Anda di halaman 1dari 18

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai fungsi organ tubuh.
Fisiologi lebih menitik beratkan pada fungsi organ tubuh. Organisme bersel
banyak dimana semua proses vital berlangsung dalam kelompok-kelompok sel
yang telah berevolusi. Kelompok-kelompok sel tersebut meliputi sistem
gastrointestinal untuk mencerna dan menyerap makanan. Sistem pernapasan untuk
mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Sistem kemih untuk membuang zat sisa;
sistem kardiovaskular untuk mendistribusikan makanan, O2, dan produk-produk
metabolism. Sistem reproduksi untuk memperbanyak spesies, dan sistem saraf
serta endokrin untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan fungsi-fungsi
sistem lain (Munawarah, 2010).
Ikan adalah hewan berdarah dingin buasanya dengan tulang punggung,
insang

dan

sirip

dan

terutama

bergantung

pada

air

sebagai

media

dimana untuk hidup. Ikan yang paling banyak dari vertebrata dengan
perkiraan sekitar 20.000 spesies baru-baru ini. Meskipun dugaan banyak sekitar
40.000
juga

kebanyakan
yang

bulat

ada

ikan
yang

yang
datar

berbentuk
dan

ada

torpedo,
juga

namun

membentuk

ada
sudut

(Lagler dkk., 1977).


Ikan sebagai hewan air memiliki beberapa fisiologi yang tidak dimiliki
oleh hewan darat. Perbedaan habitat menyebabkan perkembangan organ-organ
ikan disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Misalnya sebagai hewan hidup di air
baik itu di perairan tawar maupun di perairan laut menyebabkan ikan harus dapat
mengetahui kekuatan arah arus, karenanya ikan dilengkapi dengan organ yang
dikenal dengan linnea lateralis. Organ ini tidak ditemukan pada hewan darat.
Contoh lain perbedaan konsentrasi antara medium tempat hidup dan konsentrasi
cairan tubuh memaksa ikan melakukan osmoregulasi untuk mempertahankan
konsentrasi cairan tubuhnya akibat difusi dan osmose (Fujaya, 2002).
Ikan mas adalah salah satu jenis ikan bernilai ekonomis penting. Ikan ini
telah memasyarakat dan tersebar hamper diseluruh provinsi di Indonesia. Ikan
mas berasal dari daratan Cina. Ikan mas pada umumnya (common carp)

(Cyprinus carpio L 1758) sudah mulai dibudidayakan dari beberapa ratus tahun
yang lalu. Untuk waktu yang cukup lama reproduksi tidak dapat terkontrol dan
berkembang biak secara spontan di kolam ataupun sungai. Karena sifat ikan mas
yang tahan terhadap lingkungan baru maka dengan cepat ikan mas tersebar
keseluruh penjuru dunia. Penyediaan benih yang bermutu baik dalam jumlah
cukup dan kontinu merupakan factor penting dalam upaya pengembangan
budidaya ikan konsumsi (Japet, 2011).
Otot jantung merupakan otot lurik yang bentuknya melintang dan
bercabang. Sifat otot ini tidak sadar (involuntary), karena kontraksinya tidak bisa
diatur oleh kemauan kita. Selain otot jantung terdapat juga Fisiologi mempelajari
fungsi organ-organ tubuh atau fungsi keseluruhan organisme. Organ artinya alatalat tubuh seperti hati, paru-paru, insang, jantung, ginjal yang merupakan bagian
tubuh hewan sedangkan pada tumbuhan organ antara lain meliputi akar, batang,
daun, bunga. Organ-organ tersebut menyusun suatu organisme yaitu makhluk
hidup baik yang makroskopik (berukuran besar, dapat dilihat dengan mata
manusia tanpa bantuan alat) maupun yang mikroskopis (berukuran kecil, tidak
dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat). Fisiologi mencakup
pembahasan tentang apa yang dilakukan oleh makhluk hidup dan bagaimana
mereka melakukan agar mereka lulus hidup dan dapat mengatasi berbagai
tantangan dari lingkungan hidupnya sehingga mereka dapat beradaptasi dan
mempertahankan eksistensinya (Maulana, 2012).
Jantung merupakan suatu pembesaran otot yang spesifik dari pembuluh
darah atau suatu struktur muskular yang bentuknya menyerupai kerucut yang
dilingkupi atau diselimuti oleh kantung perikardial (perikardium). Pada ikan
terdapat di bagian restral dari hati dan bagian ventral dari rongga mulut. Jantung
pada makhluk hidup berbeda-beda berdasarkan strukturnya. Jantung pada
vertebrata misalnya ikan, mempunyai jantung yang terdiri dari dua ruang, yakni
satu serambi (atrium) dan satu bilik (ventrikel). Jantung pada ikan amphibia dan
reptil mempunyai 3 ruang utama yang terdiri dari 2 atrium dan 1 ventrikel
(Hidayat, 2011).
Otot polos (berbentuk seperti spindle). Kontraksi otot polos lebih lambat
dibandingkan otot lurik, namun mereka mampu kontraksi dalam waktu lebih

