Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
BAB 1 Pendahuluan
Pengertian Manajemen
A. Definisi Manajemen
Sebelum membahas lebih dalam serta lebih jauh tentang manajemen, perlu dipelajari
terlebih dahulu apa itu manajemen dalam arti kata dan makna terkandung dalamnya. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen memiliki 2 (dua) arti, yang pertama ialah
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran dan yang ke-2 (dua) ialah
pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi. Serta dalam arti
sempit bahasa manajemen ialah kelola, mengatur dan menata. Perlu diketahui pula bahwa
manajemen ialah bahasa adopsi dari Bahasa Inggris management yang artinya pengelolaan
dan pengendalian.
Manajemen memiliki hubungan yang luas bila dikaitkan dengan kata yang lainnya
sehingga akan memiliki maksud dan penjabaran yang lain pula, sehingga perlu dikerucutkan
terlebih dahulu agar lebih mudah untuk memahami dan menerapkan di dalam kehidupan
bermasyarakat. Manajemen disini ialah penggunaan sumber daya baik sumber daya manusia
maupun sumber daya alat/teknologi tinggi secara efektif dalam mencapai tujuan tertentu.
Sehingga berdasarkan penjelasan tersebut diatas manajement ialah ilmu yang
mempelajari segala hal yang berkaitan dengan suatu hubungan antar beberapa manusia beserta
alat kerjanya dalam suatu wadah/ atau badan/atau suatu perkumpulan resmi secara hukum atau
tanpa adanya hukum,
hubungan antar manusia tersebut memiliki satu tujuan tertentu, baik itu tujuan menguntungkan
atau tujuan sosial.
Aspek kunci dalam menajemen adalah bagaimana manajer dapat mengenali peran dan
pentingnya para pihak yang akan menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Pemikir manajemen
mahzhab perilaku yakni Mary Parker Follet (Daft dan Marcic,2007) menegaskan bahwa pada
dasarnya manajemen adalah, the art of getting things done through people (seni
menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang lain).
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Peter Drucker (1974) menambahkan bahwa tugas penting manajer adalah menetapkan arah
tujuan perusahaan, memberikan kepemimpinan untuk menccapai tujuan tersebut serta membuat
keputusan mengenai bagaimana menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
tujuan yang telah di tetapkan.
Koontz (1950) memopulerkan konsep fungsi fungsi manajemen (management functions), yang
mencakup :
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Pengisian staf (staffing)
4. Memimpin (leading)
5. Pengendalian (controlling)
Henry Fayol (1916) membagi fungsi manajemen ke dalam lima fugsi yakni :
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengorganisasian)
3. Commanding (pemberian komando)
4. Coordinating (pengkoordinasian)
5. Controlling (pengendalian)
Koontz (Koontz, ODonnel dan Weihrich, 1984) menyatakan fungsi adalah sekumpulan
pekerjaan yang bisa dibedakan secara nyata dari kumpulan pekerjaan lainnya.
Pada perkembangan selanjutnya, fungsi fungsi manajemen disusutkan menjadi empat fungsi,
yang mencakup planning, organizing, leading/directing dan controlling. (Robbins dan
Coulter,2003). Ahli manajemen berperndapat bahwa fungsi pengisian staf (staffing) telah
tercakup dalam fungsi pengorganisasian (organizing).
Berdasarkan berbagai paparan di atas, manajemen dapat didefinisikan sebagai proses perencaan,
pengorganisasian,kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
(pengorganisasian).
Pengorganisasian adalah proses dimana karyawan dan pekerjaannya saling di hubungkan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Fungsi yang ketiga yaitu staffing (pengisian staf), yaitu suatu
proses untuk memastikan bahwa karyawan yang kompeten dapat di pilih, dikembangkan dan di
beri imbalan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sumber daya manusia yang telah diorganisasi tersebut selanjutnya perlu di arahkan
aktifitasnya agar menghasilkan pencapain tujuan perusahaan. Hal ini dilakukan melalui
pelaksaan fungsi
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
memotivasi individu atau kelompok dalam suatu aktifitas hubungan kerja agar mereka dapat
bekerja dengan sukarela dan harmonis dalam mencapaiu tujuan perusahaan. Untuk memastikan
hal tersebut, ,manajemen perusahaan melakukan fungsi kelima yaitu controlling (pengendalian),
yang merupakan suatu proses untuk memastikan adanya kinerja yang efisien dalam pencapaian
tujuan perusahaan. Pengendalian mencakup :
a. Menetapkan berbagai tujuan dan standar
b. Membandingkan kinerja yang sesungguhnya dengan tujuan dan standar yang ditetapkan.
c. Mendorong keberhasilan dan mengoreksi kelemahan.
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
manajer yang kedua yakni informational role, yang selanjutnya di cabarkan menjadi tiga peran
yakni monitor role, disseminator role, dan spokesman role.
3. Decisional roles. Informasi yang di miliki oleh para manajer akan memiliki nilai guna
apabila informasi tersebut di gunakan pada saat manajer mengambil keputusan. Oleh
sebab itu, peran ketiga yang di lakukan para manajer adalah decisional roles yang
mencakup entrepreneurial role, disturbance handler role, resource allocator role dan
negotiator role.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Middle Management terdiri dari para manajer yang mengepalai dapartement tertentu
seperti dapartemen keuangan (manajer keuangan), marketing (manajer marketing),
maupun dapartemen produksi (manajer produksi. Manajer menengah dapat pula menjabat
sebagai projek manajer (manajer proyek) yang bertanggung jawab mengimplementasikan
berbagai kebijakan yang telah di buat oleh manajemen puncak.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
sama maupun bekerja perorangan sehingga manajer mampu bekerja secara harmonis ketika
dalam suatu kelompok dan tangguh tatkala bekerja secara individu yang memang menjadi
tanggung jawab pribadi manajer.
