Anda di halaman 1dari 10

KASUS

Guru tidak hanya memberikan pengajaran, namun mendidik dalam segala segi, termasuk
mendidik dalam berperilaku yang baik dan juga memotivasi para siswa dalam belajar.
Namun, perlu pendekatan khusus yang harus dijalankan oleh seorang guru, terutama
dalam hal bagaimana sang guru dapat melakukan pendekatan komunikasi antarpribadi
yang efektif agar siswa dapat merespons dengan baik sehingga murid termotivasi. Apalagi,
saat ini cenderung terlihat bahwa siswa semakin memiliki motivasi yang rendah dalam
belajar. Lalu, apakah pendekatan komunikasi antarpribadi yang efektif ini dapat
mempengaruhi motivasi para siswa? Hal inilah yang akan diteliti.
Penelitian ini akan dilakukan di SMA 6 Jakarta Selatan pada tahun ajaran 2015/2016.
Populasi di SMA tersebut diketahui berjumlah 1000 siswa dengan perincian sub populasi
sebagai berikut:
Kelas 1 berjumlah 400 siswa
Kelas 2 berjumlah 300 siswa
Kelas 2 berjumlah 300 siswa
Anda diminta melakukan penelitian kuantitatif terkait latar belakang masalah di atas,
jawablah pertanyaan berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Tentukan variabel X dan Y!


Buatlah Judul penelitian!
Buatlah rumusan masalah!
Siapa populasi yang akan diteliti?
Tentukanlah besaran sampelnya dengan presisi atau nilai kritis sebesar 10 %!
Tentukan teknik penarikan sampel dengan menggunakan teknik penarikan sampel
stratifikasi (stratified sampling), dan tentukan jumlah sampel pada setiap sub
populasi!
Instrumen penelitian apakah yang akan digunakan? Jelaskan berikut alasannya!
Uraikan definisi konsep dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini!
Buatlah operasionalisasi konsep dari masing-masing variabel!
Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan diajukan kepada responden
(sebagai kuesioner). Setidaknya, satu indikator, satu pertanyaan!
Tentukan uji reliabilitas dan validitas yang akan digunakan!
Tentukan uji analisis data yang digunakan!

Jawab:
a. Variabel-variabel dalam penelitian ini:

Variabel x = efektivitas komunikasi antarpribadi


Variabel y = motivasi belajar
b. Judul penelitian:
Pengaruh efektivitas komunikasi antarpribadi guru terhadap motivasi belajar siswa
(Survey pada siswa SMA 6 Jakarta Selatan)
c.

Rumusan masalah:
Adakah pengaruh efektivitas komunikasi antarpribadi guru terhadap motivasi
belajar siswa SMA 6 Jakarta Selatan?

d. Populasi yang akan diteliti adalah semua siswa di SMA 6 Jakarta Selatan pada
tahun akademik 2013/2014, yang terdiri dari kelas 1, 2, dan 3.

e. Besaran sampel dengan presisi atau nilai kritis sebesar 10 % atau (0,10) adalah
sebagai berikut:
Rumus Slovin (karena populasi sudah diketahui:

n=

N
1 + Ne2

1000
1 + 1000 (0,10)2

1000
1 + 1000 (0,01)

1000
1 + 10

1000

11
= 90,90 dibulatkan menjadi 91
Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 91 siswa SMA 6.

f. Dengan menggunakan teknik penarikan sampel stratifikasi (stratified sampling),


maka jumlah sampel pada setiap sub populasi adalah sebagai berikut:
Kelas 1 berjumlah 400 siswa 400 x 91

= 36,4

37

= 27,3

27

= 27,3

27

1000
Kelas 2 berjumlah 300 siswa 300 x 91
1000
Kelas 3 berjumlah 300 siswa 300 x 91
1000

91 siswa

g. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan


kuesioner. Kuesioner dibagikan kepada siswa yang menjadi sampel dalam
penelitian ini. Kuesioner digunakan agar penelitian ini lebih efektif dalam
mendapatkan data di lapangan. Lagipula, siswa SMA dirasa sudah dapat berpikir
dan menjawab pertanyaan kuesioner yang diajukan sesuai kenyataan yang mereka
alami.

h. Definisi konsep:
Untuk variabel x: Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses
pertukaran makna antar orang-orang yang saling berkomunikasi. Proses pengacu pada
perubahan dari tindakan (action) yang berlangsung terus-menerus, sedangkan makna yaitu
sesuatu yang dipertemukan dalam proses tersebut dan kesamaan pemahaman diantara
orang-orang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi
(Sendjaja, 2004:2.1).
Adapun dimensi-dimensi dari Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi
(Sumber) adalah sebagai berikut:

1. Keterbukaan (Openess). Mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari


komunikasi antarpribadi, pertama komunikator yang efektif harus
terbuka kepada orang yang diajaknya berinterkasi, kedua kesediaan
komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang,
ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran
2. Empati (empathy). Kemapuan seseorang untuk mengetahui apa yang dialami
orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu.
Bersimpati, dipihak lain, adalah merasakan bagi orang lain merasa ikut
bersedih, orang yang berempatik mampu memahami motivasi dan pengalaman
orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka
untuk masa mendatang.
3. Dukungan (supportiveness). Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat
berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap
mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan
strategik, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.

4. Sikap positif (positiveness). Dalam mengkomunikasi sikap positif dalam


berkomunikasi antarpribadi dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan
sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman
kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari
komunikasi antarpribadi. Pertama komunikasi antarpribadi terbina jika
orang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua,
perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting
untuk interaksi yang efektif.
Dorongan (Stroking). Sikap positif dapat dijelaskan lebih jauh dengan
istilah Stroking (dorongan) dorongan adalah istilah yang berasal dari kosa
kata umum, yang dipandang sangat penting dalam analisis transaksional
dan dalam interaksi antar manusia secara umum. Perilaku mendorong
mengahargai keberadaan dan pentingnya orang lain

5. Kesetaraan (equality). Pengakuan secara diam-diam bahwakedua belah pihak


sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai
sesuatu yang penting untuk disumbangkan. (Devito, 2011:286-290).

Untuk variabel y: Motivasi Belajar


Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk
melibatkan diri. Salah satu tugas pengajar di sekolah adalah membangkitkan motivasi
belajar itu pada siswa, terutama motivasi untuk memperkaya diri sendiri sebagai sasaran
utama (Winkel, 2004:186).
Adapun dimensi-dimensi dari Motivasi belajar (Sumber) adalah sebagai berikut :

1.
2.
3.

Tekun menghadapi tugas, dapat bekerja keras terus menerus dalam


waktu yang lama, tidak akan berhenti sebelum selesai.
Ulet menghadapi kesulitan, tidak mudah putus asa. Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk prestasi sebaok mungkin (tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapai).
Menunjukan sikap minat terhadap bermacam-macam masalah orang
dewasa, seperti masalah ekonomi, hukum dan sebagainya.

4.
5.
6.
7.
8.

Lebih senang bekerja sendiri. Bekerja sendiri lebih puas daripada


pekerjaannya dilakukan oleh orang lain.
Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.
Dapat mempertahankan pendapatnya.
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu. Selalu konsisten
dengan prinsip yang ia punya dan tidak mudah plin plan.
Senang mencari dan memecahkan soal-soal. Dengan mencari dan
memecahkan soal-soal akan menambah pengetahuan baru yang
bermanfaat untuk dirinya sendiri.

i. Operasionalisasi konsep dari masing-masing variabel


Variabel

1. Efektivitas
komunikasi
antarpribadi
(Variabel X)

Dimensi

1. Keterbukaan
(Openess)

2. Dukungan
(supportveness)

3. Empati (Empathy)

Indikator

a. Selalu menanggapi
dengan baik
b. Terbuka
a. Memberi dukungan
b. Memberikan
semangat
c. Memberikan
motivasi
a. Selalu memahami
b. Mau mengerti
c. Perhatian

a. Memberikan
masukan yang positif
b. Memberikan respon
yang baik
4. Sikap positif
(positiveness)
a. Menghargai upaya
kita
b. Berbagi pengalaman

Motivasi Belajar
(Variabel Y)

5. Kesetaraan
(equality)
1. Tekun menghadapi
tugas

a. Belum ingin berhenti


sebelum

menyelesaikan tugas
b. Bosan ketika belajar
dengan waktu yang
lama
2. Ulet menghadapi
kesulitan
3. Memiliki minat

4. Lebih senang
bekerja sendiri

5.

6.

7.

8.

a. Tidak mudah putus


asa
b. Selalu optimis
c. Tidak mudah puas
a. Tertarik dengan suatu
masalah baru
b. Suka berdiskusi
tentang suatu
masalah
c. Ingin memecahkan
masalah

a. Lebih puas dengan


hasil pekerjaan
sendiri
b. Ingin berusaha
sendiri
Cepat bosan dengan a. Menyukai hal baru
tugas rutin
b. Tertarik pada suatu
hal yang bersifat
menarik
Dapat
a. Selalu yakin dengaan
mempertahankan
pendapatnya
pendapatnya
b. Pendapatnya
memiliki alas an
yang kuat
Tidak mudah
a. Yakin dengan dirinya
melepaskan hal
sendiri
yang diyakininya
b. Percaya pada diri
itu
sendiri ketika ujian
Senang mencari dan a. Tertarik untuk
memecahkan soalmemecahkan
soal
masalah
b. Senang menambah
pengetahuan baru

j. Pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan diajukan kepada responden


sebagai kuesioner
Indikator variabel x

Pertanyaan/pernyataan utk kuesioner

Jawaban
SS

a.
b.

Selalu menanggapi a. Guru sangat


c. menanggapi
dengan baik
pertanyaan saya
Terbuka
b. Saat saya bertanya Guru sangat
terbuka

a. Memberi
dukungan
b. Memberikan
semangat
c. Memberikan
motivasi

a. Selalu memahami
b. Mau mengerti
c. Perhatian

a. Memberikan
masukan yang
positif
b. Memberikan
respon yang baik

a. Dukungan yang diberikan,


membuat saya menjadi
termotivasi
b. Guru selalu memberikan
semangat kepada saya
c. Motivasi dan dorongan dari
guru membuat saya semakin
termotivasi untuk belajar

.... dan seterusnya. Isi sendiri


ya........
NOTE:
Untuk variabel y juga seperti
ini. Jadi masing-masing
variabel buat dimensi,
indikatornya, sehingga ada
cikal bakal untuk membuat
kuesioner.

a. Menghargai upaya
kita
b. Berbagi
pengalaman

Indikator variabel y

a. Belum ingin
berhenti sebelum
menyelesaikan
tugas
b. Bosan ketika belajar
dengan waktu yang

Pertanyaan/pernyataan utk kuesioner

TS

STS

lama
a. Tidak mudah putus
asa
b. Selalu optimis
c. Tidak mudah puas
a. Tertarik dengan
suatu masalah baru
b. Suka berdiskusi
tentang suatu
masalah
c. Ingin memecahkan
masalah
a. Lebih puas dengan
hasil pekerjaan
sendiri
b. Ingin berusaha
sendiri

Dan seterusnya.....

HANYA CONTOH!

k. Uji reliabilitas dan validitas


Untuk menguji validitas digunakan teknik korelasi dengan menggunakan rumus
product moment, yaitu:

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Alpha Cronbachs untuk


menguji reliabilitasnya.
Rumus Reliabilitas dengan metode Alpha Cronbachs

l. Uji analisis data


Untuk menganalisis penelitian digunakan beberapa tahap untuk mengetahui
pengaruh efektivitas komunikasi antarpribadi terhadap motivasi belajar. Di antaranya
sebagai berikut:

1) Analisis Korelasi Sederhana


Hubungan antara variabel-variabel dinamakan korelasi, digunakan untuk
menguji dan menjawab hipotesis berbentuk asosiatif. Konsep analisis korelasi dapat
dipahami melalui salah satu bentuk korelasi yang digunakan untuk melihat
hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dengan variabel terikat dengan
menggunakan teknik korelasi pearson product moment (Hasan, 2004:103),
dengan rumus sebagai berikut:

rxy

n XY (X) (Y)

{n X - (X)}{nY - (Y)}
Keterangan :

rxy

= koefisien korelasi antara X dan Y

= variabel X

= variabel Y

= jumlah data penelitian

2) Analisis Regresi Liner Sederhana


Analisis Regresi linear adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen dengan
menggunakan persamaan linier dan untuk meramalkan suatu nilai variabel
dependen dengan adanya perubahan dari variabel dependen (Priyatno, 2012:45)
Variabel independen dilambangkan dengan X sedangkan variabel dependen
dilambangkan dengan Y.

Rumusnya adalah: Y = a + bX

Keterangan:
Y = Variabel terikat (variabel yang diduga)
X = Variabel bebas
a = Intersep
b = Koefisien regresi
Untuk melihat bentuk korelasi antar variabel dengan persamaan regresi tersebut,
maka nilai a dan b harus ditentukan terlebih dahulu.
Rumus a :
a = Y b.X
n
Rumus b :

b = nXY (X)(Y)
X - (X)

*****************************************

Anda mungkin juga menyukai