lama. Otot polos bersifat tidak sadar (involuntary). Otot polos ditemukan pada
banyak organ tubuh, diantaranya terdapat pada dinding pembuluh darah dan
melapisi organ dalam seperti usus dan uterus. Otot lurik (struktur bergaris
melintang), berfungsi untuk menggerakkan rangka. Otot ini bersifat sadar
(voluntary), karena mampu diatur oleh kemauan kita. Anak ikan dan ikan yang
kecil mempunyai degupan jantung yang lebih cepat dibanding ikan dewasa dan
besar. Degupan jantung ikan menjadi pelan apabila berada dalam air yang dingin
dibandingkan dalam air yang agak panas (Meitanisyah, 2009).
Ikan Mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum,
badan ikan Mas berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (Compressed)
dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal), dan dapat disembulkan, bagian
mulut dihiasi dua pasang sungut, yang kadang-kadang satu pasang diantaranya
kurang sempurna dengan warna badan yang sangat beragam ikan Mas memiliki
keunggulan, yaitu dapat dikembangbiakkan hanya dengan perbaikan lingkungan
atau manipulasi lingkungan dan kawin suntik (hipofisasi) (Kusuma, 2007).
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagian-bagian dari otot jantung pada Ikan Mas besar dan
Ikan Mas kecil.
2. Untuk mengetahui perbandingan kontraksi otot jantung Ikan Mas.
3. Untuk mengetahui denyut jantung dari Ikan Mas (Cyprinus carpio).
Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi bagi pembaca
dan sebagai syarat masuk untuk mengikuti praktikum selanjutnya pada
Laboratorium Fisiologi Hewan Air Program Studi Manajemen Sumberdaya
Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Mas (Cyprinus carpio)


