Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan pengantar kepada setiap orang yang baru mulai belajar
hukum Indonesia. Hal ini berkenan dengan banyaknya referensi tentang pelajaran hukum sebagai
pengantar yang bermateri tata hukum saja. Sementara saja, aspek sejarahnya diuraikan tersendiri,
sehingga agak sulit bagi yang baru belajar hukum Indonesia untuk merangkai padukan dalam berfikir
sistematis. Selain itu, sejarah hukum Indonesia fungsinya sebagai pegangan dalam studi hukum lebih
lanjut, sehingga dalam pembentukan hukun nasional yang menyeluruh dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat dengan baik. Khusus bagi Mahasiswa Fakultas Hukum yang baru mulai studi Ilmu Hukum
dengan sistem Satuan Kredit Semester (SKS). Makalah ini kiranya dapat digunakan sesuai adanya
perubahan mata kuliah Pengantar Tata Hukum Indonesia (PTHI) menjadi Pengantar Hukum Indonesia
(PHI) setelah memahami materi dari pengantar Ilmu Hukum. Kelangkaan referensi makalah akan
dipenuhi dengan makalah ini.
Sesuai judulnya, sifat dari makalah ini hanya mengantar pelajaran Hukum Indonesia dalam batasbatas tertentu. Oleh karena itu, kemungkinan terdapat kelemahan dan kekurangan dalam
penyajiaanya tidak dapat dihindarkan. Kritik-kritik dan membangun untuk perbaikan sistematika dan
materi selalu akan diterima dengan besar hati.

PENDAHULUAN
Suatu kenyataan hidup bahwa manusia itu tidak sendiri manusia hidup berdampingan, bahkan
berkelompok-kelompok dan sering mengadakan hubungan antar sesamanya. Hubungan itu terjadi
berkenaan dengan kebutuhan hidupnya yang tidak mungkin selalu dapat dipenuhi sendiri. Kebutuhan
hidup manusia bermacam-macam. Pemenuhan kebutuhan hidup tergantung dari hasil yang diperoleh
melalui daya upaya yang dilakukan. Setiap waktu manusia ingin memenuhi kebutuhannya dengan
baik. Kalau dalam saat yang bersamaan dua manusia ingin memenuhi kebutuhan yang sama dengan
hanya satu objek kebutuhan, sedangkan keduanya tidak mau mengalah, bentrokan dapat terjadi.
Suatu bentrokan akan terjadi juga dalam suatau hubungan, antara manusia satu dan manusia lain ada
yang tidak memenuhi kewajiban.
Hal-hal semacam itu sebenarnya merupakan akibat dari tingkah laku manusia yang ingin bebas. Suatu
kebebasan dalam bertingkah laku tidak selamanya akan menghasilkan sesuatu yang baik, apalagi
kalau kebebasan tingkah laku seseorang tidak dapat diterima oleh kelompok sosialnya. Oleh karena
itu, untuk menciptakan ketentraman dalam suatu kelompok sosial, baik dalam situasi kebersamaan
maupun dalam situasi sosial diperlukan ketentuan-ketentuan. Ketentuan itu untuk membatasi
kebebasan tingkah laku itu. Ketentuan-ketentuan yang diperlukan adalah ketentuan yang timbul dari
dalam pergaulan hidup atas dasar kesadaran dan biasanya dinamakan hukum.

PEMBAGIAN HUKUM
A . Pembagian Hukum Menurut Sumbernya.
1. Hukum Undang-Undang yaitu : Hukum yang tercantum dalam buku perundang-undangan.
2. Hukum Kebiasaan yaitu : Hukum yang timbul dalam masyarakat dan berlaku secara umun.
3. Hukum Traktaa yaitu : Hukum yang ditetapkan dalam suatu perjanjian antara satu dengan negara
lain.
4. Hukum Jurisprudensi yaitu : hukum yang dibentuk karena keputusan hakim.
B . Pembagian Menurut Berlakunya
1. Hukum tak tertulis
2. Hukum tertulis

C . Menurut Tempat Berlakunya


1. Hukum nasional yaitu : Hukum yang berlaku pada waktu dan tempat dalam suatu negara.
2. Hukum Internasional yaitu : Hukum yang mengatur hubungan hukum dalam dunia Internasional.
3. Hukum Asing yaitu : Hukum yang berlaku dalam negara lain.
4. Hukum Gereja yaitu : Hukum yang berlaku didalam suatu gereja untuk pada anggotanya.
D . Menurut Waktu berlakunya :
1. Ius Constituentum yaitu : Hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat dan daerah
tertentu.
2. Ius Constituendam yaitu : hukum yang diharapkan berlaku pada waktu akan datang.
3. Hak Asasi (Hukum Alam) yaitu : Hgukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu dan
untuk segala bangsa di Dunia.

E . Menurut Cara Mempertahankannya


1. Hukum Materiil yaitu : Hukum yang memuat aturan-aturan kepentingan dan hubungan yang
berwujud perintah dan larangan.
2. Hukum Formal yaitu : Hukum yang memuat peraturan cara bagaimana melaksanakan dan
memperytahankan hukum materiil.
F . Menurut Wujudnya
1. Hukum Obyektif.
2. Hikum Subyektif.
G . Menurut Isinya
1. Hukum Privat yaitu : Hukum yang mengatur hubungan orang yang satu dengan lain.
2. Humkum Publik yaitu : Hukum yang mengatur antara negara dengan perorangan atau masyarakat.

