Anda di halaman 1dari 9

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO

Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANG


digunakan untuk memenuhi tugas Matakuliah Sistem dan Manajemen Alat dan
Mesin Pertanian Kelas A

Oleh:
Wahyu Dwi Firmansyah
NIM 141710201044

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Renteng, merupakan perusahaan yang
bergerak pada hasil perkebunan, khususnya kopi dan kakao. Kunjungan lapang
dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerapan Sistem Manajemen
ALSINTAN yang diterapkan di puslit, yang mencakup jenis mesin apa yang
digunakan beserta kapasitasnya, kebutuhan tenaga kerja, dan jam kerja. Hal
tersebutlah yang membuat rasa keingintahuan bagaimana Manajemen yang
diterapkan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Renteng.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari laporan
ini adalah bagaimana Sistem Manajemen ALSINTA yang diterapkan pada Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Renteng.
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1

Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui Sistem

Manajemen ALSINTA yang diterapkan di pusat Penelitian Kopi dan Kakao


Renteng.
1.3.2

Manfaat
Manfaat penulisan laporan ini adalah mengetahui Sistem Manajemen

ALSINTAN yang diterapkan di Pusat Penelian Kopi dan Kakao Renteng.

BAB 2. PROFIL PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO


INDONESIAFAC
ebookTwitter
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) didirikan pada 1
Januari 1911 dengan nama waktu itu Besoekisch Proefstation. Setelah
mengalami beberapa kali perubahan baik nama maupun pengelola, saat ini
secara

fungsional Puslitkoka

berada

di

bawah

Badan

Penelitian

dan

Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia, sedangkan


secara struktural dikelola oleh Lembaga Riset Perkebunan Indonesia Asosiasi
Penelitian Perkebunan Indonesia (LRPI APPI). Puslitkoka adalah lembaga non
profit yang memperoleh mandat untuk melakukan penelitian dan pengembangan
komoditas kopi dan kakao secara nasional, sesuai dengan Keputusan Menteri
Pertanian Republik Indonesia No. 786/Kpts/Org/9/1981 tanggal 20 Oktober
1981. Juga sebagai penyedia data dan informasi yang berhubngan dengan kopi
dan kakao. Sejak berdiri pada tahun 1911, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia berkantor di Jl. PB. Sudirman No. 90 Jember. Namun mulai 1987
seluruh kegiatan/operasional dipindahkan ke kantor baru berlokasi di Desa
Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Jember berjarak + 20 km arah Barat Daya dari
Kota Jember. Pada tahun 2008 terakreditasi oleh Lembaga Sertfikasi KNAPPP
dengan Nomor Sertifikat: 006/Kp/KA-KNAPPP/I/2008;
Pusat Penelitian Kopi Dan Kakao Indonesia mempunyai tugas pokok dan
fungsi sebagai berikut.
1.

Melakukan penelitian guna mendapatkan inovasi teknologi di bidang


budidaya dan pengolahan hasil kopi dan kakao

2.

Melakukan kegiatan pelayanan kepada petani/pekebun kopi dan kakao di


seluruh wilayah Indonesia guna memecahkan masalah dan mempercepat alih
teknologi

3.

Membina kemampuan di bidang sumberdaya manusia, sarana dan prasarana


guna mendukung kegiatan penelitian dan pelayanan.

Sedangkan untuk visi dan misi dari Pusat Penelititan Kopi Dan Kakao
Indonesia adalah sebagai berikut.
1.

Menjadi salah satu lembaga penelitian yang handal dan produktif dalam
menciptakan dan mengembangkan teknologi yang tekait dengan perkebunan
kopi dan kakao

2.

Menjadi pelopor kemajuan industri kopi dan kakao

3.

Menjadi mitra pelaku usaha dengan pemerintah dalam mengembangkan


inovasi teknologi baru.

4.

Menjadi pusat informasi dan pengembangan sumber daya manusia dalam


meningkatkan daya saing.
Pusat Penelitian Kopi Dan Kakao Indonesia mempunyai rencana

strategis sebagai berikut.


1.

Menentukan arah penelitian yang difokuskan pada isu strategis dengan


memperhatikan peluang, kendala dan sumberdana yang tersedia yang lebih
lanjut dijabarkan dalam Rencana Operasional Penelitian (ROP)

2.

Menyatukan persepsi antara pengambil kebijakan, perencana, peneliti dan


pengguna teknologi dalam menentukan arah dan prioritas penelitian.

3.

Menyatukan arah penelitian dalam rangka mendorong munculnya efek


sinergik dalam kegiatan ristek pada lingkup Puslitkoka, lingkup Badan
Litbang Pertanian serta lingkup Nasional dan Internasional
Pusat Penelitian Kopi Dan Kakao Indonesia mempunyai mempunyai

sarana sebagai tempat penelitian. Untuk kebun percobaan dan areal kantor seluas
380 ha, terdiri atas kebun percobaan kopi arabika (KP. Andungsari ketinggian
100-1.200 m dpl.), kopi robusta dan kakao (KP. Kaliwining dan KP. Sumberasin
ketinggian 45-550 m dpl.). Laboratorium yang dipunyai seluas 2.365 m2 dengan
peralatan sejumlah 850 unit. Terdiri dari Laboratorium Pemuliaan Tanaman,
Laboratorium Fisika Tanah, Kimia Tanah dan Biologi Tanah, Laboratorium
Kultur Jaringan, Laboratorium Mekanisasi Pertanian, Laboratorium Pengolahan
Hasil, Laboratorium Pengawasan Mutu, Pusat Informasi dan Pelatihan.

BAB 3. HASIL KUNJUNGAN LAPANG


3.1 Teknologi Pengolahan Kopi
Teknologi pengolahan kopi yang diterapkan di Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Renteng terbagi menjadi dua proses, yaitu pengolahan primer dan
sekunder sebagai berikut.
3.1.1 Pengolahan Primer
Pengolahan primer pada pengolahan kopi, dilakukan melalui dua tahap,
yaitu pengolahan kopi kering dan pengolahan kopi basah.
1. Pengolahan Kopi Kering
Pengolahan kopi kering yang diterapkan di Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao melalui tahapan sortasi dan penjemuran.
a. Sortasi
Sortasi merupakan tahapan pengelompokan kopi berdasarkan tingakat
kematangan. Tingkat kematangan dipisahkan berdasarkan warna. Pada
proses sortasi dilakukan manual dengan jumlah tenaga kerja 2 orang.
b. Pengeringan
Pengeringan kopi pada pengolahan kopi kering dilakukan dengan
memanfaatkan sinar matahari. Pengeringan dilakukan hingga kadar air
pada biji kopi mencapai 12-13 %.
2. Pengolahan Kopi Basah
Pengolahan kopi basah yang diterapkan di Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut.
a. Sortasi
Sortasi pada pengolahan kopi basah dilakukan dengan menggunakan
mesin sortasi.
b. Pulping
Pulping merupakan tahap pengupasan kulit kopi, dengan menggunakan
alat pulper dengan kapasitas 2-3 ton/jam, dengan 2 orang berkerja yang
bertugas untuk memasukkan kopi dan menampung hasil pengupasan.

c. Fermentasi
Fermentasi merupakan tahapan untuk menambah cita rasa pada kopi.
Fermentasi kopi dilakukan menggunkan kotak fermentasi yang terbuat
dari kayu, dengan jumlah pekerja 1 orang.
d. Pencucian
Pencucian merupakan tahapan pembersihan biji kopi setelah melalui
proses fermentasi. Pada proses pencucian ini menggunakan alat pencuci
biji kopi, yang mempunyai kapasitas 500 kg/jam dengan jumlah pekerja 2
orang.
e. Pengeringan
Pengeringan

kopi dapat dilakukan dengan

alami menggunakan sun

draying atau mesin mekanikal draying. Pengeringan dilakukan hingga


kadar air pada biji kopi mencapai 12 -13 %. Dengan jumlah tenaga kerja 3
orang.
f. Hulling
Hulling merupakan proses pegupasan kulit tanduk atau kulit ari. Pada
proses hulling ini menggunakan alat huller, dengan jumlah tenaga kerja 2
orang.
g. Gredding
Gredding merupakan tahapan pengelompokan biji kopi. Biji kopi
dipisahkan berdasarkan besar kecilnya biji kopi, agar pada saat proses
penyangraian biji kopi matang dengan merata.
3.1.2 Pengolahan Sekunder
Pengolahn sekunder pada pengolahan kopi dilakukan melalui tahapantahapan sebagai berikut.

3.2 Teknologi Pengolahan Kakao


Teknologi pengolahan kakao yang diterapkan pada Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao terbagi menjadi dua tahap pengolahan yaitu pengolahan primer dan
sekunder.
3.2.1 Pengolahan Primer
Pengolahan primer pada kakao dilakukan dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut.
1. Pemisahan kulit dan biji
Pemisahan kulit dan biji kakao menggunakan alat podbreaker.
Podbreaker merupakan alat untuk memecah dan memisahkan tongkol kakao..
Podbreaker mempunyai kapasitas 6000-7000 tongkol/jam, atau setara
menggunaka 60-70 orang/jam. Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada
tahapan ini sebanyak 3 orang yaitu satu orang memasukkan buah kakao, dan
2 orang sebagai operator.
2. Pemisahan Lendir
Pemisahan lendir pada pengolahan kakao dilakukan menggunakan mesin
the pulper, dengan kapasitas 1 ton/jam dan jumlah tenagan kerja 2 orang
selama 7-8 jam/hari.
3. Fermentasi
Fermentasi merupakan proses untuk menambah cita rasa pada kakao.
Fermentasi dilakukan dengan menggunakan kotak fermentasi yang terbuat
kayu. Kapasitas kotak fermentasi kakao adalah 40 kg. Fermentasi dilakukan
selama 5 hari, setiap 48 jam dibalik. Dengan tenaga kerja 1 orang.
4. Pengeringan
Pengeringan merupakan proses yang bertujuan untuk mengurangi kadar
air pada biji kakao. Pengeringan dilakukan dengan menggunkan pengeringan
mekani dengan bahan bakar kayu sebanyak 2-3 kubik/hari dengan kapasitas
2 ton/jam, selama 40 jam dengan suhu 55-60 derajat celcius. Jumlah tenaga
kerja 2-3 orang.

5. Sortasi
Sortasi merupakan proses biji kakao. Sortasi dilakukan dengan
menggunakan mesin sortasi kakao dengan kapasitas 1-1,5 ton/jam. Dengan
jumlah tenaga kerja 2 orang.
3.2.2 Pengolahan Sekunder
1. Uji Mutu
2. Steaming
3. Penyangraian
4. Penggilingan
5. Pengempaan
6. Penyangraian
7. Pencampuran

BAB 3. HASIL KUNJUNGAN LAPANG


3.1 Teknologi Pengolahan Kopi

3.1.1 Pengolahan Primer


3.1.2 Pengolahan Sekunder
3.2 Teknologi Pengolahan Kakao
3.2.1 Pengolahan Primer
3.2.2 Pengolahan Sekunder

Anda mungkin juga menyukai