PENDAHULUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB II
LANDASAN TEORI
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga
Negara asing (WNA), atau sebaliknya
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak
memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan
kewarganegaraan atau hukum Negara asal sang ayah tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia
dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI
6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang
ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 tahun atau belum kawin
8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak
jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah megara Republik Indonesia selama
ayah dan ibunya tidak diketahui
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI,
yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
12. Anak
dari
seorang
ayah
atau
ibu
yang
telah
dikabulkan
permohonan
3. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di
wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
4. Anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah menurut
penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.
Berbeda dari UU Kewarganegaraan terdahulu, UU Kewarganegaraan tahun 2006 ini
memperbolehkan dwikewarganegaraan secara terbatas, yaitu untuk anak yang berusia sampai
18 tahun dan belum kawin sampai usia tersebut. Dari UU ini terlihat bahwa secara prinsip
Republik Indonesia menganut asas kewarganegaraan ius sanguinis; di tambah dengan ius soli
terbatas dan kewarganegaraan ganda terbatas.
Adapun yang mencakup masalah kewarganegaraan berdasarkan UU No. 12 Tahun 2006
yang meliputi sebagai berikut:
a. Apatride, yaitu adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai
kewarganegaraan. Misalnya, seorang keturunan bangsa A yang menganut asas ius soli
lahir di negara B yang menganut asas ius sanguinis. Maka orang tersebut tidaklah
menjadi warga negara A dan juga tidak dapat menjadi warga Negara B. Dengan
demikian orang tersebut tidak mempunyai kewarganegaraan.
b. Bipatride,
yaitu
adanya
seorang
penduduk
yang
mempunyai
dua
Berkaitan dengan kedua stelsel tersebut, seorang warga negara dalam suatu Negara pada
dasarnya mempunyai:
a. Hak opsi, yaitu hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel aktif)
b. Hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (stelsel pasif)
2.4 Syarat-Syarat menjadi Warga Negara Indonesia
Pada bagian sebelumnya disebutkan bahwa yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah
Warga Negara Indonesia asli dan orang asing yang disahkan dengan undang-undang menjadi
Warga
Negara
Indonesia.
Penduduk
asli
Negara
Indonesia
secara
otomatis
adalah Warga Negara Indonesia, sedangkan orang dari bangsa asing untuk menjadi warga
negara harus mengajukan permohonan kepada pemerintah Indonesia. Proses permohonan itu
dinamakan dengan pewarganegaraan atau naturalisasi.
a. Naturalisasi Biasa
Mengajukan permohonan kepada Menteri hukum dan HAM melalui kantor
pengadilan negeri setempat dimana ia tinggal atau di Kedubes RI apabila di luar
negeri permohonan ini ditulis dalam bahasa Indonesia. Bila lulus maka ia harus
mengucapkan sumpah setia di hadapan pengadilan negeri.
Syarat-syarat untuk melakukan Naturalisasi Biasa, antara lain:
1. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;
2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah Negara
Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling
singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut;
3. Sehat jasmani dan rohani;
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
6. Jika dengan memperoleh Kewarga negaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
7. Mempunyai pekerjaan dan / atau berpenghasilan tetap; dan
8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
b. Naturalisasi Istimewa
Naturalisasi istimewa di negara RI dapat diberikan kepada warga negara asing yang
status kewarganegaraannya dalam kondisi sebagai berikut:
1. Anak WNI yang lahir diluar perkawaninan yang sah, belum berusia 18 tahun atau
belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing;
2. Anak WNI yang belum berusia 5 tahun meskipun telah secara sah sebagai anak
oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan, tetap sebagai WNI;
3. Perkawinan WNI dengan WNA, baik sah maupun tidak sah dan diakui orang
tuanya yang WNI atau perkawinan yang melahirkan anak di wilayah RI meskipun
status
kewarganegaraan
orang
tuanya
tidak
jelas
berakibat
anak
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan
oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda);
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum
dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya;
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum
yang berlaku di wilayah negara indonesia;
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun
bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.