Ikan mas termasuk

ke dalam golongan family Cyprinidae. Ikan mas

memiliki tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang tidak terlalu dalam dan
cairannya tidak terlalu deras, misalnya di pinggir sungai atau danau. Ikan ini tidak
dapat hidup baik pada ketinggian 150-600 m di atas permukaan laut (dpl) dan
pada suhu 250C-300C. Air serta bahan-bahan yang terkandung di dalamnya
merupakan lingkungan bagi jasad-jasad air. Air berpengaruh terhadap biota
perairan, seperti ikan, udang, kerang, dan lain-lain. Selain itu juga,
dengan sifat-sifat kimiawinya bahan-bahan organik oleh tumbuh-tumbuhan
(Praseno dkk, 2010).
Ikan Mas (Cyprinus carpio Linn.) termasuk kelas Pisces, Ordo
Cyprinoidea, famili Cyprinidae dan Genus Cyprinus. Ikan Mas mempunyai
bentuk badan agak panjang dan agak pipih, mulut dapat disembulkan dengan tipe
terminal. Mempunyai 3 helai sungut yang menempel dirahang atas. Insang
terletak tepat dilbelakang rongga mulut di dalam pharynx. Jumlah lengkung
insang ada lima pasang. Tetapi hanya empat yang berfilamen insang. Kepala
simetris, sisik berbentuk cycloid. Garis rusuk lengkap dan berada di atas dari sirip
dada. Tidak memiliki jari-jari sirip yang keras. Jari-jari punggung yang kedua
bergigi seperti gergaji. Warna tubuh ikan mas pada umumnya keemasan, tetapi
ada juga yang berwarna hijau, merah, dan biru belang. gelembung renang terbagi
menjadi dua bagian, dan bagian yang belakang lebih kecil dari pada bagian yang
depan (Mudlofar, 2012).
Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya
dangkal dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau.
Daerah yang sesuai untuk mengusahakan pemeliharaan ikan ini yaitu daerah yang
berada antara 150 meter 600 meter di atas permukaan laut, suhu optimum 250C30oC dengan arus air yang tidak deras, baik di sungai danau maupun di genangan.
Kisaran pH yang cocok untuk kehidupan ikan Cyprinidae (ikan mas) adalah
berkisar antara pH 6,00-9,00. Sedangkan titik kematian ikan terjadipada pH 4
untuk asam dan 11 untuk basa. Berdasarkan hasil penelitian bahwa konsentrasi
limbah, suhu, DO, pH, salinitas dan alkalinitas berpengaruh terhadap mortalitas
ikan mas (Cyprinus carpio L.) (Husni dan Esmiralda, 2011).

Siklus hidup ikan Mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad


(ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan
yang menghasilkan sperma). Sebenarnya, pemijahan ikan Mas dapat terjadi
sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim.Namun, di habitat aslinya,
ikan Mas sering memijah pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari
aroma tanah kering yang tergenang air. Secara alami,pemijahan terjadi pada
tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan Mas aktif
mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi
permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat
menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan
(Uthamay, 2012).
Kontraksi Otot Jantung Ikan Mas
Kontraksi otot jantung ikan merupakan salah satu sarana untuk
mangkonversi energi kimia manjadi energi mekanik dalam bantuk tekanan dalam
aliran darah. Secara garis besar jalannya aliran darah pada jantungikan yaitu
ductus cuvieri, vena hepaticus, sinus venosus, atrium, ventrikel, dan corus
arteiosus. Sistem kerja jantung ikan memiliki dua mekanisme gerak yaitu systole
dan diastole. Sistole adalah keadaan pada saat ventrikel menyempit dan
berkontraksi sedangkan diastole adalah keadaan pada saat ventrikel mengembang
dan relaksasi. Sinus venosis secara fungsional memiliki pace maker untuk
mengatur kerja otot jantung (Hidayat, 2011).
Jantung adalah suatu organ yang berupa benda berongga dan terletak
dalam ronga ruang mediastinal atau bagian posterior lengkung insang. Organ ini
merupakan suatu pompa yang terdiri atas otot licin yang secara ritmis
berkontraksi untuk memompa darah dari vena ke arteri. Untuk melaksanakan
fungsi ini jantung mempunyai suatu sistem klep yang menyebabkan darah
mengalir ke satu arah. Jantung pada ikan dibangunkan oleh dua ruangan yang
terletak di bagian posterior lengkung insang, di bagian depan rongga badan dan di
atas Ithmus. Kedua ruang tersebut ialah atrium (auricle) yang berdinding tipis dan
ventricle yang berdidnding tebal (Effendi, 2006).
Pada proses peredaran darah pisces, darah dari seluruh tubuh mengandung
CO2 berkumpul di sinus venosus, kemudian masuk ke serambi dalam jantung

