Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Operasional Pelayanan Kesehatan Remaja (Penjaringan kelas 1 SLTP,


SLTA/Sederajat)
Kesehatan : hak azasi setiap manusia dimana kesehatan merupakan hal yang sangat
penting untuk menunjang seseorang untuk memiliki hidup yang
produktif dan berkualitas.
Remaja : Laki-laki atau perempuan berusia 10-18 tahun (UU Perlindungan Anak NO
23 Tahun 2002) atau usia 10-19 tahun (Menurut WHO)
Batasan remaja (Depkes RI&WHO, 2000)
Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi anatara masa kanak
kanak dan dewasa.. Menurut WHO, remaja adalah anak yang berusia antara 10-19
tahun. Terdiri dari :
1.
Masa remaja awal yaitu 10 14 tahun.
2.
Masa remaja pertengahan yaitu 14 17 tahun.
3.
Masa remaja akhir yaitu 17 19 tahun.
Sedangkan menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI,
2007) remaja adalah laki-laki dan perempuan yang belum kawin dengan batasan usia
meliputi 15-24 tahun. (Depkes RI & WHO, 2000)
Kesehatan Remaja : Kesehatan Remaja adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan remaja untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.
Pelayanan Kesehatan Remaja (Penjaringan Kesehatan):

13

Penjaringan kesehatan adalah salah satu upaya pemerintah yang bertujuan untuk
mengetahui secara dini masalah kesehatan anak sekolah, antara lain status gizi anak,
kesehatan indra penglihatan dan pendengaran. (Azwar, 1996)
II.2 Kegiatan Pelayanan Kesehatan Remaja (Penjaringan Kesehatan)
II.2.1 Definisi Penjaringan kesehatan
Penjaringan Kesehatan anak sekolah merupakan kegiatan pemeriksaan
kesehatan dasar yang bertujuan untuk mengetahui status kesehatan siswa sebagai
salah satu upaya deteksi dini jika siswa memiliki masalah kesehatan yang perlu
ditindaklanjuti lebih serius lagi dengan cara dirujuk ke puskesmas. Penjaringan /
skrining dimaksudkan untuk mendeteksi secara dini terhadap kelainan/gangguan
kesehatan yang dialami siswa, sehingga dapat diobati atau direhabilitasi
secepatnya dan mencegah keadaan yang lebih gawat.
Penjaringan anak sekolah merupakan kegiatan lintas program yang
melibatkan Program Kesehatan Remaja, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Gizi
Kesmas, Kesehatan Gigi Mulut dan Perkesmas. (Depkes RI & WHO, 2000)
II.2.2 Kegiatan Pelayanan Kesehatan Remaja (Penjaringan Kesehatan)
Kegiatan pelayanan kesehatan remaja berupa penjaringan kesehatan
termasuk dalam Pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah di sekolah dilaksanakan
melalui tiga program pokok yang biasa dikenal sebagai trias UKS meliputi
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan
sekolah sehat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud meliputi Screening Kesehatan
Anak Sekolah atau dikenal sebagai penjaringan kesehatan, pemantauan kesehatan
serta penyuluhan kesehatan. Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk
dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang

14

memiliki masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini


mungkin. (Depkes RI&WHO, 2000)
Penjaringan dilakukan setahun sekali pada awal tahun pelajaran terhadap
murid kelas satu di SD/RA, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA negeri dan swasta
yang dilakukan oleh suatu Tim Penjaringan Kesehatan dibawah koordinasi
Puskesmas. Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi
pengisian kuesioner oleh peserta didik, pemeriksaan fisik dan penunjang oleh
tenaga kesehatan dari Puskesmas bersama sama kader kesehatan remaja dan guru
sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan standar minimal
pelayanan bidang kesehatan dan program UKS. Idealnya rangkaian tersebut
seharusnya dilaksanakan seluruhnya, namun dalam pelaksanaannya dapat
disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi wilayah setempat. Pemeriksaannya
dilakukan oleh dokter, dokter gigi, perawat, tenaga gizi, dan tenaga paramedis
lainnya yang ada di Puskesmas.(Azwar, 1996)
Puskesmas mengunjungi sekolah untuk melaksanakan kegiatan penjaringan
kesehatan pelaksanaannya menyesuaikan dengan kegiatan belajar mengajar di
sekolah yang telah dijadwalkan setiap-tahun. (Depkes, 1998)
Kegiatan penjaringan ini merupakan program rutin puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan anak sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
Penjaringan anak sekolah kali ini dilaksanakan di sekolah dan tentunya bekerja
sama dengan UKS dimana salah satu program kerjanya adalah pemeriksaan
kesehatan rutin siswa yang diprogram sebanyak 2 kali dalam setahun. Kegiatan
ini bertujuan untuk untuk mengukur status kesehatan para siswa , meningkatkan
derajat kesehatan anak sekolah, serta merupakan upaya membentuk sekolah
sehat.(Azwar, 1996)
Kegiatan penjaringan selain untuk mengetahui secara dini masalah-masalah
kesehatan anak sekolah sehingga dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk

15

mencegah keadaan yang lebih buruk, juga untuk memperoleh data atau informasi
dalam menilai perkembangan kesehatan anak sekolah, maupun untuk dijadikan
pertimbangan dalam menyusun perencanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan
UKS. (Azwar, 1996)
Tim kesehatan yang bertugas terdiri dari dokter umum, dokter gigi atau
perawat gigi, perawat, bidan, dan petugas kesehatan lingkungan. Selain
penjaringan, secara bersamaan dilaksanakan pula Imunisasi dalam rangka BIAS
(Bulan Imunisasi Anak Sekolah), penyuluhan kesehatan, serta pemeriksaan
lingkungan sekolah dan kantin. (Depkes, 1998)
Sasaran dari penjaringan kesehatan adalah murid baru kelas 1 untuk tingkat
SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA. Jadi setiap jenjang masuk sekolah baru
mereka akan diperiksa terutama saat masuk kelas 1, 7 dan 10. Penjaringan
kesehatan yang dilakukan kebanyakan menemukan masalah pada gangguan
penglihatan, seperti mata minus, plus dan ada juga gejala lain seperti katarak yang
ditemukan. Selain mata banyak juga ditemukan kebersihan diri yang kurang
seperti serumen telinga atau kotoran telinga yang banyak. Jadi perlu upaya
rujukan ke puskesmas untuk membersihkan karena mungkin sudah keras. Selain
kesehatan umum badan banyak juga ditemui masalah gigi, karena kurangnya
kebersihan banyak gigi bolong, masih ada gigi kesundulan yang belum lepas
sehingga dibutuhkan upaya lanjutan berupa rujukan ke sekolah. (Azwar, 1996)
UKS dan UKGS dilaksanakan oleh Puskesmas melalui kegiatan
Penjaringan. Kegiatan ini telah dilakukan Rutin setiap tahunnya setelah Tahun
Ajaran Baru., dimana sasaran nya adalah siswa yang baru masuk pada Tahun itu.
(Azwar, 1996)
Adapun skrining yang dilakukan meliputi pemeriksaan keadaan umum
meliputi hygiene perorangan, indikasi kelainan gizi dengan melihat rambut warna
kusam atau mudah dicabut, bibir kering, pecah-pecah, sudut mulut luka dan kulit

16

pucat/keriput, pengukuran tekanan darah, nadi dan deteksi kelainan jantung,


Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan tajam penglihatan (visus),
pemeriksaan hidung, pemeriksaan mulut dan gigi, pemeriksaan telinga (fungsi
pendengaran), pemeriksaan rambut, kuku, kulit, deteksi dini penyimpangan
mental dan emosional, serta pemeriksaan kebugaran jasmani. Skrining juga
meliputi penilaian status gizi melaui pengukuran antropometri berat badan dan
tinggi badan untuk menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT) sehingga mengetahui
tumnuh kembang anak dan remaja, tanda-tanda fisik kekurangan vitamin A.
Pemeriksaan penunjang merupakan pemeriksaan laboratorium untuk anemia dan
kecacingan. Kegiatan ini dilakukan dengan sasaran siswa kelas satu pada saat
tahun ajaran baru. Bila dalam penjaringan ditemukan siswa yang menderita
gangguan kesehatan, maka siswa tersebut akan dirujuk ke Puskesmas. Selain itu
juga dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut dari masing-masing siswa yang
bertujuan untuk screening sehingga bisa diketahui penyakit gigi dan mulut secara
dini. Bagi siswa yang giginya masih bagus dianjurkan untuk terus melakukan
pemeliharaan kebersihan dan kesehatan gigi (tindakan preventive). Sedangkan
untuk siswa yang giginya bermasalah segera dilakukan tindakan di tempat atas
persetujuan dari orang tua siswa yang bersangkutan. Tetapi jika memerlukan
penanganan dan tindakan lebih lanjut, diberikan rujukan ke klinik gigi
Puskesmas. (Depkes RI&WHO, 2000)
Penjaringan Kesehatan untuk anak Sekolah Dasar biasanya sebelum
dilakukan pemeriksaan kesehatan biasanya diberikan penyuluhan secara singkat
kepada siswa mengenai masalah kebersihan pribadi dan kesehatan lingkungan.
Materi penyuluhan biasanya tentang gizi, yang meliputi makanan sehat dan
manfaatnya, dan tentang kesehatan lingkungan, yang meliputi kebiasaan buang

