WUJUD ZAT
Konsep: Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki
massa.
Apakah benda-benda memerlukan tempat? Misal tersedia air yang berada
di dalam gelas. Tuanglah air tersebut ke dalam kaleng. Apakah air
menempati
kaleng?
Ternyata
air
memerlukan
tempat
atau
wadah. Selanjutnya jika air dalam wadah itu ditimbang ternyata memiliki
massa. Demikian halnya dengan udara ternyata juga menempati ruang
dan memiliki massa.
Di
sekitarmu
terdapat
benda-benda
yang
dapat
kamu
kelompokkan kedalam tiga wujud zat. Beberapa benda seperti besi, kayu,
aluminium termasuk zat padat. Air, minyak termasuk zat cair, sedangkan
gas elpiji, udara termasuk zat gas. Pada prinsipnya terdapat tiga wujud zat
yaitu : zat padat, zat cair dan zat gas.
2.KOROSI
Korosi umumnya terjadi pada logam. Korosi adalah reaksi kimia atau
elektrokimia yang terjadi antara material logam dengan lingkungannya yang
mengakibatkan berkurangnya sifat kekuatan energy pada material logam
tersebut. Secara fisik logam yang rusak terlihat sebagai bentuk kerusakan, dan
bentuk kerusakan yang terjadi bisa merata atau setempat dan bentuk rusaknya
logam ini disebut Korosi. Korosi diperminyakan biasanya terjadi pada peralatan
sumur produksi, korosi juga dapat menyebabkan kebocoran, ledakan dan
kerusakan lingkungan bagi daerah sekitar sumur.
Metoda metoda pengendalian korosi adalah:
- Pemilihan kualitas bahan Konstruksi (Material Selection)
- Penggunaan Material non logam
- Pengendalian korosi dengan Inhibitor atau proteksi Anodic
- Pengkondisian cuaca dan merubah lingkungan agar tidak korosif.
- Pengendalian korosi dengan Proteksi Katodik
- Pengendalian Korosi dengan Protective Coating atau Painting
3.KOLOID
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi)
dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel
terdispersi yang cukup besar (1 - 1000 nm), sehingga terkena efek
Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh
oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga
tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki
oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fase zat
pendispersi dan zat terdispersinya. Beberapa jenis koloid:
Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair.
(Contoh: Air sungai, sol sabun, sol detergen, cat dan tinta).
Emulsi Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair
lain, namun kedua zat cair itu tidak saling melarutkan. (Contoh:
santan, susu, mayonaise, dan minyak ikan).
Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh:
pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan
lainnya). Ada pula buih padat yang merupakan gas yang terdispersi
dalam padat (Contoh: Styrofoam, batu apung, spons, marshmallow).
Gel sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair.
(Contoh: agar-agar, Lem).
4.TEGANGAN PERMUKAAN
Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan kebawah yang menyebabkan
permukaan cairan berkontraksi den benda dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan oleh gayagaya tarik yang tidak seimbang pada antar muka cairan. Gaya ini biasa segera diketahui pada
kenaikan cairan biasa dalam pipa kapilerdan bentuk suatu tetesan kecil cairan. tegangan
permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam
keadaan diam (statis).
Besarnya tegangan permukaan diperngaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis cairan,
suhu, dan, tekanan, massa jenis, konsentrasi zat terlarut, dan kerapatan. Jika cairan memiliki
molekul besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. salah satu factor yang
mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah massa jenis/ densitas (D), semakin besar
densitas berarti semakin rapat muatan muatan atau partikel-partiekl dari cairan tersebut.
Kerapatan partikel ini menyebabkan makin besarnya gaya yang diperlukan untuk memecahkan
permukaan cairan tersebut.
Hal ini karena partikel yang rapat mempunyai gaya tarik menarik antar partikel yang kuat.
Sebaliknya cairan yang mempunyai densitas kecil akan mempunyai tegangan permukaan yang
kecil pula. Pada perminyakan tegangan permukaan ada diantara fluida reservoir. Tegangan
permukaan ini akan muncul bila didalam reservoir tersebut ada dua fasa fluida.
5.EMULSI
Emulsi didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari dua fasa
cairan yang tidak saling melarutkan, dimana salah satu fasa
cairan terdispersi dalam cairan lainnya. Cairan yang terpecah menjadi
butir-butir dinamakan fasa terdispersi, sedangkan cairan yang
3
3) Aliran fliuda pada tubing, flowline, valve, dan jepitan yang dapat
menimbulkan turbulensi aliran yang akan memecahkan partikel
minyak sehingga potensial untuk terbentuk emulsi.
4)
6.SURFAKTAN
1. Surfaktan nonionik
Surfaktan ini tidak memiliki muatan, sehingga menjadi
penghambat bagi dekativasi kesadahan air. Kebanyakan surfaktan
6
2. Surfaktan Amfoter
Surfaktan ini memiliki muatan positif dan negatif. Ia dapat
berupa anionik, kationik atau ninionik dalam suatu larutan
tergantung pada pH air yang digunakan. Surfaktan ini bisa terdiri
dari dua gugus muatan dengan tanda yang berbeda.
Roll up
Pada mekanisme ini, surfaktan bekerja dengan menurunkan
tegangan antarmuka antara minyak dengan kain atau material lain yang
terjadi dalam larutan berair.
b.
Emulsifikasi
Pada mekanisme ini surfaktan menurunkan tegangan antarmuka
Solubilisasi
Melalui interaksi dengan misel dari surfaktan dalam air (pelarut),
senyawa secara simultan terlarut dan membentuk larutan yang stabil dan
jernih.
7.SCALE
8. POLYMER
Dalam teknik geoteknologi, fluida pengeboran(Ing. drilling mud)
digunakan untuk membantu membuat lubang bor ke dalam perut bumi.
8
10