melalui vena. Selanjutnya, darah dari serambi masuk ke bilik dan dipompa
menuju insang melewati konus arterious, aorta ventralis, dan empat pasang arteri
aferen brakialis. Seiring dengan respirasi pisces (ikan), O 2 dari air masuk kedalam
insang dan CO2 dari insang keluar ke air. Setelah itu darah yang kini mengandung
O2 masuk kedalam aorta dorsalis yang selanjutnya di edarkan keseluruh tubuh.
Dengan demikian, peredaran darah pada ikan disebut peredaran darah tunggal
karena darah hanya satu kali melewati jantung (Priambodo dkk., 2013).
Secara keseluruhan, ikan Mas memiliki jumlah detak jantung yang lebih
banyak tiap menitnya dibanding ikan Mas kacil. Namun, ketahanan jantung ikan
Mas besar dan ikan Mas kecil untuk berdetak sama besar. Perkembangan ukuran
jantung ikan yang lebih besar akan ritme mempengaruhi detak jantung lebih besar
dan memiliki aktivitas jaringan pada ikan Mas itu sendiri sehingga ikan Mas yang
berukuran besar dan memiliki aktivitas jaringan lebih besar akan memiliki
perkembangan ukuran jantung yang lebih besar. Perkembangan ukuran jantung
yang lebih besar akan ritme mempengaruhi detak jantung lebih besar
(Gonawi dkk., 2008).
Jantung ikan teleostei terdiri dari empat ruang: sinus venosus, atrium,
ventrikel dan arteriosus bulbus, dari atrium dan ventrikel pada otot kontraktil
ruang. Darah vena dari saluran Cuverian dan vena hepatika pertama memasuki
sinus venosus, dan aktivitas kontraktil atrium dan ventrikel mendorong darah ke
pembuluh darah. Demikian pula untuk jantung mamalia, pada jantung teleost
terjadi selama fase relaksasi jantung (diastole) oleh balik vena, yaitu karena
tekanan rendah "positif" dari darah vena. Beberapa spesies ikan dengan tulang
rawan yang kaku di perikardium, pengisian ventrikel dapat terjadi penghisapan,
yaitu

melalui

tekanan

"negatif"

dari

pembesaran

ke

ruang

ventrikel

(Korajoki, 2013).
Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernafasan,
proses metabolisme atau petukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk
pertumbuhan dan pembiakan. Di samping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk
oksidasi bahan-bahan organic dan anorganik dalam proses aerobic. Sumber utama
oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu perairan tersebut. Kecepatan
difusi oksigen dari udara, tergantung dari beberapa faktor, seperti kekeruhan air,

suhu, salinitas, pergerakan massa air, dan udara. Pada lapisan permukaan, kadar
oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air dengan udara
bebas serta adanya proses fotosintesis. Kandungan oksigen terlarut (DO)
minimum 2 mg/L dalam keadaan normal dan tidak tercemar oleh senyawa
beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup
mendukung kehidupan organisme. Idealnya, kandungan oksigen terlarut tidak
boleh kurang dari 1,7 mg/L selama 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat
kejenuhan sebesar 70% ( Praseno dkk, 2010).
Pada vertebrata yang lebih tinggi, simpul yang mengeluarkan impuls yang
ritmis itu letaknya pada atrium dekat vena cava yang disebut simpul sinoatrial
(SA). Otot jantung adalah otot lurik dan bekerja tanpa pegaruh syaraf sadar atau
bekerja tanpa sadar. Jantung terus berdenyut walaupun semua syaraf yang menuju
kepadanya dipotong. Hal ini disebabkan oleh adanya jaringan permanen khusus
dalam jantung yang berfungsi membngkitkan potensial aksi yang berulang
(Peacemaker) (Affandi dan Tang, 2002).
Larutan Fisiologis (NaCl 0.9 %)
Larutan fisiologis digunakan karena larutan ini mirip dengan lingkungan
dari jantung itu sendiri. Larutan fisiologis yang bersifat hipoosmotis menyebabkan
cairan dari larutan masuk ke sel-sel otot jantung sehingga jantung menjadi
mengembang. Sehingga cairan dalam sel mengalami dialisis, yaitu pecahnya selsel jantung sehingga proses metabolisme dan kerja jantung tergangggu. Larutan
fisiologis yang bersifat hiperosmotik menyebabkan cairan akan keluar dari sel-sel
jantung secara difusi sehinngga jantung mengerut dan berat jenisnya semakin
besar dan akan mempengaruhi kerja otot jantung (Affandi dan Tang, 2002).
Larutan fisiologis adalah larutan isotonik yang terbuat dari NaCl 0,9%
yang sama dengan cairan tubuh atau darah. Penggunaan larutan fisiologis yang
mengandung NaCl dan urea karna dapat mempertahankan daya hidup
spermatozoa antara 20-25 menit. larutan fisiologis lebih kecil dari NaCl 0,9 %
(0,8 %, 0,6 %, 0,3 %, 0,1 %) disebut hipotonis. Larutan fisiologis lebih besar dari
NaCl 0,9 % ( 1 %, 2 %) disebut hipertonis. Darah bila dimasukkan ke dalam
larutan hipotonis maka membran akan mengembang karena larutan hipotonis
masuk ke dalam sel darah merah, kemudian pecah di satu tempat sehingga Hb