17

air kecil / besar di WC, kebiasaan membuang sampah di tempat sampah dan
bahaya pencemaran lingkungan, dan tentang cara menyikat gigi yang benar dan
waktu menyikat gigi yang tepat. Penyuluhan ini biasanya diberikan oleh petugas
gizi dan sanitasi. Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dasar adalah
kegiatan rutin yang dilakukan oleh Puskesmas setiap tahunnya. Sasaran dari
pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa kelas 1 .Hal ini dimaksudkan
agar pembelajaran tentang kebersihan dan kesehatan gigi bisa dilaksanakan sedini
mungkin. (Azwar, 1996)
Selain itu pada peserta didik di tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA juga
dilakukan skrining melalui kuisioner mengenai keadaan kesehatan umum,
kesehatan mental remaja, intelegensia dan reproduksi melalui self assessment
serta bahan edukasi/konseling. Pengisian kuesioner oleh siswa didik digunakan
untuk mengetahui riwayat kesehatan secara umum, informasi kesehatan keluarga,
riwayat imunisasi, gaya hidup, kesehatan intelegensia, kesehatan mental remaja,
kesehatan reproduksi dan bahan edukasi kelas konseling. Riwayat kesehatan
secara umum diperiksa melalui pengisisn delapan pertanyaan meliputi masalah
kesehatan secara umum, alergi terhadap makanan tertentu, alergi terhadap obat
tertentu, obat obatan yang sedang dimunim saat ini, riwayat dirawat di rumah
sakit, riwayat cedera serius akibat kecelakaan, riwayat pingsan/tidak sadarkan diri
dalam satu tahun terakhir dan riwayat penyakit tertentu yang pernah dialami.
Riwayat penyakit tertentu yang dimaksud adalah anemia/kurang darah, asma,
batuk lama dan berulang, campak, diabetes mellitus, hepatitis, penyakit jantung,
kejang, TBC paru, sakit perut berulang dan sakit kepala berulang. . Inti dari
pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi masalh sedini meungkin yang nantinya
bisa mengganggu aktifitas belajar siswa. (Azwar, 1996)

18

Deteksi dini masalah kesehatan mental remaja adalah suatu upaya


pemeriksaan awal untuk menemukan secara dini adanya masalah kesehatan
mental pada remaja. Masalah kesehatan mental remaja meliputi beberapa domain
yaitu domain masalah perilaku dan agresifitas, domain masalah emosional,
domain masalah dengan teman sebaya, domain masalah interpersonal dan domain
masalah dengan napza. (Depkes, 1998)
Skrining kesehatan reproduksi ini bertujuan untuk mendeteksi dini masalah
kesehatan reproduksi remaja sehingga dapat dilakukan upaya pencegah terhadap
kelainan-kelainan yang dapat mengganggu proses reproduksi mereka. Kuesioner
kesehatan reproduksi meliputi berbagai hal terkait kesehatan reproduksi antara
lain keluhan pada organ reproduksi dan perkembangan pubertas yang dilihat
melalui perkembangan organ seks primer (menstruasi/mimpi basah) dan organ
seks sekunder. (Depkes, 1998)
Selain itu, juga terdapat pengisian kuesioner gaya hidup. Kuesioner gaya
hidup selain digunakan untuk memilah yang sehat dan tidak diperlukan juga
untuk memberikan informasi penggunaan napza. Harapannya pemeriksaan dan
penegakan diagnosis tepat waktu dapat memberikan dasar intervensi yang efektif
sedini mungkin, sebelum penyimpangan awal perilaku menjadi pola maladaptif
yang menetap atau ketergantungan. Masalah gangguan penggunaan napza
khususnya rokok dan alkohol merupakan problem yang kompleks yang
penatalaksanaaanya melibatkan banyak bidang keilmuan baik medik maupun non
medik, karena hal ini merupakan pintu masuk penggunaan napza suntik. Dalam
pola tertentu penggunaan jarum suntik dan sex bebas berkaitan erat dengan
penularan HIV/AIDS. Salah satu penyebab gangguan penggunaan napza adalah
kurangnya pendidikan dan informasi tentang bahaya napza baik di kalangan