Keahlian lainnya ialah mampu mengkonsep segala sesuatu mulai dari mengkonsep suatu
rencana yang akan dilaksankan; maupun mengkonsep suatu permasalahan yang bersifat abstrak
dan kompleks sehingga permasalahan yang sedang terjadi dapat dekatahui inti permasalahannya
dan permasalahan yang belom terjadi dapat dicegah sedini mungkin dan seminimal mungkin .
Dan yang paling terakhir ialah keahlian dalam mengatasi segala macam masalah baik masalah
personal; masalah teknis; lingkungan dan kebijakan-kebijakan sepihak, dimana keahlian problem
solver ini bersumber dari kemampuan mengkonsep suatu permasalahan sehingga masalah yang
menerpa dapat segera teratasi, semakin mampu mengkonsep masalah masalah beserta
solusinya dapat dipastikan kesuksesan mampu dicapai.
Sumber daya organisasi terdari fisik (seperti tanah; mesin/atau alat kerja; bangunan
kendaraan dan lain-lain yang bersifat dapat dilihat mata), dan Non Fiksi ialah segala sesuatu
yang tidak dapat dilihat secara kasat mata seperti karyawan; nama baik; kualitas produk yang
baik serta berkelanjutan; intelektual karyawan yang unggul; hubungan harmonis antar karyawan
dengan manajemen; dan kondisi kondisi yang menguntungkan perusahaan (organisasi).
Manajemen disni terdiri dari 3 (tiga) yakni Top Manajemen; Middle Manajemen dan
Bottom/Firstline Manajemen dimana ketiga kategori ini adalah dalam satu wadah dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, namun masing masing kategori tingkatan memiliki maksud dan
tujuan tertentu dimana Top manajemen adalah Pihak penentu serta perumus kebijakan; Target
tujuan serta strategi pencapaian; dan penentu keputusan dalam menjalankan roda organisasinya.
Middle manajemen ialah pihak yang berwenang sebagai penerima kebijakan dan penerapan
kebijakan serta sebagai pihak pengendali untuk memastikan kebijakan top menejemen selalu
dipenuhi dan first linner manajemen adalah pelaksana atau pengguna kebijakan dalam
melaksanakan tugasnya.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
(1950) memopulerkan
konsep fungsi
fungsi manajemen
sumber daya manusia pada tempatnya (Right Man on the right place and on the right
time) sesuai dengan Fit and Proper test.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
d.
tepat, sehingga yang diperintah tidak akan mengalami kegagalan pelaksanaan dalam
melaksanakan perintah.
e.
segala roda kemudi perusahaan untuk selalu tetap dalam jalur yang tepat sehingga
menambah kesempatan untuk menumbuh kembangkan target pencapaian perusahaan
secara maksimal dan efektif.
3. Jelaskan dan sebutkan Peran peran manajerial:
Jawab:
a. Interpersonal Roles : figure roles sebagai contoh secara keseluruhan bagi seluruh
jajaran; leader roles sebagai pemimpin yang ideal bagi seluruh jajaran and liaison
roles sebagai pihak yang mampu berhubungan/atau berkomunikasi dengan seluruh
jajaran secara tepat dan terukur.
b. Informational Roles: Mampu memberikan segala kepastian informasi demi
keharmonisan
roda
perusahaan
sehingga
informasi
yang
kekinian
yang
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
BAB 2
SUMBER DAYA YANG DIKELOLA MANAGER
Suatu kegiatan manajemen dikatakan efektif apabila kegiatan manajemen tersebut dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan pencapaian tujuan dikatakan efisien apabila
dalam aktivitas pencapaian tujuan tersebut, perusahaan mengeluarkan sumber daya organisasi
dalam jumlah paling minimum
A.
Peter Drucker menyebutkan adanya sejumlah tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
melalui pengelolaan sumber berikut :
1. Market Standing
Manajer
sedemikian rupa sehingga produk yang mereka hasilkan dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan maka
perusahaan akan memperoleh pendapatan penjualan (sales revenue) dan laba (profit).
Pendapatan penjualan diperoleh dari hasil perkalian antara harga produk dengan
kuantitas produk yang terjual (Sales Revenue (SR) = P x Q dimana P = Price (harga) dan
Q = Quantity (jumlah barang yang dijual). Sedangkan laba (profit) merupakan selisih
antara pendapatan penjualan yang diterima perusahan dengan biaya tetap (fixed cost atau
FC) dan biaya variabel (variable cost atau VC) atau Laba = SR (FC+VC).
Sebagai contoh apabila penjualan produk rokok merek A mencapai 10 miliar per
tahun, sedangkan penjualan produk rokok secara keseluruhan pada tahun tersebut
mencapai angka 100 miliar, maka produk A dikatakan memiliki pangsa pasar sebesar
10% (10/100x100%).
2. Innovation
Inovasi berkaitan dengan penciptaan nilai (value creation) yang akan memberi
konsumen kepuasan lebih besar untuk setiap Rupiah yang dibelanjakan. Dalam hal ini
harus diingat bahwa konsumen sebagai pembeli bersedia menukar uang yang mereka
miliki dengan barang dan jasa, karena barang dan jasa tersebut memiliki nilai (value).
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Oleh sebab itu tujuan bisnis yang ingin dicapai melalui inovasi adalah menciptakan nilai
pada suatu produk.
3. Physical and financial resources
Apabila perusahaan dapat memperoleh sumber daya fisik (physical resouces
seperti bahan baku) yang lebih murah dibanding pesaing, maka perusahaan memiliki
peluang besar dibanding pesaing untuk memperoleh struktur biaya yang lebih rendah.
4. Profitability
Bila perusahaan memiliki profitabilitas (Profitability) yang memadai, perusahaan
memiliki peluang untuk mempertahankan keberlanjutan usahanya begitupun sebaliknya.
5. Manager Performance and Development
Kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan terus-menerus keahlian
manager adalah melalui pelatihan (training) dan pengembangan (development).
