Anda di halaman 1dari 14

12.

Pemanfaatan Janin Mati


Ulama sepakat bahwa jual beli janin yang gugur,
apalagi dengan melibatkan dokter yang sengaja
menggugurkan janin untuk bisnis hukumnya
haram, dan termasuk kezaliman yang sangat
besar.
Lembaga fatwa Majma al-Fiqh Islami
menetapkan hukum penggunaan janin sebagai
bahan baku transplantasi organ manusia sebagai
berikut:

1. Tidak diperbolehkan mempergunakan janin sebagai


bahan baku organ tubuh yang akan dicangkokan
kepada orang lain kecuali untuk beberapa kondisi
yang telah memenuhi batasan, yaitu:
a. Tidak dibenarkan melakukan aborsi bertujuan
menggunakan janinnya untuk dicangkokan kepada
tubuh orang lain.
b. Tidak diperkenankan menggunakan bagian apapun
dari janin kecuali setelah dipastikan mati dengan
memperhatikan syarat-syarat syarinya.
2. Tidak dibenarkan melakukan praktik pencangkokan
organ tubuh untuk diperjualbelikan.
3. Pencangkokan organ tubuh hendaknya ditangani
oleh tim medis spesialis yang terpercaya

13. Donor Irgan dan Jaringan Tubuh


kepada non-Muslim
Dalam sejumlah ayat Alquran ditegaskan kebolehan
bermuamalah antara mereka (muslim dan non-muslim),
antara lain:
1. Surat al-Mumtahinah (60):8 yang artinya:
Allah tidak melarang orang yang tidak memerangimu
karena agama dan (tidak pula mengusir kamu dari
negerimu, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang berlaku adil(Q.s. al-Mumtahinah (60):8).

2. Surat al-Maidah (5):5 yang artinya:


Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik.
Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi alKitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal
(pula) bagi mereka. (dan dihalalkan mengawini)
wanita yang menjaga kehormatan di antara wanitawanita yang beriman dan wanita-wanita yang
menjaga kehormatan di antara orang-orang yang
diberi al-Kitab sebelum kamu, bila kamu telah
membayar mas kawin mereka dengan maksud
menikahinya, tidak dengan bermaksud berzina dan
tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik...(Q.s.
al-Maidah (5):5)

Pembolehan mendonorkan organ kepada nonmuslim oleh ulama yang membolehkannya tidak
bersifat mutlak. Tidak boleh bagi orang kafir harbi
yang memerangi kaum muslimin. Tidak boleh
kepada mereka yang secara terang-terangan
murtad.
Sebagian ulama membedakan hukum donor organ
berdasarkan pertimbangan agama yang
dipeluknya secara umum. Jika mayitnya orang
non-muslim boleh, jika mayitnya muslim
hukumnya haram.

14. Zenotransplantasi
Zenotransplantasi menggunakan media yang berasal dari
hewan suci saat hidup, menurut uraian dalam beberapa
kitab diperbolehkan, tetapi jika dari hewan najis maka
hukumnya tidak boleh, kecuali dalam keadaan darurat.
Secara umum sisi hukum islam yang diterapkan dalam
kasus menggunakan organ binatang dapat terjadi dalam
dua kemungkinan:
a. Memanfaatkan binatang yang hukum memakan
dagingnya halal, dan diambil segera setelah
disembelih, maka hukumnya boleh
b. Menggunakan organ binatang yang haram dimakan
dagingnya

15. Pendapat Ulama tentang


Penggunaan Organ Babi
Ulama Indonesia secara khusus telah membahas hukum
penggunaan organ babi. Bahtsul Masail NU menetapkan
hukum penggunaan gigi babi, organ babi dan yang
sejenis yaitu sebagai berikut:
a. Transplantasi gigi dengan organ babi dan sejenisnya,
hukumnya tidak boleh. Sebab masih banyak benda
lain yang bisa digunakan sebagai pengganti.
b. Transplantasi dengan organ babi untuk menggantikan
organ sejenis pada manusia, hukumnya tidak boleh,
kecuali jika sangat diperlukan dan tidak ada organ
lain yag seefektif organ babi tersebut. Orang yang
menerima organ tersebut harus mashum