19

orangtua maupun pelajar. UKS diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran


untuk mengembangkan pola hidup sehat yang anti napza. Dengan demikian akan
tercipta lingkungan sekolah yang menyenangkan, hubungan yang baik antara
siswa dengan siswa, guru dengan siswa dan orang tua dengan guru. Belajar yang
menyenangkan di sekolah akan membantu dan meningkatkan daya tahan siswa
terhadap pengaruh pengaruh negatif. (Azwar, 1996)
Imunisasi sebagai upaya pemberian antigen untuk meningkatkan kekebalan
anak secara aktif dengan cara memberikan suntikan vaksin terhadap tubuh
sehingga bila terserang penyakit tidak menjadi sakit atau sakit ringan. Riwayat
imunisasi biasanya diperlukan untuk mengetahui kelengkapan data imunisasi
peserta didik sejak bayi sampai remaja terhadap antigen tertentu. Apabila peserta
didik memperoleh imunisasi lengkap dari sejak bayi hingga dewasa maka akan
memperoleh kekebalan seumur hidup. (Depkes RI&WHO, 2000)
Dalam penjaringan anak sekolah juga dilakukan deteksi dini kesehatan
intelegensia remaja sebagai suatu upaya pemeriksaan awal untuk menemukan
secara dini adanya gangguan modalitas belajar yang dapat berpotensi
mengakibatkan terjadinya kesulitan belajar pada remaja sehingga dapat segera
dilakukan tindakan intervensi. Selain itu juga diperoleh pemahaman tentang
karakteristik remaja, potensi yang dimiliki, hal hal yang menghambat potensi dan
cara mengembangkan potensinya tersebut. Setelah diketahui maka dapat
direncanakan upaya peninngkatan kualitas kesehatan intelegensia sehingga
remaja tersebut dapat mengoptimalisasikan hasil belajarnya, serta orangtua dan
guru dapat memberikan dukungan dan bimbingan sesuai dengan potensi dan cara
belajar unik yang dimiliki setiap remaja. (Azwar, 1996)

20

Penjaringan merupakan kerjasama lintas sektor yaitu sektor kesehatan dan


pendidikan, sehingga semua salaing bekerjasama baik guru, petugas kesehatan
maupun orang tua murid dan murid sendiri. Agar lebih baik pemeriksaanya
dibutuhkan data yang akurat apalagi menyangkut pengisian kuesioner. (Depkes,
1998)
Dari pelaksanaan kegiatan ini, Puskesmas sebagai instansi kesehatan
diharapkan bisa memberikan kontribusi langsung untuk meningkatkan kesehatan
siswa melalui tindakan preventive dan memberikan pelayanan kurative / tindakan
untuk siswa sejak dini.
Penjaringan anak sekolah merupakan kegiatan lintas program yang
melibatkan Program Kesehatan Sekolah, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Gizi
Kesmas, Kesehatan Gigi Mulut dan Perkesmas. (Azwar, 1996)

II.3 Dasar Hukum Pelayanan Kesehatan Remaja (Kemenkes RI, 2003)


Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
yang tertuang dalam:

a. Pasal 136 Ayat


(1) Upaya pemeliharaan kesehatan remaja harus ditujukan untuk
mempersiapkan menjadi orang dewasa yang sehat dan produktif baik
sosial maupun ekonomi.
(2) Upaya pemeliharaan kesehatan remaja sebagaimana dimaksudkan pada
ayat (1) termasuk untuk reproduksi remaja dilakukan agar terbebas dari
21

berbagai gangguan kesehatan yang dapat menghambat kemampuan


menjalani kehidupan reproduksi secara sehat.
(3) Upaya pemeliharaan kesehatan remaja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat.
c. Pasal 137 Ayat
(1) Pemerintah berkewajiban menjamin agar remaja dapat memperoleh
edukasi, informasi dan layanan mengenai kesehaatan remaja agar mampu
hidup sehat dan bertanggung jawab.
(2) Ketentuan mengenai kewajiban Pemerintah dalam menjamin agar
remaja memperoleh edukasi, informasi dan layanan mengenai kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai pertimbangan
moral nilai agama dan berdasarkan ketentuan dan peraturan perundangundangan.

22

Anda mungkin juga menyukai