Dasar Teori
Uji Slake Durability adalah suatu pengujuan yang bertujuan untuk
melihat pengaruh pelapukan terhadap batuan. Namun, mekanisme yang
terlibat di dalam uji slake durability belum benar-benar dipahami.
Mekanisme pergerakan batuan di dalam apparatus telah dimengertu,
namun efek dari pelapukan masih belum diketahui. Franklin dan Chandra
mengindikasikan bahwa mekanis yang terdapat di dalam uji durabilitas
adalah akibat adanya pertukaran ion dan tekanan kapiler. Dengan durasi
tes yang hanya berlangsung selama 10 menit, proses pembasahan mungkin
hanya terjadi dibeberapa bagian batuan, terutama di permukaan, tapi
dengan kecepatan rotasi dan ketinggian air maka hampir seluruh bagian
batuan menjadi basah.
Saat Batuan menjadi lebih jenuh, porositas batuan meningkan,
dimana menyebabkan tekanan kapiler meningkat pada sampel dan
menimbulkan retakan. Karena meningkatnya kadar air di dalam pori,
terbentuklah retakan pada batuan yang mengakibatkan batuan mengalami
pelapukan. Namun di dalam uji slake durability, batuan tidak hanya
mendapat perlakuan basah dan kering, namun juga mekanisme yang
diakibatkan rotasi drum juga ikut terlibat. Pengaruh rotasi drum masih
belum diketahui. Jadi tujuan utama dari uji slake durability hanyalah untuk
menentukan indeks durabilitas slake tanpa mengetahui mekanisme apa saja
yang bekerja pada batuan.
Perhitungan indeks durabilitas slake (siklus kedua), dapat dinyatakan
:
Dimana :
Id(2) = Indeks durabilitas slake (siklus kedua) (%)
B
= Massa drum + massa specimen kering sebelum siklus
pertama (g)
WF
= Massa drum + massa specimen kering setelah siklus
kedua (g)
Bahan
Sampel batuan
Indeks durabiltas
Indeks durabilitas
> 99
> 98
98 99
95 98
95 98
85 95
85 95
60 85
60 85
30 60
< 60
< 30
4.3.
Prosedur Kerja
1. Sampel batuan diletakan di dalam batuan yang terdiri dari dua set
drum dengan panjang 100 mm dan diameter 140 mm
2. Dua drum akan berotasi di air yang ketinggiannya sekitar 20 mm
dibawah sumbu drum.
3. Rotasi dijalankan oleh mesin yang dapat memutar drum dengan
kecepatan 20 rpm selama 10 menit
4. Sepuluh butir batuan, masing-masing dengan massa 40-60 g, diletakan
di dalam drum.
5. Setelah dilakukan slaking selama 10 menit, sampel batuan kemudian
dikeringkan di dalam oven denga temperature 105OC dengan durasi 2
-6 jam.
6. Terakhir ukur massa sampel yang telah dikeringkan untuk
memperoleh indeks durabilitas batuan pada siklus pertama. Tes
dilakukan di dalam dua siklus, dimana massa sampel setelah melalui
perlakuan basah-kering dapat ditentukan.
4.5.
Hasil Perhitungan
Ids =
416 152
417 152
4.6.
Pembahasan