Anda di halaman 1dari 35

GAYA GERAK UNTUK APLIKASI MOTOR

LISTRIK
Gerak suatu benda yang disebabkan oleh mesin listrik
terdiri dark dua jenis, yaitu gerak translasi (gerak lurus) dan
gerak rotasi (gerak putar pada suatu poros). Benda-benda
yang bergerak selalu mempunyai kecepatan yang jauh lebih
kecil dark kecepatan cahaya (v = 3x108. Oleh karena itu
gerak yang dihasilkan mesin listrik selalu dianalisis dengan
hokum fisika klasik.
Gerak lurus
Andaikan suatu massa m bergerak dengan kecepatan v pada
bidang miring yang disebabkan oleh gaya F, akan terjadi
gaya gesekan Fk yang melawan arah gaya F itu. Pada
bidang akan terjadi gaya reaksi yang disebut gaya normal N
yang disebabkan oleh gaya beraat benda menekan bidang
permukaan.

Gambar 1 Gerak benda pada bidang miring


Gaya berat benda adalah :
G = mg
dengan :
G = gaya berat benda (N)
m = massa benda (kg)

(1)

g = grafitasi bumi = 9,8 m2/dt


Pada gambar 1 terdapat gerak lurus pada bidang miring,
sehingga timbul gaya normal yang arahnya tegak lurus
keatas terhadap bidang permukaan. Besar gaya normal
dinyatakan dengan :
N = G cos
(2)
dengan :
N = gaya normal (N)
= sudut kemiringan (o)
Dengan adanya gaya gesek antara benda yang bergerak
dengan permukaan bidang, maka diperoleh persamaan gaya
menurut Hukum Newton sebagai berikut :
F Fk G sin = d (m v)/dt
(3)
Gaya gesek dinamis untuk benda yang bergerak pada
permukaan adalah :
Fk = N
(4)
dengan :
F = gaya yang diterima benda (N)
Fk = gaya gesek antara benda dengan bidang
permukaan (N)
= koefisien gesekan dinamis
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/dt)
t = waktu (dt)
Perubahan momentum terhadap waktu adalah :
d(m v)/dt = m dv/dt + v dm/dt
(5)
Menurut fisika klasik, massa suatu benda yang bergerak
selalu konstan, sehingga persamaan (5) berubah menjadi :
F Fk G sin = m dv/dt
(6)
2

Gerak suatu benda diakibatkan oleh adanya gaya


percepatan yang dialami oleh benda tersebut, yaitu :
Fp = m a = m dv/dt
(7)
Jadi substitusi persamaan (7) kedalam persamaan (6)
menghasilkan :
Fp = F Fk G sin = m dv/dt = m d2s/dt2
(8)
Contoh 1
Suatu benda dengan berat 980 N bergerak pada bidang
datar, ditarik oleh gaya sebesar 500 N yang membentuk
sudut 30o terhadap bidang datar, dan terdapat gaya gesekan
300 N. Hitunglah percepatan benda, gaya normal dan
koefisien gesekannya.
Jawab

Gaya percepatan benda adalah :


Fp = F cos 30o Fk = 500 . 0,866 300 = 133 N
a = Fp/ m = 133/100 = 1,33 m/dt2
Gaya normal yang dialami benda adalah :
N = G - F sin 30o = 980 500 . 0,5 = 730 N
Koefisien gesek adalah :
= Fk/N = 300/730 = 0,411
Energi dan daya pada gerak translasi
Energi mekanik yang terjadi pada gerak lurus terdiri dark
dua jenis, yaitu energy kinetic dan energy potensial.
3

Perubahan energy mekanik yang dialami suatu benda ke


perubahan energy kinetic dan potensial akan memenuhi
hokum kekekalan energi. Energi kinetik yang dialami suatu
benda yang mengalami gaya percepatan dan menempuh
jarak sejauh ds adalah :
Wk Fp ds m (dv / dt ) ds m v dv
(9)
1
2
2
m (v2 v1 )
2
dengan :
Wk = energi kinetik yang dialami benda (J)
v1 = kecepatan awal benda (m/dt)
v2 = kecepatan akhir benda (m/dt)
s = jarak tempuh benda (m)
Dari persamaan (9) terlihat bahwa perubahan energi kinetik
tidak bergantung pada jarak lintasan dan lamanya benda
bergerak, tetapi hanya bergantung pada kecepatan awal dan
akhir benda tersebut.
Perubahan energi potensial merupakan energi yang
dibutuhkan jika benda berubah ketinggiannya dark
permukaan bumi. Perubahan energi potensial dinyatakan
dengan :
(10)
Wp m g dh m g (h2 h1 )
dengan :
Wp = energi potensial yang dialami benda (J)
g = gravitasi bumi
h1 = ketinggian awal benda (m)
h2 = ketinggian akhir benda (m)
Perubahan energi mekanik yang dialami benda adalah :
2
2
(11)
Wm Wk Wp m 1/ 2 (v2 v1 ) (h2 h1 )
4

