PENDAHULUAN
membuat pembangkit sendiri, cadangan listrik bisa didapatkan dengan menggunakan genset.
Penggunaan genset tentu memerlukan modal besar untuk membeli set generator genset dan untuk
menyediakan bahan bakarnya. Biaya bahan bakar untuk genset jauh lebih besar dibanding harga
listrik per-KWh dari PLN. Oleh sebab itu, genset haruslah dioperasikan secara optimal. Optimal
Disini berarti, genset dapat segera bekerja saat dibutuhkan (sumber PLN tidak ada) dan segera
berhenti bekerja saat tegangan PLN telah kembali dengan tetap memperhatikan maintenance-nya
untuk menjaga usia pakai lebih lama. Sebab perlu diingat, ON-OFF yang terlalu sering serta
tidak adanya waktu jeda akan dapat mengurangi usia kerja dari genset tersebut. Untuk
1
menghindari pengoperasian yang tidak benar serta agar lebih praktis, maka sebuah panel control
otomatis sangat diperlukan. Panel tersebut bernama panel ATS.
1.2 Tujuan
Setelah melakukan praktek bengkel ini, mahasiswa diharapkan dapat :
Merancang bangun Automatic Transfer Switch (ATS)/Automatic Main Failure (AMF)
berbasis Programable Logic Controller (PLC)
Mendapatkan waktu peralihan PLN genset yang cepat jika suplai energi listrik dari PLN
tidak tersedia atau mengalami gangguan, sehingga suplai energi listrik dari genset yang
1.3 Persiapan
Hal yang harus diperhatikan dalam praktek bengkel selain praktek instalasi itu sendiri
adalah Kesehatan dan keselamatan kerja serta kedisiplinan. Berikut adalah hal yang harus
diperhatikan :
Menggunakan pakaian bengkel sesuai dengan ketentuan Politeknik Negeri Ujung
Pandang.
Selalu menggunakan sepatu safety
Selalu memastikan sambungan listrik yang sampai ke panel diputuskan terlebih dahulu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
setiap
GI
dengan tetap memperhatikan mutu serta keandalan. Mutu dan keandalan penyediaan tenaga
listrik menyangkut frekuensi, tegangan, dan gangguan. Demikian pula masalah penyaluran
daya yang juga perlu diamati dalam sistem interkoneksi agar tidak ada peralatan
penyaluran
yang
5. Dan lain-lain.
2.2 Generator
Generator
listrik adalah
sebuah
alat
yang
Prinsip kerja generator listrik sekarang ini dan umumnya, merupakan pergerakan
medanmagnet pada rotor terhadap kumparan tetap pada stator. Medan magnet yang dihasilkan
adalah dengan cara memberikan tegangan DC (Direct Current) pada kumparan penguat medan
pada rotor, yang bisa dihasilkan dari penguat sendiri maupun penguat terpisah. Untuk penguat
sendiri dapat dihasilkan oleh tegangan dan arus sendiri yang dihasilkan oleh kumparan stator.
Untuk kumparan stator generator listrik ini tergantung dari pabrik pembuatnya bisa saja
4
dirancang dengan sistem 3 fasa maupun sistem 1 fasa dengan sifat tegangan bolak balik (AC =
Alternating Current), sehingga tegangan AC yang dihasilkan harus di Jadikan tegangan DC oleh
rangkaian Penyearah Dioda maupun slip-ring dialirkan pada kumparan penguat medan magnet.
Generator Listrik dengan penguat sendiri selalu dirancang dengan AVR ( Automatic
Voltage Regulator ) yang berfungsi pengontrol tegangan output stator. Jika tengangan yang
diharapkan adalah 220 Volt atau 380 Volt maka AVR akan mengotrol besar kecilnya arus dan
tegangan yang masuk pada kumparan pada penguat utama (Main Exciter), dan akan di lanjutkan
dengan menyalurkan tegangan DC pada pada lilitan penguat medan melalui slip ring maupun
penyearah Dioda.