MAZHAB ILMU HUKUM


A . MAZHAB HUKUM ALAM
Menurut Aristoteles hukum Alam itu adalah Hukum yang oleh orang-orang berfikiran sehat dirasakan
sebagai selaras dengan kodrat alam sedangkan menurut Thomas Van Aquino bahwa manusia
dikarunia Tuhan dengan kemampuan berpikir dan kecakapan untuk dapat membedakan baik dan
buruk dan mengenal berbagai peraturan perundangan yang langsung berasal dari Undang-Undang
Abadi (Lex eterna) atau dinamakan Hukum Alam dan menurut Hugo de Groot ialah pertimbangan
pikiran yang menunjukkan mana yang benar dan mana yang tidak benar.
B . MAZHAB KETUHANAN
Bahwa perintah yang datang dari Tuhan yang ditulis dalam kitab suci dari bermacam-macam Agama
tujuan mengenai hukum dikaitkan dengan agama dan teori ini mendasarkan perlakunya hukum atas
kehendak Tuhan. Pada dasarnya agama memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan
hukum oleh sebab itu setiap pemeluk agama wajib taat dan tunduk pada hukum, prinsip yang paling
mendasar adalah bahwa kaidah agama-agama tersebut datangnya dari Tuhan.
C . MAZHAB SEJARAH
Reaksi terhadap para pemuja hukum alam di Eropa timbul suatu aliran baru yang dipelopori oleh Von
Savigny, yang menyatakan bahwa hukum itu harus dipandang suatu penjelmaan dari jiwa atau rohani
suatu bangsa, selalu ada hubungan yang erat antara hukum dan kepribadian. Hukum bukannlah
disusun dan diciptakan oelh orang, tetapi hukum itu tumbuh ditengah masyarakat dari penjelmaan

dan kehendak rakyat yang pada suatu saat juka akan mati apabila sutau bangsa kehilangan
kepribadiannya. Jelas bahwa hukum itu tidak terlepas dari sejarah suatu bangsa dan waktu yang
serba relatif sebab hukum selalu berubah sesuai dengan keadaan.
D . TEORI KEDAULATAN RAKYAT
Pada zaman Reinassance, timbul teori yang mengajarkan bahwa dasar hukum itu adalah atau ratio
manusia atau biasa disebut aliran Rationalisme. Menurut aliran ini, raja dan penguasa negara
memperoleh kekuasaan bukan dari Tuhan tetapi dari rakyat.
Pada ajaran Rationalisme ini berpandangan bahwa kekuasaan raja berasal dari suatu perjanjian antara
raja dengan rakyat, yang menaklukkan dirinya pada raja kemudian dengan surat yang disebutkan
dalam perjanjian itu. Kemudian pada abad ke-18 Jean Jaeque Rousseau memperkenalkan teorinya
bahwa dasar terjadinya suatu negara ialah dengan perjanjian denga masyarakat atau contract social
yang diadakan oleh antara masyarakat untuk mendirikan suatu negara. Teori Rousseau yang menjadi
paham kedaulatan rakyat mengajarkan bahwa negar bersandar atas kemauan rakyat, dan semua
peraturan adalah penjelmaan dari rakyat.
E . TEORI KEDAULATAN NEGARA
Teori kedaulatan negara atau teori perjanjian masyarakat dan Naderatorim yang menyatakan,
kekuasan hukun tidak dapat didasarkan atas kemauan masyarakat. Hukum ditaati karena masyarakat
menaatinya. Hukum adalah kehendak negara dan negara mempunyai kekuasaan atau power yang
tidak terbatas.
Teori ini dinamakan Kedaulatan Rakyat yang timbul pada abad memuncaknya pengetahuan alam dan
di pelopori oleh Hans Kalsen, yang menyatakan bahwa hukum itu tidak lain dari pada kemauan negara
, namun demikian Hans Kalsen menyadari bahwa orang mentaati hukum karena ia merasa wajib
untuk menaatinya sebagai perintah negara.
F . TEORI KEDAULATAN HUKUM
Teori ini dipelopori oelh Prof Mr. Krabbe, yang menyatakan bahwa sumber hukum ialah rasa keadilan.
Hukum hanyalah apa yang memenuhi rasa keadilan orang banyak, yang tunduk pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Hukum itu ada karana anggota masyarakat mempunyai perasaan
hukum, hanya kaidah yang timbul dari persaaan tersebut yang dapat mempunyai suatu kewibawaan
atau kekuasaan. Inilah yang dinamakan Teori Kedaulatan Hukum.
G . TEORI KESEIMBANGAN
Teori keseimbangan ini dipelopori oleh Prof R. Kranenburg yang berusaha mencari dalil yang menjadi
dasar berfungsi keadaan darurat yang dapat menimbulkan suatu keseimbangan didalam masyarakat.
Kranenburg membela ajara Karabbe yang berpendapat bahwa kesadaran hukum orang itu adalah
sumber hukum da hukum itu berfungsi menurut suatu dalil yang nyata sebagaimana dirumuskan
Kranenburg, tiap orang menerima keuntungan atau mendapat kerugian sebanyak dasardasar yang
telah ditetapkan atau diletakkan terlebih dahulu.
Pembagian keuntungan dan kerugian ini yang dalam hal ditetapkan terlebih dahulu dasar-dasarnya
ialah tiap anggota masyarakat hukum sederajat dan sama.

PENUTUP
Pengantar hukum Indonesia adalah suatu sistem pengetahuan yang mempelajari tentang hukumhukum terdapat di Indonesia, sehingga kita dapat mengenal tentang hukum di Indonesia. Makalah ini
dimaksudkan agar kita mempelajari tentang hukum secara singkat tapi dapat dipahami dengan
mudah.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan Rahmat dan
Ridho-Nya

penulis

dapat

menyelesaikan

Makalah PendidikanPancasila

dan Kewarganegaraan yang berjudul Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa


Indonesia sebagai tugas Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Semester satu.
Sebelumnya penulis ingin berterimakasih kepada:
1.

Drs. Andi Subri, M.Pd selaku Dosen PPKn di FKIP UHAMKA

2.

Teman-teman dan keluarga yang telah membantu.