Daya adalah kemampuan suatu benda untuk


melakukan kerja dalam bentuk energi yang disebabkan oleh
gaya penggerak pada suatu benda dalam suatu elemen
waktu.
(12)
P dW / dt Fp ds / dt Fp v
Contoh 2
Dari contoh 1, hitunglah daya yang dialami benda pada
waktu t = 3 detik untuk menggerakkan benda tersebut. Jika
benda tersebut mengalami kecepatan tetap 5 m/dt,
hitunglah daya penggerak yang dialamai benda itu. Anggap
pada waktu awal t = 0 dan v = 0.
Jawab
t

to

v a dt 1,33 dt 1,33 t 1,33 . 3 4 m / dt


Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan benda pada
waktu t = 3 dt adalah :
P = F v = F cos 30o v = 500 . 0,866 . 4 = 1732 W
Daya percepatan yang dibutuhkan pada t = 3 dt adalah :
Pp = Fp v = 133 . 4 = 532 W
Dengan kecepatan konstan v = 5 m/dt, maka berlaku :
Fp = F cos Fk = 0
F = Fk/cos = 300/cos 30o = 300/0,866 = 346,4 N
Jadi daya penggerak adalah :
P = F v = F cos v = 346,4 cos 30o . 5 = 1500 W
Gerak Rotasi
Jika suatu benda bermassa m berputar pada porosnya
dengan kecepatan sudut w, maka pada benda tersebut
terdapat momen inersia sebesar J. Sistem ini digerakkan
5

oleh momen penggerak Ma dan terjadi momen beban


sebesar ML.

Gambar 2 Gerak rotasi benda


Menurut Hukum Newton, gerak rotasi dapat dianalogikan
dengan gerak translasi sehingga momen (torsi) percepatan
pada gerak rotasi adalah :
Mp = d(J w)/dt
(13)
Momen percepatan sering disebut potensial energi yang
tersimpan pada benda yang bergerak rotasi. Menurut fisika
klasik tidak terjadi perubahan momen inersia pada saat
benda sedang bergerak rotasi. Jadi berlaku :
M p M a M L J dw / dt w dJ / dt
(14)
J dw / dt J d 2 / dt 2
dengan :
Mp = momen percepatan (N-m)
Ma = momen penggerak (N-m)
ML = momen beban (N-m)
J = momen inersia (kg-m2)
w = kecepatan sudut (rad/dt)
= posisi sudut (rad)
t = waktu (dt)
Energi dan Daya pada Gerak Rotasi

Pada gerak rotasi tidak terjadi perubahan energi potensial,


sehingga energi mekanik pada gerak rotasi ini hanya
merupakan energi kinetic saja.
Wm Wk M a w dt
(15)
J (dw / dt ) w dt J w dw
Daya penggerak dan energi yang dibutuhkan untuk
menggerakkan benda sehingga benda itu berputar adalah :
Pa M a w M L J w dw / dt
(16)
Wa M a w dt M L w dt J w dw
(17)
WL 1 / 2 J ( w 2 wo )
dengan :
Pa = daya penggerak (W)
Wa = energi penggerak (J)
WL= energi yang diakibatkan momen beban (J)
Daya percepatan yang dibutuhkan untuk menggerakkan
benda adalah :
Pp (M a M L ) w
(18)
Pada kecepatan sudut yang tetap (konstan), daya percepatan
adalah nol sehingga diperoleh :
Ma ML
(19)
Pa PL
(20)
dengan :
Pa = daya penggerak (W)
PL = daya beban atau daya lawan (W)
Contoh 3
Suatu penggerak dengan momen inersia 100 kg-m2
berputar dari keadaan diam ke keadaan konstan sebesar 2
7