AVR tidak dirancang untuk penstabil Frekuensi, karena Frekuensi didapat dari putaran
rotor. Jika penggerak generator listrik adalah mesin diesel maka harus ada suatu alat penstabil
putaran mesin meskipun beban generator relatif tidak tetap dengan mengatur pasokan bahan
bakar pada mesin disel tersebut atau alat lain yang di sebut dengan ELC (Electronic Load
Controller)/DLC (Digital load Controller) pada generator sinkron atau sistem governor pada
PLTMH ( Pusat Listrik Tenagan Micro Hidro ).
Untuk generator listrik dengan penguat terpisah yaitu dengan memberikan suplay tegangan
DC dari luar generator tersebut misalnya dari sistem penyearah dari luar yang di alirkan ke
kumparan penguat medan magnet. Namun jenis generator dengan penguat terpisah mungkin
tidak ada di pasaran disebabkan kurang efektif.
Berdasarkan jenis arus listrik yang dohasilkan, generator listrik terbagi atas 2, yakni :
Generator Listrik AC
Pada generator listrik AC ini terdapat 2 buah stator. Kutub - kutub magnet yang
berlawanan saling dihadapkan sehingga diantara kedua kutub magnet tersebut
dihasilkan medan magnet. Di alam medan magnet tersebut terdapat kumpran yang
mudah berputar pada porosnya. Karena kumparan selalu berputar, maka jumlah gaya
magnet yang masuk ke dalam kumparan juga selalu berubah - ubah. Sifat dari arus
listrik yang dihasilkan oleh generator listrik AC ini berjenis bolak - balik dengan bentuk
seperti gelombang; amplitudonya bergantung pada kuat medan magnet, jumlah lilitan
kawat, dan luas penampang kumparan; serta frekuensi gelombangnya sama dengan
frekuensi putaran kumparan.
Generator Listrik DC
Cara kerja generator listrik DC mirip dengan cara kerja generator listri AC. Yang
membedakan hanya pada generator listrik DC ini menggunakan sebuah cincin belah
atau yang biasa disebut dengan komutator di bagian outputnya. Komutator ini
memungkinkan arus listrik induksi yang dialirkan ke rangkaian listrik berupa arus listri
DC meskipun kumparan yang berada di dalamnya menghasilkan arus listrik AC.
2.3 Genset
Genset (generator set) diesel menghasilkan tenaga listrik dengan menggunakan alternator
dan mesin diesel. Mesin ini menggunakan bahan bakar solar untuk beroperasi. Kekuatan mesin
(disajikan sebagai RPM) ditransformasikan oleh alternator menjadi arus listrik yang dapat
digunakan. Arus ini kemudian didistribusikan ke bangunan yang terhubung ke jaringan. Ini dapat
termasuk rumah, bangunan komersial dan lokasi konstruksi. Karena akses ke tegangan sangat
penting untuk rumah dan bisnis, generator diesel sering diandalkan untuk memberikan sumber
yang dapat dipercaya kekuasaan. Di bawah ini, kami akan menjelaskan keadaan dimana
generator ini digunakan dan beberapa keuntungan dari penggelaran mereka.
Generator diesel yang umum digunakan saat bekerja, rumah, atau bangunan tidak memiliki
akses dengan sumber listrik. Misalnya, lokasi konstruksi kadang-kadang terletak di daerah di
mana akses ke jaringan listrik tidak mungkin. Demikian pula, kapal transportasi memerlukan
7
sumber energi diandalkan untuk navigasi dan sistem propulsi. Sebuah generator diesel dapat
digunakan untuk menghasilkan tegangan yang diperlukan.
Di
sisi
lain,
generator
diesel
juga
digunakan
untuk
tujuan
yang
sama
sebagai Uninterruptible Power Supply (UPS). Artinya, jika jaringan listrik mengalami outage,
generator dapat memberikan redundansi. Ini redundansi daya dapat menjadi kritis. Hal ini
memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan operasi mereka, rumah sakit untuk
mempertahankan penggunaan instrumen mereka dan bandara untuk menjaga integritas sistem.
Setiap organisasi yang mengontrol aplikasi misi kritis bisa mendapatkan keuntungan dari
memiliki sebuah generator tersedia sebagai sumber daya yang handal.
Ketika terjadi pemadaman catu daya utama (PLN) maka dibutuhkan suplai cadangan listrik
dan pada kondisi tersebut Generator-Set diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik terutama
untuk beban-beban prioritas. Genset dapat digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau "offgrid" (sumber daya yang tergantung atas kebutuhan pemakai). Genset sering digunakan oleh
rumah sakit dan industri yang membutuhkan sumber daya yang mantap dan andal (tingkat
keandalan pasokan yang tinggi), dan juga untuk area pedesaan yang tidak ada akses untuk secara
komersial dipasok listrik melalui jaringan distribusi PLN yang ada.
Suatu mesin diesel generator set terdiri dari :
1. Prime mover atau pengerak mula, dalam hal ini mesin diesel (dalam bahasa inggris
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.3.1
Mesin Diesel
Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut dengan motor
bakar, ditinjau dari cara memperoleh energi termalnya (energi panas). Untuk membangkitkan
listrik, sebuah mesin diesel dihubungkan dengan generator dalam satu poros (poros dari
mesin diesel dikopel dengan poros generator).
Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai penggerak mula :
Berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta kompresi yang
tinggi.
Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 200 bar.
Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar pula, hal
Prime mover atau penggerak mula merupakan peralatan yang berfungsi menghasilkan
energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Pada mesin diesel/diesel
engine terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang
dimampatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi ( 30 atm), sehingga temperatur di
dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bersuhu
dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga bahan bakar yang
diinjeksikan akan terbakar secara otomatis. Penambahan panas atau energi senantiasa
dilakukan pada tekanan yang konstan.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang
dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak
bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh
poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi
gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.
9
Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua,
yaitu motor diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang dianalisa
dengan siklus dual dan motor diesel yang menggunakan sistim air injection yang dianalisa
dengan
siklus
diesel
(sedangkan
motor
bensin
dianalisa
dengan
siklus otto).
Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak pada proses
pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya
loncatan api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi (spark plug), sedangkan pada
motor diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan
bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan
bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga disebut compression ignition engine
sedangkan motor bensin disebut spark ignition engine.
Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepala silinder pada setiap
langkah daya :
1. Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah pemasukan dan penghisapan, di
sini udara dan bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah.
2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar
menyebabkan torak naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran.
Kedua proses ini (1 dan 2) termasuk proses pembakaran.
3. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di sini kedua katup yaitu
katup isap dan buang tertutup sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik
kembali torak ke bawah.
4. Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan
menyebabkan gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena
pada proses keempat ini torak kembali bergerak naik keatas dan menyebabkan gas
dapat keluar. Kedua proses terakhir ini (3 dan 4) termasuk proses pembuangan.
5. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang kembali
proses yang pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk kembali.
Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat digolongkan menjadi 3 bagian,
yaitu :
10
Sistem starting atau proses untuk menghidupkan/menjalankan mesin diesel dibagi menjadi 3
macam sistem starting yaitu :
1. Sistem Start Manual
Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya mesin yang relatif kecil
yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan
menggunakan penggerak engkol start pada poros engkol atau poros hubung yang
akan digerakkan oleh tenaga manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada
faktor manusia sebagai operatornya.
2. Sistem Start Elektrik
Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu < 500
PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau
24 volt untuk menstart diesel. Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari
baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel
sampai mencapai putaran tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat dipakai
untuk menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan
motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungsi sebagai generator DC.
Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu berupa Battery Charger dan
pengaman tegangan. Pada saat diesel tidak bekerja maka Battery Charger mendapat
suplai listrik dari PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari Battery
Charger didapat dari generator. Fungsi dari pengaman tegangan adalah untuk
memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila tegangan dari baterai atau
accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan tegangan standarnya, maka
hubungan antara Battery Charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh
pengaman tegangan.
3. Sistem Start Kompresi
11
Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 500 PK.
Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk start dari mesin
diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara ke dalam suatu botol udara.
Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga menjadi udara panas dan bahan bakar
solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection Pump serta disemprotkan lewat nozzle
dengan tekanan tinggi. Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran di ruang
bakar. Pada saat tekanan di dalam tabung turun sampai batas minimum yang
ditentukan, maka kompressor akan secara otomatis menaikkan tekanan udara di
dalam tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap dipakai untuk
melakukan starting mesin diesel.
stator dengan arus yang mengalir pada hantaran yang menuju jaring-jaring.
d) Relay daya balik
berfungsi untuk mendeteksi aliran daya aktif yang masuk ke arah generator.
2.4 AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch)
AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan downtime dan meningkatkan keandalan sistem
catu daya listrik. AMF dapat mengendalikan transfer Circuit Breaker (CB) atau alat sejenis, dari catu daya
utama (PLN) ke catu daya cadangan (genset) dan sebaliknya. Dan ATS merupakan pelengkap dari AMF
dan bekerja secara bersama-sama.
Cara Kerja AMF dan ATS
Automatic Main Failure (AMF) dapat mengendalikan transfer suatu alat dari suplai utama ke
suplai cadangan atau dari suplai cadangan ke suplai utama.AMF akan beroperasi saat catu daya utama
(PLN) padam dengan mengatur catu daya cadangan (genset). AMF dapat mengatur genset beroperasi jika
suplai utama dari PLN mati dan memutuskan genset jika suplai utama dari PLN hidup lagi.
2.5 Baterai (baterry / accu)
13
Battery merupakan suatu proses pengubahan energi kimia menjadi energi listrik yang berupa sel
listrik. Pada dasarnya sel listrik terdiri dari dua buah logam/ konduktor yang berbeda dicelupkan ke dalam
larutan maka akan bereaksi secara kimia dan menghasilkan gaya gerak listrik antara kedua konduktor
tersebut. Proses pengisian battery dilakukan dengan cara mengalirkan arus melalui sel-sel dengan arah
yang berlawanan dengan aliran arus dalam proses pengosongan sehingga sel akan dikembalikan dalam
keadaan semula. Battery yang digunakan pada sistem otomatis GenSet berfungsi sebagai sumber arus DC
pada starting diesel.
2. menjalankan program
3. memberikan nilai output
4. pengendalian
Dari kelebihan diatas PLC juga memiliki kekurangan antara lain yang
sering disoroti adalah bahwa untuk memrogram suatu PLC dibutuhkan
seseorang yang ahli dan sangat mengerti dengan apa yang dibutuhkan
pabrik dan mengerti tentang keamanan atau safety yang harus dipenuhi.
Sementara itu orang yang terlatih seperti itu cukup jarang dan pada
pemrogramannya harus dilakukan langsung ke tempat dimana server yang
terhubung ke PLC berada, sementara itu tidak jarang letak main
computer itu di tempat-tempat yang berbahaya. Oleh karena itu diperlukan
suatu perangkat yang mampu mengamati, meng-edit serta menjalankan
program dari jarak jauh.
PLC Omron CPM1A merupakan salah satu tipe PLC yang memiliki kecepatan
yang tinggi yang dirancang untuk operasi kontrol yang memerlukan jumlah I/O dari
10 sampai 100 buah I/O. Selain itu, PLC ini memiliki kemudahan dalam
penginstalan, pengembangan, dan pemasangan sistem.