keluar disebut dengan hemolisis. Darah bila dimasukkan ke dalam larutan


hipertonis maka membran akan di tarik kesegala arah sehinga pecah di banyak
tempat sehingga sel darah merah mengkerut akibatnya Hb juga keluar dan disebut
krenasis (Jatilaksono, 2007).
Larutan

fisiologis

berfungsi

seperti

cairan

infus

yakni

untuk

mengkondisikan seperti lingkungan yang sebenarnya. Kondisi larutan akan


mempengaruhi lama bertahannya detak jantung. Larutan fisiologis digunakan
karena larutan ini mirip dengan lingkungan dari jantung itu sendiri.
Larutan fisiologis yang bersifat hipoosmotis menyebabkan cairan dari larutan
masuk ke sel-sel otot jantung sehingga jantung menjadi mengembang. Sehingga
cairan dalam sel mengalami dialisis, yaitu pecahnya sel-sel jantung sehingga
proses metabolisme dan kerja jantung tergangggu. Larutan fisiologis yang bersifat
hiperosmotik menyebabkan cairan akan keluar dari sel-sel jantung secara difusi
sehinnga jantung mengerut dan berat jenisnya semakin besar dan akan
mempengaruhi kerja otot jantung (Putri dkk., 2009).
Cairan Isotonik adalah osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya
mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di
dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi
(kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki
risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal
jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL),
dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%) (Hidayat, 2011).
Cairan hipotonik adalah osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum
(konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam
serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam
pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari
osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang
dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien
cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia
(kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik (Mukminin, 2012).

METODOLOGI

Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Maret 2016 pada
pukul 10.00 WIB sampai selesai di Laboratorium Terpadu Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut cawan
petri yang berfungsi sebagai wadah untuk meletakkan jantung ikan, timbangan
yang berfungsi untuk menimbang berat ikan, gunting yang digunakan sebagai alat
untuk memotong bagian ikan yang akan diamati, nampan digunakan sebagai
wadah ikan yang diamati, kamera digital digunakan untuk mengambil
dokumentasi ikan yang diamati, pisau untuk membedah ikan, pinset digunakan
untuk mengambil organ yang akan di amati, serta stopwatch untuk menghitung
waktu.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut ikan mas
(Cyprinus carpio) sebagai ikan yang akan diamati, larutan fisiologis berupa NaCl
0,9% sebanyak 50 ml yang digunakan untuk mengetahui ketahanan denyut
jantung ikan yang diamati, dan tissue untuk membersihkan peralatan praktikum.
Prosedur Praktikum
1. Alat dan bahan yang diperlukan dipersiapakan.
2. Ikan sebanyaknya 2 ekor dengan ukuran yang berbeda diambil dan
ditimbang menggunakan timbangan analitik.
3. Kedua ikan yang masih hidup diambil dan di tusuk dengan cara menusuk
bagian saraf di otak ikan tersebut.
4. Ikan dibedah mulai dari anus kearah depan hingga insang, kemudian
dipisahkan organ jantung ikan tersebut dan diletakkan pada larutan fisiologis
(NaCl sebanyak 0,9 % atau 50 ml).
5. Detak jantung kedua ikan tersebut diamati dan dihitung tiap menit dengan
menggunakan stopwatch.
6. Dokumentasi diambil dengan menggunakan kamera digital untuk di
lampirkan pada laporan.
7. Catatlah hasil akhir pengamatan di buku catatan.