rad/dt. Penggerak tersebut melayani beban konstan sebesar


10 N-m. Pada waktu 10 detik pertama kecepatan adalah
1,622 rad/dt. Hitunglah daya yang diperlukan penggerak
pada waktu 5 detik dan 2 jam, energi yang diberikan
penggerak selama 5 detik dan 5 jam. Jika diberikan momen
percepatan 5 N-m dalam waktu 5 detik, hitunglah
kecepatan, daya dan energi pada waktu itu.
Jawab
Diasumsikan kecepatan w = c (1 e-kt)
Untuk t = 0, w = 0
Untuk waktu yang lama (t >>>), w = 2 rad/dt, sehingga
w = 2 (1 e-kt)
Pada t = 10 detik, w = 2 (1 e-10k) = 1,662 rad/dt sehingga
diperoleh harga k = 1/10 dt-1
Jadi kecepatan sudut w = 2 (1 e-t/10)
Daya yang dibutuhkan penggerak adalah :
Mp = Ma ML = J dw/dt = Ma 10 = 100 dw/dt
Pa = Ma w = (10 + 100 dw/dt) w
= 10 w + 100 w dw/dt
= 10 . 2 (1 e-t/10) + 100 . 2 (1 e-t/10) . (-1/10) e-t/10
= 20 (1 e-t/10) - 20 (1 e-t/10) e-t/10
= 20 (1 - e-t/10) (1 e-t/10)
Untuk t = 5 detik, Pa = 20 (1 - e-0,5) (1 e-0,5) = 3,1 W
Untuk t = 2 jam = 2 . 60 . 60 = 7200 detik,
Pa = 20 (1 - e-720) (1 e-720) = 20 W
Energi yang dibutuhkan penggerak adalah :

Wa Pa dt (10 w 100 w (dw / dt )) dt


o
t

10 w dt 100 w (dw / dt ) dt
o
t

20 (1 e
0

t / 10

)dt 100 w dw
0

20(t 10 e ) (50 w2 ) 0w
20 ((t 10 e ) 10) 200 (1 e t / 10 ) 2
Untuk t = 5 detik, e-0,5 = 0,6
Wa = 20 (5 + (10 . 0,6) 10) + 200 (1
0,6)2 = 20 + 32 = 52 J
Untuk t = 5 jam = 5 . 60 . 60 = 18000 dtk, e-1800 = 0
Wa = 20 (18000 + 0 10) + 200 (1 0)2 = 360000 J
Pada kecepatan 2 rad/dt diberikan momen percepatan 5 Nm, maka :
Mp = J dw/dt
5 = 100 dw/dt atau dw = 0,05 dt dan wo = 2 rad/dt
t / 10

t
0
t / 10

dw 0,05 dt w 2 0,05 t

Momen penggerak Ma = 10 + 5 = 15 N-m


Pa = Ma w = 15 (2 + 0,05 t)
Wa Pa dt 15 (2 0,05) dt 15 (2 t 0,025 t 2 )
Untuk t = 5 detik, Pa = 15 (2 + 0,05 . 5) = 33,75 W
Wa = 15 (2 . 5 + 0,025 . 52) = 159,375 J
Untuk daya percepatan 10 W,

Pp M p w J w dw / dt
w

2
w dw ( Pp / J ) dt (1 / 2) ( w 4) (10 / 100) t

Pa M L w Pp 10 w 10 10 (1 w)
10 (1 (0,2 t 4)

(0,2 t 4)

Wa Pa dt 10 (1 0,2 t 4 ) dt 10 t (0,2 t 4) 3 / 2
10 t (10 / 3) (0,2 t 4) 3 / 2 43 / 2

t
0

Untuk t = 5 detik, w = 2,236 rad/dt, Pa = 32,36 W,


Wa = 60,6 J
Menentukan Momen Inersia
Momen inersia suatu benda dapat ditentukan dengan dua
cara, yaitu dengan cara perhitungan dan cara praktek.
Dengan cara perhitungan :
Benda homogeny yang teratur dimensinya dengan berat
jenis dan volume total Y ditunjukkan pada gambar
berikut ini.

Gambar 3 Benda bentuk silinder


Elemen berat benda dinyatakan dengan :
dm dY
dan elemen massa adalah :

(21)
10

dm 2 l dr
dengan :
m = massa benda (kg)
= massa jenis benda (kg/m3)
Y = volume benda (m3)
l = panjang silinder (m)
r = jari-jari silinder (m)

(22)

Momen inersia adalah :


J r 2 dm 2 l r 3dr ( l r 4 ) / 2
(23)
Misalkan suatu silinder berjari-jari 10 cm, panjang 75 cm
dan massa 40 kg, hitung momen inersia benda tersebut.
Jawab
m /(2 r 2 l ) dan momen inersia
J m r 2 / 4 (40 . 0,12 ) / 4 0,1 kg m 2 .
Jika dianggap momen inersia J = mi ri2, maka massa
ekivalen mi dan jari-jari ekivalen ri pada contoh diatas
adalah :
mi 2 l r 2
(24)
1
ri r
2
Dengan cara praktek :
Putar benda pada kecepatan tertentu sebesar w, kemudian
hilangkan momen penggeraknya. Usahakan momen beban
tetap dan catat perubahan kecepatan dan waktunya.
M a M L J dw / dt
Dengan Ma = 0, maka ML = J dw/dt atau J = ML dt/dw
11

