PENDAHULUAN
hidupsekitar
manifestasi
gangguan
1%
populasi
fungsi
dunia.Skizofrenia
berfikir
menunjukan
normal.Psikopatologi
pada
datar,
menarik
diri,
berkurangnya
motivasi,
miskin
kontak
fungsi
kognitif.
Pasien
skizofrenia
tersebut
mengalami
computer
selama
bulan.
Hasilnya
menunjukan
remediasi
kognitif
mampu
memperbaiki
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Skizofrenia
Skizofrenia adalah masalah kesehatan di seluruh dunia yang
paling banyak menimbulkan beban personal dan ekonomi.Skizofrenia
diderita oleh kurang lebih 1% populasi di dunia.Jika spectrum
skizofrenia dimasukan dalam perkiraan prevalensi, maka jumlah
individu penderita menjadi sekitar 5% (Buchanan & Carpenter, 2005).
Pasien skizofrenia beresiko besar mengalami penyalahgunaan
zat, terutama ketergantungan nikotin, yakni sebesar 90%.Pasien
dengan skizofrenia juga cenderung memilki perilaku bunuh diri dan
kekerasan. Bunuh diri adalah penyebab kematian utama pada pasien
skizofrenia ( Buchanan& Carpenter, 2005).
Oleh karena skizofrenia memiliki awitan di usia muda, yakni di
usia belasan tahun atau awal dua puluhan, maka menimbulkan
hendaya yang bermakna dan berlangsung lama serta menyebabkan
tuntutan yang besar akan perawatan rumah sakit, perawatan klinis
yang berlkelanjutan, rehabilitasi, dan pelayanan pendukung lainnya.
2. Etiologi
Adapun faktor-faktor penyebab skizofrenia adalah :
a. Faktor biologis yaitu faktor gen yang melibatkan skizofrenia, obatobatan, keturunan dari ibu skizofrenia, anak kembar yang identic
ataupun frental dan abnormalitas cara kerja otak.
4
krosin
dengan
gengan
gejala
meliputi
beberapa
fase,
dimulai
dari
keadaan
a. Fase premorbid
Riwayat premorbid tipikal pada skizofrenia adalah mereka
sebelum sakit memiliki ciri atau gangguan kepribadian
tertentu, yakni schizoid, skizopital, paranoid, dan ambang
b. Fase prodromal
Yang dimaksud prodromal adalah tanda dan gejala awal
penyakit.Untuk
kepentingan
deteksi
dini,
pemahaman
mencegah
larutnya
gangguan,
disabilitas,
dan
berupa
anxietas,
depresi,
keluhan
somatic,
atau
beberapa
tahun
sebelum
diagnosis
pasti
filsafat
dan
keagamaan.
Munculnnya
gejala
bahwa
gangguan
dengan
mempertahankan
pasien
skizofrenia
telah
sering
3) Fungsi bahasa
Perbedaan terbesar antara observasi klinis dan penilaian
formal
dijumpai
pada
domain
bahasa.Pembicaraan
pasien
skizofrenia
abnormalitas
menunjukan
mungkin
organisasi
bahwa
secara
semantic.
pasien
teori
terjadi
Penelitian
skizofrenia
karena
semantic
menunjukan
bahwa
memulai,
merencanakan
mengurutkan,
kehilangan
daya
berfikir
yang
sangat
bertolak
belakang
individu
yang
mengalami
gangguan
otak
dengan
literatul, pendekatan
kinerja
pada
tugas
yang
lain.
Anti
psikotik
dapat
memperburuk
kinerja
pada
tugas
yang
bahwa
blokade
dopamine
di
ganglia
basalis
jangka
beberapa
pendek
literatur
obat
anti
disebutkan
psikotik
bahwa
konvensional
tergantung
pemberian.Nampaknya
mempengaruhi
fungsi
pada
pemberian
dosis
jangka
nneuropsikologi,
lama
panjang
tidak
namun
dan
menimbulkan
obat
antipsikotik
tipikal
dalam
ketersediaan
obat
antipsikotik
atipikal
yang
semakinluas. Haloperidol dan trifluoperazine dengan dosis 1030 mg/hari memberikan perbaikan pada gejala psikotik pasien
usialanjut.
Penggunaan
depot
juga
berguna
bagi
pasien
antipsikotik
atipikal
saat
ini
merupakan
sampingnya
yang
daripadaantipsikotik
tipikal
antipsikotik.Namun
demikian,
yangmenggunakan
sampel
lebih
ataupun
tidak
populasi
dapat
obat
ditolerir
golongan
banyak
pasien
non
penelitian
usia
lanjut
disebutkan
selanjutnya
adalah
obatobatantipiskotik
psikotik
mengatakan
bahwa
19
dari
32pasien
pengobatan
sesaat
setelah
gejalanya
almemperlihatkan
adanya
perbaikan
gejala
teutama
13
yang
dipakai
pada
ratanya278mg/hari.Pada
penelitian
penelitian
tersebut
rata-
tersebut
juga
menjadi
leukopenia/agranulositosis
faktor
peningkatan
padapasien
yang
kejadian
memakai
untuk
tidak
merokok
karena
akan
bahwa
clozapine
meliputi
kefasihan
verbal,
perhatian,
dan
waktu
14
yang
digunakan
berkisar
antara
5-20mg/hari
(rata-rata
18
timbul
pada
usia
lanjut;
hipotensi
postural,
dizziness
dan
agitasi,
19
tidak mendapatkan respon dari suatu jenis antipsikotik atipikal sehingga diganti
dengan quetiapine. Skor BPRS (50,1 S.D.13,6) kesepuluh pasien tersebut
secara signifikan (p=0,001)mengalami perbaikan setelah 6 bulan pengobatan
tanpa adanya efek samping dalam pergerakan motorik dan peningkatan berat
badan. Dosis ratarata yang dipakai pada percobaan tersebut adalah 391mg/ hari
(S.D.245), dengan rentang dosis antara 50-800mg/hari.12 Penelitian yang
dilakukan oleh Rainer et al yang membandingkan penggunaan quetiapine
dengan risperidonepada pasien dengan gangguan perilaku dan psikologis
karenademensianya memperlihatkan bahwa pada dosis rendah keduanya secara
sebanding efektif dan dapat ditolerir pada pengobatan pasien yang mengalami
gangguan perilaku dan psikologis akibat demensia. Penelitian tersebut juga
memperlihatkan tidak adanya perubahan pada fungsi kognitif yang diukur
dengan skor MMSE dan Ageadjusted Concentration Test (AKT) pada dua
kelompok yang mendapat obat yang berbeda. Pada penelitian tersebut rerata
dosis quetiapine yang digunakan adalah 7740mg/hari sedangkan risperidone
0,90,3mg/hari.13 Penelitian perbandingan seperti itu juga dilakukan oleh
Morgente et al dengan membandingkan quetiapine dengan olanzapine pada
pengobatan pasien parkinson yang mengalami gangguan psikotik akibat obat
agonis dopamin yang digunakan. Dari masing-masing 20 pasien yang
menggunakan quetiapine dan clozapine, terjadi perbaikan nilai BPRS dan CGI
di kedua kelompok pengobatan.Dosis yang digunakan pada percobaan tersebut
adalah
9147mg/hari
untuk
quetiapine
dan
2612mg/hari
untuk
20
e) Aripriplazole
Aripriprazole tergolong baru dalam dunia psikiatri.Cara kerjanya
yang unik sebagai parsial agonis di reseptor D2 mampu memperbaiki gejala
positif maupun negatif pasien psikotik.Lebih jauh lagi aripriprazole dikatakan
memiliki efek samping yang lebih kecil untuk terjadinya sindrom
ekstrapiramidal, sedasi, peningkatan berat badan dan efek samping
kardiovaskular.Sayangnya data penelitian masih sangat sedikit mengenai
manfaat, keamanan dan dosis obat bagi pasien geriatri.Madhusoodanan et al
pada penelitiannya tahun 2004 menjelaskan tentang pengalaman klinis
penggunaan aripriprazole pada 10 pasien geriatri dengan skizofrenia. Hasilnya,
aripriprazole dinilai aman, memperbaiki gejala positif dan negatif dan memiliki
efek samping yang sedikit.5 Satu hal yang harus diperhatikan adalah
aripriprazole berbeda dengan antipsikotik yang lain memiliki waktu paruh yang
relatif lebih panjang yaitu sekitar 75 jam. Untuk itu penggunaan pada pasien
usia lanjut yang emiliki fungsi ginjal yang kurang baik harus diperhatikan.