10

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum yang dilakukan adalah sebagai
berikut:

Pembahasan

11

Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus carpio) 250 gr

Gambar 2. Ikan Mas (Cyprinus carpio) 500 gr

Gambar 3. Jantung Ikan Mas 250 gr

Gambar 4. Jantung Ikan Mas 500 gr

Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio) adalah sebagai berikut:


Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

12

Ordo

: Cypriniformes

Famili

: Cyprinidae

Genus

: Cyprinus

Species

: Cyprinus carpio

(Maulana, 2012)

Tabel 1. Pengukuran Morfometri Ikan Mas (Cyprinus carpio)


No

Pengukuran

Ikan Mas besar

Ikan Mas Kecil

Berat

500 gram

250 gram

Panjang Total

30 cm

25 cm

Panjang Baku

24 cm

19 cm

Tabel 2. Pengamatan Denyut Jantung Ikan Mas (Cyprinus carpio)


Menit Ke-

Ikan Mas Besar


(500 gram)

Ikan Mas Kecil


(250 gram)

31

75

28

67

27

66

25

62

25

63

23

65

24

58

25

57

24

54

10

25

52

11

24

53

12

23

55

13

24

58

14

23

52

15

23

46

16

20

52

17

19

58

18

20

30

13

19

15

23

20

15

21

21

14

20

22

10

34

23

14

39

24

12

37

25

10

35

26

36

27

37

28

36

29

35

30

34

31

33

32

30

33

28

34

27

35

31

36

25

37

26

38

19

39

26

40

25

Pembahasan
Ikan memiliki organ sirkulasi berupa jantung yang berfungsi untuk
memompa darah

yang terdiri dari dua ruang yaitu atrium (auricle) yang

berdinding tipis dan ventrikel yang berdinding tebal serta terdapat ruang tambahan
berdinding tipis yang disebut sinus venosus. Hal ini sesuai dengan Putri dkk
(2009) yang menyataka bahwa ikan mempunyai organ sirkulasi darah dalam
tubuh yang disebut jantung. Jantung merupakan suatu pembesaran otot yang
spesifik dari pembuluh darah atau suatu struktur muskular berongga perikardial
(perikardium).