Pada umumnya perubahan kecepatan adalah konstan yang


diperoleh dari grafik percobaan. Dengan diperolehnya
dw/dt, momen inersia dapat ditentukan.
Misalkan
untuk
menentukan
momen
inersia
bendadilakukan dengan momen beban 10 N-m. Pada
kecepatan 12 rad/dt, penggerak dilepaskan dan diukur
kecepatannya sampai berhenti. Hasil pengukuran
ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel hasil percobaan
t (detik) w (rad/dt)
6
5
4
3
2
1
0

0,0
2,1
4,0
6,2
8,1
10,0
12

Perubahan
kecepatan (rad/dt)
2,1
1,9
2,2
1,9
1,9
2,0

Dari tabel diperoleh perubahan kecepatan rata-rata adalah 2


rad/dt
Jadi momen inersia adalah
J = ML dw/dt = 10 . 2 = 20 kg-m2
Faktor inersia adalah perbandingan momen inersia sistem
dengan momen inersia penggerak, yaitu :
Ji
FI i
(25)
J
dengan :
12

FIi = faktor inersia


Ji = momen inersia sistem (kg-m2)
J = momen inersia penggerak (kg-m2)
Pengaruh Gigi pada Roda Gigi
Terdapat dua roda gigi yang sedang beroperasi, roda gigi
yang pertama sebagai penggerak dengan momen inersia J1,
jari-jari r1, dan kecepatan w1. Sedangkan roda gigi yang
kedua sebagai beban dengan momen inersia J2, jari-jari r2
dan kecepatan w2 seperti ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 4 Dua roda gigi


Untuk memutar roda gigi yang kedua pada titik p
diperlukan gaya sebesar F1, dianggap pengaruh gigi
diabaikan.
Untuk roda gigi yang pertama :
M 1 r1 F1 J 1 dw1 / dt
(26)
Untuk roda gigi yang kedua :
M 2 r2 F2 J 2 dw2 / dt
(27)
Jika tidak ada momen beban pada roda gigi yang kedua,
maka :
r2 F2 J 2 dw2 / dt
(28)
Untuk keadaan seimbang di titik p, berlaku :
13

F1 F2
(29)
r1 w1 r2 w2
Jadi diperoleh :
F1 F2 (M L 2 J 2 dw / dt ) / r 2
(30)
Substitusi persamaan (30) kedalam persamaan (26)
diperoleh :
r
M ( M J dw / dt ) J dw / dt
r
(31)

r
r
M J J ( ) dw / dt M
r
r

dengan M1 adalah momen roda gigi 1 (N-m)


Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa momen beban
pada roda gigi kedua mengurangi momen penggerak pada
roda gigi pertama. Momen penggerak dipengaruhi ini juga
dipengaruhi oleh jari-jari roda gigi kedua. Semakin besar
jari-jari roda gigi kedua semakin kecil mempengaruhi
momen penggerak di roda gigi pertama.
1

L2

L2

Sistem Campuran
Dalam praktek, gerak translasi dan gerak rotasi selalu
terdapat dalam suatu sistem, seperti konveyor, hoist, crane
dan lainnya. Untuk menganalisis sistem ini dapat
didasarkan pada suatu referensi gerak saja, baik pada gerak
translasi maupun pada gerak rotasi. Tinjau sistem gerak
campuran yang terdiri dari benda pada bidang datar dan
ditarik melalui penggerak pada katrol dengan momen
inersia pada sistem katrol adalah J, kecepatan dan jari-jari
katrol adalah w dan r seperti ditunjukkan pada gambar
berikut ini.
14

Gambar 5 Gerak sistem campuran


Pada gambar 5 diatas terdapat hubungan matematik sebagai
berikut :
M a F r J dw / dt
M L Fk r
(32)
v wr
Persamaan momen pada sistem diatas adalah :
M a M L ( Fa Fk ) r J dw / dt
r d (mv) / dt Jdw / dt
(33)
r d (mwr ) / dt J dw / dt
(m r 2 J ) dw / dt
Jika massa sistem katrol m dan jari-jari puli adalah r, maka
diperoleh momen inersia sistem :
J s (m m' ) r 2 ms r 2
(34)
Soal
1. Suatu penggerak dengan momen inersia 100 kg-m2
berputar dari keadaan kecepatan 1 rad/dt ke keadaan
kecepatan konstan 5 rad/dt. Penggerak itu melayani
beban konstan 8 N-m. Jika dalam waktu 10 menit
pertaama kecepatan adalah 1,662 rad/dt, hitunglah
daya yang diperlukan penggerak pada waktu 7,5 detik
dan 3 jam., dan hitunglah pula energi yang diberikan
penggerak selama 75 detik dan 2,5 jam. Jika diberikan
momen percepatan 6,5 N-m dalam waktu 5 detik,
15