Adapun isi dari Makalah ini adalah Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Indonesia, Penjabaran Nilai - Nilai Pancasila, Upaya Menjaga Nilai Nilai Luhur
Pancasila.
Semoga Makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan dapat
memenuhi kriteria tugas yang bapak berikan serta dapat menjadi nilai tambah untuk
penulis.
Tak ada yang sempurna, begitu pula dengan penulisan makalah ini. Oleh
sebab itu penulis menerima kritik positif dari pembaca sebagai perbaikan bagi penulis
dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfat.
Akhir kata penulis ucapkan Terima Kasih
Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia......................4


B. Penjabaran Nilai - Nilai Pancasila..............................................................9
C. Upaya Menjaga Nilai Nilai Luhur Pancasila...........................................18
BAB III

PENUTUP

A. Saran.............................................................................................................20
B. Kesimpulan...................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
A. Sumber Buku................................................................................................21
B. Sumber Lain.................................................................................................21
j

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Pancasila selain sebagai dasar Negara, juga merupakan pandangan hidup

bangsa Indonesia. Sejarah telah mengungkapkan bahwa pancasila adalah jiwa dari
seluruh bangsa Indonesia yang mampu memberi kekuatan hidup kepada bangsa
Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin
baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Pancasila yang diterima dan ditetapkan sabagai dasar Negara seperti yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup
bangsa. Pembelajaran pancasila menjadi sangat penting, karena mengingat pancasila
merupakan jiwa dari seluruh rakyat Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa di
dalam pancasila mengandung jiwa yang luhur, nilai-nilai yang luhur dan sarat dengan
ajaran moralitas.
Kadang kala nilai-nilai luhur yang ada dalam pancasila yang merupakan
penjelmaan dari seluruh bangsa Indonesia tidak dipraktekan dalam kehidupan seharihari, tetapi diabaikan sehingga akibat dari itu nilai-nila luhur tersebut dengan sendirinya
akan hilang. Menyadari bahwa untuk kelestarian nilai-nilai pancasila itu perlu
diusahakan secara nyata dan terus-menerus pengahayatan dan pengamalan nila-nilai
luhur yang terkandung di dalamnya, oleh sebab itu setiap warga Negara Indonesia,
penyelenggara Negara, serta lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan baik
di pusat maupun di daerah harus sama-sama mengamalkan nilai-nilai pancasila demi
kelestarianya.
Oleh karena itu sebagai upaya nyata demi kelestarian nilai-nilai luhur pancasila,
perlu ditanamkan dan atau perlu ada pemahaman kepada generasi penerus bangsa,

salah satunya lewat pendidikan pancasila untuk mahasiswa disemester awal. Atas
dasar realita inilah penyulis merasa tertarik untuk membahasnya dalam
bentuk makalah dengan judul PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP
BANGSA INDONESIA
B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka penulis merumuskan masalah-

masalah yang akan di bahas diantaranya:


1.

Bagaimana hakikat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa?

2.

Bagaimana penjabaran tiap-tiap sila dari Pancasila?

3.

Apa saja upaya upaya dalam menjaga nilai nilai luhur pancasila?

C.

Tujuan Penulisan
Penulisan Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai beberapa tujuan,

yaitu:
1.

Untuk mengetahui hakikat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

2.

Untuk mengetahui penjabaran tiap-tiap sila dari Pancasila

3.

Untuk mengetahui upaya upaya dalam menjaga nilai nilai luhur pancasila

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

1. Arti Pandangan Hidup Suatu Bangsa

Sejak tanggal 28 Oktober 1928 kita telah menjadi satu bangsa, artinya satu
kesatuan dari berbagai ragam latar belakang sosial budaya, agama dan keturunan yang
bertekad untuk membangun satu tatanan hidup berbangsa dan bernegara.
Setiap bangsa mempunyasi cita-cita untuk masa depan dan menghadapi
masalah bersama dalam mencapai cita-cita bersama. Cita-cita kita sebagai bangsa
Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yakni mewujudkan suatu tatanan
masyarakat yang adil dan makmur materil dan spirituan berdasarkan Pancasila. Seperti
halnya keluarga, suatu bangsa yang bertekad mencapai cita-cita bersama memerlukan
suatu pandangan hidup. Tanpa pandangn hidup, suatu bangsa akan

terombang

ambing. Dengan pandangan hidup suatu bangsa dapat secara jelas mengetahui arah
yang dicapai.

Dengan pandangan hidup, suatu bangsa akan : dengan mudah

memandang persoalan-pesoalan yang dihadapi; dengan mudah mencari pemecahan


masalah-masalah yang dihadapi; memiliki pedoman dan pegangan; dan membangun
dirinya.
Dengan uraian di atas jelaslah betapa pentingnya pandangan hidup suatu
bangsa. Pertanyaan berikut yang secara wajar muncul pada diri kita sendiri apakah
pandangan hidup itu sesungguhnya?.
Pandangan hidup suatu bangsa adalah :
a. Cita-cita bangsa;
b. Pikiran-pikiran yang mendalam;
c. Gagasan mengenai wujud kehidupan yang lebih baik.
Jadi pandangan hidup suatu bangsa adalah inti sari (kristalisasi) dari nilai-nilai
yang dimiliki bangsa itu dan diyakini kebenaranya, yang berdasarkan pengalaman
sejarah dan yang telah menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkanya
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Dalam pandangan hidup terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang
dicita-citakan oleh sesuatu bangsa, terkandung pikiran yang dianggap baik. Oleh
karena itu pandangan hidup suatu bangsa merupakan masalah yang sangat asasi bagi
kekokohan dan kelestarian suatu bangsa. Negara Republik Indonesia memang
tergolong muda dalam barisan Negara-negara lain di dunia. Tetapi bangsa Indonesia
lahir dari sejarah dan kebudayaan yang tua, melalui gemilangnya Kerajaan Sriwijaya,

