Anda di halaman 1dari 60

Psikologi Belajar

psikologi sebagai ilmu tentang perilaku manusia, maka psikologi


belajar berarti ilmu tentang perilaku manusia dalam aktivitas
belajar. Psikologi sebagai ilmu, disamping mempelajari ilmu
pengetahuan secara teoritis juga memaparkan kajian yang bersifat
praktis.

Ruang lingkup psikologi belajar


1. Masalah belajar ( hakikat, ciri, wujud dan faktor yang
mempengaruhi belajar )
2. Teori-teori belajar ( teori behavioristik, teori
kognitivistik, teori humanistik )
3. Aspek psikologis
4. Kesulitan-kesulitan belajar

Metode Introspeksi
Metode Ekstropeksi
Kuesioner

Metode dalam
Psikologi Belajar

Interviu
Biografi
Metode Klinis
Metode Eksperimen
Metode Testing

Manfaat Psikologi Belajar bagi Guru


Memahami hakikat, ciri dan prinsip belajar sehingga dapat
menentukan sikapyang tepat terhadap aktivitas belajar.
Mengetahui berbagai faktor yang memengaruhi proses dan hasil
belajar sebagai dasar dalam mengembangkan potensi anak.
Menumbuhkan pemahaman yang holistik terhadap anak didik
Dapat mengembangkan proses pembelajaran
Dapat melakukan diagnosis dan perbaikan belajar anak

Definisi dan Hakikat Belajar

Hal-hal pokok yang ada dalam definisi belajar adalah :


1. Bahwa belajar itu membawa perubahan, baik yang actual
maupun yang potensial
2. Bahwa perubahan itu pada pokoknya mendapatkan
kecakapan baru.
3. Bahwa perubahan itu terjadi karena adanya usaha/disengaja.
Perubahan sebagai hasil belajar memiliki tiga ciri, yaitu:
1. Perubahan intensional
2. Perubahan itu positif dan aktif
3. Perubahan itu efektif dan fungsional

Kebiasaan
Keterampilan
Pengamatan
Berpikir asosiatif dan daya
ingat

Wujud hasil belajar

Berpikir rasional dan kritis


Sikap
Inhibisi
Apresiasi
Tingkah laku efektif

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Belajar

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Faktor nonsosial

Faktor Fisiologis

Faktor sosial

Faktor Psikologis

Somatis
Auditif
Visual
Intelektual

Gaya Belajar

Field dependence vs Field


independence
Gaya preseptif vs reseptif
Gaya impulsif vs gaya
reflektif
Gaya intuitif dan gaya
sistematis

BAB III
TEORI BELAJAR BEHAVIORISME
Behaviorisme muncul sebagai

counter balik atas metode analisis


intropeksi yang mendominasi bidang
psikologi pada awal abad 19 yang
dikenalkan oleh Wilhelm Wunndt.
Menurut behaviorisme, perilaku
adalah kumpulan reflek, dan perilaku
pada dasarnya merupakan hubungan
antara stimulus dan respon.
Kelompok teori behaviorisme antara

Teori Kondisioning Klasik

Istilah yang sering digunakan


dalam teori tersebut, yaitu:
Unconditioned stimulus (US),
Unconditioned response (UR),
Conditioned stimulus (CS),
Conditioned response (CR),

TEORI KONEKSIONISME

Teori koneksionisme dari thorndike ini


sering disebut dengan bond theory, hal
ini karena thorndike menyebut asosiasi
antara impresi indera dengan tindakan
sebagai bond atau connection. Belajar
tidak melalui ide-ide atau gagasangagasan. Belajar bersifat langsung dan
tidak diperantarai oleh pemikiran dan
penalaran.