14

Tubuh ikan mas memanjang dan sedikit pipih dengan mulut yang dapat
disembulkan dan 2 pasang sungut yang tubuhnya diselimuti oleh sisik serta 5 sirip
yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip ekor, sirip anus, sirip perut dan sirip ekor.
Hal ini sesuai dengan Maulana (2012) yang menyatakan bahwa ikan memiliki
bentuk badan memanjang, sedikit pipih ke samping (compressed). Mulut dapat
disembulkan terletak di ujung tengah (terminal). Mempunyai sungut dua pasang.
Sirip punggung panjang dengan bagian belakang berjari jari keras. Letak
permulaan sirip punggung ini berseberangan dengan permulaan sirip perut. Ikan
mas mempunyai sisik relatif tipe Cycloid, mempunyai garis rusuk yang lengkap
berada pada pertengahan sirip ekor.
Denyut jantung dibagi menjadi dua tipe yaitu neurogenik dan jantung
meogenik. Hal ini sesuai dengan literatur Menurut Affandi (2002) dalam Permana
(2011) yang menyatakan bahwa denyut jantung dibagi menjadi dua tipe yaitu
neurogenik dan jantung meugenik. Jantung neuregonik adalah jantung pada
hewan tingkat rendah (avertebrata) yang aktivitasnya diatur oleh sistem saraf
sehingga jika hubungan saraf dan jantung diputuskan makajantung akan berhenti
berdenyut. Jantung miogenik denyutnya akan selalu ritmis meskipun hubungan
dengn saraf diputuskan. Bahkan bila jantung tekak diambil selagi masih hidup dan
ditaruh dalam larutan fisiologis yang sesuai akan tetap berdenyut.
Hasil praktikum yang dilakukan diperoleh bahwa denyut jantung ikan Mas
yang berukuran besar lebih banyak dibanding dengan denyut jantung ikan Mas
berukuran kecil disebabkan ikan Mas berukuran besar lebih banyak aktivitas
jaringan tubuh dibanding ikan Mas berukuran kecil. Hal ini sesuai dengan
Gonawi dkk (2008) yang menyatakan bahwa secara keseluruhan, ikan Mas besar
memiliki jumlah detak jantung yang lebih banyak tiap menitnya dibanding ikan
Mas kecil. Namun, ketahanan jantung ikan Mas besar dan ikan Mas kecil untuk
berdetak sama besar. Perkembangan ukuran jantung ikan yang lebih besar akan
ritme mempengaruhi detak jantung lebih besar dan memiliki aktivitas jaringan
pada ikan Mas itu sendiri sehingga ikan Mas yang berukuran besar dan memiliki
aktivitas jaringan lebih besar akan memiliki perkembangan ukuran jantung yang
lebih besar. Perkembangan ukuran jantung yang lebih besar akan ritme
mempengaruhi detak jantung lebih besar.

15

Hasil praktikum yang dilakukan di ketahui bahwa ikan mas yang telah
dipisahkan jantung dari sel sarafnya masih akan tetap berdenyut dan menunjukkan
denyut nadi ikan mas adalah jenis meogenik yang mana jantung akan tetap
berdenyut sekalipun sudah di putus. Hal ini sesuai dengan Putri dkk (2009) yang
menyatakan bahwa denyut jantung dibagi menjadi dua tipe yaitu neurogenik dan
jantung meogenik. Jantung neurogenik adalah jantung pada hewan tingkatan
rendah (invertebrata), yang aktivitasnya diatur oleh sistem syaraf sehingga jika
hubungan syaraf dengan jantung diputuskan maka jantung akan berhenti
berdenyut. Jantung miogenik denyutnya akan tetap ritmis meskipun hubungan
dengan syaraf diputuskan. Bahkan bila jantung katak diambil selagi masih hidup
dan ditaruh dalam larutan fisiologis yang sesuai akan tetap berdenyut. Jantung
meogenik terdapat pada jaringan otot jantung khusus yang membuat simpul
(nodal tissue) yang merupakan penggerak jantung. Letak simpul pada ikan dan
amfibi pada sinus venosus.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Ikan Mas besar dan ikan Mas kecil memiliki organ sirkulasi berupa jantung
yang berfungsi untuk memompa darah yang terdiri dari dua ruang yaitu
atrium (auricle) yang berdinding tipis dan ventrikel yang berdinding tebal
serta terdapat ruang tambahan berdinding tipis yang disebut sinus venosus.
2. Kontraksi otot jantung ikan mas yang berukuran besar lebih banyak dibanding
dengan ikan mas berukuran kecil, hal ini disebabkan ikan mas berukuran besar
lebih banyak aktivitas jaringan tubuh dibanding ikan mas berukuran kecil.
3. Denyut jantung pada ikan mas termasuk meogenik, yaitu jantung yang tetap
berdetak ritmis meskipun hubungan dengan saraf telah terputus.