6. Worker perfomance and attitude
Selain manajer, sumber daya manusia yang hanya memperoleh perhatian besar
dari perusahaan adalah para karyawan. Satu hal yang penting yang harus diketahui oleh
perusahaan selain masalah kinerja kerja karyawan adalah sikap para karyan terhadap
pekerjaan dan juga perusahaan.
Sikap karyawan terhadap perusahaan antara lain dipengaruhi oleh kondisi kerja
dan kompensasi yang diterima oleh para karyawan. Oleh sebab itu untuk kepentingan
jangka panjang, perusahaan harus membuat tujuan yang spesifik berkaitan dengan
pemeliharaan dan pengembangan karyawan agar karyawan-karyawan tersebut dapat
bekerja dengan baik.
7. Public Responsibility
Pengelolaan sumber daya organisasi dalam kerangka pelaksana usaha, harus
memiliki tanggung jawab sosial seperti memajukankesejahteraan masyarakat, mencegah
terjadinya polusi, menciptakan lapangan kerja,dan sebagainya.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
perusahaan
(sustanable
dikatakan
competitive
memiliki
advantage)
keunggulan
bila
bersaing
perusahaan
yang
mampu
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
agar
mampu
memenuhi
dan
menguasai
kebutuhan
pasar
dengan
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
hasil samping produksi dan limbah dapat dijadikan sumber pemasukan kepada
perusahaan.
d. Profitability dimana mengelola sumber daya untuk mencapai keuntungan secara
berkelanjutan dan lebih baik lagi mampu berkembang secara tumbuh dan kembang.
e. Manager performance dan development dimana mengelola sumber daya dengan
tujuan mengambangkan kualitas jajaran manajemen demi mencapai tujuan yang
menguntungkan.
f. Worker performance and attitude dimana mengelola sumber daya karyawan dalam
hal sikap dan tingkah laku dalam lingkungan kerja maupun luar lingkungan kerja
dimana performa dan sikap karyawan dipengaruhi beberapa faktor, disinilah tujuan
mengelola sumber daya dengan formula yang adil dan berimbang demi keberlanjutan
perusahaan.
g. Public Relation dimana mengelola sumber daya pada seluruh stakeholder terutama
pihak pihak yang sangat mempengaruhi laju organisasi perusahaan. Sehingga bila
mengelola dengan tepat dan sesuai kondisi dapat dipastikan menuai keuntungan
disaat diperlukan.
Tujuan lainnya ialah mengelola keuntungan dalam persaingan, maksud dan tujuannya
disini bila perusahaan telah memiliki keuntungan yang sustainable (berkelanjutan) dan memiliki
nilai lebih dengan perusahaan lainnya dalam waktu yang cukup lama sehingga perusahaan dapat
sedikit mengurangi kekhawatiran terhadap pesaing.
Tujuan pengelolaan sumber daya terdiri beberapa klasifikasi antara lain:
1. SDM Sumber Daya Manusia, sudah tentu SDM sangatlah mempengaruhi roda organisasi
perusahaan, karena unsur manusia sangatlah mutlak dan tidak dapat digantikan
sepenuhnya oleh alat. Sehingga pengelolaan manusia adalah Utama.
2. Keuangan dikelola sedemikian rupa agar dapat menjalankan perputaran keuangan dengan
stabil dan sesuai penggunaan yang efektif dan efisien. Sehingga pengelolaan keuangan
adalah salah satu bagian vital yang tidak dapat dilakukan secara sederhana namun
memerlukan perencanaan pengelolaan keuangan yang matang dan bijak.
3. Mesin mesin, mengelola alat alat kerja adalah sama pentingnya dengan mengelola
manusia namun sifatnya optional dan penuh perhitungan. Dimana manfaat mengelola
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
mesin mesin atau alat alat kerja dengan benar dan baik akan mampu mendongkrak
produksi atau menstabilkan produksi suatu perusahaan.
4. Teknologi Tinggi, mengelola teknologi disini adalah mengelola suatu alat kerja / mesin
dengan menilai suatu perkembangan teknologi yang sudah terkini sehingga mampu
menilai secara financial dan waktu terkait perlu tidaknya menganti teknologi lama
menuju teknologi baru.
5. Bahan Baku, mengelola bahan baku dengan baik dan benar sangatlah penting karena
dengan demikian mampu menghemat waktu produksi; menjaga kualitas produksi dan
meningkatkan nilai kompetitif di pasaran.
6. Pasar, mengelola pasar termasuk bagian dari ujung tujuan akhir perusahaan dimana
kemampuan menilai pasar, distribusi ke pasar dan keinginan pasar sangatlah penting
karena sehebat apapun kualitas produk bila mana tidak ada pasarnya akan menjadi suatu
pemborosan yang nyata.
7. Informasi, mengelola informasi disini adalah mengelola informasi segala aspek yang
mempengaruhi segala bagian dari manajemen dan perusahaan lebih lebih aspek
peraturan dan informasi dari stakeholder yang mampu mempengaruhi keberlangsungan
perusahaan.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
SOAL SOAL
a. Sebutkan tujuan pengelolaan sumber daya Organisasi! dan mengapa?Tolong dijelaskan.
Tujuan utama pengelolaan ialah agar pencapaian tujuan tertentu suatu perusahaan dapat
dicapai secara efektif dan efisien.