Hukum Belajar Thorndike


The law of readiness

Teori Kondisioning Operan


Burhus Frederick skinner adalah pelopor dan
tokoh psikologi pendidikan selama beberapa
decade.
Skinner merupakan behaviorisme yang paling
banyak mengembangkan kondisioning operan.
tingkah laku operan muncul karena stimulus
tertentu, tapi stimulus tersebut tidak diketahui
dan tidak penting untuk diketahui.
sesuatu dapat menjadi reinforce asal
mempunyai pengaruh pada suatu perilaku.

Kelebihan dan Kelemahan Bab 3

Kelebihan
Materi yang dituliskan pada bab tiga jelas
dan mudah di mengerti dengan banyak
contoh yang dicantumkan oleh penulis.
Teori-teori yang disampaikan lengkap.
Kelemahan
Bahasa bukunya terlalu tinggi sehingga
tidak mudah dipahami
Tampilannya membosankan. Tidak ada
variasi
Pengetikan sub bab yang salah

Kelebihan dan Kelemahan Buku psikologi belajar pada


bab IV dan V
Kelebihan :

Buku ini bagus untuk dijadikan referensi dalam belajar psikologi pendidikan
karena pada bagian sub babnya materi dijelaskan dengan kompleks,
Hal yang menarik yaitu pada desain awal kalimat setiap bab pada buku ini
di desain dengan huruf awalan dengan ukuran yang sangat besar,
sehingga pembaca melihat tampilan yang berbeda dari buku ini, yang
membuat pembaca tidak bosan.
yaitu pada bagian seperti dibawah ini :

ax Wertheimer, Wolfgang Kohler dan Kurt Kolffka merupakan tiga

tokoh teori gestalt.

Buku ini juga menarik karena materi disajikan


dengan gambar gambar yang mendukung
materi yang disampaikan sehingga pembaca
lebih memahami materinya.
Buku

ini

juga

menjelaskan

bagaaimana

materi - materi yang ada di dalamnya dapat


diterapkan di dalam kehidupan sehari hari.

Kelemahan :

Pada buku ini ada beberapa materi yang memuat


gambar

namun

tidak

semua

gambar

dijelaskan

secara rinci hanya beberapa halaman saja, sehingga


pada satu materi pembaca susah memahaminya
karena tidak ada penjelasan lengkap dari gambarnya.
Buku ini kurang menarik di bagian gambarnya,
karena gambarnya tida berwarna hanya hitam dan
abu abu.

INTISARI BUKU PADA BAB 4 DAN


5
Pada bab IV dengan judul Teori Belajar Kognitivisme menjelaskan
mengenai konsep teoritis dari teori belajar Gestalt,

pekembangan kognitif,

dan sosial kognitif, dan penerapan masing masing teori dalam kegiatan
belajar

mengajar

yaitu

dalam

penyusunan

kurikulum,

dan

metode

pembelajaran.
Teori Gestalt
Kata Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang berarti konfigurasi atau
organisasi. Gestalt merupakan keseluruhan yang penuh arti. Manusia tidak
dapat menghayati stimulus stimulus secara terpisah, tetapi stimulus itu
secara bersama sama serempak ke dalam konfigurasi yang penuh arti.

Penerapan Penerapan teori gestalt dalam kegiatan belajar mengajar

a) Penerapan teori gestalt dalam penyusunan kurikulum


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SD/MI
juga dipengaruhi oleh teori gestalt. Dalam KTSP, kurikulum SD/MI
untuk kelas rendah, yakni kelas I-III dilaksanakan dengan
pembelajaran

tematik

atau

tematik/terpadu, setiap mata

terpadu.Dalam
pelajaran

pembelajaran

tidak dilaksanakan

secara tepadu melalui tema tertentu. Daalam tema tersebut


memuat berbagai mata pelajaran yang dilaksanakan secara
terpadu.

b) Penerapan teori gestalt dalam penggunaan metode


pembelajaran
Teori Gestalt telah banyak dijadikan dasar dalam penggunaan
metode pembelajaran dengan menggunakan concept map
(peta konsep) merupakan salah satu metode pembelajaran
yang didsarkan

pada

teori

gestalt. Pembelajaran

melalui

concept map, guru sebelum menyampaikan materi secara rinci,


guru menyampaikan peta konsep yang menunjukkan hubungan
antar pokok materi yang satu dengan lainnya, sehingga
hbungan antar pokok materi tersebut membentuk sebuah satu
kesatuan.