2.5.3 Tanggung Jawab Warga Negara Indonesia (WNI) meliputi:
Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum, adalah untuk memudahkan
anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya. Keinginan
bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai Konstitusi,
termasuk didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai anggota
negara. Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama, maksud
didirikannya negara Konstitusi merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu
negara. Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara dikelola. Konstitusi di
Indonesia disebut sebagai Undang-Undang Dasar.
Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk
mencapai kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk
paling kongkrit pertemuan negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni
pelayanan yang diberikan negara pada rakyat. Terutama sesungguhnya adalah
bagaimana negara memberi pelayanan kepada rakyat secara keseluruhan, fungsi
pelayanan paling dasar adalah pemberian rasa aman. Negara menjalankan fungsi
pelayanan keamanan bagi seluruh rakyat bila semua rakyat merasa bahwa tidak
ada ancaman dalam kehidupannya. Dalam perkembangannya banyak negara
memiliki kerajang layanan yang berbeda bagi warganya.
Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara, atau
hukum, baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam
Konstitusi maupun untuk menyesuaikan terhadap perkembangan zaman atau
keinginan masyarakat, semua kebijakan ini tercantum dalam suatu UndangUndang. Pengambilan keputusan dalam proses pembentukan Undang-Undang
haruslah dilakukan secara demokratis, yakni menghormati hak tiap orang untuk
9
terlibat dalam pembuatan keputusan yang akan mengikat mereka itu. Seperti juga
dalam organisasi biasa, akan ada orang yang mengurusi kepentingan rakyat
banyak. Dalam suatu negara modern, orang-orang yang mengurusi kehidupan
rakyat banyak ini dipilih secara demokratis pula.
2.6 Penyebab Hilangnya Kewarganegaraan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006, seorang
Warga Negara Indonesia kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan:
a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;
b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain;
c. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas kemauannya
sendiri,dengan ketentuan:
1. Telah berusia 18 tahun ;
2. Bertempat tinggal di luar negeri;
d. Masuk ke dalam dinas tentara asing tanpa disertai izin dari Presiden;
e. Masuk dalam dinas negara asing atas kemauan sendiri, yang mana jabatan
dalam dinas tersebut di Indonesia hanya dapat dijabat oleh Warga Negara
Indonesia;
f. Mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau
bagian dari negara asing tersebut atas dasar kemauan sendiri;
g. Turut serta dalam pemilihan seseuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk
suatu negara asing, meskipun tidak diwajibkan keikutsertaannya;
h. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya;
i. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama lima
tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah
dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi
Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu lima tahun tersebut berakhir,
dan setiap lima tahun berikutnya yang bersangkutan tetap tidak mengajukan
pernyataan ingin menjadi Warga Negara Indonesia kepada perwakilan
Indonesia, meskipun telah diberi pemberitahuan secara tertulis.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa diambil yaitu Warga negara adalah orang-orang yang menjadi bagian dari
suatu penduduk yang menjadi unsur negara. Sebagai warga Negara tentunya mempunyai hak dan
kewajiban yang harus di taati sebagai warga Negara, agar terciptanya seuatu keseimbangan
antara penduduk dan Negara, serta kita harus menjaga agar tidak hilangnya kewarganegaraan
kita dan kita harus bisa berkonstribusi untuk Negara , jangan bertanya apa yang Negara telah
berikan kepada kita tetapi apa yang telah kita berikan kepada Negara ini.
3.2 Saran
Saran untuk warga Negara hendaknya mengingat hak dan kewajiban sebagai warga Negara,
biasanya kita hanya menuntu hak kita tetapi kita tidak pernah menjalankn kewajiban kita sebagai
warga Negara, serta kita harus menjaga status kewarganegaraan kita agar tidadk hilang, karena
kita harus banngga menjadi warga Negara Indonesia yang bisa berdiri sendiri tanpa pemberian
kemerdekaan dari Negara lain.
11
DAFTAR PUSTAKA
12