Macam macam tujuan pengelolaan sumber daya berdasarkan beberapa aspek antara
lain:
a. Tujuan Penguasaan Pasar dimana dengan mengelola sumber daya dengan segala daya
upaya
agar
mampu
memenuhi
dan
menguasai
kebutuhan
pasar
dengan
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
a. SDM Sumber Daya Manusia, sudah tentu SDM sangatlah mempengaruhi roda organisasi
perusahaan, karena unsur manusia sangatlah mutlak dan tidak dapat digantikan
sepenuhnya oleh alat. Sehingga pengelolaan manusia adalah Utama.
b. Keuangan dikelola sedemikian rupa agar dapat menjalankan perputaran keuangan dengan
stabil dan sesuai penggunaan yang efektif dan efisien. Sehingga pengelolaan keuangan
adalah salah satu bagian vital yang tidak dapat dilakukan secara sederhana namun
memerlukan perencanaan pengelolaan keuangan yang matang dan bijak.
c. Mesin mesin, mengelola alat alat kerja adalah sama pentingnya dengan mengelola
manusia namun sifatnya optional dan penuh perhitungan. Dimana manfaat mengelola
mesin mesin atau alat alat kerja dengan benar dan baik akan mampu mendongkrak
produksi atau menstabilkan produksi suatu perusahaan.
d. Teknologi Tinggi, mengelola teknologi disini adalah mengelola suatu alat kerja / mesin
dengan menilai suatu perkembangan teknologi yang sudah terkini sehingga mampu
menilai secara financial dan waktu terkait perlu tidaknya menganti teknologi lama
menuju teknologi baru.
e. Bahan Baku, mengelola bahan baku dengan baik dan benar sangatlah penting karena
dengan demikian mampu menghemat waktu produksi; menjaga kualitas produksi dan
meningkatkan nilai kompetitif di pasaran.
f. Pasar, mengelola pasar termasuk bagian dari ujung tujuan akhir perusahaan dimana
kemampuan menilai pasar, distribusi ke pasar dan keinginan pasar sangatlah penting
karena sehebat apapun kualitas produk bila mana tidak ada pasarnya akan menjadi suatu
pemborosan yang nyata.
g. Informasi, mengelola informasi disini adalah mengelola informasi segala aspek yang
mempengaruhi segala bagian dari manajemen dan perusahaan lebih lebih aspek
peraturan dan informasi dari stakeholder yang mampu mempengaruhi keberlangsungan
perusahaan.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
BAB 3
PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN
Berdasarkan seorang pemikir manajemen mahzab perilaku yakni Mary Parker Follet
(Daft And Marcic, 2007) menegaskan bahwa pada dasarnya manajemen adalah, the art of
getting things done through people (seni menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang lain).
Sejak kapan manusia mempraktikkan manajemen ?pertanyaan ini sulit untuk dijawab dengan
pasti. Tetapi, diperkirakan manusia sudah mempraktikkan manajemen ribuan tahun yang
lalu.Sebagai contoh, bangsa Mesir kuno yang hidup 5000 tahun yang lalu telah berhasil
membangun piramida.Salah satu piramida besar yang ada di Mesir dibangun untuk menghormati
raja-raja Cheop.Pembangunan piramida tersebut diperkirakan membutuhkan tenaga kerja
sebanyak 100.000 orang dan penyelesaiannya memerlukan waktu 20 tahun (Kreitner, 2007:
32).Pencapaian yang luar biasa tersebut diduga kuat merupakan hasil dari sebuah manajemen
yang sangat cermat.
Praktik manajemen di Indonesia juga diperkirakan sudah berlangsung selama ratusan
tahun yang lalu.Hal tersebut bisa dilihat dari pencapaian budaya bangsa Indonesia dimasa lalu
yang berhasil membangun Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Candi ini
diperkirakan didirikan sekitar tahun 824 masehi oleh para penganut Budha Mahayana pada masa
pemrintahan wangsa Syailendra.
Kendati praktik manajemen sudah dilaksanakan sejak ratusan atau ribuan tahun yang lalu,
namun berbagai peradaban masa lalu tersebut belum berhasil mensistematisasi manajemen
menjadi sebuah kumpulan pengetahuan sistematis yang akan melahirkan disiplin ilmu
manajemen (Lawrence, 1984). Studi manajemen secara sistematis merupakan hal yang baru dan
dapat dikatakan bahwa kajian akademik terhadap ilmu manajemen merupakan produk abad ke20.
Berikut ini akan dijelaskan berbagai pendekatan yang digunakan dalam disiplin ilmu
manajemen. Pendekatan tersebut adalah :universal process approach, operational approach,
behavioral approach, system approach, dan contingency approach.
A. Universal Proces Approach
Pendekatan proses universal merupakan pendekatan yang paling tua dan paling popular
di dalam pemikiran manajemen (Kreitner, 2007 : 34). Pendekatan ini dikenal pula sebagai
pendekatan fungsional (funcsional approach).Pendekatan ini didasari oleh dua asumsi
utama.Pertama, meskipun tujuan perusahaan memiliki keragaman, namun proses inti
manajemennya adalah sama untuk seluruh organisasi tersebut. Kedua, proses manajemen secara
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
universal dapat disederhanakan menjadi sekumpulan fungsi dan prinsip yang saling
berhubungan.
Salah seorang tokoh terkemuka tentang pendekatan proses universal adalah Henry
Fayol. Pada tahun 1916 Henry Fayol menerbitkan buku berjudul Administration Industrielle et
Generelle, yang kemudian menjadi sebuah buku klasik di dalam pemikiran ilmu manajemen.
Pada awalnya Fayol adalah seoran insinyur dan belakangan menjadi administrator yang
sukses di sebuah perusahaan pertambangan dan metalurgi yang besar di Perancis. Berdasarkan
pengalamannya sebagai manajer di perusahaan ini, Fayol berkeyakinan bahwa pekerjaan manajer
dapat dibagi ke dalam lima fungsi yang mencerminkan tanggung jawab manajer. Kelima fungsi
tersebut adalah planning, organizing, commanding, coordinating, dan controlling.
Untuk menjalankan kelima fungsi tersebut, manajer membutuhkan sejumlah prinsip dalam
pengelolaan organisasi yang dinyatakan oleh Fayol sebagai 14 prinsip manajemen, yaitu:
1. Division of works (pembagian kerja). Pembagian kerja memungkinkan suatu pekerjaan
dapat dilaksanakan dengan baik sehingga akan memperoleh hasil yang baik.