B. Teori Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif dipelopori oleh Jean Piaget dari Swiss, menurutnya


tindakan inteligen adalah sesuatu yang menyebabkan pendekatan terhadap
kondisi optimal untuk ketahanan hidup organisme. Dengan kata lain, inteligensi
memungkinkan organisme berelasi dengan lingkungan secara efektif, individu
sejak lahir dilengkapi dengan kapabilitas untuk betindak terhadap suatu stimulus.
Tahap tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget, ditempuh dalam
empat tahap yaitu :
1. Tahap Sensorimotor (Lahir - 2 tahun)
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun)
3. Tahap operasional konkret (7-11 atau 12 tahun)
4. Tahap opersional formal(11/12 tahun 14/15 tahun)

C. Konsep Teori Belajar Sosial - Kognitif

Teori belajar sosial biasa disebut


dengan teori imitasi, karena perilaku
terbentuk
mengamati

melaui

proses

perilaku

imitasi,

orang

lain

termasuk mengamati terhadap efek


dari perilaku orang lain.

- Teori Belajar Humanistik a) Konsep Dasar Teori Need Maslow

Maslow mempunyai pandangan yang positif


tentang manusia, bahwa manusia mempunyai
potensi untuk maju dan berkembang. Manusia
pada dasrnya baik, setidaknya tidak jahat.
Manusia akan mengalami pematangan melalui
lingkungan yang menunjang dan usaha aktif
dari

diri

potensinya.

sendiri

untuk

merealisasikan

- Teori Berpusat pada Subjek b) Konsep Dasar Teori Rogers


Konsep penting dari Carl Rogers antara lain tentang
self . self

meliputi semua ide, anggapan orang, dan

pengalaman. Konsep lain yang dicetuskannya adalah


tentang self concept, yaitu persepsi individu terhadap
diri sendiri. Persepsi seseorang terhadap diri adakalanya
tidak sesuai dengan realita, kondisi demikian akan
menghambat hubungan individu dengan orang lain.

BAB VI

ASPEK PSIKOLOGIS
YANG TERLIBAT DALAM
AKTIVITAS BELAJAR

Belajar bukan merupakan aktivitas


tunggal,
melainkan
merupakan
aktivitas kompleks yang melibatkan
seluruh
aktivitas
jiwa
manusia
sebagai totalitas.
Aktivitas belajar akan melibatkan
berbagai aspek kejiwaan. Belajar
tidak terbatas kerja pikir saja, namun
seluruh aspek kepribadian akan
terlibat dan mewarnai hasil belajar.

PERSEPSI

PERHATIAN

AKTIVITA
S
KEJIWAA
N

BERPIKIR

INTELEGENSI

MENDENGA
R

MENGINGAT

A. Persepsi
Persepsi
menyangkut
masuknya/peristiwa atau perangsang
kedalam
otak
atau
kesadaran.
Melalui indra manusia menyerrap
berbagai informasi atau mengadakan
hubungan dengan dunia luar. objek,
benda,suara dan berbagai informasi
dari
lingkungan
merupakan
perangsang bagi individu sehingga
seseorang akan memberi respons

Beberapa prinsip persepsi yang perlu


diketahui guru sebagai bekal mengajar
adalah :

1.
2.
3.
4.

Persepsi relative tidak absolute


Persepsi bersifat selektif
Persepsi mempunyai tatanan
Persepsi dipengaruhi oleh harapan
dan kesiapan.

