Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Percobaan
Berdasarkan perumusan yang diperoleh dari literatur dan data yang diperoleh dari
hasil percobaan, diperoleh :

r kC n
ln r ln k n ln C
y A Bx

(Falconer, 1998)

dimana : k = 10A (konstanta kecepatan reaksi)


n = B

(orde reaksi)

4.1.1 Hasil Percobaan pada Run I


Laju alir A (NaOH)

= 100 ml / 7 menit

Laju alir B (CH3COOC2H5)

= 100 ml / 7 menit

Kecepatan Pengadukan

= 200 rpm

Tabel 4.1 Tabel Hasil Percobaan pada Run I


t

Vol
HCl

CA

- rA

log CA
X

log -rA
Y

0,0
6,0
12,0
18,0
24,0
30,0

5,0
4,4
4,0
3,2
3,2
3,2

0,00750
0,00660
0,00600
0,00480
0,00480
0,00480

0,000000
0,000150
0,000125
0,000150
0,000113
0,000090

-2,125
-2,180
-2,222
-2,319
-2,319
-2,319

0,000
-3,824
-3,903
-3,824
-3,949
-4,046

-13,484

-19,546

1 /-rA

X2

XY

Konversi
XA

4,515
4,754
4,937
5,377
5,377
5,377

0,000
8,338
8,672
8,867
9,156
9,381

0,000
0,120
0,200
0,360
0,360
0,360

6666,667
8000,000
6666,667
8888,889
11111,111
41333,33
3

Orde Reaksi (B)

: 1,449

: -0,00153

Konst Kec. Reaksi

: 0,996

(-rA)

: 0,996 CA1,449 mol ml-1menit-1

30,336 44,414

4.1.2 Hasil Percobaan pada Run II


Laju alir A (NaOH)

= 100 ml / 7 menit

Laju alir B (CH3COOC2H5)

= 100 ml / 7 menit

Kecepatan Pengadukan

= 200 rpm

Tabel 4.2 Tabel Hasil Percobaan pada Run II


t

Vol
HCl

CA

- rA

log CA
X

log -rA
Y

0,0
6,0
12,0
18,0
24,0
30,0

4,4
3,7
3,3
2,9
2,9
2,9

0,00660
0,00555
0,00495
0,00435
0,00435
0,00435

0
0,000175
0,000138
0,000125
0,000094
0,000075

-2,180
-2,256
-2,305
-2,362
-2,362
-2,362

0
0,000
-3,862
-3,903
-4,028
-4,125

1 /-rA

X2

XY

Konversi
XA

4,754
5,088
5,315
5,577
5,577
5,577
31,88
8

0
0,000
8,903
9,217
9,512
9,741

0
0,159
0,250
0,341
0,341
0,341

~
7272,727
8000,000
10666,667
13333,333

-13,826 -15,918 39272,727


Orde Reaksi (B)

: 0,889

: -0,725

Konst Kec. Reaksi

: 0,188

(-rA)

: 0,188 CA0,889 mol ml-1menit-1

37,373

4.1.3 Hasil Percobaan pada Run III


Laju alir A (NaOH)

= 100 ml / 7 menit

Laju alir B (CH3COOC2H5)

= 100 ml / 7 menit

Kecepatan Pengadukan

= 200 rpm

Tabel 4.3 Tabel Hasil Percobaan pada Run III


t
0,0
6,0
12,0

log CA

log -rA

0
0,000125

-2,244
-2,305

0
-3,903

0,000100

-2,347

-4,000

Vol
HCl

CA

- rA

3,8
3,3

0,00570
0,00495
0,00450

3,0

Konversi

1 /-rA

X2

XY

5,036
5,315

0
8,998

0
0,132

5,507

9,387

0,211

8000,000
10000,00
0

XA

18,0
24,0

2,2
2,2

30,0

2,2

0,00330

0,000133

-2,481

-3,875

0,00330

0,000100

-2,481

-4,000

0,00330

0,000080

-2,481

-4,097

-14,341

-19,875

Orde Reaksi (B)

: 1,310

: -0,217

Konst Kec. Reaksi

: 0,607

(-rA)

: 0,607 CA1,310 mol ml-1menit-1

7500,000
10000,00
0
12500,00
0
48000,00
0

6,158

9,616

0,421

6,158

9,926

0,421

6,158

10,166

0,421

34,332 48,094

4.1.4 Hasil Percobaan pada Run IV


Laju alir A (NaOH)

= 100 ml / 7 menit

Laju alir B (CH3COOC2H5)

= 100 ml / 7 menit

Kecepatan Pengadukan

= 200 rpm

Tabel 4.4 Tabel Hasil Percobaan pada Run IV


t

Vol
HCl

CA

- rA

0,0
6,0
12,0
18,0
24,0
30,0

3,5
2,9
2,5
1,8
1,8
1,8

0,00525
0,00435
0,00375
0,00270
0,00270
0,00270

0
0,000150
0,000125
0,000142
0,000106
0,000085

log CA

log -rA

-2,280
-2,362
-2,426
-2,569
-2,569
-2,569

0
0,000
-3,903
-3,849
-3,974
-4,071

-14,773

1 /-rA

X2

XY

5,198
5,577
5,885
6,598
6,598
6,598

0
0,000
9,469
9,886
10,207
10,456

~
8000,000
7058,824
9411,765
11764,706
24470,58
-15,796
8
36,453

Orde Reaksi (B)

: 0,925

: -0,426

Konst Kec. Reaksi

: 0,375

(-rA)

: 0,375 CA0,925 mol ml-1menit-1

40,018

Konvers
XA
0
0,171
0,286
0,486
0,486
0,486

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Waktu Terhadap Konsentrasi NaOH dengan Variasi
Konsentrasi Etil Asetat

Konsentrasi NaOH
Run I

Run II
.

Run III
5

10

15

Run IV
20

25

Waktu (menit)
Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Waktu Terhadap Konsentrasi NaOH dengan Variasi
Konsentrasi Etil Asetat
Dari Gambar 4.1 di atas terlihat bahwa semakin lama waktu reaksi maka
konsentrasi NaOH cenderung berkurang sampai mencapai suatu titik konstan. Hal ini
terjadi karena semakin lama garam natrium asetat yang terbentuk dari reaksi antara
NaOH dan etil asetat semakin banyak sehingga reaktan yang tersisa semakin sedikit.
Pada Run I dicapai titik konstan pada konsentrasi M, pada Run II (NaOH
0,023 M) mencapai konstan pada 0,00907 M, Pada Run III (NaOH 0,023 M)
mencapai konstan pada konsentrasi 0,00990 M, Pada Run IV (NaOH 0,023 M)
mencapai konstan pada konsentrasi 0,00996 M, Pada Run V (NaOH 0,023 M)
mencapai konstan pada konsentrasi 0,00980 M.
Secara teori, waktu reaksi berbanding terbalik dengan konsentrasi reaktan.
Semakin lama waktu reaksi, produk yang dihasilkan akan semakin banyak hingga
salah satu reaktan yang digunakan mulai habis bereaksi, maka produk yang
dihasilkan akan menurun. Hal ini sesuai dengan persamaan :

30

-rA =

dCA
dt

(Selvamony, 2013)

Dimana :
t

= waktu (menit)

-rA

= Laju reaksi pengurangan zat A (mol/ml.menit)

CA

= Konsentrasi zat A (mol/ml)


Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara kosentrasi dengan

waktu :

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Konsentrasi dengan Waktu


(Hill, 2014)
Hasil percobaan yang diperoleh telah sesuai dengan teori karena semakin lama
waktu reaksi, salah satu reaktan yang digunakan mulai habis.

4.2.3 Pengaruh Log (CA) Terhadap Log (-rA)


-3

-2

-1

.
.

vA= vB= 100 ml / menit


Log (-rA)

vA=vB=250 ml / menit

Run I VA=VB=100 ml/5menit


-1
vA=II vB=
150B=150
ml / menit
Run
VA=V
ml/5menitvA=vB=200 ml / menit
-2
Run III VA=VB=200 ml/5menit
Run IV VA=VB=250 ml/5menit
-3
Run V VA=VB=300 ml/5menit
-4

vA=vB=300 ml / menit

-5
Log CA
Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Log (CA) terhadap Log (-rA)
Dari Gambar 4.3 di atas terlihat pengaruh log (C A) terhadap log (-rA). Kelima
grafik untuk Run I, Run II, Run III, Run IV, dan Run V diperoleh grafik yang
fluktuatif.
Untuk mencari persamaan kecepatan reaksi dari suatu reaksi yang ordenya
tidak diketahui atau orde n, didapat suatu pengaruh antara log (r A) dengan log CA.
Secara teori, plot Pengaruh log (-r A) dengan log CA akan membentuk garis lurus,
dalam bentuk persamaan sebagai berikut :
log (-dCA/dt) = log k + n log CA

(Anjana, 2014)

Dengan slope adalah orde reaksi (n) dan intersep adalah log konstanta
kecepatan reaksi (log k). Dari grafik diperoleh :
- Run I : n = 1,316, sedangkan k = 0,554 (mol-1.ml-1.menit-1)
- Run II : n = 1,567, sedangkan k = 0,785 (mol-1.ml-1.menit-1)
- Run III : n = 1,551, sedangkan k = 0,764 (mol-1.ml-1.menit-1)
- Run IV : n = 3,201, sedangkan k = 0,720 (mol-1.ml-1.menit-1)
- Run V : n = 3,258, sedangkan k = 0,738 (mol-1.ml-1.menit-1)

Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara kecepatan reaksi


dengan konsentrasi :

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Reaksi dengan Konsentrasi


(Hill, 2014)
Hasil yang didapatkan dari grafik tidak sesuai dengan teori karena kurvanya
yang fluktuatif, hal ini dapat disebabkan oleh:
1.

Kecepatan pengadukan setiap selang waktu tidak sama diakibatkan alat


pengadukan rusak.

2.

Pengambilan sampel yang terlalu lama yang telah melewati waktu pengambilan
sampel yang telah ditentukan.

4.2.4 Pengaruh Waktu Terhadap Laju Reaksi (-rA)


.001
.0009
.0008
.0007 ml / menit
vA=vB=100
.0006
.0005
(-rA)
.0004
.0003
vA=vB= 250 ml / menit
.0002
.0001
.
.
3
6

Run I VA=VB = 100 ml/5menit


Run II VA=VB = 150 ml/5menit
Run III VA=VB = 200 ml/5menit
VA=VB = 250
ml/5menitml / menit
vA=vB=150Run
ml /IVmenit
vA=vB=200
Run V VA=VB = 300 ml/5menit

vA=vB=300 ml / menit

12 15 18
Waktu (menit)

21

24

27

30

33

36

Gambar 4.5 Grafik Pengaruh Laju Reaksi Terhadap Waktu


Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diperolah data yang dapat dilihat
pada gambar 4.5 di atas, terlihat bahwa pada run I, run II, run III, run IV dan run V,
kurva yang terbentuk cenderung berfluktuasi, yaitu pada run I, pada menit ke 3
makin turun sampai menit ke 21, pada run II, pada menit ke 3 mengalami kenaikan
sampai menit ke 6 kemudian makin turun sampai menit ke 18, pada run III, pada
menit ke 3 mengalami penurunan sampai menit 6 kemudian berfluktuasi sampai
menit ke 18, pada run IV, pada menit ke 3 mengalami penurunan sampai menit ke 21,
pada run V, pada menit ke 3 mengalami penurunan sampai menit ke 9 kemudian
mengalami fluktuasi sampai menit ke 21.
Penurunan laju reaksi disebabkan oleh konsentrasi reaktan yang semakin
menurun dengan bertambahnya waktu karena semakin banyak reaktan yang bereaksi
membentuk produk. Hal ini sesuai dengan rumus laju reaksi seperti dibawah :
-rA =

dCA
dt

Dimana :
t

= Waktu (menit)

-rA

= Laju reaksi pengurangan zat A (mol/ml.menit)

CA = Konsentrasi zat A (mol/ml)

(Selvamony, 2013)

Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara laju reaksi dengan
waktu :

Gambar 4.6 Grafik Hubungan Antara Laju Reaksi dengan Waktu


(Lim, 2013)
Hasil percobaan yang diperoleh belum sesuai dengan teori, karena grafik yang
digambarkan berfluktuasi. Penyimpangan yang terjadi mungkin disebabkan karena :
1.

Kecepatan pengadukan setiap selang waktu tidak sama diakibatkan alat


pengadukan rusak.

2.

Pengambilan sampel yang terlalu lama yang telah melewati waktu pengambilan
sampel yang telah ditentukan.

4.2.5 Pengaruh Waktu Terhadap Konversi (XA)


.5
.45
.4
.35
vA= vB= 100 ml.3/ menit

Run I VA=VB=100ml/5menit
Run II VA=VB=150ml/5menit
Run III VA=VB=200ml/5menit
vA= vB= 150 ml / menit Run IVvA=vB=200
VA=VB=250ml/5menit
ml / menit
Run V VA=VB=300ml/5menit

.25
.2
.15
.1
vA=vB= 250 ml
/ menit
.05

Konversi (XA)

vA=vB=300 ml / menit

.
.

12

15

18

21

24

27

30

33

36

Waktu (menit)
Gambar 4.7 Grafik Pengaruh Konversi Terhadap Waktu
Dari Gambar 4.7 tampak bahwa jika laju reaksi semakin meningkat, maka
konversi yang dihasilkan semakin meningkat dan akan konstan ketika reaksi sudah
setimbang.
Secara teori, laju reaksi adalah sebanding dengan konversi produk karena yang
mempengaruhi konversi produk adalah orde reaksi, konstanta kecepatan reaksi,
konsentrasi reaktan, dan waktu reaksi.
X A=

C A 0C A
CA 0

2009)
Dimana :
XA

= Konversi Reaksi

CA

= Konsentrasi zat (mol/liter)

CAo

= Konsentrasi zat awal (mol/liter)

(Roberts,

Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara konversi dengan


waktu :

Gambar 4.9 Grafik Hubungan Antara Konversi dengan Waktu


(Roberts, 2009)
Sehingga percobaan ini sudah sesuai dengan teori, yakni semakin
meningkatnya konversi seiring lamanya reaksi karena konversi berbanding lurus
terhadap waktu.

4.2.6 Pengaruh Konversi (XA) Terhadap Laju Reaksi (-rA)


.5
.45
Run I VA=VB = 100 ml/5menit
.4
Run II VA=VB = 150 ml/5menit
Run III VA=VB = 200 ml/5menit
.35
IV VA=VB = ml
250/ menit
ml/5menit
vA=vB=100
ml/ menit
vA=vB= 150 ml/ menit Run vA=vB=200
.3
Run V VA=VB = 300 ml/5menit
.25
XA
.2
.15
.1
vA=vB=250
ml / menit
vA=vB=300 ml / menit
.05
.
. .0001 .0002 .0003 .0004 .0005 .0006 .0007 .0008 .0009 .001
-rA

Gambar 4.10 Grafik Pengaruh Konversi Terhadap Laju Reaksi


Dari Gambar 4.10 tampak bahwa pada Run I, Run II, Run III, Run IV dan Run
V grafik yang diperoleh antara hubungan konversi dengan laju reaksi cenderung
fluktuatif. Dari hasil percobaan pada run I diperoleh konversi tertinggi sebesar 0,438
pada laju reaksi 0,000327 , pada run II diperoleh nilai konversi tertinggi sebesar
0,166 pada laju reaksi 0,000150, pada run III diperoleh nilai konversi tertinggi
sebesar 0,175 pada laju reaksi 0,000175, pada run IV diperoleh nilai konversi
tertinggi sebesar 0,215 pada laju reaksi 0,000181, pada run V diperoleh nilai
konversi tertinggi sebesar 0,226 pada laju reaksi 0,000191.
Berdasarkan teori, semakin besar konversi yang dihasilkan maka akan semakin
bertambah laju reaksi. Hal ini sesuai dengan persamaan :
rA = -C0
2012)
Dimana :
C0

= konsentrasi zat awal (mol/liter)

rA

= kecepatan reaksi (mol/liter.detik)

xA

= konversi reaksi

dXA
dt

(Theodore,

= waktu (menit)
Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara konversi dengan

laju reaksi :

Gambar 4.11 Grafik Hubungan Antara Konversi dengan Laju Reaksi


(Smith, 1997)
Jadi, berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan dapat disimpulkan bahwa
terdapat adanya penyimpangan yang mungkin disebabkan oleh :
1.

Kecepatan pengadukan setiap selang waktu tidak sama diakibatkan alat


pengadukan rusak.

2.

Pengambilan sampel yang terlalu lama yang telah melewati waktu pengambilan
sampel yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai