Soteriologi
PENDAHULUAN
Apakah arti soteriologi itu?
Kata soteriologi dari dua kata Yunani yaitu: Soteria dan logos. Soteria
berarti keselamatan dan logos berarti perkataan, firman atau kalam Jadi
secara singkat istilah ini berarti kata-kata mengenai keselamatan.
Pertanyaan kita selanjutnya adalah: Kalau kata soteriologi adalah katakata, ajaran atau doktrin tentang keselamatan, timbul
pertanyaan :keselamatan apa? Ada keselamatan lalu lintas, ada
keselamatan melahirkan, keselamatan jalan kaki (slamet gua ngga
nginjak gituan) dan lain-lain sebagainya.
Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu bertanya pada Alkitab terlebih
dahulu.
KESELAMATAN DI DALAM ALKITAB
Perjanjian Lama
Dalam PL kata keselamatan berasal dari bahasa Ibrani yasha (nama
Yosua (ibrani) dan Yesus (Aram) = penyelamat
Yasha mempunyai arti: lebar, leluasa, kebebasan dari tekanan,
pembebasan.
Sepanjang PL kata ini dipergunakan dalam banyak arti.
1. kita temukan bahwa kata ini dipakai dalam arti keselamatan dari
bahaya-bahaya atau penderitaan, jajahan dan tekanan secara
hurufia/sesungguhnya.
Contoh:
a. Kel.14:13 Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah
takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan
diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat
hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya.
a.dalam tiga contoh ayat ini kata yasha/keselamatan dipakai dalam arti
selamat dari penjajahan Mesir.
Kel. 14:30 Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang
Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir
mati terhantar di pantai laut.
Kel. 15:2 TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi
keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia.
b. Ul. 20:4 sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai
kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud
memberikan kemenangan kepadamu. Kesealamatan dari kekalahan
c. Hak.3:31 Sesudah dia, bangkitlah Samgar bin Anat; ia menewaskan
orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu, enam ratus orang
banyaknya. Demikianlah ia juga menyelamatkan orang Israel.
Keselamatan dari tindasan
d. Maz. 34:6 Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu
akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Keselamatan dari
kesesakan
e. Maz.106:10 Demikian diselamatkan-Nya mereka dari tangan
pembenci, ditebus-Nya mereka dari tangan musuh; Keselamatan dari
tangan musuh
f. Yes. 46:13 Keselamatan yang dari pada-Ku tidak jauh lagi, sebab Aku
telah mendekatkannya dan kelepasan yang Kuberikan tidak bertangguh
lagi; Aku akan memberikan kelepasan di Sion dan keagungan-Ku
kepada Israel." Keselamatan dari pembuangan dari Babel.
2. Kita mendapatkan bahwa kata ini dipakai dalam bentuk kiasan
Contoh: Hos.1:7 Tetapi Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan
menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka. Aku akan
menyelamatkan mereka bukan dengan panah atau pedang, dengan alat
perang atau dengan kuda dan orang-orang berkuda." Keselamatan dari
kerusakan moral.
3. Kata ini dipakai dalam arti atau sebagai berkat umum bagi umat Allah
Contoh: Maz.28:9 Selamatkanlah kiranya umat-Mu dan berkatilah
milik-Mu sendiri, gembalakanlah mereka dan dukunglah mereka untuk
selama-lamanya.
Berkat inilah yang menjadi inti kesaksian PL.
Yudaisme
Di dalam Yudaisme (agama orang Yahudi) keselamatan bagi mereka
diartikan sebagai yang kelak akan dikaryakan oleh Mesias jika Ia datang
nanti. Keselamatan ini meliputi keselamatan politik , bangsa dan agama.
Pengharapan ini dilatarbelakangi oleh keadaan orang Yahudi pada waktu
itu (dan pada masa PB) yang menjadi jajahan Romawi, sehingga mereka
sangat mengharapkan pembebasan dari tindasan penjajah itu secara fisik.
Perjanjian Baru
Arti-arti di atas juga masih kita jumpai di dalam Perjanjian Baru
1. Keselamatan dari macam-macam bahaya atau tekanan, atau kesulitan
Contoh: Kis.7:25 Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti,
bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka
tidak mengerti. Selamat dari aniaya orang Mesir.; Kis.27:31 Karena itu
Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya: "Jika mereka
tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat." Selamat dari
bahaya kapal kandas; Ibr.11:7 Karena iman, maka Nuh -- dengan
petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan -- dengan taat
mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena
iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima
kebenaran, sesuai dengan imannya. Selamat dari air bah
2. Keselamatan dalam arti medis atau kesehatan
Contoh: Mark. 5:34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anakKu, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan
sembuhlah dari penyakitmu!" Keselamatan dari penyakit.; Yak. 5:15
Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan
Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka
dosanya itu akan diampuni. (Tuhan Yesus sendiri pernah menunjuk
diriNya tabib (Mark.2:17).
3. Namun di atas semuanya kata keselamatan (Ibr. Yasha, Yunani
soteria) paling sering digunakan untuk pembebasan atau penjagaan
dari seluruh bahaya-bahaya rohanian atau berkat-berkat rohani.
Contoh:
II Kor.7:10 Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan
pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan,
tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian. Keselamatan
sebagai ganti kebinasaan.;
I Tes. 5:9 Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka,
tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita,;
Tit.2:11 Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua
manusia sudah nyata. Keselamatan karena kasih karunia;
Ibr. 5:9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok
keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Keselamatan yang abadi/kekal.
Kis. 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di
dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang
diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
Keselamatan yang berasal hanya dari Kristus. Luk.19:10 Sebab Anak
Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Ef. 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu
bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, Keselamatan yang
diterima dengan iman.
Kis. 16:30 Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan,
apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" Mengaku percaya
dan bertobat.
Secara singkat ayat-ayat ini bisa kita definisikan secara teologis apa itu
keselamatan, yaitu karya anugerah Allah yang melaluinya Ia
b. Manusia yang suci, tanpa dosa dan bebas memilih yang jahat, dan
memilih tidak taat kepada perintah Allah. Berarti manusia meninggalkan
kedudukannya yang suci, tanpa dosa dan bebas dan masuk ke dalam
kedududkan yang najis dan menjadi pendosa. Kita lihat diagramkan
sebagai berikut.
yang jahat (Ef. 2:1-3 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaranpelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu
mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan
angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang
durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara
mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti
kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami
adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang
lain.)
Semua orang mati secara rohani dihadapan Allah (Ef.2:12:1 Kamu
dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.;
4:18; Rom.1:21-23; 3:11; I Kor.2:9,14). Dipihak lain manusia hidup
terhadap dosa, setan dan dunia (Ef.2:2-3).
Semua manusia terhilang dari hadapan Allah (Luk.19:10; Rom.3:9-18; II
Kor.4:3). Ini berarti manusia tidak lagi seperti sebagaimana ia
diciptakan.
Semua orang berdosa melalui perbuatannya (Ef.2:3; Rom.1:21-23).
Butir ini membutuhkan penjelasan yang lebih terperinci.
Seperti yang sudah kita bahas bahwa manusia adalah pendosa adanya,
maka dari segi keberadaannya itu (butir 1-5) terlahirlah perbuatanperbuatan dosa. Sama seperti pohon apel membuahkan apel,
demikianlah manusia sebagai pohon dosa menghasilkan buah dosa.
Manusia dalam keberadaannya sebagai pendosa akan selalu
membuahkan dosa.
Semua orang berhutang kepada Allah atas dosa-dosanya (Kej.2:17;
Yez.18:4; Rom.6:23).
Semua manusia ada di bawah kutuk dan hukuman Allah (Yoh.3:18).
Butir 1-7 di atas mengantar manusia pada kondisi bersalah dan dimurkai
oleh Allah sehingga manusia harus dihukum di api neraka. Jika kita
amati alasan hukuman itu, maka kita temukan (berdasarkan butir 1-7):
a. Manusia harus dihukum harus dihukum karena keberadaan atau
kondisinya (butir 1-5; Rom.5:18).
b. Manusia harus dihukum karena perbuatan dosanya sendiri (Rom.3:919). Penghakiman yang datang itu berkenaan dengan tanggungjawab
manusia akan hidupnya serta berkenaan dengan hukuman apa yang akan
diterimanya (Why.20:11:15; Rom.5:18).
Setelah mengikuti penjelasan yang cukup panjang lebar, maka kita dapat
mejawab pertanyaan berikut ini: mengapa manusia yang membutuhkan
keselamatan itu justru tidak merasa kebutuhannya yang sangat pokok?
Semua ini dikarenakan manusia sudah mati rohani, pendosa dan
terhilang dari hadapan Allah. Itulah sebabnya pula mengapa seseorang
sebelum diselamatkan, ia harus disadarkan dulu (dengan pertolongan
Roh Kudus) akan kebutuhan rohaninya di hadapan Allah (band.
Yoh.4:15-19; 6:34-36).
Sementara manusia mungkin merasakan kebutuhan-kebutuhan lain yang
APLIKASI KESELAMATAN
Allah sudah menyediakan keselamatan di dalam Kristus. Pertanyaan kita
selanjutnya adalah kepada siapakah keselamatan itu diberikan? Kepada
semua orangkah atau kepada sebagian orang yaitu orang-orang pilihan
Allah? Dan bagaimana prosedurnya hingga keselamatan itu sampai
kepada orang yang diperuntukkan menerimanya?.
Keselamatan hanya untuk kaum pilihan.
Pada umumnya kita berpikir bahwa keselamatan itu diterima orang
tergantung pada kehendak bebas seseorang untuk menerima atau
menolak Injil. Betulkah demikian?
Pet.1:10; Why.17:24).
1. Di dalam Alkitab pilihan mempunyai beberapa arti.
Suatu bangsa sebagai pilihan misalnya seperti Israel
Pilihan untuk orang-orang tertentu untuk tugas-tugas tertentu misalnya
rasul-rasul
Pilihan untuk orang-orang tertentu untuk menerima keselamatan dan
juga disebut kaum pilihan (I Pet.2:9).
Dari ketiga arti di atas, tentu yang menjadi tujuan kita dalam kuliah ini
adalah Allah memilih dalam arti yang ketiga. Dari sana kita dapat
membuat definisi pemilihan Allah sebagai berikut: Pemilihan adalah
tindakan kedaulatan Allah yang melaluinya Ia dengan bebas menentukan
orang-orang tertentu untuk diselamatkanNya, sekaligus mengakibatkan
mereka yang tidak dipilihnya tetap ada dalam kebinasaan.
2. Sifat pemilihan Allah
Pemilihan Allah bersifat berdaulat. Ini berarti Allah dengan bebas
memilih siapa yang dikehendakinya menurut kerelaanNya (Ef.1:9-11).
Ia tidak dipengaruhi oleh perbuatan dan kebaikan manusia (band.
Rom.9:11, 15, 16).
Pemilihan Allah bersifat anugerah. Artinya pemilihan Allah diberikan
kepada mereka yang sebenarnya tidak layak karena mereka adalah orang
berdosa. (Rom. 11:5).
Pemilihan Allah bersifat kekal. Artinya pemilihan Allah merupakan
bagian dari rencana kekekalan Allah (Ef. 1:4). Dengan demikian
pemilihanNya ini tidak dapat diganggu gugat.
Pemilihan Allah ada dalam Kristus. Artinya semua maksud tujuan Allah
bagi pilihanNya ada di dalam Kristus (Ef.3:11), termasuk di dalamnya
dibuatNya kaum pilihan hidup (I Kor. 15:22). Berkat-berkat bagi mereka
(Ef.1:3) dan pemilihan atas diri mereka (Ef.1:4). Semua dikerjakan di
dalam Kristus.
Tuhan Yesus meliputi seluruh rencana kerja Allah bagi keselamatan dan
nasip orang pilihan. Terpisah dari Kristus tidak ada sesuatupun yang
dimiliki orang-orang pilihan ini (I Kor.1:30; II Kor.5:17; Ef.2:10).
dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata
kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang
dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa
meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan
diri, ia akan ditinggikan." (Luk.18:10-14).
Teori pilihan menyebabkan orang Kristen malas PI
Bukankah keselamatan seseorang telah ditentukan oleh Allah melalui
pilihanNya? Jika demikian halnya tidak perlu kita PI. karena jika
seseorang diselamatkan berdasarkan pilihanNya, tidak usah di PI pun
akan selamat.
Jawabnya adalah kita menginjili seseorang bukan karena supaya ia
diselamatkan, tetapi karena hal itu merupakan perintah Tuhan Yesus
sendiri. Lagi pula doktrin pilihan justru semakin mengingatkan orang
Kristen untuk mengajarkan Injil, karena kalau ada orang dipilih berarti
ada jaminan pekabaran kita akan berhasil.
Bukankah pendorong besar bagi kita untuk lebih giat untuk
melaksanakan penginjilan? Karena jika Allah tidak memilih sia-sialah
pekabaran Injil yang kita lakukan. Pada waktu Paulus kecewa dengan
pekerjaan pekabarab injilnya, Allah meneguhkan dengan menunjukkan
bahwa disana ada banyak orang pilihan Allah. Jadi Paulus tidak perlu
harus kecewa sebab pasti akan berhasil (Kis.18:9-11).
Masih banyak orang pilihan yang belum dipindahkan dari gelap kepada
terang. Dengan demikian usaha PI kita pasti tidak akan sia-sia.
Kalau Allah memilih berarti sekaligus Allah membuang mereka yang
tidak pilihan.
Jawabnya, Allah memang memilih mereka yang akan menerima
anugerah keselamatan. Tetapi Allah tidak membuang mereka yang tidak
dipilih. Bukankah semua manusia telah terbuang adanya dan Allah
memilih mereka yang dipilih untuk diselamatkan dari tengah-tengah
keterbuangan. Kita diselamatkan dari kebinasaan.
Jadi yang tidak dipilih tetap berada pada tempat mereka sebagai manusia
yang terbuang, dan bukan Allah yang membuang mereka, karena mereka
Dengan kelahiran baru kita menjadi anak-anak Allah dan dibawa masuk
ke dalam keluarga Allah, melalui adopsi kita diberi status sebagai anakanak yang dewasa. Ini berarti kita memiliki seluruh hak dan kewajiban
yang berasal dari status ini.
2. Ia mempredestinasikan mereka menjadi serupa dengan Kristus
(Rom.8:9).
Penentuan ini merupakan penentuan akan menjadi seperti apakah anakanak Allah itu. Allah menuntut kita harus menjadi serupa dengan Yesus
Kristus (Ibr.2:10-12). Kita bukan menjadi Kristus dalam arti menjadi
Tuhan seperti Dia, sehingga kita boleh disembah melainkan kita
dijadikan dalam gambar kemanusiaanNya yang semakin mulia (II
Kor.3:18).
Hal ini diseababkan Kristus adalah kepala dan teladan dari kemanusiaan
yang baru, yang mana kita menjadi bagianNya (I Kor.15:45-49).
Keserupaan kita diubah pada saat kristus datang pada Kristus datang
kedua kalinya (I Kor.15:50-51; Flp.3:20-21; I Yoh.2:3). Keserupaan ini
juga meliputi keserupaan moral kita dengan Kristus (Ef.1:4; 5:27; I
Kor.1:18)
3. Ia mempredestinasikan mereka untuk memuji kemuliaanNya (Ef.1:1112).
Penentuan ini merupakan penentuan apa yang menjadi tujuan akhir
kebenaran kita. Kemuliaan Allah terdiri dari beberapa manifestasi tabiattabiatNya (baca Maz.19:2; Yoh.2:11; 17:4). Kita memuliakan nama
Allah manakala kita bersedia untuk Allah memanifestasikan karakterNya
di dalam kita serta melaksanakan karyaNya melalui kita (Flp.1:20; 4:13).
Allah menetapkan keberadaan kita semata-mata harus memuliakan Dia
(Ef.1:18; 2:10; 3:10).
(Yoh.16:8-11) dan
Ketiga, Allah mengaruniakan pertobatan. (Kis.5:31; 11:18; II Tim.2:25)
dan iman (II Pet.1:1). Allah menarik pilihanNya kepadaNya (Yoh.6:37,
44, 65). Karena semua pekerjaan ini berada di bawah taraf kesadaran
manusia, maka keinginan dan keputusan seseorang untuk menerima
Kristus seolah-olah atau dirasakan sebagai melulu tindakan kita sendiri.
Langkah pertama dan kedua nampaknya dilaksanakan juga pada orangorang bukan pilihan sebagai bagian dari panggilan umum Allah.
Langkah ketiga hanya kepada orang-orang pilihanlah Allah
mengaruniakan hal tersebut.
Beberapa masalah yang timbul dalam hal panggilan:
Apakah panggilan umum Allah itu murni dan tulus?
Jika Allah tidak menyelamatkan orang yang tidak dipilih, untuk apa
panggilan diberikan? Apakah itu bukan sekedar main-main?
Apakah panggilan khusus bersifat paksaan? Apakah orang pilihan
dipaksa oleh Allah untuk menerima keselamatan walaupun tidak mau?
Apakah panggilan khusus Allah bisa atau dapat ditolak?
Jawaban:
Panggilan umum Allah jelas sungguh-sungguh dan bukan main-main.
Dalam I Tim.2:4 dan II Pet.3:9 dikatakan bahwa Allah menginginkan
semua orang diselamatkan. Untuk seseorang diselamatkan ia
membutuhkan Injil, yang memang disediakan bagi seluruh dunia itu (I
Yoh.2:2). Karena itulah Allah memberikan panggilanNya juga yaitu
panggilan umum dengan sungguh-sungguh pada orang yang bukan
pilihan sekalipun (meskipun Allah tahu panggilan itu akan ditolak).
Pelagius
Pelagius menentang pandangan monergistik Agustinus. Ia mengajarkan
setelah menusia jatuh ke dalam dosa, tabiat manusia tetap baik. Tidak
ada dosa asal/turunan itu. Manusia dilahirkan seperti kertas putih yang
belum ditulisi, sama halnya dengan Adam sebelum jatuh dalam dosa.
Manusia juga mempunyai kehendak bebas, yaitu kemampuan dalam
menentukan untuk berdosa atau tidak berdosa. Bagi Pelagius, dosa
adalah semata-mata karena salah pilih dari manusia yang memiliki
kehendak bebas itu. Jadi singkatnya, dosa adalah total karena kesalahan
manusia untuk memilih yang ditentukan oleh kehendaknya yang bebas,
bukan karena keberadaan manusia sebagai pendosa.
Demikian juga dengan keselamatan dalam Yesus Kristus adalah
keputusan kehendak manusia yang bebas. Jika kita memutuskan untuk
memilih Kristus dan hidup dalam kehidupan yang baik dan saleh, maka
kita bebas untuk melakukannya, dan juga bebas untuk tidak
melakukannya, terserah bagaimana pelihan kehendak bebas kita.
Disini kita dapat melihat pertentangan yang cukup tajam dengan
pandangan Agustinus. Kita ada di dalam keberadaan sebagai manusia
berdosa, sehingga kita tidak memiliki kemampuan untuk memilih Allah,
kecuali Allah yang datang kepada kita dengan kasih dan anugerahNya
dengan jalan yang disediakanNya sendiri yaitu Tuhan Yesus yang datang
ke dunia. Ajaran Pelagius ini ditolak oleh gereja di dalam konsili di
Kartago (418) dan di Efesus (431).
Semi Pelagianisme
Sekalipun ajaran Pelagius ditolak, namun persoalannya tidak selesai
begitu saja. Satu abad kemudia timbul ajaran Semi Pelagianisme, yang
mengajarkan bahwa setelah manusia jatuh ke dalam dosa tabiatnya tidak
lagi bersih, tetapi manusia tidak mati rohani seperti yang diajarkan
Agustinus, juga bukan seperti yang diajarkan Pelagius, melainkan
manusia itu sakit. Oleh sebab itu dengan kekuatannya sendiri manusia
tidak mungkin dapat selamat. Manusia memerlukan kasih karunia Allah.
John Wesley
John Wesley, bapa gereja Metodis, menerima ajaran Armenius, tapi
mengubah sana-sini. Manurutnya kejatuhan manusia ke dalam dosa
membawa akibat seluruh manusia ada dalam kondisi yang rusak secara
menyeluruh. Tetapi kerusakan ini, yang telah disisihkan oleh
pembenaran yang datang melalui kebenaran Kristus.
Kematian Kristus memuaskan seluruh dosa-dosa dunia ini (I
Yoh.2:2Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan
untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.). Semua
manusia memiliki kemampuan untuk percaya, bagi mereka yang percaya
dan bertekun sampai akhir akan diberkati dengan hidup yang kekal.
Allah telah memilih dari kekekalan orang-orang yang Ia tahu ketika
hidup di dunia ini akan percaya dan bertekun dan hidup kudus.
Tanggapan kita
Dari uraian di atas nampaklah bagaimana hebatnya pertentangan dua
konsep besar antara pandangan monergistik dengan sinergistik.
Pandangan monergistik mengatakan bahwa keselamatan secara total
merupakan karya Allah, karena manusia telah ditawan oleh dosa dan
tidak mempunyai kekuatan untuk memilih kebenaran apalagi melakukan
kehendak Allah. Sedangkan pandangan sinergistik mengajarkan
manusialah sebagai penentu final keselamatannya, hal ini berdasarkan
pandangan bahwa manusia mampu dan masih punya unsur yang baik
untuk memilih Allah, sehingga keselamatan harus diberikan sebagai
pahala karena ketepatan pemilihannya.
Kita sulit menerima sinergistik karena beberapa alasan:
Pandangan sinergistik menempatkan manusia ketempat pertama dan
utama, yaitu dalam soal keselamatan manusialah pusat penentu. Kalau
manusia menolak keselamatan, maka semua karya keselamatan Allah
tidak membawa manfaat apa-apa bagi menusia dengan demikian
membawa kita pada keberatan kedua.
tidak lagi pilihan Allah. Allah hanya sekedar menuruti kemauan dan
kehendak manusia, karena orang itu percaya dan menerima tawaran
Allah.
Memang orang berdosa haruslah percaya Injil untuk dapat diselamatkan,
tetapi jangan lupa bahwa tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku:
"Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.(I Kor.12:3). Itu sebabnya
keselamatan secara keseluruhan adalah karya Allah termasuk di
dalamnya dorongan untuk percaya.