B. Perhatian
Perhatian merupakan pemusatan seluruh
aktivitas individu terhadap suatu objek atau
sekumpulan
objek
atau
perangsang.seseorang
yang
sedang
memperhatikan sesuatu maka aktivitas
individu tersebut dicurahkan atau dipusatkan
dan dikonsentrasaikan pada objek yang
sedang
diperhatikan.
Perhatian
sangat
penting untuk terjadinya belajar. Karena itu
guru harus mampu menjaga perhatian siswa
terhadap pembelajaran

Berikut ini prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan


sebagaimana dituliskan oleh Mangal(1998):

1. Pehatian akan tertuju pada hal yang baru


2. Perhatian seseorang akan diarahkan pada hal
yang rumit namun masih dalam jangkauan
3. Perhatian sesorang akan terarah pada
sesuatu yang sesuai minat, pengalaman, dan
kebutuhannya
4. Sesuatu yang menonjol, bergerak, yang
domainlah yang lebih menarik perhatian
seseorang.

C. Mendengarkan
Mendengarkan bukan meruopakan pekerjaan yang
gampang walau banyak orang mengatakan dapat
mendengar,
tetapi
belum
tentu
dapat
dapat
mendengarkan dengan baik. Aktivitas ini ditentukan oleh
kesempurnaan alat indra dan kemauan atau ketahanan
seseorang untuk mendengarkan dengan baik. Aktivitas
mendengarkan tidak sama dengan mendengar. Karena
mendengarkan merupakan proses pasif, dan bisa tanpa
kesadaran. Sedangkan mendengar merupakan proses
pasif, dan bisa tanpa kesadaran. Guru harus mampu
membawa siswa sampai pada tahap mendengarkan, agar
kehadiran siswa dikelas benar-benar disadari, dihayati
serta membawa pengaruh pada jiwanya.

D. Mengingat
Merupakan aktivitas penarikan
kembali bterhadap informasi yang
pernah
diterimanya.
Mengingat
meliputi
tiga
proses
yaitu;
memasukkan
(learning/inpreting),
menyimpan (retention/storage), dan
mengeluarkan
kembali/
mereproduksi
kembali
(remembering/reticual) isi pesan/

1. Teori Lupa
Menurut Seville(1995), ada dua teori yang berkaitan
dengan kemampuan mengingat atau terjadinya lupa,
yaitu
a) Teori atropy
Teori ini menitikberatkan pada lama interval. Menurut
teori ini lupa terjadi karena jejak-jejak ingatan atau
memory traces telah lama tyidak ditimbulkan kembali
dalam kesadaran.
b) Teori interferensi
Teori ini menitikberatkan pada isi interval. Menurut teori
ini kelupaan terjadi karena jejak-jejak ingattan atau
memory traces saling bercampur aduk dan saling
mengganggu satu sama lain

2. Factor yang mempengaruhi


Mangal
(1998)
mengemukakan
beberapa factor yang mempengaruhi
ingatan seseorang adalah:
a) Pembawaan, menyangkut genetis dan
kondisi jasmani
b) Emosi, Seseorang akan lebih mudah
mengingat peristiwa atau kejadian
yang menyentuh perasaan.
c) Remembering

3.Gangguan dalam ingatan


Pada diri seseorang bisa terjadi apa yang
dinamakan fausse reconnaissance atau
pengenalan kembali apa yang keliru.
Seseorang yang mempunyai pengalaman
tersebut belum pernah dialaminya. Lawan
dari pengenalan kembali adalah yang keliru
adalah depersonalisasi yaitu kondisi kejiwaan
yang merasa tidak mengenal kembali segala
sesuatu yang pernah dikenal tersbut menjadi
asing dan menjadi barang baru

4.Prinsip dan metode mengingat


Ada beberapa prinsp lain ingatan yang perlu
diperhatikan untuk mengefektifkan ingatan,yaitu :
a) Bahan/materi yang berarti/bermakna akan lebih
mudah diingat
b) Suatu objek atau peristiwa yang mempunyai
kedekatan waktu /ruang akan lebih mudah diingat
c) Kekuatan ingatan dipengaruhi oleh frekuensi
perjumpaan denganm objek/perangsang/bahan ajar
d) Kekuatan ingatan dipengaruhi oleh factor yang
ditimbulkannya