2. Authority (wewenang). Yaitu hak untuk memerintah bawahan.
3. Discipline (disiplin). Yaitu sikap patuh terhadap aturan organisasi yang harus dimiliki
oleh manajer maupun karyawan.
4. Unity of Command (kesatuan perintah). Perintah hanya dari satu atasan agar karyawan
terhindar dari kebingungan didalam melaksanakan tugas.
5. Unity of Direction (kesatuan arah). Usaha yang dilakukan harus dikoordinasikan dan
difokuskan kepada suatu tujuan yang sama.
6. Subordination of individual interest to the general interest (meletakkan kepentingan
umum diatas kepentingan pribadi).Harus meletakkan kepentingan organisasi diata
kepentingan pribadi sehingga tidak terjadi perbedaan kepentingan (conflict of interest)
yang akan menghambat tujuan organisasi.
7. Remuneration (penggajian). Setiap karyawan harus dibayar secara wajar sesuai dengan
kontribusi yang mereka beikan bagi organisasi.
8. Centralization (pemusatan wewenang). Agar pemberian perintah dapat berjalan dengan
efektif, dibutuhkan pemusatan wewenang.
9. Scalar chain (rantai scalar). Menunjukkan rantai komando yang tergambar didalam
struktur organisasi formal.
10. Order (keteraturan). Menunjukkan penataan orang dan material secara teratur di tempat
kerja.
11. Equity (keadilan). Manajer harus memperlakukan karyawan dengan adil untuk
memperoleh loyalitas.
12. Stability and tenure of personnel (stabilitas tenaga kerja). Perusahaan harus berupaya
mempertahankan karyawan yang memiliki kinerja baik.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
13. Initiative (inisiatif). Manajer harus merangsang karyawan untuk memikirkan rencana
dan melaksanakan rencana tersebut.
14. Esprit de Corps (menghormati korps).Manajer dan karyawan harus menghormati
organisasi tempat dimana dia bekerja.
B. Operational Approach
Pendekatan ini bertujuan meningkatkan efisiensi produksi, memangkas terjadinya
pemborosan serta meningkatkan mutu.(Kreitner, 2007).Memasuki abad ke -21, pendekatan ini
sering juga disebut sebagai scientific management, management science, operation research,
production management dan operation management.
Peletak dasar pendekatan operasional atau scientific management adalah Frederick
Winslow Taylor.Pendekatan ini dinamakan scientific management karena Taylor menerapkan
kaidah-kaidah ilmiah dalam kegiatan manajemen produksi untuk menggantikan praktik
tradisional yang berdasarkan kebiasaan (rule of thumb).
Pemikiran Taylor mengenai scientific management, tertuang didalam karyanya yang
terkenal The Principles of Scientific management yang terbit pada tahun 1911. Taylor memulai
gerakan scientific managementdalam empat bidang kajian, yaitu: standardisasi (standardization),
studi waktu dan tugas (time and task study), seleksi sistematis dan pelatihan (systematic selection
andtraining), dan pembayaran insentif (pay insentives).
Standardisasi (standardization). Proses pembuatan standar dilakukan melalui suatu observasi
yang cermat.
Studi Waktu dan Tugas (Time And Task Study). Untuk meningkatkan efisiensi kerja, Taylor
melakukan studi waktu dan gerak untuk mendeteksi berbagai kekeliruan didalam bekerja yang
dilakukan menurut kebiasaan.
Seleksi Sistematis Dan Pelatihan (Systematic Selection And Training).Hasil penelitian yang
dilakukan Taylor menunjukkan bahwa melalui seleksi karyawan yang tepat guna mengerjakan
pekerjaan tertentu dan memberikan kepada mereka pelatihan yang dibutuhkan dapat
meningkatkan produktivitas kerja secara signifikakan.
Pembayaran Insentif (Pay Insentives).Berdasarkan
hasil pengamatannya, Taylor
menyimpulkan bahwa setiap pemberian upah tradisional yang memberikan upah dengan besaran
tetap untuk setiap unit yang dihasilkan tidak dapat memotivasi karyawan untuk mencapai
produktivitas yang lebih tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, Taylor memberlakukan sistem
pengupahan differensial untuk setiap unit produk yang dihasilkan (differential piece-rate plan).
Dengan menerapkan differential piece-rate plan, perusahaan taylor mampu meningkatkan
produktivitas karyawan. Sedangkan menurut pasangan suami istri Frank Gilbert dan Lilian
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Gilberth bahwa kurangnya produktivitas para karyawan bukan berasal dari sifat pekerjaan yang
monoton, melainkan karena pihak manajemen kurang memiliki perhatian terhadap para
karyawan.Kesimpulan ini merupakan salah satu tonggak bagi lahirnya pendekatan baru dibidang
manajemen yang disebut behavioral approach.
C. Behavioral Approach
Sebagaimana pendekatan manajemen lainnya, pendekatan perilaku merupakan suatu
pendekatan yang mengalami perkembangan secara evolusioner.Tokoh penting yang dianggap
memberikan kontribusi paling besar bagi berkembangnya pendekatan perilaku adalah Elton
Mayo.Bermula dari sebuah penelitian yang dimulai tahun 1924, para peneliti pada saat itu ingin
mengetahui pengaruh berbagai kondisi kerja terhadap produktivitas karyawan.Salah satu kondisi
kerja yang dimaksud adalah tingkat penerangan (illumination) di ruang pabrik.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada saat tingkat penerangan dinaikkan, maka terjadi pula peningkatan
produktivitas dan pada saat tingkat penerangan diturunkan bahkan sampai tingkat penerangan
paling minimum, produktivitas karyawan tetap menunjukkan peningkatan.
Setelah dilakukan investigasi secara intensif, akhirnya Mayo dan tim peneliti lainnya
menemukan bahwa peningkatan produktivitas terjadi karena para karyawan tersebut berinteraksi
dengan para peneliti yang memperlakukan mereka dengan baik, tidak seperti perlakuan para
mandor. Mayo dan peneliti lainnya menamakan efek ini sebagai Hawthorne Effect.Fenomena
ini membuka mata para peneliti untuk sampai pada satu kesimpulan bahwa peningkatan
produktivitas karyawan bukan hanya semata-mata diakibatkan oleh lingkungan fisik saja
melainkan dipengaruhi pula oleh faktor manusia.