hitunglah kecepatan, daya dan energy pada waktu


tersebut.
2. Sutau benda berputar pada porosnya dengan
keceopatan 2 rad/dt dan mempunyai momen inersia
100 kg-m2. Hitunglah eenergi yang dibutuhkan dan
daya yang diberikan. Jika memperoleh momen
percepatan 10 N-m, berapa pertambahan energy dan
dayanya.
3. Momen beban suatu gerak rotasi yang disebabkan oleh
motor listrik adalah M (1 e-5t) N-m, dengan M adalah
momen motor dan momen inersianya 200 kg-m2. Jika
kecepatan awal adalah nol, berapa daya motor yang
diperlukan untuk menggerakkan benda 5 rad/dt. Jika
kecepatan menjadi 5 (1 e-100t) m/dt, berapa
pertambahan daya pada selang waktu 1 detik.
4. Suatu benda bergerak vertical naik turun sejauh 50 m
melalui suatu katrol dengan jari-jari 50 cm., momen
inersia 100 kg-m2. Massa benda 1000 kg dan
diharapkan kecepatan adalah konstan 2 m/dt.
Hitunglah energi yang dibutuhkan untuk satu periode
gerak naik dan turun, dan berapa daya yang dibutuhkan
untuk melakukan kerja tersebut. Jika kecepatan v = (1
e-0,05t) m/dt, hitunglah waktu yang dibutuhkan,
energy dan dayanya.

16

17

18

Daya Keluaran Motor Berdasarkan Pergerakan Beban


Daya motor yang diperlukan untuk menggerakkan
beban, dapat ditentukan berdasarkan jenis pergerakan
beban tersebut.
a. Beban digerakkan secara melingkar (gerak putar)
Apabila beban digerakkan secara melingkar atau
berputar, maka daya keluaran motor yang dibutuhkan
adalah :
T w J w
Po L L
(35)

dengan :
Po = daya keluaran motor (W)
TL = torsi beban (N-m)
JL = momen kelembaman beban (kg-m2/rad2)
19

= percepatan sudut beban (rad/s2)


w = kecepatan sudut beban (rad/s)
L = efisiensi mekanis beban
b. Beban digerakkan secara vertikal.
Apabila beban diangkat melawan grafitasi dengan
kecepatan konstan, maka daya keluaran motor yang
diperlukan dapat ditentukan dengan :
Fv
mv
(36)
Po
9,8

dengan :
m = berat beban (kg)
v = kecepatan pergerakan beban (m/det)
c. Beban digerakkan secara horizontal
Apabila beban digerakkan secara horizontal (mendatar)
pada kecepatan dan koefisien geser tertentu, daya keluaran
motor yang diperlukan dapat ditentukan dengan :
mv
Po 9,8
(37)

Pada umumnya beban yang digerakkan secara


horizontal di industri berupa konveyor sabuk, dan daya
keluaran motor dapat ditentukan dari persamaan empiris
berikut :
c v l c2 Q l
Po 1
(38)

dengan :
m =
v =
=
=

berat beban (kg)


kecepatan pergerakan beban (m/det)
koefisien geser dinamis (kg/ton berat)
0,001 0.006 untuk bantalan selongsong
20

= 0,001 0,007 untuk bantalan roda dan rol


l = panjang sabuk conveyor (m)
C1 = koefisien geser yang ditentukan oleh puli
pembawa, berat sabuk, pembawa bantalan puli
per 1 meter panjang konveyor tanpa beban (kgW/m)
C2 = koefisien yang memberikan hambatan perjalanan
karena beban
Q = kuantitas beban yang ditransfortasi (ton/jam)
Apabila bantalan bola atau bantalan rol dipakai untuk
pembawa, c2 berharga sekitar 0,01 sampai 0,015 dan harga
c1 kira-kira seperti pada tabel 1.2. Apabila digunakan
bantalan selongsong sebagai pembawa, nilai c1 dan c2
menjadi kira-kira dua kali dari bantalan bola. Efisiensi
mekanis adalah 60 sampai 85 %.
Tabel 1.2 Harga koefisien geser c1
Lebar
0,3 0,4 0,5 0,6 0,9 1,0
sabuk (m)
c1
0,48 0,77 1,24 1,47 2,06 2,90
(kgW/m)
d. Beban berupa cairan
Apabila beban berupa air dinaikkan secara kontinyu
dari tingkat lebih rendah ke tingkat permukaan lebih tinggi
dengan berat air 1 m3 = 1000 kg dan grafitasi spesifik air =
1 (pada 4o C), daya keluaran motor yang diperlukan
menggerakkan beban tersebut dapat ditentukan dengan :
QH
Po 9,8 . 1000 K
(39)

dengan :
21

Q = kapasitas beban cairan (m3/det)