Majapahit dan Mataram. Kemudian mengalami penderitaan penjajahan sepanjang tiga


setengah abad, sampai akhirnya bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya
pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut
kembali kemerdekaan nasionalnya sama tuanya dengan sejarah penjajahan itu sendiri.
Bangsa Indonesia lahir menurut cara dan jalan yang ditempuhnya sendiri yang
merupakan hasil antara proses sejarah di masa lampau, tantangan perjuangan dan
cita-cita hidup di masa yang akan datang, yang secara keseluruhan membentuk
kepribadianya sendiri. Oleh karena itu bangsa Indonesia lahir dengan kepribadianya
sendiri, yang bersamaan dengan lahirnya bangsa dan Negara itu, kepribadian itu
ditekankan sebagai pandangan hidup dan dasar Negara Pancasila. Bangsa Indonesia
lahir dengan kekuatan sendiri, maka percaya pada diri sendiri juga merupakan salah
satu ciri kepribadian bangsa Indonesia. Karena itulah, Pancasila bukan lahir secara
mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui proses yang panjang,
dimatangkan oleh sejarah perjungan bangsa kita sendiri, dengan melihat pengalaman
bangsa-bangsa lain, dengan diilhami oleh bangsa kita dan gagasan-gagasan besar
bangsa kita sendiri.
Karena pancasila sudah merupakan pandangan hidup yang berakar dalam
kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai Dasar Negara yang mengatur hidup
ketatanegaraan. Hal ini tampak dalam sejarah bahwa meskipun dituangkan dalam
rumusan yang agak berbeda, namun dalam tiga buah UUD yang pernah kita miliki
yaitu dalam pembukaan UUD 1945, Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat
dan UUD sementara Republik Indonesia tahun 1950 pancasila itu tetap tercantum di
dalamnya.
Pancasila yang selalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional kita, Pancasila
selalu menjadi pegangan bersama pada saat terjadi krisis nasional dan ancaman
terhadap eksistensi bangsa kita, merupakan bukti sejarah bahwa Pancasila memang
selalu dikehendaki oleh bangsa Indonesia sebagai dasar kerohanian bangsa,
dikehendaki sebagai Dasar Negara.
3. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Manusia yang diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa, dikodratkan hidup
secara berkelompok. Kelompok manusia itu akan selalu mengalami perubahan dan
perkembangan. Perkembangan manusia dari yang mengelompok sampai pada suatu

keadaan dimana mereka itu terjalin ikatan hubungan yang kuat dan serasi. Ini adalah
pertanda

adanya

kelompok

manusia dengan

ciri-ciri

kelompok

tertentu,

yang

membedakan mereka dengan kelompok-kelompk manusia lainya. Kelopmok ini


membesar dan menjadi suku-suku bangsa. Tiap suku bangsa dibedakan oleh
perbedaan nilai-nilai dan moral yang mereka patuhi bersama. Berdasarkan hal ini kita
dapat menyebutkan adanya kelompok suku bangsa Minangkabau, Batak, Jawa, Flores,
Sunda, Madura, dan lain sebagainya. Semua suku itu adalah modal dasar terbentuknya
kesadaran berbangsa dan adanya bangsa Indonesia yang kita miliki adalah bagian dari
bangsa itu sekarang ini.
Kelompok-kelompok

manusia

tersebut

dikatakan

suku

bangsa,

karena

mempunyai tujuan hidup. Tujuan hidup kelompok ini akan membedakan mereka
dengan kelompok suku bangsa lain di Nusantara. Jadi kita kenal dengan pandangan
hidup suku Jawa, Sunda, Batak, Flores, Madura, dan lain-lain sebagainya.
Pandangan hidup merupakan wawasan atau cara pandang mereka untuk
memenuhi kehidupan di dunia dan bekal di hari akhir. Bangsa Indonesia yang terdiri
dari suku bangsa tersebut, meyakini adanya kehidupan di dunia dan hari akhir.
Berdasarkan hal tersebut kita menemukan persamaan pandangan hidup di antara sukusuku bangsa di tanah air ini, ialah keyakinan mereka adanya dua dunia kehidupan.
Inilah yang menyatukan pandangan hidup bangsa Indonesia, walaupun mereka
terdiri atas berbagai suku yang berbeda. Bangsa Indonesia yang terikat oleh keyakinan
Kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan kuatnya tradisi sebagai norma dan nilai
kehidupan dalam masyarakat adalah tali persamaan pandangan hidup antara berbagai
suku bangsa di Nusantara ini. Pandangan hidup kita berbangsa dan bernegara
tersimpul dalam falsafah kita Pancasila.
Pancasila memberikan pancaran dan arah untuk setiap orang Indonesia tentang
masa depan yang

ditempuhnya. Inilah pandangan hidup bangsa Indonesia

sebagaimana tertuang dalam kelima Sila Pancasila.


B.

Penjabaran Nilai - Nilai Pancasila

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


Dengan adanya dasar Ketuhanan maka Indonesia mengakui dan percaya pada
adanya Tuhan. Tuhan Yang Maha Esa, yang menjadi sebab adanya manusia dan alam
semesta serta segala hidup dan kehidupan di dalamnya.

Dasar ini menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk Indonesia untuk memeluk


agamanya/kepercayaanya, sebagaimana tercantum dalam pasal 29 UUD 1945. Hal ini
berarti bahwa, Negara Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu pulau dengan lebih
kurang 200 lebih juta penduduk yang menganut beberapa agama, menghendaki semua
itu hidup tentram, rukun dan saling menghormati.Denga demikian semua agama diakui
di Negara Republik Indonesia, dapat bergerak dan berkembang secara leluasa.
Sila pertama pancasila berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa terdiri dari dua
pengertian pokok yaitu pengertian tentang Ketuhanan dan tentang Yang Maha Esa.

Ketuhanan
Ketuhanan berasal dari kata Tuhan yakni Allah, zat Yang Maha Esa, pencipta segala
kejadian termasuk pencipta semua makhluk. Oleh karena itu Tuhan sering disebut juga
sebab yang pertama yang tidak disebabkan lagi. Alam beserta kekayaanya seperti
sumber-sumber minyak bumi, batubara, air dan lain-lainya merupakan ciptaanya.
Demikian dengan makhluk hidup merupakan cipataan Tuhan juga.

