Anda di halaman 1dari 2

HISAB BULAN ROMADHON 1437 H

BERDASARKAN KITAB SULLAMUN NAYYIROIN

Dihitung oleh : Ahmad Musafi Hazan

###

Telah ditashih oleh :

Watub Maulana

Al-markaz : Pondok Pesantren Al-Barokah, Kec. Kawunganten Kab. Cilacap Jateng


letak 7 34 56 LS dan 108 55 30 BT
Ijtima jatuh pada hari ahad tanggal 5 Juni 2016 pukul 09 16 59 WIB (Waktu Pondok
Pesantren Al-Barokah)
Sudut jauhnya bulan dan matahari : 9 50 15
(Budun Nayyiroin)
Tinggi hilal (Irtifaul Hilal)
: 4 20 9 30 (ketinggian hilal berada diatas ufuq)
Lama hilal di ufuq (Muktsul Hilal) : 17 20 38
Besarnya hilal (Qousu Nuril Hilal) : 37 11 2 atau 0,61 jari
Letak hilal (Makanul Hilal)
: di utara
Posisi / arah hilal (Jihatul Hilal)
: miring ke utara
Melihat hilal (Imkanu Ruyatil hilal) : bisa bil fili (prosentase sedang)
Perhitungan diatas merupakan hisab berdasarkan kitab Sullamunnayyiroin. Hilal sudah wujud
(berada) diatas ufuq dan dapat dilihat / di ruyah. Ketinggian hilal yang mencapai 4 (sudah
melewati batas minimal 2), besarnya hilal yang mencapai 0,61 jari, dan keberadaan hilal di ufuq
selama 17 menit menyebabkan hilal dapat dilihat / diruyah. Sehingga awal bulan Romadhon jatuh
tepat setelah hari ijtima dan bulan Syaban berumur 29 hari.
Dengan pertimbangan perhitungan diatas dapat ditentukan bahwa
AWAL BULAN ROMADHON TAHUN 1437 H JATUH PADA HARI SENIN TANGGAL 6 JUNI 2016
KETERANGAN :

Kita tetap harus menunggu keputusan hasil sidang itsbat Kementrian Agama RI yang
menggunakan ruyatul hilal untuk penetapan awal Romadhon dan mematuhi keputusan
tersebut karena awal bulan Romadlon, Bulan Syawal atau bulan lainnya ditentukan berdasarkan
ruyah (melihat hilal) bukan hanya hisab saja.
Perhitungan berdasarkan kitab-kitab :

Kitab Sullamunnayyiroin
Kitab Tashilul Amal
Kitab Abajadun
Kitab Tibyanul Miqot

HISAB BULAN SYAWAL 1437 H


BERDASARKAN KITAB SULLAMUN NAYYIROIN

Dihitung oleh : Ahmad Musafi Hazan

###

Telah ditashih oleh :

Watub Maulana

Al-markaz : Pondok Pesantren Al-Barokah, Kec. Kawunganten Kab. Cilacap Jateng


letak 7 34 56 LS dan 108 55 30 BT
Ijtima jatuh pada hari senin tanggal 4 Juli 2016 pukul 17 23 48 WIB (Waktu Pondok
Pesantren Al-Barokah)
Sudut jauhnya bulan dan matahari : 11 47 7
(Budun Nayyiroin)
Tinggi hilal (Irtifaul Hilal)
: 5 58 30 (ketinggian hilal dibawah ufuq)
Lama hilal di ufuq (Muktsul Hilal) : 23 45
Besarnya hilal (Qousu Nuril Hilal) : 17 44 42 atau 0,28 jari
Letak hilal (Makanul Hilal)
: di utara
Posisi / arah hilal (Jihatul Hilal)
: miring ke selatan
Melihat hilal (Imkanu Ruyatil hilal) : tidak bisa bil fili (adamul imkan)
Perhitungan diatas merupakan hisab berdasarkan kitab Sullamunnayyiroin. Hilal sudah wujud
(berada) diatas ufuq namun tipis sekali (hilal hampir pasti dibawah ufuq) dan hilal tidak dapat
dilihat / di ruyah. Ketinggian hilal yang hanya mencapai 5 menit (tidak melewati batas
minimal 2), besarnya hilal yang hanya mencapai 0,28 jari, dan keberadaan hilal di ufuq selama 23
detik menyebabkan hilal tidak dapat dilihat / diruyah. Sehingga awal bulan Syawal mundur 1
hari setelah hari ijtima dan bulan Romadhon berumur 30 hari (istikmal).
Dengan pertimbangan perhitungan diatas dapat ditentukan bahwa
AWAL BULAN SYAWAL TAHUN 1437 H JATUH PADA HARI RABU TANGGAL 6 JULI 2016
KETERANGAN :

Kita tetap harus menunggu keputusan hasil sidang itsbat Kementrian Agama RI yang
menggunakan ruyatul hilal untuk penetapan awal Syawal dan mematuhi keputusan
tersebut karena awal bulan Romadlon, Bulan Syawal atau bulan lainnya ditentukan berdasarkan
ruyah (melihat hilal) bukan hanya hisab saja.
Perhitungan berdasarkan kitab-kitab :

Kitab Sullamunnayyiroin
Kitab Tashilul Amal
Kitab Abajadun
Kitab Tibyanul Miqot

Anda mungkin juga menyukai