Anda di halaman 1dari 2

Percobaan Thorndike telah berhasil menemukan sebuah teori baru tentang stimulus dan respon

yang didapatkan dari sebuah kegiatan mengulang-ulang. Tahun 1958, percobaan yang hampir sama
dilakukan oleh B.F Skinner. B.F Skinner melakukan percobaan terhadap tikus yang diletakkan di
dalam kandang. Kemudian ia meletakkan sebuah bel di dekat pintu. Apabila ditekan, maka secara
otomatis pengungkit makanan akan bergerak, dan makanan akan jatuh dari atas kandang. Dalam
percobaan ini, yang dilakukan tikus pertama kali adalah melompat-lompat dan mencakar kandang.
Tetapi pada suatu ketika, tikus berhasil menekan bel hingga akhirnya pengungkit bergerak dan
makanan pun jatuh. Aksi yang dilakukan tikus ini dinamakan aksi emitted behavior. Emitted behavior
adalah sebuah tingkah laku yang muncul tanpa adanya stimulus tertentu sebelumnya. Makanan
yang jatuh dinamakan reinforce yaitu tingkah lau operant yang akan terus meningkat apabila diikuti
oleh reinforcement Teori Operant Conditioning adalah teori yang dikembangkan oleh B.F Skinner.
Teori ini mengungkapkan bahwa tingkah laku bukanlah sekedarrespon terhadap stimulus, tetapi
suaatu tindakan yang disengaja atau operant. Tingkah laku adalah perbuatan yang dilakukan
seseorang pada situasi tertentu. Tingkah laku yang dimaksud terletak di antara dua pengaruh yaitu
pengaruh yang mendahuluinya (antecedent) dan pengaruh yang mengikutinya (konsekuensi). Hal ini
dapat dilukiskan sebagai berikut: Antecedent
B

>

> tingkah laku > konsekuensi atau A

>

C Dengan demikian, tingkah laku dapat diubah dengan cara mengubah

antecedent, konsekuensi, atau kedua-duanya. Menurut Skinner, konsekuensi itu sangat menentukan
apakah seseorang akan mengulangi suatu tingkah laku pada saat lain di waktu yang akan datang.
Prosedur pembentukan tingkah laku Tingkah laku adalah hubungan antara perangsang dan respon.
Tingkah laku terjadi apabila ada stimulus khusus. Skinner berpendapat, pribadi seseorang terbentuk
dari akibat respon terhadap lingkungannya, untuk itu hal yang paling penting untuk membentuk
sebuah kepribadian adalah adanya penghargaan dan hukuman. Penghargaan akan diberikan untuk
respon yang diharapkan sedangkan hukuman untuk respon yang salah. Pendapat skinner ini
memusatkan hubungan antara tingkah laku dan konsekuen. Contoh, jika tingkah laku individu
segera diikuti oleh tingkah laku menyenangkan, individu akan menggunakan tingkah laku itu lagi
sesering mungkin. Skinner membedakan adanya dua macam respon, yaitu: 1. Respondent response
(reflexive response), yaitu respom yang ditimbulkan oleh suatu perangsang-perangsang tertentu.
Misalnya, keluar air liur saat melihat makanan tertentu. 2. Operant response (instrumental
response), yaitu respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-peerangsang
tertentu. Contohnya, ketika seorang anak belajar (telah melakukan perbuatan), lalu mendapat
hadiah, maka ia akan menjadi lebih giat belajar (intensif/ kuat). Kelebihan dan kekurangan Teori B.F.
Skinner Kelebihan Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini
ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan
lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.
Kekurangan Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik
menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya
kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi
semakin berat. Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran. Dari penjelasan diatas, dapat diambil

kesimpulan bahwa operant conditioning merupakan teori belajar yang menjelaskan bahwa sesuatu
yang diikuti oleh konsekuensi yang menyenangkan akan cenderung diulang-ulang. Beberapa
aplikasi teori belajar Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Bahan yang dipelajari
dianalisis sampai pada unit-unit secara organis. 2. Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada
siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diperkuat. 3. Proses belajar harus mengikuti irama dari
yang belajar. 4. Materi pelajaran digunakan sistem modul. 5. Tes lebih ditekankan untuk kepentingan
diagnostic. 6. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri. 7. Dalam proses
pembelajaran tidak dikenakan hukuman. 8. Dalam pendidikan mengutamakan mengubah
lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar tidak menghukum. 9. Tingkah laku yang diinginkan
pendidik diberi hadiah. 10. Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu) 11. Tingkah laku yang
diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan 12. Dalam pembelajaran
sebaiknya digunakan shaping. 13. Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku
operan. 14. Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine. 15. Melaksanakan mastery
learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya masing-masing karena tiap anak
berbeda-beda iramanya. Sehingga naik atau tamat sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas
guru berat,administrasi kompleks. Kesimpulan Menurut Skinner unsur yang terpenting dalam belajar
adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).Penguatan (reinforcement)
adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya,
hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/catatansovie/b-f-skinner-dan-konsep-operantconditioning-nya_54f773faa33311b8618b45a1

Anda mungkin juga menyukai