Keuntungan PLC dibandingkan dengan suatu sistem logika relay atau rangkaian
konvensional, antara lain :
Sistem PLC
o Mudah dalam pengoperasian,
o Mudah dalam perawatan,
15
CPM1A CPU 40
Spesifikasi
100 - 240 VAC ; 50/60 Hz
85 264 VAC
16
Inrush Current
30 A max.
Power Consumption
60 VA max.
24 VDC ;
(300mA)
150 x 90 x 85 mm
Dimension
Weight
Communication connector
RS 232C
Area
masukan
Word
Bit
Fungsi
IR000-IR009
IR000.00IR009.15
(10 word)
(16 bit)
Area keluaran
IR010-IR019
(10 word)
IR010.00IR019.15
(160 bit)
Area kerja
IR200-IR231
(32 word)
IR200.00IR231.15
17
(512 bit)
program.
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 DAFTAR ALAT
N
o
1
2
3
Nama Komponen
Spesifikasi/Merek
Jumlah
Satuan
Tang kombinasi
Terminal
Obeng
Deko
4
5
Tespen
Multimeter
2
1
3
3
2
1
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Negatif
Positif
Nama Komponen
Spesifikasi/Merek
PLC
Telemeqanic Zelio
Logic
Box panel
Wire duet
Profil U
Line up terminal
Kontaktor
MCB 3 fasa
Fuse
Merlin Gerlin
4 Amper
Jumla
h
1
Satua
n
Unit
1
3
3
20
3
2
5
Buah
Meter
Meter
Buah
Buah
Buah
Bauh
18
9
10
Selector switch
Kabel NYA 1x2.5 mm
Eterna
11
12
13
14
15
Emergency stop
Push button
Pilot light
Baterai
Kabel Skun
16
17
18
19
20
21
Genset
Trafo
Baut dan mur
Relay
Inverter
Alat Ukur
Merah
Kuning
Hitam
Biru
12 VDC
Arus
8 mm
3 mm
Omron
Voltmeter
Ampheremeter
2
20
20
20
20
1
2
3
2
1
1
3
4
8
5
1
Buah
Meter
Meter
Meter
Meter
Buah
Buah
Buah
Buah
Bungk
us
Unit
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
BAB IV
LANGKAH KERJA
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
SISTEM OTOMATIS
Flow Chart
C
Start
ON Genset
Inisialisasi relay
Sebagai sensor
Tidak
ya
ya
Delay 10 s
Beban genset
Tidak
Jumlah = 3
ya
Stop
20
OFF genset
Tidak
Tidak
ya
Delay 10 s
Beban PLN
ya
Flow chart diatas menunjukkan bagaimana sistem kerja dari panel ATS secara otomatis.
Ketika pada kondisi normal, yakni ketika ada tegangan PLN dan ketiga fasa dari PLN
bertegangan, maka genset haruslah dalam keadaan OFF Karena genset tidaklah diperlukan ketika ada
suplai dari PLN. Dan tentunya beban dihubungkan ke sumber PLN. Ketika sumber PLN terus ada, maka
hal ini akan menyebabkan relay R1, R2, dan R3 sebagai pendeteksi tegangan PLN juga akan terus
bekerja. ketika ketiga relay ini bekerja, iya akan menjaga kontaktor K1 sebagai penghubung suplai PLN
ke beban bekerja, sehingga beban tetap akan tersuplai oleh sumber PLN.