Tokoh kedua yang memberi sumbangan bagi perkembangan pendekatan perilaku adalah
Mary Parker Follet.Dia berkesimpulan bahwa manajer lebih memerlukan upaya untuk
mengkoordinasi dan mengharmoniskan usaha yang dilakukan oleh kelompok, dibanding
pemaksaan apalagi penyiksaan terhadap para pekerja.
Follet berkeyakinan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang dinamis dan tidak
statis seperti yang dikonsepsikan oleh Taylor maupun Fayol. Follet berargumentasi bahwa
karyawan harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan apabila keputusan itu nantinya akan
mempengaruhi karyawan.
Tokoh ketiga yang memberikan kontribusi besar dalam mengembangkan pendekatan
perilaku adalah Douglas McGregor.Dia dikenal dengan Teori X dan Teori Y. Kedua asumsi
mengenai karyawan tersebut, dituangkan oleh McGregor dalam bukunya yang berjudul The
Human Side of Enterprise yang terbit pada tahun 1960 (Kreitner, 2007).
Teori X berasumsi bahwa bawahan kurang memiliki ambisi, menghindari tanggung jawab dan
lebih senang untuk diarahkan. Manajer yang memiliki kecenderungan menganggap karyawan
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
seperti itu, akan memilih untuk menerapkan gaya kepemimpinan otoriter dengan memerintahkan
bawahannya apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.
Teori Y berasumsi bahwa bawahan memiliki tanggung jawab, ambisi, dan menggunakan
imajinasi, kreativitas, serta keahlian mereka untuk memenuhi target pekerjaan yang telah
dibebankan kepada mereka. Manajer yang memiliki kecenderungan mempersepsi karyawannya
seperti Teori Y, akan lebih memilih gaya kepemimpinan partisipatori (participatory style),
melakukan konsultasi dengan bawahan, memperoleh pendapat mereka serta mendorong
bawahannya untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
D. System Approach
Tokoh utama pendekatan sistem adalah Chester I. Barnard. Di dalam bukunya The
Function of Executive yang terbit pada tahun 1938, Barnard memandang organisasi sebagai suatu
sistem kerja sama (cooperative system) merupakan suatu kumpulan yang terdiri dari komponenkomponen fisik, biologi, manusia secara pribadi dan sosial yang memiliki hubungan sistematis
dan bekerja sama untuk setidak-tidaknya mencapai tujuan yang jelas.
Pemikiran manajemen modern lainnya yang sangat dipengaruhi oleh pendekatan sistem
adalah pandangan bahwa organisasi seperti halnya manusia yang merupakan suatu sistem
terbuka, memiliki kemampuan untuk berpikir dan belajar. Dasar pemikiran ini membentuk apa
yang kemudian disebut sebagai knowledge management, yakni suatu inisiatif strategik yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mengeksploitasi berbagai ide yang berharga dari sumber daya
manusia, baik yang berasal dari internal organisasi maupun dari luar organisasi agar organisasi
dapat memperoleh keunggulan bersaing (Kreitner : 2007).
E. Contingency Approach
Pada tahun 1960-an, para manajer semakin sadar bahwa efektivitas berbagai gaya
manajemen bervariasi dan dipengaruhi oleh situasi. Fenomena ini melahirkan pendekatan baru
didalam manajemen yang disebut pendekatan kontingensi (contingency approach) atau disebut
juga situational approach.Pendekatan ini merupakan suatu upaya untuk menentukan praktik dan
teknik manajerial yang paling sesuai dengan situasi tertentu.Secara umum istilah kontingensi
memiliki arti pilihan dari suatu alternatif rangkaian tindakan.
Tokoh pemikir manajemen yang memberikan kontribusi bagi perkembangan pendekatan
kontingensi adalahFred Luthans (Kreitner, 2007).Luthans berpendapat bahwa munculnya
pendekatan kontingensi dalam ilmu manajemen bukanlah berarti bahwa pendekatan tradisional
mengenai manajemen adalah keliru, (Kreitner, 2007) melainkan berbagai pendekatan tradisional
tersebut sudah tidak memadai lagi untuk menjeaskan fenomena yang terjadi di era 1960-an.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Pendekatan kontingensi memiliki arti tersendiri dalam kajian ilmu manajemen dan
memperoleh dukungan bukti-bukti empiris yang kuat. Hal ini antara lain disebabkan manajemen
bukanlah merupakan ilmu yang pasti. Oleh sebab itu berbagai persoalan seperti gaya
kepemimpinan apa yang harus dijalankan seorang manajer, struktur organisasi bagaimana yang
cocok untuk perusahaan maupun strategi apa yang harus dipilih oleh perusahaan, semuanya
sangat bergantung kepada situasi disaat keputusan dibuat.
F. Kesimpulan
1. Universal Approach(Approach Functional )
Pendekatan secara universal atau pendekatan fungsional ialah pendekatan secara
menyeluruh terhadap segala faktor faktor dari berdirinya manajemen dimana berujung
pada satu tujuan yakni pencapaian target. Sehingga pendekatan ini akan memaparkan
pada masing faktor yang terdiri dari fungsi Planning; organizing; commanding;
coordinating and controlling.
2. Operational Approach (Pendekatan Operasional)
Pendekatan Operasional berawal dari perusahaan manufaktur yang berfokus dan
menitikberatkan kegiatan produksi, dimana pendekatan operasional lebih tepat bila
menitik beratkan pembuatan standar bahan baku sampai dengan standar bahan siap jual
ke pasar; Menganalisa tata cara produksi hingga mampu efektif secara waktu dan tenaga;
menitikan pelatihan untuk meningkatkan produktifitas perusahaan dan penambahan
Insentif untuk memacu motivasi bekerja.