Yang Maha Esa


Yang maha Esa berarti yang maha satu atau maha tunggal dan tidak ada yang
mempersekutukan-Nya. Dia esa dalam zat-Nya, esa dalam sifat-Nya, esa dalam
perbuatan-Nya. Oleh kaena adanya kekhususanya itu, maka tidak ada yang
menyamainya dan Dia maha sempurna.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pengertian bahwa kita bangsa Indonesia
percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pencipta alam semesta beserta
isinya, baik benda mati maupun makhluk hidup.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Internasionalisme ataupun peri kemanusiaan adalah penting sekali bagi
kehidupan sesuatu bangsa dalam Negara yang merdeka dalam hubunganya dengan
bangsa-bangsa lain. Manusia adalah makhluk Tuhan, dan Tuhan tidak mengadakan
perbedaan antara sesama manusia. Pandangan demikian menimbulkan pandangan
yang luas, tidak terikat oleh batas-batas Negara atau bangsa sendiri, melainkan Negara
harus selalu membuka pintu bagi persahabatan dunia atas dasar persamaan derajat.
Manusia mempunyai hak-hak yang sama, oleh karena itu tidaklah dibenarkan
manusia yang satu menguasai manusia yang lain, atau bangsa yang satu menguasai
bangsa yang lain. Berhubung dengan hal itu maka tidak membenarkan adanya

penjajahan di atas bumi, karena hal yang demikian bertentangan dengan peri
kemanusiaan serta hak setiap bangsa menentukan nasibnya sendiri. Sesungguhnhya
manusia itu dilahirkan mempunyai hak yang tidak dapat dirampas dan dihilangkan. Hakhak itu harus dihormati oleh siapapun. Golongan manusia yang berkuasa tidaklah
diperkenankan memaksakan kehendaknya yang bertentangan dengan hak seseorang.
Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan beradab mengandung beberapa pengertian
pokok diantarnya:

Kemanusiaan
Kemanusiaan berasal dari kata amnesia, uang merupakan makhluk ciptaan tuhan
Yang Maha Esa. Oleh Tuhan manusia di karunia jasmani dan rohani, yang keduanya
merupakan satu kesatuan serasi, yang sering disebut pribadi manusia.

Adil
Adil mengandung arti obyektif atau sesuai dengan adanya, misalnya kita
memberikan sesuatu kepada orang lain, karena memang sesuatu itu merupakan
haknya. Jadi, kita tidak subyektif, tidak berat sebelah, tidak pilih kasih.

Beradab
Beradab berasal dari kata adab yang secara bebas berearti budaya. Dengan
demikian beradab berarti berbudaya. Manusia yang beradab berarti manusia yang
tingkah lakunya selalu dijiwai oleh nilai-nilai kebudayaan. Niali-niali budaya tidak lain
ialah hal-hal yang luhur, yang dijunjung tinggi oleh manusia, yang karena luhurnya itu
dijadikan pedoman, ukuran, atau tuntunan untuk diikuti. Kalau sesuai berarti baik, kalau
tidak sesuai berarti tidak baik.
3. Sila Persatuan Indonesia
Dengan

dasar kebangsaan (nasionalisme) dimaksudkan bahwa

bangsa

Indonesia seluruhnya harus memupuk persatuan yang erat antara sesama warga,
tanpa membeda-bedakan suku atau golongan serta berdasarkan satu tekad yang bulat
dan satu cita-cita bersama. Prinsip kebangsaan itu merupakan ikatan yang erat antara
golongan dan suku bangsa.
Paham kebangsaan kita adalah satu dasar kebangsaan yang menuju kepada
persaudaraan dunia, yang menghendaki bangsa-bangsa itu saling hormat-menghormati
dan harga-menghargai. Paham kebangsaan yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah:

a. Ke dalam, menggalang seluruh kepentingan rakyat dengan tidak membedakan suku


atau golongan.
b. Ke luar; tidak mengagungkan bangsa sendiri, namun dengan berdiri tegak atas dasar
kebangsaan sendiri juga menuju kea rah hidup berdampingan secara damai, berdasar
atas persamaan derajat antar bangsa serta berdaya upaya untuk melaksanakan
terciptanya perdamaian dunia yang kekal; dan abadi, serta membina kerja sama untuk
kesejahteraan umat manusia. Sila Persatuan Indonesia mengandung beberapa
pengertian di antaranya:

Persatuan
Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh, tidak pecah belah, persatuan
mengandung pengertian disatukanya berbagai macam corak yang beraneka ragam
menjadi satu kebulatan. Dengan perkataan lain, hal-hal yang beraneka ragam itu
setelah disatukan menjadi sesuatu hal yang serasi, utuh dan tidak saling bertentangan
antar yang satu dengan yang lain.

Indonesia
Yang dimaksud dengan Indonesia ialah dalam pengertian geografis dan bangsa
yang mendiami wilayah Indonesia.

4. Sila

Kerakyatan

Yang

Dipimpin

Oleh

Hikmat

Kebijaksanaan

Dalam

Permusyawaratan/Perwakilan
Dasar mufakat, kerakyatan atau demokrasi menunjukan bahwa Negara
Indonesia menganut paham demokrasi. Paham demokrasi berarti bahwa kekuasaan
tertinggi (kedaulatan) untuk mengatur Negara dan rakyat terletak di tangan seluruh
rakyat. Dalam UUD 1945 menyatakan bahwa kedaulatan adalah di tangan rakyat dan
dilakukan

sepenuhnya

oleh Majelis Permusyawaratan

Perwakilan. Demokrasi

Indonesia seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah demokrasi yang
tercantum dalam pancasila sebagai sila ke empat dan dinamakan demokrasi pancasila.
Asas demokrasi di Indonesia ialah demokrasi berdasarkan pancasila yang meliputi
bidang-bidang politik, sosial dan ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalahmasalah nasional berusaha sejauh mungkin menmpuh jalan permusyawaratan untuk
mencapai mufakat.
Hakikat dari musyawarah untuk mufakat dalam kemurnianya adalah suatu tata
cara khas yang bersumber pada inti paham kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksaan dalam permusywaratan/ perwakilan untuk merumuskan dan atau


memutuskan sesuatu hal berdasrkan kehendak rakyat, dengan jalan mengemukakan
hikmat kebijaksanaan yang tiada lain dari pada pikiran (rasio) yang sehat yang
mengungkapkan

dan

mempertimbangkan

persatuan

dan

kesatuan

bangsa,

kepentingan rakyat sebagaimana yang menjadi tujuan pemebentukan pemerintah


Negara termaksud dalam alinea ke empat Pembukaan UUD 1945. Oleh semua
wakil/utusan yang mencerminkan penjelmaan seluruh rakyat, untuk mencapai
keputusan berdasarkan kebulatan pendapat yang diitikadkan untuk dilaksanakan
secara jujur dan bertanggung jawab. Keputusan berdasrakan mufakat adalah sah
apabila diambil dalam rapat yang dihadiri oleh lebih dari separuh anggota yang hadir.
Sila