Dalam aplikasi keselamatan kita melihat bahwa keselamatan adalah
sepertinya kerja sama antara manusia dengan Allah, dimana Allah
memberikan Juruselamat dan manusia harus menerima Juruselamat itu
(Kis. 16:31). Tetapi kita harus menyadari bahwa manusia dapat
meresponi karya keselamatan itu hanyalah dorongan Roh Kudus sematamata. Manusia tidak bisa lagi membuat keputusan terakhir pada dirinya
sendiri karena manusia tertawan oleh hukum dosa (Rom. 7:22-23) dan
semua ada di bawah kuasa dosa (Rom. 3:9 band. Maz. 14:1-3). Tidak
ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari
Allah. (Rom. 3:11). Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan
Kubangkitkan pada akhir zaman.(Yoh. 6:44).
Hanya pada saat pilihan Allah yang kemudian akan dengan bebas
memberikan respon menerima Kristus. Tetapi keputusan untuk
menerima Kristus inipun bukan berdasarkan kebebasan manusia untuk
memilih melainkan hasil dorongan Allah juga (Flp.2:12-13).
Ketaatan orang pilihan pada Injil dimulai dan disempurnakan melalui
aktivitas Allah dalam diri orang-orang pilihanNya.
Seseorang berpandangan monergistik adalah:
Orang yang dengan penerangan Roh Kudus mengerti betapa
keberdosaannya dan betapa lemahnya dia adanya, sehingga hanya
belaskasihan sajalah yang bisa ia harapkan. Orang ini diwakili dalam
pemungut cukai Lukas 18:9-14. Itulah sebabnya meskipun kita sudah
diselamatkan, sebagai orang berdosa yang tidak layak menerima korban
serta akibat dosa tersebut, dan bukan pada problem sehari-hari yang
umumnya dialami orang. Sering kali akibat dosa secara psikologis dan
sosiologis (akibat sekunder) dikacaukan dengan akibat rohaniah (akibat
primer). Dua akibat dosa ini dapat kita lihat perbedaannya melalui
diagram di bawah ini.
Tuhan Yesus mengajarkan tentang pekerjaan Roh Kudus meyakinkan
dunia akan dosa, kebenaran dan penghakinan (Yoh.16:8). Perhatikan
bahwa dosa dan kebenaran serta penghakiman berkenaan dengan sisi kiri
kartu/diagram. Pada bagian inilah keyakinan dari Roh Kudus
ditunjukkan, karenanya pada bagian ini pula kita harus mempokuskan
diskusi kita dengan orang berdosa.
sebagai akibat dari suatu proses natural. Ada suatu natural atau physical
yang telah berlaku (entah itu menyangkut kelenjar hormon adrenal, atau
dan sebagainya) sehingga dalam orang yang bersangkutan timbullah
gejala emosi yang kita kenal sebagai keyakinan. Proses timbulnya oleh
karena physical law tersebut. Bisa menyangkut masalah intelek atau
ratio dan bisa juga seseorang sampai pada keyakinan oleh karena
kebutuhan rationya terpuaskan.
Jika keyakinan itu sendiri sangat tergantung pada proses dari physical
laws, maka iman itu sangat independen dari physical laws. Memang
sering kali iman menggejala dalam bentuk kebutuhan emosional maupun
rasional, tetapi sering kali juga tidak. Ada banyak orang beriman merasa
pada saat-saat tertentu kehilangan keyakinan. Menurunnya derajat
keyakinan tidak identik dengan naiknya iman.
Seorang yang begitu menginginkan seorang anak, bisa melihat dirinya
memiliki keyakinan yang mutlak bahwa pasti Tuhan akan
menganugerahkan seorang anak, tanpa sangkut-pautnya dengan masalah
iman sama sekali, meskipun ia merasakan bahwa keyakinannya adalah
iman. Keyakinan mutlak bisa kita temukan pada orang Kristen maupun
non-Kristen, tetapi iman yang sejati hanya dimiliki oleh orang Kristen
yang dilahirkan baru.
Apakah Sebenarnya Iman Itu?
Iman bukanlah hasil usama manusia (yang ingin beriman), tetapi
semata-mata anugerah Tuhan (Rom.12:3; Ef.2:8). Itulah anugerah untuk
percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai satu-satunya jalan, satusatunya kebenaran dan satu-satunya kehidupan (Yoh.14:6). Semata-mata
anugerah sehingga dikatakan sebagai kelahiran baru (Yoh.3:1-8). Oleh
karena secara mutlak tidak ada andil dari manusia (I Kor.2:9-16; Ef.2:89). Jikalau iman hanya ada di dalam sangkut pautnya dengan
keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus, maka iman bukan alat untuk
mendapatkan apa yang manusia inginkan. Ukuran iman tidak
Yud.24).
c. Jaminan dari kasihNya (Rom.7-11; 8:31-33)
d. Jaminan dari kesetiaanNya memurnikan kita yang adalah miliknya
(Ibr.12:1-11). Allah setia menegur dan menghajar umatNya yang
berdosa, yang gagal mentaati FirmanNya (Why.3:19). hajaranNya untuk
mengoreksi kita untuk menunjukkan bahwa kita adalah anak-anak Allah
dan kita tidak akan dihukum bersma-sama dengan dunia ini (Ibr.12:6; I
Kor.11:32).
Dihukum bersama dengan dunia ini berarti berbagian dengan kesalahan
dan hukuman dosa. Hal ini tidak mungkin bagi kita yang telah
diselamatkan, karena kita telah ditebuh oleh darah Tuhan Yesus Kristus
(Rom.8:31-34). Allah tidak menegur mereka yang bukan anak-anakNya,
Allah hanya memberikan hukuman kepada mereka yang bukan anakanakNya.
e. Jaminan dari janjiNya untuk memelihara kita. Berbeda dengan
Perjanjian Lama dimana perjanjian Allah dengan Israel didasarkan pada
taurat sehingga perjanjian itu rusak jika hukum yang diberikan tidak
ditaati (Yer.31:32). Perjanjian Baru diberikan Allah melalui Injil (Ibr.8:612; Yer.31:31-40; Luk.22:20) didasarkan pada anugerah (sesuatu yang
diberi dengan kondisi tidak layak dari sipenerima). Karenanya perjanjian
ini tidak dapat dirusak apalagi ditiadakan oleh kegagalan manusia.
dengan itu Allah menjadikan hidup yang kekal (Yoh.3:15-16, band.
Yer.31:35-40).
Demikianlah kita melihat jaminan yang Bapa berikan kepada kita.
Dengan jaminan tersebut kegagalan umatNya melakukan tugasnya
tidaklah menjadi masalah bagi Allah. Ia berkuasa untuk menggenapkan
tujuan rencanaNya bagi kita (II Tim.1:12; Yud.24; Yoh.10:28-29;
Flp.46:10).
Oleh karena keselamatan seutuhnya adalah karya kasih karunia Allah
dari awal sampai akhirnya, kegagalan manusia tidaklah menggagalkan
kasih karunia Allah dalam menyelamatkan umatNya.
Jaminan kekal dari Anak
kita, tetapi Kristus sebagai Imam Besar kita, Ia juga menjadi wakil resmi
kita dihadapan Bapa, yang mengurus segala sesuatunya yang berkenaan
dengan kebaikan kita selama kita di dunia ini (Ibr.:4:14-16; Yoh.17:9-24;
Luk.22:31-32). Karena Ia sanggup untuk memelihara kita sampai akhir
nanti.
Semua bisa diringkas sebagaimana Rasul paulus tuliskan dalam
Rom.5:10, Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan
dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang
telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!.
Kebenaran agung yang Paulus kemukakan disini adalah: Yesus Kristus
mati untuk menyelamatkan orang percaya tetapi Ia sekarang hidup untuk
memelihara orang percaya dalam keselamatan. Itu sebabnya penulis
Ibrani mengatakan dalam Ibrani 5:9, , Ia menjadi pokok keselamatan
yang abadi .
Jaminan kekal dari Roh Kudus
a. Ia melahirbarukan orang percaya (Yoh.3:3-7; Tit.3:5; Yak.1:18; I
Pet.1:23).
Itu berarti orang Kristen memiliki tabiat yang baru dengan kerinduan
untuk melakukan perkara-perkara Allah.
b. Ia menghabiskan orang percaya ke dalam tubuh Kristus (Rom.6:3-4; I
Kor.12:13; Gal.3:27; Ef.4:4-5; Kol.2:12). Dengan demikian orang
percaya menjadi tulang dari tulangNya dan daging dari dagingNya.
Pernah seorang Kristen baru berkata aku takut kalau-kalau pada suatu
hari aku terjatuh dari genggaman jari tanganNya. Temannya menjawab
saudaraku, engkau adalah salah satu dari jariNya.
c. Ia tinggal di dalam orang percaya (Yoh.7:37-39; Yoh.14:16; Rom.8:9;
I Kor.2:12; 3:16; 6:19; I Yoh.3:24). Perhatikan khususnya Yoh.14:16
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu
seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamany.
d. Ia memateraikan orang percaya (II Kor.1:22; 5:5; Ef.1:13-14;
Ef.4:30). Selain Rom.8:30, maka Ef.4:30 merupakan ayat yang sangat
mendukung keselamatan yang tidak dapat hilang. Dan janganlah kamu
melainkan bahwa jika tidak ada ketekunan iman pada masa akan datang
maka kita akan menghadapi dimasa yang akan datang dikarenakan kita
tidak mengalami pengalaman keselamatan pada masa lalu (Ibr.3:14).
Keberatan-keberatan:
Jika keselamatan tidak dapat hilang, bagaimana dengan keberatankeberatan yang kita jumpai dalam pengalaman kita, adanya orang yang
meninggalkan Tuhan dan adanya orang kecenderungan hidup semau
gue, serta adanya ayat-ayat yang nampaknya menunjukkan bisa
hilangnya keselamatan.
Melalui uraian tentang jaminan keselamatan, maka kita sudah menjadi
jelas bahwa orang yang tidak bertekun dalam keselamatan bukan hilang
keselamatannya melainkan memang ia tidak mengalami pengalaman
keselamatan (ingat uraian Kol.1:21-23 dan Ibr.3:6). Perlu dicatat disini,
orang yang sudah mengalami pengalaman yang didamaikan dengan
Allah bukan artinya ia tidak bisa jatuh dan meninggalkan Tuhan tetapi
sesungguhnya ia hanya kehilangan iman praktisnya, sedangkan iman
keselamatannya tetap, itulah sebabnya orang ini lambat atau cepat pasti
akan kembali kepada Tuhan.
Doktrin ini (satu kali selamat, selamanya selamat) memberikan orang
Kristen kelonggaran untuk hidup berkubang di dalam dosa. Keberatan
ini tidak perlu terjadi, karena doktrin ini tidak samasekali memberikan
ijin untuk orang percaya semaunya bermain dengan dosa adalah
kehendak Allah sendiri untuk kita tidak berdosa (I Yoh.2:1). Allah
mengimbangi dktri ini dengan hukuman (I Kor.11:30-32) dan ganjaran
yang tidak menguntungkan (II Kor.5:10; I Kor.3:15; Kol.3:25). Kita
bertanggung jawab kepada Allah dan Tuhan Yesus untuk segala
perbuatan kita. Orang yang berdosa tanpa kesensitifan adalah orang
yang tidak pernah menerima keselamatan itu sendiri walaupun mungkin
ia mengaku percaya dan yakin diselamatkan.
Alkitab sendiri menyatakan adanya kemungkinan keselamatan itu hilang
,infinitif dalam tensa masa kini (present tense )selama digunakan untuk
membicarakan suatu perbuatan yang kontinyu atau kebinasaan,dan tidak
pernah digunakan untuk menunjuk pada suatu pakta tindakan belaka
.karenaya terjemahaan yang lebik baik adalah setiap orang yang lahir
dari Allah,tidaklah dapat berdosa secara kebinasaan .
NasYunani ini bukanlah dukungan bagi ajaran orang-orang perpeksionis
(kita bisa mencapai kesucian sempurna di dunia ini).
d. Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan
mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa
menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di
depan Bapa-Ku yang di sorga." (Mat.10:32-33).
Pasal ini dimulai dengan Tuhan Yesus mengajar pada RasulNya sebelum
mereka diutus untuk pertama kalinya. Ayat-ayat kutipan di atas
merupakan kata-kata Yesus mengingatkan rasul-rasulNya akan
keseriusan tugas yang mereka emban. Mereka harus memperingati
pendengar mereka bahwa menolak Kristus secara pribadi di dunia ini
akan membawa sipenolak tersebut suatu hari di surga nanti ditolak
Kristus.
3. Ayat-ayat ini berkenaan dengan pahala Kristen: I Kor.3:11-15; II
Kor.5:9-10; Gal.6:9; Kol.3:24-25; II Tim.2:12; Yak.1:12; II Yoh.1:18;
Why.2:7; 2:11; 2:17; 2:26; 3:5; 3:12; 3:21.
Jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita
menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita (II Tim.2:12). Kata
menyangka disini dapat dikaitkan dengan I Kor.3:15 Jika
pekerjaannya terbakan, ia akan menderita kerugian (kehilangan), tetapi
ia sendiri akan diselamatkan tetapi seperti dari dalam api. Jadi
penyangkalan disini adalah mengenai pahala. Kaitan ini didukung pula
oleh II Tim.2:13. bahwa kesetiaan Allah tidak terhapus oleh ketidak
setiaan kita dalam memelihara keselamatan. (Alkitab menunjukkan
dengan jelas bahwa pahala sangat bergantung pada kesetiaan kita, tetapi
keselamatan bergantung kepada kesetiaan Allah.
Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang
ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hambaNya.Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya
itu, karena Tuhan tidak memandang orang. (Kol.3:24-25). Ayat inipun
berkenaan dengan pahala saja dan bukan dengan keselamatan.
4. Ayat-ayat ini, berkenaan dengan kehilangan perkenan Allah: I
Kor.9:27; 10:5; Ibr.3:11-19; 4:1-16; 12:14-15.
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya
sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri
ditolak. (I Kor.9:27). Kata ditolak dalam ayat ini adalah adokimos,
yang artinya tidak diperkenankan. Paulus disini sama sekali tidak
bicara tentang keselamatan yang dari Allah itu (II Tim.1:12), melainkan
ia berbicara tentang pelayanannya bagi Allah. Ia tidak mau jika sampai
kena pensiun rohaninya.
Tetapi akan kebanyakan dari mereka itu Allah tidak berkenan. Sebab
itulah mereka itu binasa dalam padang belantara. (I Kor.10;5). Juga,
Sehingga aku bersumpah dalam murkaku: mereka takkan masuk tempat
perhentianku. (Ibr.3:11). Ayat-ayat ini merupakan reviw kisah ketidak
percayaan Israel yang tragis dalam PL ketika mereka ada di Kade Bernea
(Bil.14). Dimana mereka menolak masuk Palestina. Oleh karena itu
Allah tidak mengijinkan mereka yang berumur 20 thn ke atas untuk
memasuki tanah perjanjian tersebut (kecuali Yosua dan Kaleb). Bahkan
Musa pun karena dosanya ditolak masuk ketanah perjanjian. Tetapi
semua ini tidaklah bersangkut paut dengan penghukuman kekal,
melainkan sebagai pembinasaan jasmaniah belaka. Dengan demikian
ayat-ayat ini berarti bahwa mereka tidak akan pernah keluar dari padang
belantara untuk masuk ketanah yang penuh susu dan madu.
Dalam Mazmur kita diberi keterangan lebih lanjut mengenai rteaksi
Allah terhadap dosa Israel di padang belantara itu (baca Maz.78:37-38;
106:43-44).
Keselamatan Musa dengan jelas tidak kita ragukan meskipun ia tidak
dfiperkenankan untuk memasuki tanah perjanjian itu. Tetapi ia
kalimat kamu hidup diluar (jatuh dari) kasih karunia tetapi harus kita
tanyakan apa yang menyebabkan kejatuhan mereka. Penyebabnya
adalah usaha mereka yang gila-gilaan, dan sia-sia, untuk memenuhi
Hukum Taurat Musa. Apakah ini kemudia berarti bahwa orang-orang
Kristen yang berusaha untuk melakukan perbuatan-perbuatan sesuai
taurat akan kehilangan keselamatannya?. Tentu saja tidak!.
Paulus mencela jemaat Galatia bukan karena kejahatan mereka terhadap
taurat melainkan karena usaha mereka untuk memelihara taurat. Dengan
demikian keluar dari kasih karunia adalah tindakan memperbolehkan
legalisme taurat mencegah kita dari kenikmatan kebebasan penuh oleh
kasih.
Kemungkinan Petrus (Gal.2:11-14) dan Yakobus (Kis.21:18-26), hidup
di luar kasih karunia sejenak dalam persoalan ini (lihat juga I Tim.1:67).
Ajaran palsu hikmat dan filsafat duniawi (Kol.2:8; I Tim.6:20-21).
Ajaran palsu penyembahan Malaikat (Kol.2:18).
Ajaran palsu mengenai kebangkitan (I Tim.1:19-20; II tim.2:18).
8. Ayat-ayat ini berkenaan dengan dosa yang membawa kepada
kematian: Kis.5:1-11; Rom.6:16; 8:13; I Kor.5:5; 11:30; Ibr.6:4-20;
10:26; Yak.1:13-15; 5:19-20; I Yoh.5:16.
Dosa yang membawa kematian adalah dosa yang hanya dapat dilakukan
oleh orang percaya. Ini tidak bersangkut paut dengan keselamatan
jiwanya tetapi bersangkut paut dengan kehidupan di dunia.
Dosa ini dilakukan manakala seorang percaya membiarkan hidupnya
menjadi begitu duniawi, dan tidak produktif sehingga Allah
membawanya pulang kerumah melalui kematian fisik dunia ini. Dosadosa ini dapat beraneka ragam bentuknya.
Ananias dan Safira melakukan dosa ini (Kis.5:1-11).
Beberapa orang percaya di Krintus melakukannya (I Kor.11:30).
Orang dalam I Kor.5:1:5.
Himenius dan Alexander ada dalam bahaya melakukannya (I Tim.1:20).
Beberapa orang Ibrani ada dalam bahaya maut melakukan dosa ini
(Ibr.5:1-6:8; Ibr.10:26).
9. Ayat-ayat ini berkenaan dengan dosa tak terampunkan:
Mat.12:31-32
Ayat ini telah menggelisahkan banyak orang Kristen. Ada dua
pertanyaan mendasar yang perlu kita pertanyakan disini.:
Kepada siapakah ayat ini Yesus tujukan? Kepada orang-orang jahat dan
orang Farisi (Mat.12:24-25).
Dosa apakah yang telah mereka lakukan?
Untuk berbulan-bulan mereka diberi hak istimewa untuk mendengarkan
apa yang Tuhan Yesus ajarkan, menyaksikan pekerjaan-pekerjaan dan
mujizat-mujizat yang dilakukanNya, tetapi bukannya mereka percaya,
malahan sebaliknya mencela Kristus, menuduhNya melakukan semua
itu dengan kuasa Setan. Dengan berbuat seperti itu mereka melakukan
dosa yang tak terampunkan itu. Cara lain apa lagi yang Allah harus
kerjakan supaya mereka dapat diyakinkan?
Jelas mereka tidak mau percaya. Dan jikalau mereka tidak percaya
kepada Yesus Kristus bagaimana mereka dapat memperoleh
pengampunan dosa! Dosa inilah dosa yang tidak terampuni yaitu dosa
yang dilakukan orang-orang yang tidak mau percaya atau dosa itu
adalah ketidakpercayaan seseorang.
Catatan:
Meskipun hujatan mereka adalah diarahkan kepada Tuhan Yesus tetapi
sebenarnya itu merupakan hujatan terhadap Roh Kudus, yang di dalam
kuasaNya Kristus bekerja. (Mat.12:28; Luk.4:1; Kis.10:38).
Alasan dosa itu begitu menjijikkan bagi Tuhan Yesus adalah karena Ia
justru menghormati dan meninggikan Roh Kudus, yang di dalamNya Ia
hidup dan melayani sebagai manusia.
10. Ayat-ayat ini berkenaan dengan bangsa Israel dan masa kesesakan:
Simeon (Kis.8:5-25).
Dalam Yoh.2:23-25 dicatat ada banyak orang-orang mau percaya pada
Tuhan Yesus karena melihat tanda-tanda yang diadakanNya, tetapi Yesus sendiri
mempercayakan diriNya karena Ia atu apa yang ada di dalam hati mereka. Orangorang ini tertarik pada mujizat tetapi tuli terhadap beritanya. Sama halnya dengan
Kis.8, meskipun Simon percaya (mungkin berdasarkan mujizat Pilipus baca
Kis.8:6), dan sudah dibaptis (Kis.8:13), tetapi tidak ada petunjuk jika ia bertobat dan
diselamatkan. (baca khususnya ayat 20-23).
Anak yang hilang (Luk.15:11-32)
Apa maksud Yesus dengan perumpamaan ini?. Maksud Yesus adalah menekankan
sukacita di sorga jika seorang dibumi bertobat. Hal ini nampak dalam ayat 7,10,32.
apakah kisah pertobatan di sini adalah kisah orang yang terhilang kemudian ia
datang dan diselamatkan ataukah orang yang sudah diselamatkan kemudian jatuh
dan akhirnya dipulihkan kembali?.
Rupanya yang kedualah yang benar. Anak ini bukan orang yang tadinya
tidak selamat kemudian diselamatkan, dan juga bukan orang yang sudah
diselamatkan yang jatuh sehingga kehilangan keselamatannya.
Karena kita melihat dalam kejatuhannya dan keputusasaannya ia masih
tetap dapat berkata aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku. Tak
ada orang yang belum diselamatkan dapat melihat Allah dengan cara
seperti itu. Lagi pula seandainya orang bisa murtad maka tak ada dan tak
bisa ia kembali lagi. satu kali kesempatan hilang selamanya hilang
(Ibr.6:4-6).
Demas (II Tim.4:10)
Ayat ini merupakan ayat yang sedih yang Paulus tuliskan mengenai
rekannya. Kita sebelumnya sudah membaca mengenai persekutuannya
dengan Rasul Paulus dan Lukas (Kol.4:12). Apa yang terjadi di sini
nampaknya sama dengan apa yang peranah dilakukan oleh Markus
dalam Kis.13:13. demikianlah Demas m,eninggalkan Paulus pada saat ia