3. Behavior Approach
Pendekatan sikap ialah pendekatan manajemen terhadap karyawan yang lebih humanis
atau lebih manusia, dimana menitik beratkan psikologi dan empati karyawan sehingga
dengan ini tidak menyebabkan konflik yang tidak menguntungkan kedua belah pihak.
Pendekatan secara psikologi dan menilai kondisi lingkungan dimana kondisi lingkungan
secara fisik dapat mempengaruhi produktifitas. Pendekatan sikap arti lainnya ialah
meletakan kepercayaan perusahaan sebagian untuk menerapkan konsep pemikirannya
dengan syarat tanpa harus melenceng dari Visi Misi dan strategi perusahaan.
4. System Approach
Salah satu sifat manusia ialah bersosialisasi ke seluruh manusia dimana manusia tidak
dapat terpisahkan pada suatu sistem kehidupan masyarakat; lingkungan dan alam itulah
yang dinamakan pendekatan sistem. Pendekatan sistem lebih menitik beratkan pada
pendekatan kesesama karyawan dan lingkungan alam sekitar sehingga mampu
menumbuhkan rasa inisiatif dalam diri masing masing karyawan.
5. Contingency Approach
Pendekatan situasional ialah pendekatan yang dilakukan sesuai situasi kondisi terkini
terhadap karyawan dan pemangku stakeholder. Pendekatan situasional disini
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
pemutakhiran teori teori pendekatan yang lalu sehingga pendekatan situasional jelas
memiliki unsur unsur terdahulu guna menjadikan manajemen yang ideal dan sesuai
kondisi terkini saat mengambil suatu keputusan. Teori ini menjadi ideal dikarenakan
manajemen adalah ilmu yang dinamis bukan statis.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
SOAL SOAL
1. Apa tujuan dari mempelajari perkembangan Ilmu Manajemen?Jelaskan!
Jawab:
Tujuan utama mempelajari Perkembangan ilmu manajemen ialah untuk menentukan
pendekatan manajemen seperti apa yang paling ideal dan tepat dalam menjalan roda
organisasi suatu perusahaan. Sehingga pencapaian suatu cita cita perusahaan akan
segera dapat dicapai dengan segera.
2. Jelaskan dan sebutkan macam macam pendekatan manajemen dalam pengelolaan suatu
organisasi!
Jawab:
Pendekatan Universal Pendekatan secara keseluruhan aspek unsur unsur
tersusunnya rantai organisasi sehingga diharapkan menjadikan fungsi perusahaan yang
ideal.
Pendekatan Operasional Yaitu pendekatan lebih kespesifik ke salah satu keahlian
ilmu tertentu yang bermanfaat untuk peningkatan produktifitas produksi sehingga lebih
mendalami efesiensi dan efektifitas dalam melakukan kegiatan produksi. Akan lebih
cocok melakukan peningkatan ketrampilan dengan pelatihan kepada karyawan yang
ditunjuk.
Pendekatan Sikap Yaitu pendekatan secara human dan menitik beratkan ke rasa dan
asa (empati & simpati) lebih spesifiknya ialah pendekatan psikologis tiap tiap karyawan
terhadap manajemen sehingga timbul harmonis antar satu sama lain dan diharapkan
mampu menimbulkan rasa inisiatif dalam melakukan suatu pekerjaan. Dan meletakan
kepercayaan kepada karyawan sehingga karyawan merasa difasilitasi untuk beraktualisasi
dengan syarat tidak keluar dari jalur visi misi strategi dan tujuan utama perusahaan.
Pendekatan Sistem Yaitu pendekatan yang menitik beratkan kepada sesama
karyawan; lingkungan masyarakat sekitar dan kondisi lingkungan secara fisik dan
tersistem, tersistem disini dikarenakan saling terkait dan membutuhkan satu sama lain,
sehingga bila terjadi penyimpangan akan menjadikan penyimpangan sistem itu sendiri,
dengan demikian rasa inisiatif karywan akan timbul dan meningkatkan produktifitas.
Pendekatan Situasional salah satu metode pendekatan yang paling terkini dan paling
mutakhir dalam penerapannya. Karena segala unsur unsur teori pendahulu turut serta
menjadi kerangka dasar pendekatan situasional, sehingga menjalankan roda organisasi
tidak terjadi tumpang tindih dan keseteraan tugas serta tanggung jawab masing masing.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
BAB 4
LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Disiplin ilmu manajemen telah mengadopsi beberapa pendekatan dari disiplin ilmu lain
yang lebih mapan seperti fisika. Dalam teori fisika sistem merupakan kumpulan dari beberapa
bagian yang berjalan secara independen tetapi saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Melalui adospi pendekatan sistem yang berasal dari ilmu fisika ke dalam teori
manajemen, maka lahirlah pendekatan sistem. Pendekatan ini telah mengubah cara pandang
terhadap organisasi dengan menganggap organisasi sebagai suatu sistem terbuka yang akan
memperoleh pengaruh dari lingkungannya seperti halnya sistem terbuka yang lain. Adopsi
pendekatan sistem ke dalam teori manajemen telah melahirkan konsep baru yang kemudian
dikenal dengan nama konsep lingkungan perusahaan ( business environment ).
Pengelompokan terhadap lingkungan perusahaan secara sistematis mulai dilakukan oleh
Dill (Bourgeois, 1980) yang membagi lingkungan perusahaan ke dalam dua kategori, yaitu
lingkungan umum (general environment) dan lingkungan tugas (task environment).Baik
lingkungan umum maupun lingkungan tugas, kedua-duanya merupakan lingkungan luar
perusahaan (external environment).Selain memiliki lingkungan eksternal, perusahaan juga
memiliki lingkungan internal (internal environment) dimana sumber daya organisasi perusahaan
berada. Kedua jenis lingkungan perusahaan ini akan mempengaruhi perusahaan yang dikelola
oleh para manajer dalam mencapai tujuan.