Kerakyatan

Yang

Dipimpin

Oleh

Hikmat

Kebijaksanaan

Dalam

Permusyawaratn/Perwakilan mengandung beberapa pengertian diantaranya:

Kerakyatan
Kerakyatan berasal dari kata rakyat yang berarti sekelompok manusia yang
mendiami suatu wilayah tertentu. Kerakyatan berarti suatu prinsip yang mengakui
bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Kerakyatan disebut juga
kedaulatan rakyat, artinya rakyat yang berdaulat, berkuasa. Hal ini disebut juga
demokrasi yang berarti rakyat yang memerintah.

Hikmat Kebijaksanaan
Hikmat Kebijaksanaan berarti suatu sikap yang dilandasi dengan penggunaan
pikiran yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesataun bangsa.
Kepentingan rakyat akan dijamin dengan sadar, jujur dan bertanggung jawab serta
didorong oleh iktikad baik sesuai dengan hati nurani yang murni.

Permusyawaratan
Permusyawaratan berarti suatu tata cara yang khas Indonesia untuk merumuskan
dan atau memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga tercapai
keputusan berdasarkan mufakat. Pelaksanaan dari kebenaran ini memerlukan
semangat mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan daerah,
golongan dan pribadi. Hal ini memerlukan pula iktikd yang baik dan ikhlas, dilandasi
oleh pikiran yang sehat serta ditopang oleh kesadaran bahwa kepentingan bangsa dan
Negara mengalahkan kepentingan yang lain.

Perwakilan

Perwakilan berarti suatu tata cara untuk mengusahakan ikut sertanya rakyat
mengambil bagian dalam urusan Negara. Bentuk keikutsertaan itu ialah badan-badan
perwakilan, baik di pusat seperti MPR dan DPR maupun di daerah yang berwujud
DPRD. Keanggotaan badan-badan perwakilan itu ditentukan melalui suatu pemilihan
yang bersifat langsung, umum, bebas dan rahasia.
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam pidato 1 Juni 1945 ditegaskan bahwa prinsip kesejahteraan adalah prinsip
tidak adanya kemiskinan di alam Indonesia Merdeka. Keadilan sosial adalah sifat
masyarakat adil dan makmur, kebahagiaan buat semua orang, tidak ada penghisapan,
tidak ada penindasan, dan penghinaan, semuanya bahagia, cukup sandang dan
pangan. Sila ini secara bulat berarti bahwa setiap rakyat Indonesia mendapat perlakuan
yang adil dalam bidan hukum, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pengertian keadilan mencakup
pula pengertian adil dan makmur Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
mengandung beberapa pengertian diantaranya:

Keadilan Sosial
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang
kehidupan baik materil maupun spiritual. Hal ini berarti keadilan itu tidak hanya berlaku
bagi orang yang kaya saja, tetapi berlaku pula bagi orang miskin, bukan hanya untuk
para pejabat, tetapi untuk rakayta biasa pula.

Seluruh Rakyat Indonesia


Seluruh rakyat Indonesia berarti bahwa setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia
baik yang berdiam di wilayah kekuasaan Republik Indonesia maupun warga Negara
Indonesia yang berada di Negara lain.
C. Upaya Menjaga Nilai Nilai Luhur Pancasila
Nilai nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari kehidupan
masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi penerus bangsa harus mampu
menjaga nilai nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut maka perlu adanya berbagai upaya yang
didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia. Upaya uapaya tersebut antara lain :

1. Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran khusus pancasila pada setiap satuan
pendidikan bahkan sampai ke perguruan tingg;

2. Lebih memasyarakatkan pancasila;


3. Menerapkan nilai nilai tersebut dalam kehidupan sehari hari;
4. Memberikan sanksi kepada pihak pihak yang melakukan pelanggaran terhadap pancasila;
5. Menolak dengan tegas paham paham yang bertentangan dengan pancasila.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan makalah tentang Pancasila Sebagai Pandangan

Hidup Bangsa Indonesia, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :


Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Apabila nilai-nilai pancasila diamalkan oleh
seluruh warga negara Indonesia maka tidak mustahil cita-cita negara Indonesia yaitu
mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 dapat terwujud.
B.

Saran
Sehubungan dengan pentingnya pengamalan butir-butir pancasila, maka penulis

menyarankan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk mengamalkan nilai-nilai


luhur pancasila mulai dari diri sendiri dengan kesadaran dan keteladan yang mungkin
akan dicontoh oleh orang lain dan menjadi budaya yang positif bagi bangsa Indonesia

serta mampu mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa sesuai yang terkandung dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

DAFTAR PUSTAKA
A.

Sumber Buku
Kansil C.S.T, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: PT pradnya

paramita.
Pangeran Alhaj S.T.S dan Surya Partia Usman, 1995. Materi Pokok Pendekatan
Pancasila. Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud.
Setiady Elly M, Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Srijanto Djarot, Waspodo Eling,dkk. 1994. Tata Negara Sekolah Menengah
Umum. Surakarta: PT. Pabelan.
UU Nomor 32 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal
B.