16

Saran
Saran penulis terhadap laboratorium Fisiologi Hewan Air ini adalah agar
peralatan di laboratorium lebih dilengkapi dan penulis berharapagar praktikan
\lebih serius dalam melakukan praktikum sehingga data yang di dapat lebih
akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Affandi, R dan Tang U.M. 2002. Fisiologi Hewan Air. Unri Press. Pekanbaru.
Effendi, 2006. Ikhtiologi Suatu Panduan Kerja Laboratorium. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Fujaya, Y. 2002. Fisiologi Ikan. Dapartemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Gonawi, G. R., M. S. Aprillia, F. I. Putri, dan H. Kasmanhadi. 2008. Studi
Kontraksi Otot Jantung Ikan Mas (Cyprinus carpio) dalam Upaya
Peningkatan Komoditas Perikanan Darat. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Hidayat, R. 2011. Kontraksi Otot Jantung Ikan Nila (Oreocrohmis niloticus).
Universitas Lampung.
Husni, H Dan Esmiralda. 2011. Uji Toksisitas Akut Limbah Cair Industri Tahu
Terhadap Ikan Mas (Cyprinus Carpio Lin) Studi Kasus Limbah Cair
Industri Tahu Super Padang. Universitas Andalas, Padang.

17

Japet,

N. 2011.Karakteristik Semen Ikan Ekonomis Budidaya Mas


(Cyprinus carpio), dan Patin (Pangasius hypophthalmus). [Skripsi].
Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Jatilaksono, M. 2007. Kontraksi Otot Jantung Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta.


Korajoki, H. 2012. Effects of Temperature Acclimation on the Molecular
Machinery of the Cardiac Sarcoplasmic Reticulum in Fishes.
[Dissertation]. University of Finland, Findland. ISBN: 978-952-61-11896.
Kusuma, K. L. 2007. Uji Efektivitas Dosis dan Lama Perendaman Serbuk
Temulawak (Curcuma xanthorriza) Terhadap Kelulushidupan Benih Ikan
Mas
(Cyprinus
carpio
L.)
yang
Terinfeksi
Bakteri
Aeromonas hydrophila. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Lagler, K. F., J. E. Bardach, R. R. Miller, dan D. D. Maypassino. 1977. Ichtiology.
ISBN: 978-979-505-203-8.
Maulana, R. A. 2012. Perubahan Kondisi Fisiologis Ikan Mas (Cyprinus Carpio
L.) Akibat Pengaruh Perbedaan Ukuran dan Suhu Lingkungan.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Meitanisyah. 2009. Anantomi dan Fisiologi Ikan. PT Agromedia Pustaka, Jakarta.
Mudlofar, M. 2012. Analisis Usaha Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus carpio) pada
Keramba Jaring Apung di Kelurahan Parit Mayor Kecamatan Pontianak
Timur. [Tesis]. Universitas Terbuka, Jakarta.
Mukminin, A. 2012. Kontraksi Otot Jantung Ikan Mas dan Ikan Nila.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PPPPTK) Pertanian Cianjur, Joint Program, Politeknik
Negeri, Jember.
Munawwarah, M. 2010. Buku Teks Fisiologi. Universitas Esa Unggul, Jakarta.
Praseno, O. H. Krettiawan, S. Asih, dan A. Sudarajat. 2010. Uji Ketahanan
Salinitas Beberapa Strain Ikan Mas yang Dipelihara di Akuarium.
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Jakarta.
Priambodo, A., A, Sulistyo, A. Susilo, A. P. Astutik, C. Nisa, dan C. Kustiyani.
2013. Tugas Mata Kuliah Biologi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Putri, F. E., G. F. Arddhiagung, dan S. J. Nugroho. 2009. Kontraksi Otot Jantung
Ikan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

18

Uthamy, C. P. 2012. Pengaruh Substitusi Telur Ayam pada Pakan Terhadap Laju
Pertumbuhan
Ikan
Mas
(Cyprinus
carpio
L.)
[Skripsi].
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai