi : Dehidrasi, rumatan
Target : Ruang interstisial dan jaringan
2

CAIRAN INTRAVENA
Koloid:
Berat molekul
tinggi
Tidak melewati
membran semi
permeabel
Tekanan osmotik
koloid
Mengisi volume
intravaskuler
Mahal

Kristaloid:
Mudah larut
dalam suatu
larutan
Air & elektrolit /
non elektrolit
Elektrolit
berdifusi dari
ruang vaskuler ke
jaringan

JENIS CAIRAN KRISTALOID


KH

Elektrolit (mEq/L)

Nama

Gluk
osa
(g/L)

Na+

K+

Ca++

Cl-

Lakt
at

Aset
at

mOs
m/L

Vol
(mL)

Ringe
r
soluti
on

147

4,5

155,
5

310

500

RL

130

109

28

273

500

Aseri
ng
(Ring
er
Aseta
t)

130

109

28

273

500

Aseri
ng-5

50

130

109

28

551

500

RL-D5

50

130

109

28

551

500

SIFAT KRISTALOID
Normal Salin : dapat menyebabkan
asidosis
hiperkhloremik
Ringer laktat : stimulasi apoptosis
Rhee dkk: pemberian RL pada syok
hemoragis meningkatkan apoptosis
di mukosa intestinal, otot polos, liver
dan paru.

KLASIFIKASI CAIRAN
CAIRAN

HIPOTONI
K

ISOTONIK

HIPERTO
NIK

ISOTONIK :
Konsentrasi larutan = konsentrasi
larutan di plasma
Osmolalitas : 250 275 mOsm/L
Tidak terjadi perpindahan cairan dari
intra dan ekstraseluler
Jenis cairan : NaCl 0,9% , Ringer Laktat,
larutan Ringer, D5%

HIPOTONIK :
Konsentrasi / tonisitas < cairan intravaskuler
OSsmolalitas < 250 MmOsm/L
Bila diinfuskan akan menyebabkan cairan di
intravaskuler berpindah ke interstisiil &
intraseluler
Membantu mempertahankan kebutuhan
cairan tubuh cairan rumatan
Jenis cairan : NaCl 0,45%, NaCl 0,33%, NaCl
0,2%, D2,5%

HIPERTONIS :
Tonisitas >
Osmolalitas 375 mOsm/L
Menarik cairan intraseluler ke
intravaskuler & interstisiil
Dapat digunakan untuk resusitasi cairan
Jenis cairan : NaCl 3%, NaCl 5%, D10%

SYOK
- Syok pada anak

Morbiditas
TINGGI

Mortalitas
- Penyebab tersering syok pada anak : syok
hipovolemik akibat dehidrasi.
- Di PICU RSUP DR Sardjito terbanyak
adalah syok septik , syok hipovolemik, dan
syok kardiogenik

DEFINISI
Syok : sindrom klinik akibat hantaran
substrat
dan oksigen tidak cukup
untuk
memenuhi kebutuhan
metabolik di
jaringan
DO2 < VO2
DO2 = Oxygen Delivery
VO2 = Oxygen Consumption

PENYEBAB SYOK
Anemia
Hypoxia
DO2 Ischemia

GLUCOS Glycopenia
A
DELIVER
Y
MITOCHON
DRIAL
DYSFUNGS
I

Cellular dysoxia

Carcillo JA et al, Clin Ped Emerg Med.

Klasifikasi syok

Kompensata
Hipovolemik
perfusi organ masih
dehidrasi,luka bakar,
dipertahankan
perdarahan
Dekompensata
Distributif
gagal sirkulasi
sepsis, anafilaktik,
dengan disfungsi
spinal
organ
Kardiogenik
Ireversibel
miokarditis,disritmia
organ penting
Obstruktif
sudah tidak dapat
tamponade,pnemotor
diperbaiki
aks

Diagnosis
Tanda-tanda hipoperfusi jaringan :
Perubahan satus mental,iritabel
takhikardia
takhipnea
ekstremitas dingin, mottled
pengisian kapiler lambat ( > 2 detik )
tekanan nadi kecil sampai tak teraba
produksi urin turun (<0,5 ml/kg/jam)
Tekanan darah masih normal.
Tekanan darah yang menurun merupakan
tanda stadium lanjut.
14

KOMPLIKASI SYOK :
METABOLIC
DERANGEM
ENT

RENAL
FAILUR
E

DIC

SYO
K
HEPAT
IC
FAILU
RE

CARDI
AC
FAILUR
E

ARD
S

TATALAKSANA AWAL
patensi
A = Airway k/p intubasi

B=
Breathing

100% O2

Pasang akses vaskuler & ambil sampel darah


Bolus KRISTALOID/KOLOID isotonik 20-60
C=
ml/kg sampai perfusi baik ATAU terdengar ronki
Circulation ATAU hepatomegali (10-15 menit)

GOAL-DIRECTED THERAPY
Prioritas pertama pada
tatalaksana syok : resusitasi
Tujuan :
Menormalkan tingkat
kesadaran
Menormalkan Kualitas nadi
proksimal & distal

Menyamakan suhu sentral & perifer


Pengisian kapiler < 2 detik
Urine output > 1mL/kg/jam
Menormalkan kadar laktat
plasmaMenormalkan saturasi
mixvein (SVO2)

Vincent Jl et al, Crit Care Med 2004 Vol. 32, No 11 (suppl.)


Carcillo JA et al, Clin Ped Emerg Med. 2007;8:165-75

REKOMENDASI PEMAKAIAN CAIRAN


RESUSITASI
Terapi cairan inisial harus diberikan
sesegera mungkin
Terapi selanjutnya ditentukan oleh
respon pasien terhadap cairan inisial
Respon harus diassess secara
kontinyu sampai perfusi baik
Jenis dan jumlah cairan disesuaikan
berdasarkan respon pasien

Kristaloid merupakan cairan resusitasi


pertama yang diberikan secepatnya
secara intravena
Jenis kristaloid : Ringer Laktat, Ringer
Asetat, Normal Salin
Ringer Laktat / Ringer Asetat merupakan
pilihan pertama
Dosis awal resusitasi : 20 mL/kgBB
(secepatnya)

Diberikan bila syok belum teratasi


diulang dengan jumlah tetesan dan
kecepatan yang sama
Koloid 10cc/kgbb/30menit diberikan 2x
misalnya : HES 6%, Plasma, Dextran
Bila syok belum teratasi berikan cairan
koloid rumatan

Spaniol JR et al, Journal of Trauma Nursing. 2007; 14 (3):152-60

Setelah syok teratasi

Pemberian cairan rumatan yang


sesuai

Cairan rumatan :
Volume cairan rumatan berkaitan
dengan metabolisme
120 mL air diperlukan dalam setiap 100
kkal metabolized :
2/3 untuk mempertahankan urine
output 1/3 untuk insensible water loss
20 mL air dihasilkan per 100 kkal yang
dimetabolisir kebutuhan cairan100 mL/100
kkal.

Konsep cairan rumatan


Perhitungan berdasarkan kebutuhan
kalori
[Formula Holiday & Segar ] :

BB(kg) Kebutuhan kalori Cairan


rumatan
3 - 10
100 Kkal / Kg
100 ml / Kg
10 - 20 1000 Kkal + 50
1000 ml + 50
Kkal
ml
setiap Kg > 10 / K g setiap
Kg>10/Kg
20
1500 Kkal + 20
1500 ml + 20

Komposisi cairan rumatan :

Berbeda dengan cairan yang digunakan untuk


mengganti defisit maupun on going loss (OGL).
Kebutuhan elektrolit rumatan
- Na 2-4 mEq/ L/kgBBl/24 jam
- K 1-2 mEq/L/kgBB/24 jam.
Dapat dipenuhi dengan pemberian 0.2% to 0.3%
NaCl dengan 20 mEq / L KCl dalam larutan
dekstrosa 5%
Elektrolit lain (mis. Mg, Ca) tidak diberikan secara
rutin.

JENIS CAIRAN RUMATAN :


KH

Elektrolit (mEq/L)

Nama Gluko Na+


sa
(g/L)

K+

Ca+
+

Cl-

Lakta
t

Aseta mOs
t
m/L

Vol
(mL)

D10
1/5
NS

100

31

31

615

500

KAEN
1B

37,5

38,5

38,5

285

500

KAEN
3A

27

60

10

50

20

290

500

KAEN
3B

27

50

20

50

20

290

500

KAEN
MG3

100

50

20

50

20

695

500

KASUS
Seorang anak perempuan usia 3
tahun dibawa dari kamar operasi
dengan diagnosis pos laparatomi
karena
apendiksitis
perforasi
keadaan terintubasi. Pada saat
datang di PICU anak kesadaran
menurun, HR 180 x/mnt, t : 390C, RR
35 x/mnt, TD 100/70 mmHg, akral
dingin, nadi kaki tak teraba, CRT 4
detik. BB anak 12 kg.

Pertanyaan :
Bagaimana tatalaksana awal ?
Jawab :
Assessmen awal :

Kegawatan : syok
circulation

Tatalaksana awal :
A (Airway) : cek patensi ETT
B(Breathing): sudahtersambung dengan
ventilator mekanik dengan setting
pressure control
C(Circulation): Resusitasi kristaloid ( RL/RA/NaCl
0,9%)
240 ml secara bolus, evaluasi tanda
tanda syok.

Setelah resusitasi kristaloid 2 x nadi


kaki teraba kuat, akral hangat, CRT 2
detik, HR 140 x/mnt, RR 32 x/mnt, TD
100/70. (syok sudah teratasi)

Pertanyaan :
Bagaimana pemberian cairan
selanjutnya ?

Jawab :
Diberikan cairan rumatan 1100 ml.
Kebutuhan Na : 24 - 48 mEq/L ( 2 4
mEq/L/kgBB)
Kebutuhan K : 12 24 mEq/L ( 1
mEq/L/kgBB)
Cairan rumatan yang sesuai : KAEN
1B ( dalam 1100 ml larutan Na 42
mEq/L) + 20 mEq/L

TeRIMA kasih

Anda mungkin juga menyukai