Sumber Lain
http://www.isomwebs.com/2011/makalah-pkn-pancasila/
http://www.isomwebs.com/2011/pancasila-sebagai-pandangan-hidup/

Pengantar
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan limpahan rahmat-Nya dan meluangkan waktu kepada penulis, sehingga
mampu menyelesaikan Makalah Pendidikan Pancasila ini yang berjudul "Pancasila sebagai
Kepribadian Bangsa Indonesia" sesuai dengan waktu yang kami rencanakan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Pembuatan makalah ini menggunakan metode study pustaka, yaitu dengan
mengumpulkan dan mengkaji materi Pendidikan Pancasila dari berbagai referensi. Kami
gunakan metode pengumpulan data ini, agar makalah yang kami susun dapat memberikan
informasi yang akurat dan bisa dibuktikan, serta dapat memberikan pemahaman terhadap
pembaca dengan materi yang dipandang melalui berbagai subjek. Penyampaian pembandingan
materi dari referensi yang satu dengan yang lainnya akan menyatu dalam satu makalah kami.
Sehingga tidak ada perombakan total dari sumbernya.
Makalah tentang Pancasila ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir mata
kuliah Pendidikan Pancasila. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi lebih
jauh tentang Pancasila sebagai kepribadian bngs Indonesia, serta tantangan yang akan dihadapi
di masa mendatang. Dalam makalah ini pun disajikan beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Irton,SE,.MM sebagai pengajar mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang telah membimbing kami. Penulis sangat menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran baik secara
tertulis ataupun secara lisan, khususnya kepada Dosen pengampu mata kuliah Pendidikn
Pncasila, Irton,SE.,MM, agar penulis bisa mengembangkan ilmu pengetahuannya, khususnya
ilmu Pendidikan Pancasila.

Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia adalah perwujudan dari nilai-nilai
budaya milik bangsa Indonesia sendiri yang di yakini kebaikan dan kebenarannya. Sebelum
ditetapkannya Pancasila sebagai Dasar Negara yang sah, Indonesia memang sudah sejak dulu
menganut nilai-nilai Budaya luhur yang telah tercipta ditengah-tengah masyarakat nenek moyang
Indonesia. Pancasila digali dari budaya bangsa sendiri yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang
berabad - abad lamanya. Oleh karena itu, pancasila adalah Pribadi bangsa Indonesia itu
sendiri. Yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai sebuah
bangsa. Pancasila merangkum nilai - nilai yang sama yang terkandung dalam adat - istiadat,
kebudayaan, dan agama - agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian, Pancasila sebagai
Kepribadian Bangsa Indonesia juga mencerminkan jiwa sekaligus sebagai Pandangan Hidup bagi
rakyat Indonesia.
Era globalisasi yang sekarang tengah melanda masyarakat dunia, sedikit demi sedikit
mendorong identitas yang dimiliki bangsa hingga melebur menjadi satu, yaitu suatu Tatanan
Dunia Baru. Untuk itu, masyarakat Indonesia ditantang untuk memperkokoh jatidirinya yang
sebenarnya di dalam dunia baru. Namun saat ini banyak fakta telah berbicara. Telah banyak
dijumpai masyarakat Indonesia yang dilihat dari segi perilaku yang sama sekali tidak
menampakkan identitas mereka sebagai masyarakat Indonesia. Bukankah bangsa ini telah
memiliki identitas yang jelas yang berbeda paham dengan ideolog-ideologi lain. Bangsa
Indonesia telah menetapkan pancasila sebagai asas dan nilai tertinggi atas semua
penyelenggaraan ataupun kegiatan-kegiatan di Indonesia. Maka, seluruh perilaku, sikap, dan
kepribadian adalah pelaksanaan dari nilai-nilai Pancasila. Dengan dijadikanya Pancasila sebagai
asas, maka sudah seharusnya didukung seluruh masyarakat Indonesia dengan menampilkan jati
diri khas yang telah dimiliki bangsa Indonesia sejak dulu. Dengan demikian maka akan muncul
dan terlihat karasteristik serta identitas bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Selain itu,
Pancasila juga berfungsi sebagai Pedoman Hidup bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Dengan demikian, ia menjadi sebuah ukuran/kriteria umum yang diterima dan berlaku untuk
semua pihak.
Pada masa ini telah banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang sangat merugikan
bangsa ini. Baik yang dilakukan oleh pejabat-pejabat Negara dengan melakukan tindak korupsi,
dan juga dilakukan oleh masyarakat-masyarakat dengan melakukan berbagai tindak kriminal,
para remaja yang melakukan penyalahgunaan narkoba, sex bebas, gengster-gengster,
tawuran antar blok dan yang lainya, yang melakukan semua itu hanya semata-mata untuk
menunjukan eksistensi mereka agar dianggap. Bahkan kebanyakan dari mereka yang melakukan
pelanggaran-pelanggaran tersebut malah merasa banggaatas penyimpangan-penyimpangan yang
telah mereka lakukan. Dalam hal seperti ini, nilai-nilai yng terkandung dalam pancasila sudah
mulai tidak dianggap lagi. Pancasila kini hanya menjadi bahan bacaan untuk hafalan saja
dikalangan pelajar maupun masyarakat, tanpa mengetahui apa makna yang terkandung dan
bagaimana perjuangan pahlawan - pahlawan untuk mencapainya untuk membangun bangsa ini.
Bangsa Indonesia menetapkan Pancasila sebagai azas. Maka, seluruh perilaku, sikap, dan
kepribadian adalah pelaksanaan dari nilai-nilai Pancasila. Perilaku, sikap, dan kepribadian yang
tidak sesuai dengan Pancasila berarti bukan perilaku, sikap, dan kepribadian masyarakat