Saat kondisi normal lalu tiba-tiba suplai dari PLN berhenti dengan alasan apapun, dengan delay
sekitar 3 detik, genset akan mulai starting dan bekerja. Switch genset terdiri dari 2, yakni starting dan
fuel. Starting hanya bekerja 3 detik sebagai pemantik, selanjutnya yang terus menjaga genset bekerja
adalah fuel. Dimana selama switch fuel bekerja, maka bahan bakar akan terus disuplai untuk genset
sehingga genset akan terus bekerja. dalam flow chart, tahap ini akan membentuk siklus,
baca tegangan PLN
Beban PLN
Off genset
Siklus 1
ON genset/ Starting
R7(starting
)
1
0
R8(Fuel
)
1R7(startin
1g)
1
0
OFF Genset
R8(Fuel)
1
1
21
Saat tidak ada suplai PLN, maka relay-relay pendeteksi tegangan PLN akan berhenti bekerja. saat
relay-relay tersebut tidak lagi bekerja, maka anak kontak normaly close-nya yang pada saat ada tegangan
PLN membuka, akan menutup sehingga timer yang terhubung ke anak-anak kontak NC tersebut akan
bekerja. setelah selesai menghitung, koil 10.01 yang terhubung ke R7 yang merupakan relay yang
terhubung ke switch starting genset serta koil10.03 yang terhubung ke R8 yang merupakan relay yang
terhubung ke switch fuel genset akan bekerja. setelah 3 detik, starting akan berhenti. Ketika starting
genset berhasil membangkitkan tegangan dari generator set, maka kontaktor K3 dan relay R4, R5, R6
sebagai pendeteksi tegangan genset akan bekerja. ketika relay-relay dan kontaktor pendeteksi bekerja,
maka timer akan melai menghitung selama 10 detik. Setelah selesai menghitung, maka beban akan
dialihkan dari PLN ke genset. Saat teganagn berhasil dibangkitkan oleh generator, beban tidak boleh
langsung dialihkan ke genset. Sebab beberapa detik setelah starting, tegangan genset masih belum stabil.
Pembacaan tegangan PLN akan terus dilakukan selama genset bekerja. jika masih tidak ada
tegangan PLN, maka beban akan terus disuplai oleh genset. Siklus ini kita namakan siklus 2.
Start genset
beban genset
Siklus 2
Jika setelah starting 3 detik tidak ada tegangan yang dibangkitkan oleh generator, dilalukan
pembacaan tegangan PLN lagi. Jika ternyata ada tegangan PLN, maka genset anak OFF dan terjadi
pembacaan tegangan lagi, selanjutnya akan mengulang siklus 1. Namun, jika ternyata ada tegangan
PLN, maka timer akan mulai menghitung delay 10 detik, lalu genset akan di-OFF-kan. Setelah genset
OFF, ada delay 30 detik lagi, lalu starting akan dimulai lagi. Starting kedua ini sama 3 detik dan seperti
yang pertama, fuel akan dipertahankan. Namun jika masih tidak ada tegangan, maka genset akan di-OFFkan lalu starting kembali dengan delay-delay yang masih sama dengan yang sebelumnya.
Starting
tidak ada
tidak ada
offgenset
Siklus 3
Pada siklus kedua di atas, kita memberikan cukup banyak delay antara lain, pada saat sebelum di-ON-kan
dan sebelum di-OFF-kan. Hal ini dilakukan, sebab pada saat baru dihidupkan, genset tidak boleh
langsung dimatikan karena hal ini akan merusak atau mempersingkat usia pakai genset. Dengan kata lain,
genset tidak boleh di-ON-kan dan di-OFF-kan terlalu cepat.
Ketika Genset telah bekerja, namun tiba-tiba ada tegangan PLN, genset tidak boleh langsung
dimatikan. Sebab, tegangan genset yang terdeteksi bisa saja hanya tegangan sesaat. Dan ketika sudah
terlanjur OFF, starting ulang akan memakan lebih banyak energi. Maka ketika ada tegangan PLN yang
terdeteksi, pengecekan tegangan PLN kembali dilakukan sebanyak 2 kali. Ketika pada saat pengecekan
tiba-tiba tidak ada tegangan PLN, maka sistem akan kembali pada ke siklus 2. Namun, jika pada saat 2
kali pengecekan tegangan PLN kemungkinan besar, tegangan PLN bukan lagi sesaat, dan pengecekan 2
kali yang juga berfungsi sebagai dela, memastikan tegangan PLN sudah stabil. Pada kondisi ini, barulah
genset di-OFFkan, kemudian sistem akan mengulang siklus 1.