Ada
beberapa
metode
yang
bisa
dimamfaatkan dalam menginat bacaan,
yaitu :
a) Metode G (Ganzlem), yaitu metode
belajar secara keseluruhan
b) Metode T (Tilem), yaitu meteode
belajar bagian demi bagian.
c) Metode V (Vermittelden), yaitu metode
pengantar,
dimana
ada
yang
dihapalkan bagian demi bagian ,dan
ada yang saecara keseluruhan

E. Readiness
Belajar tidak akan terjadi tanpa adanya keseiapan.
Kesiapan ini dipengaruhi oleh banyak factor antara
lain:
a) Kondisi fisik, meliuti kesehatan,cacat fisik,
kelelahan, mengantuk ,dan sebagainya
b) Kondisi psikologi, meliputi kondisi emosinya,
problem pirbadinya termasuk bakat, minat, dan
motivasinya.
c) Pengetahuan yang telah dikuasai untuk
memudahkan proses belajar berikut
d) Kematangan, baik fisik maupun mental menentukan
anak siap atau tidak untuk belajar

F. Intelegensi
Intelegensi
merupakan
kemampuan penting yang sangat
diperlukan bagi keberhasilan belajar
seseorang.
Intelegensi
sendidri
berasl dari bahasa Latin yaitu
intelligere yang berarti to organize,
to relate, to bind together, yaitu
menghubungkan atau menyamakan
satu sama lain

Alferd Binet dan Theodole Simon


sebagai tokoh perintis tes intelegensi
mendefinisikan intelegensi terdiri
atasa tiga komponen, yaitu:
a) Kemampuan untuk mengarahkan
pikiran ataub mengarahkan
tindakan
b) Kemampuan untuk mengubah arah
tindakan bila tindakan tersebut
telah dilaksanakan.
c) Kemampuan untuk mengkritik diri

Klasifikasi intelegensi

KATEGORI INTELEGENSI

SKOR IQ

Luar biasa atau jenis

Diatas 140

Cerdas sekali,very superior

120-139

Cerdas,superior

110-119

Sedang, average

90-109

Bodoh, dull average

80-89

Anak pada batas, border line

70-79

Debil,moron

50-59

embicile

30-49

idiot

Dibawah 30

G. Berpikir
Ada
beberapa
pendapat
ahli
tentang berpikir, diantaranya aada
yang menganggap berpikir sebagai
suatu
prose
asosiasi
saja;
pandangan
semacam
ini
yang
dikemukakan
oleh
kaum
asssosiasonisst. Ada pula yang
memandang berpikir sebagai suatu
proses penguatan hubungan antara
stimulus dan respons, pandangan

Seville(1995)
mengemukakan
berbagai
cara
berpikir yaitu :
Tingkat menganalisa, Pada tingakt ini orang
mengadakan analisa terhadap bermacam-macam
gas. Masing-masing gas diselidiki sifat-sifatnya
dengan seksama dan semua sifat-sifat tersebut
dicatat dengan sebaik-baiknya.
Tingkat mengadakan komperasi,.Dicari sifat-sifat
yang umum atau sama dan sifat-sifat yang
khusus.
Tingkat mengadakan abstraksi, Pada tingkat atau
taraf ini sifat-sifat yang sama dijadikan satu,
sehingga tinggal sifat-sifat yang bersamaan saja
Tingkat kesimpulan, Dalam menarik kesimpulan
orang memberikan pengertian dan batasan. Jadi
dalam pengertian tercakup sifat-sifat tertentu

H. Motivasi
Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan,
sebab seseorang yang tidak memiliki motivasi dalam
belajar tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Segala sesuatu yang menarik minat seseorang belum
tentu menarik minat orang lain selam sesuatu itu tidak
bersentuhan dengan kebutuhannya. Maslow percaya
bahwa tingkah laku manusia dibandingkan dan
diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu seperti :
kebutuhan fisiologis, rasa aman , rasa cinta,
penghargaan
aktualisasi
diri,
mengetahui
dan
mengerti, dan kebutuhan estetik. Kebutuhan-kebutuhan
ini lah menurut Maslow yang mampu memotivasi
tingkah laku individu.