H = jarak vertikal permukaan rendah ke permukaan
tinggi (m)
K = koefisien kesalahan dalam perencanaan dan
pembuatan = 1,1 1,2
Kelas Isolasi dan Suhu Maksimum Motor
Apabila motor dioperasikan, suhu motor akan
meningkat sebanding dengan arus dan waktu operasinya.
Oleh karena itu, isolasi yang dipergunakan untuk belitan
(kumparan) dan bagian lain dari motor harus mampu
menahan suhu itu. Isolator akan memburuk pada suhu
tinggi, dan dengan laju memburuk itu maka tembus
dielektrik dari isolasi akan terjadi, dan pada akhirnya
menyebabkan kerusakan pada motor.
Table 1.3 Kelas isolasi dan suhu maksimum yang
diizinkan
Kelas
Isolasi

Suhu Maksimum
(oC)

Bahan Isolasi

105

Katun, sutra, kertas dan


lainnya, dicelup dengan
varnish atau dimasukkan
dalam minyak

120

Resin enamel sintetis dari


asetat vinil, nilon, katun dan
laminasi kertas dengan
formaldehid

130

Mika, asbestos, serat gelas


22

dan lainnya dipakai dengan


bahan pengikat, seperti
epoksi dan lainnya.
F

155

Mika, asbestos, serat gelas


dan lainnya dipakai bersama
bahan
pengikat
seperti
silicon, resin alkid dan
lainnya.

180

Mika, asbestos, serat gelas


dan lainnya dengan tingkat
ketahanan panas yang lebih
tinggi, dipakai bersama
bahan pengikat seperti resin
slikon, dan lainnya.

Berdasarkan hambatan panas, bahan isolasi yang digunakan


pada belitan motor, generator maupun transformator
dikelompokkan atas kelas A, E, B, F dan H. Kelas isolasi
motor, suhu maksimum yang diizinkan dan bahan
isolasinya diberikan pada tabel 1.3 diatas.
Walaupun satu motor dan motor lainnya dioperasikan
dengan beban sama dan memperlihatkan kenaikan suhu
yang sama, namun apabila terdapat perbedaan suhu ambien
(suhu sekeliling) maka akan menyebabkan perbedaan suhu
pada motor-motor tersebut. Oleh karena itu batas
maksimum suhu ambien ditetapkan 40 oC. Batas kenaikan
suhu kumparan motor berdasarkan kelas isolasi ditunjukkan
pada tabel berikut ini.
23

Tabel Batas kenaikan suhu kumparan motor


Kelas Isolasi
A E B
F
H
Batas kenaikan
60 75 80 100 120
suhu kumparan (oC)
Jadi motor yang mempunyai isolasi kelas B, suhu
maksimumnya adalah 130 oC yang merupakan hasil
penjumlahan dari suhu ambient 40 oC, kenaikan suhu
kumparan 80 oC dan toleransi 10 oC.
Peningkatan suhu isolasi sangat mempengaruhi umur
isolasi motor, terutama apabila motor beroperasi pada
beban penuh. Pada umumnya motor yang digunakan di
industri mempunyai kelas isolasi B, F dan H. Hubungan
grafis antara umur isolasi motor (dalam jam) dengan
peningkatan suhu motor (dalam C) untuk isolasi kelas A,
B, F dan H ditunjukkan pada gambar 1.40.
Berdasarkan hubungan grafis antara umur isolasi motor
dengan peningkatan suhu, dapat diketahui bahwa setiap
peningkatan suhu motor sebesar 10 oC akan mengurangi
setengah umur operasi isolasi motor tersebut.

24

Gambar 1.40 Hubungan grafis antara umur isolasi dengan


peningkatan suhu isolasi motor
Pemanasan dan Pendinginan Motor
Untuk menganalisis distribusi panas pada mesin listrik,
diasumsikan mesin tersebut dari material yang homogen.
Dengan demikian distribusi panas adalah seragam dan
panas yang dipancarkan proporsional dengan temperatur.
Dalam hal ini diambil hubungan eksponensial antara
temperatur dengan waktu.
Untuk selang waktu dt, panas yang dihasilkan mesin adalah
P dt. Panas yang tersimpan pada mesin adalah m cp dT dan
panas yang dipancarkan dari permukaan mesin adalah
A dT . Menurut hukum kekekalan energi berlaku :
25

(40)
P dt m c p dT A dT
Dengan menyelesaikan persamaan (40) diperoleh :
(41)
T Tm (1 e Ct / )
Pada keadaan pendinginan berlaku :
(42)
T Tm e Ct / '
dengan :
Tm P /( A ) c p A dan c / m c p /( A )
dan :
P = daya panas dalam mesin (W)
cp = panas jenis bahan (J/oC)
m = massa mesin (kg)
T = temperatur (oC)
Tm= temperatur maksimum (oC)
A = luas permukaan (m2)
t = waktu (dtk)
= emisi panas per luas permukaan (J/m2)
c = 1/ = koefisien pendinginan
= konstanta pemanasan
' = konstanta pendinginan
Jika temperatur telah mencapai keadaan mantap tingkat
produksi panas sama dengan tingkat panas yang
dihilangkan.
Contoh
Suatu motor beroperasi pada beban penuh, terdapat
keseimbangan temperatur pada 80 oC dan terdapat
konstanta pemanasan 60 per menit
serta konstanta
pendinginan 75 per menit. Berapa temperatur motor selama
60 menit, berapa lama jika temperatur naik dari 30 oC ke 60
26

C. Jika temperatur maksimum tercapai dan motor


didinginkan selama 1 jam, berapa temperaturnya.
Jawab
Dengan = 60 per menit, temperatur pada akhir 60 menit
adalah :
T Tm (1 e t / ) 80 (1 e 60 / 60 ) 50,57 o C
Waktu yang diperlukan untuk kenaikan temperatur dari
30oC ke 60 oC adalah :
t ln (1 T / Tm )
Jadi
(1 T60 / Tm )
t 60 t30 ln

(1 T30 / Tm )
(1 60 / 80)
60 ln
55 menit

(1 30 / 80)
Dengan ' = 75 per menit, temperatur setelah 1 jam
pendinginan adalah :
T Tm e t / ' 80 e 60 / 75 36 o C
Soal
Suatu motor beroperasi pada beban penuh, terdapat
keseimbangan keseimbangan temperature pada 130 oC
dalam waktu 160 menit, serta konstanta pendinginan 125
per menit. Berapa konstanta pemanasan, berapa lama jika
temperatur naik dari 30 oC ke 60 oC. Jika temperatur
maksimum tercapai dan motor didinginkan selama 1 jam,
berapa temperaturnya.
Klasifikasi Motor
Desain Operasi

Induksi Tiga Fasa Berdasarkan

27

Dalam memenuhi kebutuhan operasional industri,


NEMA (National Electrical Manufacturer Assosiation)
mengelompokkan motor induksi tiga fasa kedalam empat
kelas desain berdasarkan karakteristik listriknya, yaitu :
a. Desain motor kelas A.
Motor kelas A didesain untuk torsi mula (starting) dan
arus mula (starting) normal, dan slip normal. Resistansi dan
reaktansi rotor motor kelas A relatif rendah, arus mula
dapat mencapai lebih dari 600 % arus beban penuh
(nominal) pada tegangan nominal. Untuk ukuran dan
jumlah kutub yang lebih kecil, torsi mula mendekati 200 %
torsi beban penuh pada tegangan nominal, sedangkan untuk
ukuran dan jumlah kutub yang lebih besar, torsi mula
sekitar 110 % torsi beban penuh. Motor kelas A merupakan
desain standar dengan daya yang lebih rendah, dan banyak
digunakan untuk menggerakkan fan, pompa, kompresor,
konveyor dan sebagainya.
b. Desain motor kelas B.
Motor kelas B didesain untuk torsi mula normal, arus
mula rendah, dan slip normal. Reaktansi rotor kelas ini
didesain berharga tinggi pada saat starting, sehingga arus
starting menjadi lebih rendah, yaitu 500 sampai 550 % arus
beban penuh, dan torsi mula hampir sama dengan desain
kelas A. Desain kelas B paling banyak digunakan pada
ukuran daya 7,5 hingga 200 Hp. Motor kelas B digunakan
untuk menggerakkan fan besar yang mempunyai momen
inersia tinggi, pompa sentrifugal, alat-alat produksi dan
generator listrik.
c. Desain motor kelas C.
28

Motor kelas C didesain untuk torsi mula tinggi, arus


mula rendah dan slip normal. Dalam hal ini motor didesain
mempunyai rotor sangkar ganda dengan resistansi rotor
yang lebih tinggi daripada desain kelas B. Motor kelas C
ini digunakan sebagai penggerak kompresor, konveyor,
mesin tekstil dan sebagainya.
d. Desain motor kelas D.
Motor kelas D didesain untuk torsi mula tinggi, arus
mula rendah dan slip tinggi. Pada desain kelas D ini, rotor
mempunyai resistansi tinggi sangkar tunggal, sehingga
menghasilkan torsi mula tinggi dan arus mula rendah,
namun mengakibatkan efisiensi rendah. Motor kelas D ini
terutama digunakan untuk menggerakkan beban terputusputus, seperti pada elevator, mesin potong dan mesin tekan.
Karakateristik motor induksi tiga fasa berdasarkan
kelas desain, ditunjukkan oleh hubungan antara torsi dan
kecepatan putaran motor sebagaimana terlihat pada gambar
1.41 berikut ini.