f) Anti psikotik lain
Ada beberapa hal penting yang berkaitan dengan farmakologi
neurokognitif.Pertama, tidaklah jelas apakah perbaikan relatif yang
dihasilkan oleh neuroleptic atipikal menunjukan perbaikan kognisi yang
sesungguhnya, atau karena meniadakan efek samping yang memperburuk
21
kognisi. Mungkin kedua efek tersebut memang terjadi, dan data neurosains
baru memberikan alas an yang meyakinkan mengapa efek neurotransmitter
agonis dan antagonis neuro leptik atipikal akan memeprbaiki fungsi
kognitif. Kedua, perlu dicatat bahwa neuroleptic atipikal memiliki efek
kognisi yang berbeda.Misalnya clozapine terbukti memperbaiki kefasihan
verbal, sedangkan risperidon memperbaiki memori verbal.Ketiga, meskipun
sejumlah penelitian menunjukan manfaat neuroleptic atipikal terhadap
kognisi, namun beberapa penelitian gagal menunjukan efek neuroleptic
atipikal yang bermakna secara klinis (Liberman et al, 2005; Meltzer et al,
1999).
2) Pendekatan non Farmakologi
a) Latihan langsung terhadap fungsi kognitif ( teknik remediasi)
Tujuan dari teknik remediasi adalah merubah keadaan individu dengan
memperbaiki ketrampilankognitif.
Konsep dalam teknik remediasi adalah :
- latihan berulang
- modifikasi intruksional
- memberikan intruksi rinci dan mendapatkan umpan balik segera
- penguatan positif berupa uang atau barang lain sebagai penghargaan terhadap
reaksi yang diharapkan muncul.
Ada beberapa hal yang perlu duperhatikan dalam program teknik
remediasi kognitif ;
- Teknik remediasi tidak menjanjikan solusi yang cepat. Sebagian besar
remediasi berlangsung lambat, intensif, dan hasilnya tergantung pada,
masalah kognitif, tingkat kognisi sebelumnya, dan berbagai faktor yang
memperlambatperubahan misalnyapenggunaan alcohol atau narkotika dan
-
23
BAB III
KESIMPULAN
Normalisasi kognitif tidak akan berhasil tanpa obat anti psikotik. Walapun dalam
beberapa literature, pendekatan farmakologi tidak dianggap merupakan bagian dari remediasi
kognitif, karena pengaruh anti psikotik konvensional terhadap fungsi kognitif pasien skizofrenia
bersifat kompleks.Neuroleptic atipikal mempunyai beberapa kelebihan di bandingkan dengan
neuroleptic konvensional diantaranya adalah neuro leptik atipikal mampu memperbaiki kognisi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan neuroleptic atipikal lebih bermakna
dari pada penggunaan neuro leptik konvensional karena neuroleptic konvensional pada
penggunaan jangka panjang dapat memperburuk kinerja beberapa tugas yang membutuhkan
atensi lama dan ketrampilan pemecahan masalah visuomotor.
24
DAFTAR PUSTAKA
Arsianti T., 2004. Intervensi Neurokognitif pada masa Prodromal Sizofrenia, Konferensi
Nasional Skizofrenia III, Bali.
Buchanan R.W. & Carpenter W.T., 2005. Concept of Schizophrenia, I n Kaplan & Sadock (ed)
Comprehensive Textbook of Psychiatry, Eight edition, Lippincott William & Wilkins, New York.
Burton S., 2006. Symptom Domain of Schizophrenia : The Role of Atypical Antipsychotic
Agents, Journal of Psychopharmacology, 20 (6), P: 8-19.
Drake R.E. & Bellack A.S., 2005. Psychyatric Rehabilitation, in Kaplan & Sadock (ed)
Comperehensive Textbook of psychiatry, English Eidition, Lippincott William & Wilkins, New
York.
Jones P.B. & Buckley P.F., 2005.Schizophrenia, Churchill Livingstone, Philadelphia.
Krickpatrick B. & Tek C., 2005. Schizophrenia : Clinical Features and Psychopatology in Kaplan
& Sadock (ed) compherensive Textbook of psychiatry, English Edition, Lippincot William &
Wilkins, New York.
25
26