Jenis-jenis motivasi
a) Motivasi instrinsik
Adalah motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangasang dari luar, karena dalam
setiap diri individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu
b) Motivasi ekstrinsik
Adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar
dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatka
tujuan belajarnya diluar factor-faktor situasi belajar

BAB VII

DIAGNOSIS KESULITAN
BELAJAR

A. Makna kesulitan belajar


Masalah belajar adalah kondisi yang dialami
siswa
dan
menghambat
usaha
dalam
mencapai tujuan belajar. Hambatan tersebut
bisa datang dari diri sendiri maupun dari
lingkungan. Hambatan yang bersumber dari
luar antara lain: perhatian orang tua,
hubungan dengan anggota keluarga yang
tidak harmonis, kurang sarana belajar,
mempunyai konflik dengan teman, gaya
mengajar guru yang kurang menarik, teman
pergaulan yang tidak kondusif dan sebagainya

Kesulitan belajar yang dirasakan oleh anak didik


bermacam-macam, yaitu dapat dikelompokkan
menjadi empat macam, yaitu:
a) Dilihat dari jenis kesulitan belajar yaitu :Kesulitan
belajar berat,Kesulitan belajar sedang,Kesulitan
belajar ringan
b) Dilihat dari mata pelajaran yang dipelajari yaitu:
Kesulitan belajar pada sebagian mata pelajaran,
Kesulitan belajar pada semua mata pelajaran
c) Dilihat dari sifat kesulitannya yaitu:Kesulitan belajar
yang bersifat menetap, Kesulitan belajar sementara
d) Dilihat dari segi factor penyebabnya
yaitu :
Kesulitan belajar karena factor intelegensinya,
Kesulitan belajar non-intelegensi

B. Tipe Kesulitan Belajar


Weinberg (2001) mengemukakan beberapa
golongan masalah belajar yang dikemudian
digolongkan dalam beberapa tipe yaitu :
a) Tidak mempunyai motivasi belajar
b) Slow learner,
c) Sangat cepat dalam belajar
d) D. underachiever
e) Penempatan kelas
f) Kebiasaan belajar yang tidak baik.

C. Kebiasaan belajar yang tidak baik.


Dilihat dari kemampuan anak didik sebagai individu, maka
kesulitan belajar bissa bersumber dari beberapa ranah :
a) Kesulitan
belajar
yang
bersumber
dari
ranah
kognitif(ranah cipta), antara lain karena rendahnya
kapasitas intelektual/intyelegensi anak didik
b) Bersumber dari ranah afektif (rana rasa), antara lain :
emosilabil, pembentukan sikap yang salah, perasaan
bersalah yang berlebihan dan tidak mempunyai gairah
hidup
c) Besumber dari aspek psikomotor, antara lain seperti
terganggunya organ psikomotor seperti gangguan
padda tangan-kaki dan pendengaran sehingga gerak
motoriknya terganngu

Jika sudut pandang diarahkan pada


aspek lainnya, maka factor-faktor
penyebab kesulitan belajar anak didik
dapat dibagi menjadi factor
a) factor anak didik
b) factor sekolah
c) Factor keluarga
d) Factor masyarakat

D. Mengindentifikasi Kesulitan
Belajar
Kesulitan belajar bisa diindentifikasikan sebagai
berikut ( Partowisastro,1986) :
a) Siswa dikatakan mempunyai masalah belajar
jika ia tidak memenuhi harapan yang
diisyaratkan sekolah
b) Masalah belajar timbul jika siswa berperilaku
berada dibawah teman-teman seusianya
c) Kesulitan belajar tidah hanya dialami oleh anak
yang bereintelegensi rendah melainkan bisa
terjadi pada mereka yang bereintelegensi
tinggi

E. Diagnosis Kesulitan Belajar

Tahap
ini
merupakan
bagian
diagnosis yang cukup berat bagi guru
,
karena
diperlukan
keuletan,
kesabaran, dan kerja keras. Guru
tidak
saja
dituntut
menguasai
berbagai teknik pengumpulan data
tetapi
juga
harus
mampu
berhubungan dengan berbagai pihak
yang berkaitan dengan persoalan
anak

Ada beberapa hal yang mendasari sehingga


mendiagnosa
kesulitan
belajar
perlu
dilakukan secara hati-hati, yaitu :
a) Penyebab kesulitan sangat komplek, karena
itu tidak bisa dilihat secara sepintas, walau
oleh seorang ahli
b) Karena penyebab kesulitan sangat beragam,
sehingga gejala yang sama bisa bersumber
dari factor penyebab yang berbeda dan
sebaliknya.
c) Usaha pemecahan kesulitan belajar mungkin
tepat/cocok untuk seorang siswa, akan
tetapi belum tentu tepat bagi siswa lainnya.

Untuk itu diperlukan ditelaah dengan


langkah-langkah sebagai berikut
sebagaimana diungkapkan
Partowisastro (1986)
a) Menelaah status siswa
b) Memperkirakan sebab kesulitan
belajar ( cause estimation )
c) menegakkan diagnosis atau proses
pemecahan kesulitan belajar
(treatment and evaluation

F. Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar


Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu
ditempuh dalam rangka mengatassi kesulitan
belajra anak didik dapat dilakukan melalui
enam tahap, yaitu:
a) pengumpulan data
b) pengolahan data
c) menegakkan diagnosis
d) Prognosis
e) Treatment
f) Evaluasi

Belajar berbasis otak


A. Cara Kerja Otak
Otak merupakan pengendali semua perilaku,
menangis, tertawa, menangkap, menjahit,
berpikir, semua aktivitas dikendalikan oleh otak.
Pual D. Maclean, misalnya membagi otak
menjadi 3 bagian yaitu reptil, otak mamalia dan
neokortek.

B. Pengaruh Lingkungan terhadap Kerja Otak

Berikut merupakan upaya untuk meningkatkan


potensi otak yang diadopsi dari bebrapa saran para
ahli :
Mengkonsumsi makan dengan kadar antioksidan
tinggi.
Minum teh.
Menghindari lemak jenuh dapat membantu kerja
otak.
Omega 3 bagus bagi pertumbuhan otak.
Menghindari banyak makan gula dan karbohidrat.
Membatasi kalori dan mengendalikan berat badan.
Menkonsumsi makananyang mengandung kolin dan
tirosin.

C. Meningkatkan Kerja Otak


Strategi belajar yang benar yang mampu
mencerdaskan kerja otak dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut :
1. Mengaktifkan otak kanan dan otak kiri
2. Memperkaya lingkungan
3. Melakukan brain gym
4. Banyak membaca
5. Menggunakan mind map

D. Pembelajaran berbasis otak


Strategi pembelajaran berbasis otak artinya memberikan kesempatan otak
bekerja secara aktif , memperbanyak rangsang, serta menciptakan koneksi
antar takson.
Peran guru dalam hal ini antara lain :
Mendorong siswa bekerja , menemukan dan melakukan untuk diri sendiri
Mendrong siswa agar mengemukakan ide atau gagasan.
Berikan umpan balik yang spesifik, interaktif, langsung dan
menyenangkan
Menyiapakan materi pelajran yang menantang tetepi masih dalam
jangkauan anak.
Berkolaborasi dengan siswa sebagai mitra yang setara.

Anda mungkin juga menyukai