Indonesia. Manakala masyarakat tidak menampilkan identitas ini yang sesungguhnya, berarti
Pancasila tidak dilaksanakan dalam berkehidupan di masyarakat. Sedangkan pancasila ingin
mengangkat bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memiliki warna, yang memiliki perbedaan
dari bermacam-macam ideologi yang ada di seluruh dunia. Namun yang ada sekarang adalah
ketidakpercayaan bangsa ini terhadap identitas bangsanya sendiri, yang telah mana The
Founding Fathers susah-susah merumuskannya, seolah tidak ada apresiasi yang dilandaskan
jiwa nasionalis oleh bangsa ini
Sungguh ironis memang. Bisa dibilang Bangsa ini sekarang malah bangga
mempunyai identitas baru yang bila diperhatikan merupakan perwujudan antara
identitas kapitalis dan komunis. Akankah Indonesia mengalami apa yang disebut dengan krisis
identitas?, yang dimana kini Nampak sebuah kepribadian ikut-ikutan, yang mungkin nanti
membuat hancur bangsa ini secara perlahan.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya Pancasila lahir bersama
dengan lahirnya Bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas Bangsa Indonesia dalam sikap
mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat membedakannya dengan bangsa
lain. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalahpencerminan dari garis pertumbuhan
dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa. Garis pertumbuhan dan
perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh kehidupan budi bangsa Indonesia dan
dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa
Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan berbagai peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu,
Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda dan lain-lain) namun kepribadian bangsa Indonesia tetap
hidup dan berkembang.
Mungkin di berbagai daerah di seluruh Indonesia memiliki identitasnya masing-masing,
misalnya di daerah-daerah tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi
oleh unsur-unsur asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup
dalam kepribadiannya sendiri. Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dri bangsabangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan jelas
bahwa tiap sila Pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa kita. Pancasila digali dari bumi
Indonsia sendiri yang merupakan jiwa bangsa Indonesia, karena pancasila
memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa
Indonesia. Itulah yang membedakan secara jelas antara Bangsa Indonesia dengan bangsa lainya.
Terdapat kemungkinan bahwa tiap sila secara terlepas dari yang lain bersifat universal,
yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini. Akan tetapi kelima sila yang merupakan
satu kesatuan, yang tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Perjanjian
luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat Indonesia menjelang dan sesudah
Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung tinggi, bukan sekedar karena ia ditemukan kembali
dari kandungan kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-abad
yang lalu, melainkan karena Pancasila itu telah mampu membuktikan kebenarannya setelah diuji
oleh sejarah perjuangan bangsa.
Pancasila yang kita gunakan saat ini adalah rumusan pancasila yang terdapat
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, karena rumusan itulah yang telah ditetapkan
oleh wakil-wakil bangsa Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia

Persiapan
Kemerdekaan
Indonesia
(PPKI). Sepeti
yang
telah
ditunjukan
didalam Ketetapan MPR No. XI/MPR/1978, Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang bulat
dan utuh dari kelima silanya. Dikatakan sebagai kesatuan yang bulat dan utuh, karena masingmasing sila dari Pancasila itu tidak dapat dipahami dan diberi arti secara sendirisendiri, terpisah dari keseluruhan sila-sila lainnya. Karena, memahami atau memberi arti setiap
sila-sila secara terpisah dari sila-sila lainnya akan mendatangkan pengertian yang keliru tentang
Pancasila.
Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian Bangsa Indonesia karena Pancasila dibuat dengan
tujan yakni sebagai dasar Bangsa Indonesia. Selanjutnya Pancasila digunakan baik sebagai
pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup
kerukunan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia seharihari, dan juga sebagai dasar sertafalsafah negara Republik Indonesia.

Kesimpulan
Pancasila sebagai kepribadian bangsa erat kaitanya dengan kehidupan sehari hari
masyarakat yang di kenal dengan keramahaan, kesopananya, kemajemukan, suku budayanya
yang merupakan manifiestasi dalam pandangan hidup bangsa. Bahkan sejak sebelum
berdirinya bangsa Indonesia, nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila sudah melekat di
dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Di dalam pancasila tersebut banyak mengandung makna makna yang sanga erat
kaitannya dengan keragaman budaya, adat istiadat, religius bangsa seperti masyakarat yang
merupkan kepribadian bangsa yaitu adanya pengakuan atas tuhan, dalam menyelesaikan suatu
masalah
selalu bermusyawarah untuk
mencpai
kata
mufakat,
saling hormat - menghormati orang lain, meletakan kepentingan golongan di atas kepentingan
pribadi, serta selalu bersikap adil untuk mencapai tujuan bersama.
Kemudian dari situlah Pancasila dibentuk dengan menggali nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia sendiri yang telah tertanam dalam kehidupan masyarakat Indonesia, yang jelas berbeda
jauh dengan nilai-nilai Ideologi bangsa lain.
Dengan ditetapkannya Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia pada tanggal 18
Agustus 1945, kita sebagai warga Negara Indonesia yang juga telah menganut nilai-nilai
pancasila harus mempertahankan nilai-nilai tersebut di dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Dengan kata lain, Pancasila dipergunakan sebagai penunjuk arah semua aktifitas atau
kegiatan dan kehidupan didalam segala bidang, yang berarti semua tingkah laku dan tindak atau
perbuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila
didalam Pancasila. Karena Pancasila selalu merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisah-pisahkan antara sila yang satu dengan yang lainnya, dan saling berkaitan satu sama lain
yang menunjukkan bahwa sila dalam Pancasila merupakan satu - kesatuan organis.
Pancasila yang harus dihayati ialah Pancasila yang sebagaimana telah tercantum di
dalamPembukaan UUD 1945, yang dengan demikian jiwa keagamaan (sebagai manifestasi
atau perwujudan dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa), jiwa yang berperi
kemanusiaan (sebagai manifestasi atau perwujudan sila Kemanusiaan yang adil dan
beradab), jiwa kebangsaan (sebagai manifestasi atau perwujudan dari sila Persatuan

Indonesia), jiwa kerakyatan (sebagai manifestasi dari sila kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan), dan jiwa yang menjunjung tinggi
keadilan sosial (sebagai manifestasi dari sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)
yang selalu terpancar dalam segala tingkah laku dan tindak atau perbuatan serta sikap hidup
seluruh bangsa Indonesia.

Daftar Pustaka
-http://metodeilmiah.com/penjelasan-fungsi-pancasila
-http://satrio-aji-p.blogspot.com/2013/03/pancasila-sebagai-jiwa-bangsa-indonesia.html
-http://navigasmaritime.blogspot.com/2013/01/implementasi-pancasila-sebagaijiwa.html
-http://hukum.kompasiana.com/2013/03/06/pancasila-sebagai-pandangan-hidup-bangsaindonesia-539744.html

Anda mungkin juga menyukai