22
Pada saat penggantian sumber beban dari PLN ke genset, maupun dari genset ke PLN harus ada
delay minimal sekitar 3 detik agar tidak terjadi tabrakan antara sumber genset dengan sumber PLN. Hal
ini terjadi sebab K1 yang merupakan penghubung antara sumber PLN ke beban dan K2 yang merupakan
penghubung antara sumber genset ke beban dihubung paralel ke beban. Artinya, hanya boleh ada 1 yang
mensuplai kebeban.
SISTEM MANUAL
Secara manual, artinya sistem tidak lagi bekerja secara otomatis, yang juga
berarti flowchart yang tergambar di atas tidak lagi berpengaruh.
Saat berkerja secara manual, ON dan OFF genset benar-benar hanya
dikontrol oleh satu push button. Push button ini yang mengontrol fuel dan starting
genset. Hanya saja, starting dikontrol tanpa pengunci, yang artinya saat kita tidak
lagi menekan push button, genset juga tidak lagi starting, namun fuel genset
dikontrol dengan pengunci, yang artinya ketika kita tidak lagi menekan push button,
fuel tidak berhenti bekeja. Seperti fungsi kedua switch genset ini, starting memang
hanya bekerja beberapa detik sebagai pemantik dan fuel akan selalu bekerja agar
genset bekerja. fuel baru akan berhenti bekerja saat push button STOP ditekan. Dan
di saat yang sama, genset juga akan berhenti bekerja. Sistem manual ini
dibutuhkan saat sistem otomatis mengalami masalah.
Jadi, pada sistem manual ini, hanya ada dua push button yang digunakan,
yakni tombol ON dan tombol OFF, dimana tombol OFF manual sama dengan tombol
OFF otomatis. Saat kita menekan tombol ON Manual, genset akan bekerja dengan
starting selama kita menekan tombol. Dan akan berhenti bekerja pada saat tomol
OFF ditekan. Pada sistem manual, ketika genset sedang bekerja, ada/tidak adanya
tegangan PLN tidak mepengaruh kerja genset, sebab genset hanya dipengaruhi
oleh tombol ON manual dan OFF.
23
BAB VI
GAMBAR RANGKAIAN
24
BAB VII
25
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Genset atau generator set adalah sebuah mesin/generator yang dapat menghasilkan listrik dengan
bahan bakar minyak/ solar yang digunakan sebagai back-up ketika tidak ada tegangan PLN.
Dengan menggunakan panel ATS, pengoperasian genset dapat lebih mudah, otomatis, dan dapat
lebih optiomal baik dari segi pengoperasian, kehematan, maupun dari segi keamanan.
Pada saat pengoperasian genset, peralihan dari PLN ke genset ataupun sebaliknya, butuh delay
beberaap detik agar sumber dari PLN dan genset tidak bertabrakan.
Sebelum memasukkan beban, butuh delay beebrapa detik untuk PLN maupun genset sebelum
beban dihubungkan. Sebab ketika baru dioperasikan, tegangan genset PLN mupun genset belum
stabil. Sehingga adanya delay berfungsi untuk menunggu kestabilan sumber listrik.
Ketika tidak ada tegangan yang dibangkitkan, starting dan stop genset dilakukan berulang kali.
Start-stop ini tidak boleh dilakukan terlalu cepat, sehingga diberikan delay.
BAB VIII
26
DAFTAR PUSTAKA
Marsudi Djiteng. 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Erlangga: Jakarta.
http://akhdanazizan.com/generator-listrik
http://carapedia.com/kerja_generator_listrik_info2559.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Generator_listrik
http://id.wikipedia.org/wiki/Kontrol_logika_terprogram
http://www.apsgenset.com/blog/post/definisi-dan-pengertian-mesin-genset
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/10/generator-set-genset.html
LAMPIRAN
27
Ledder Diagram
28
29
30
31
32
33
Ta
mpilan CIMON SCADA Sistem Interkoneksi
34
35