16. Transplantasi Organ dan Jaringan


Orang Hidup
Ulama membolehkan donor organ dan berpahala bagi
yang melakukannya.namun, kebolehannya bersifat
muqayyad(bersyarat), tidak boleh jika akan
menimbulkan dlarar, kesulitan, dan kesengsaraan bagi
dirinya sendiri.
Ulama mengharamkan mendonorkan organ tubuh yang
hanya satu-satunya, seperti hati atau jantung. Dan juga
organ tubuh bagian luar seperti mata, tangan, dan kaki
karena akan menimbulkan dlarar pada diri sendiri.

6. Pandangan Fukaha tentang Jualbeli Organ Manusia


Secara umum, ulama fikih mengharamkan
memperjualbelikan organ tubuh, karena hal itu berarti
mencelakakan diri sendiri yang sangat dikecam dalam
syariat islam.
Namun, jika dikaitkan dengan sisi manfaat, ulama berbeda
pendapat antara membolehkan dan mengharamkannya.

6.1. Pendapat yang Membolehkan Komersialisasi


Ulama yang membolehkan jual-beli organ atau jaringan
tubuh manusia berargumen mengkiyaskannya dengan ASI
manusia. Pendapat ini mengandung kelemahan, karena
Qiyas menjual organ dengan membayar ASI ada
ketidaksingkronan, ASI selalu diproduksi tidak dapat
disamakan dengan yang tidak diproduksi terus-menerus,
seperti anggota tubuh.
Di samping itu, mereka jugu mengkiyaskan dengan
kebolehan memperjual-belikan budak di zaman
perdagangan, jika diperbolehkan menjual satu badan utuh
maka menjual sebagiannya juga boleh. Argumen ini
memiliki kelemahan karena islam menolak adanya
perbudakan.

6.2. Pendapat yang Mengharamkan Komersialisasi


Alasan yang dikemukakan oleh ulama yang
mengharamkan komersialisasi organ, antara lain:
1. Bahwa anggota tubuh manusia bukan miliknya, karena
itu syariat islam mengharamkan memperjualbelikannya.
2. Memperjual-belikan anggota tubuh berarti penghinaan,
atau penistaan, karena Allah sangat memuliakan
manusia.
3. Alasan haramnya memanfaatkan organ manusia karena
najis, sebagian ulama yang lain menyatakan karena
makruhnya mengobati luka menggunakan tulang
manusia, hal tersebut disebabkan kemuliaan manusia.

7. Memperjual-belikan Tubuh Terpidana


Mati
Pendapat yang menyatakan boleh, diantaranya disampaikan oleh
Muhammad Said al-Buthi. Alasannya antara lain:
1. Memilih yang kadar mudaratnya lebih ringan
2. Merujuk dari pendapat ulama Syafiiyyah dan Hanabilah yang
membolehkan memakan mayat orang yang termasuk golongan
ghairu mashum demi mempertahankan kehidupan orang yang
mashum
3. Menjaga kehidupan orang yang mashum termasuk salah satu
dari lima dlaruriyyah yang mesti dijaga
4. Menjaga anggota tubuh tertentu dari orang yang tidak termasuk
muhtaramah termasuk peringkat hajjiyah yang kadar peringkatnya
di bawah dlaruriyyah

Alasan ulama atau lembaga yang mengharamkannya,


dinyatakan:
1. Bahwa anggota tubuh manusia bukan hak manusia,
jika hal tersebut terjadi berarti memperjual belikan
yang bukan miliknya.
2. Tindakan memperjual belikan tubuh mereka
bertentangan dengan penghormatan terhadap manusia

Anda mungkin juga menyukai