29

Gambar 1.41 Karakteristik torsi-kecepatan berdasarkan


kelas desain motor

30

Contoh-contoh
perhitungan
kaapasitas
motor
berdasarkan beban
1. Sebuah lokomotif DC 1500 V menarik beban 100 ton
pada kecepatan 45 km/jam dengan resistansi traktif rel
lokomotif 5 kg/ton. Tentukan arus yang dibutuhkan
jika lokomotif berjalan pada rel yang datar. Efisiensi
motor 90 %.
Jawab
=
Gaya yang dibutuhkan, F = Daya keluaran lokomotif Po
100. 5. 9,8 = 4905 N
= F v = 4905.12,5
Jarak perjalanan/detik
=
v=12,5 m/dt 45000/3600
61312 W
Daya masukan lokomotif, Pin Po / 61312/0,9 68125 W

Arus yang ditarik = Pin/V = 68125/1500 = 45,41 A

2. Suatu lift listrik melakukan perjalanan 12 kali per jam.


Beban 5 ton diangkat setinggi 50 m dalam waktu 65
detik dan turun dalam kondisi kosong selama 48 detik.
Berat keranjang lift 0,5 ton dan penyeimbang 2,5 ton.
Efisiensi hoist 80 % dan efisiensi motor 85 %.
Hitunglah energi yang dikonsumsi per jam.
Jawab
Selama mengangkat, berat yang dilayani motor =
5 + 0,5 2,5 = 3 ton = 3000 kg
Jarak perjalanan naik atau turun
31

= 50 m
Usaha selama mengangkat =
3000 . 50 . 9,8 = 147 . 104 J
Selama bergerak turun, berat yang dilayani motor
= 2,5 0,5 = 2 ton = 2000 kg

32

Usaha selama bergerak turun = 2000 . 50 . 9,8


= 98 . 104 J
Usaha dalam satu perjalanan naik-turun
= 147.104 + 98.104 = 245.104 J
Usaha dalam 12 kali perjalanan = 12 . 245 . 104
= 294 . 105 J
Energi yang ditarik dari sumber suplai
= (294.105)/(0,8 . 0,85) = 432,3 . 105 J
1 kWh = 36 . 105 J
Energi yang dikonsumsi per jam
= (432,3 . 105)/(36 . 105) = 12 kWh
3. Suatu hoist listrik melakukan perjalanan 10 kali setiap
jam. Beban 6 ton diangkat setinggi 60 meter dalam
waktu 90 detik. Keranjang hoist mempunyai berat 0,5
ton dan beban penyeimbang 3 ton. Efisiensi hoist 80 %
dan efisiensi motor penggerak 88 %.Hitunglah energi
listrik yang diserap setiap perjalanan turun-naik,
energy yang dikonsumsi selama perjalanan, rating
motor yang diperlukan, dan biaya energi listrik jika
hoist bekerja selama 4 jam per hari selama 30 hari.
Biaya listrik Rp 900/kWh.
Jawab

Berat beban dan keranjang hoist = 6 + 0,5 = 6,5 ton


33

Usaha selama mengangkat = (6,5 3). 60 . 9,8


= 2058 . 103 J
Usaha selama bergerak turun = (3 0,5). 60 . 9,8
= 1470 . 103 J
Usaha dalam satu perjalanan turun-naik
= 2058 . 103 + 1470 . 103 = 3528 . 103 J
Energi masukan setiap perjalanan
= (3528 . 103)/(0,8 . 0,88) = 5011 . 103 J
Energi masukan selama 10 perjalanan
= 10 . 5011 . 103 = 5011 . 104 J
Energi listrik yang dikonsumsi selama 10 perjalanan
= (5011 . 104)/(36.105) = 14 kWh
Kerja maksimum motor terjadi pada saat mengangkat,
jadi dibutuhkan kerja maksimum motor
= 3500 . 60 . 9,8 = 2058 . 103 J
Waktu yang digunakan = 90 detik
Rating motor = (2058.103)/(0.8 . 90) = 29 kW = 39 Hp
Biaya energy listrik = 14 . (30 . 4) . Rp 900
= Rp 1 512 000,Soal
Suatu motor induksi tiga fasa digunakan menggerakkan
pompa melalui mekanisme gir (gear box). Pompa tersebut
mengisi tangki 1000 liter per menit pada ketinggian 25
meter. Efisiensi pompa 85 %, efisiensi mekanisme gir 60 %
dan efisiensi motor 85 %. Hitunglah kapasitas daya motor
dan biaya listrik untuk operasi 10 jam untuk harga listrik
Rp 900/kWh. Jika tegangan suplai 380 V dan faktor daya
motor 0,85, hitunglah arus yang ditarik motor dari jalajala. (berat 1 liter air = 1kg).
34

35

Anda mungkin juga menyukai