A. Lingkungan Eksternal Perusahaan
Menurut Duncan (1972) yang dimaksud dengan lingkungan eksternal perusahaan
(external business environment) adalah berbagai faktor yang memiliki kekuatan (forces) dan
dapat mempengaruhi perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan dapat memberikan ancaman
(threats) yang akan menghambat tujuan perusahaan. Selain itu, dapat pula memberikan sejumlah
peluang (opportunities) dan apabila perusahaan dapat memanfaatkan berbagai peluang tersebut,
maka perusahaan berpeluang untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Lingkungan eksternal
perusahaan dibagi ke dalam dua kategori yakni lingkungan umum (general environment) dan
lingkungan tugas (task environment).
1. Lingkungan Umum Perusahaan. Grant (1999) menyebutkan bahwa lingkungan umum
perusahaan terdiri atas berbagai faktor seperti nilai-nilai sosial (social value), taraf
pendidikan (educational), politik, ekonomi, hukum, demografi, lingkungan, sumber daya
alam, dan teknologi.Value-based Management (2001) menyebut analisis terhadap
lingkungan umum perusahaan ini sebagai PEST Analysis yang mencakup analisis
terhadap political factors, Economic factors, Social factors, dan Technological factors.
Selain analisis PEST, saat ini telah banyak perusahaan yang menggunakan analisis
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
melakukan analisis rantai nilai akan dapat mengidentifikasi di bagian aktivitas manakah (apakah
primary activities ataukah supported activities). Perusahaan masih dapat melakukan perbaikan
struktur biaya sehingga akan mempengaruhi margin perusahaan.
Sumber daya dan kapabilitas perusahaan dikatakan memiliki kekuatan dibanding pesaing
apabila penggunaan sumber dayadan kapabilitas tersebut dapat menjadikan perusahaan lebih
unggul dibanding pesaing.Misalnya perusahaan memiliki keunggulan dari sisi biaya produksi.
Keunggulan biaya yang dimiliki oleh perusahaan memungkinkan perusahaan memperoleh
margin lebih besar dibanding pesaing, sekalipun perusahaan dan pesaing menetapkan harga jual
produk yang sama.
E. Kesimpulan
1. Perusahaan yang bergerak dalam bidang apapun baik perusahaan profit maupun sosial
haruslah memperhatikan gejolak lingkungan perusahaan, memperhatikan secara
internal maupun eksternal. Gejolak yang harus diperhatikan ialah prinsip SWOT
seperti diterangkan pada bab sebelumnya dan menitik beratkan pada solusi ancaman
langsung tidak langsung jangka panjang dan pendek.
2. Dengan memahami dan mampu menerapkan Lingkungan Perusahaan beserta analisa
lingkungan perusahaan, dapat dipastikan segala ancaman dan bayang bayang
bencana kerugian tidak akan berdampak pada suatu perusahaan, kemampuan
manajemen dalam hal lingkungan haruslah terus diasah dengan cara mengikuti
perkembangan informasi dalam segala bidang seperti kondisi politik serta hukum,
kondisi ekonomi, kondisi sosial masyarakat, dan perkembangan teknologi sehingga
terpaan segala macam ancaman dapat diselesaikan dari segala penjuru kesempatan.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
1.
2.
3.
4.
SOAL SOAL
Tujuan memahami lingkungan perusahaan?Jelaskan beserta alasannya!
Jawab:
Tujuan memahami lingkungan perusahaan ialah untuk mengenal lebih jauh lingkungan
seperti apa yang mampu mempengaruhi keberlangsungan roda organisasi perusahaan,
lebih memahami sifat sifat lingkungan perusahaan beserta dampak penting serta
dampak gentingnya dalam terhadap perusahaan.
Tujuan memahami analisa lingkungan perusahaan? Dan Jelaskan!
Jawab:
Tujuan utamanya ialah untuk mampu menilai gejala gejala yang terjadi di lingkungan
perusahaan, baik lingkungan internal perusahaan maupun eksternal perusahaan sehingga
membantu manajemen untuk mengambil keputusan dalam menjalankan roda kemudi
perusahan.
Sebutkan macam macam lingkungan perusahaan beserta penjelasannya!
Jawab:
Lingkungan Internal yakni lingkungan yang masih bisa dijangkau oleh kewenangan
kewenangan manajemen dan relatif dapat dikendalikan atau bahkan dicegah dampaknya.
Lingkungan Eksternal yakni lingkungan yang relatif tidak dapat dikendalikan oleh
kewenangan perusahaan dan memerlukan daya upaya yang ekstar untuk menghindari
dampak penting terhadap perusahaan.
Sebutkan unsur unsur lingkungan Internal perusahaan?dan Jelaskan!
Jawab:
Unsur unsur lingkungan Internal perusahaan Yaitu terdiri dari:
a. Lingkungan Capabilitas perusahaan (Pemegang Kewenangan) yakni kemampuan
perusahaan mengkoordinasikan; memanfaatkan dan mengendalikan secara efektif dan
efisien segala sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
b. Lingkungan Resources perusahaan ialah segala sumber yang dimiliki seperti memiliki
karyawan Middle manajemen dan firstlinner yang unggul pada masing masing
tanggung jawab; memiliki segala alat-alat kerja yang selalu dikembangkan pada
pemutakhiran terkini; memiliki sumber bahan baku kualitas tinggi dan harga
kompetitif; memiliki nama baik perusahaan dan merk yang reputasinya baik.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
BAB 5
MANAJEMEN PARA PEMANGKU KEPENTINGAN
A. Konsep Stakeholder (Pemangku kepentingan) Perusahaan.
Melalui pengakuan terhadap berbagai elemen di lingkungan luar perusahaan yang
akan berpengaruh terhadap efektivitas pencapaian tujuan, para peneliti di Stanford Research
Institute (SRI) memperkenalkan konsep stakeholder pada tahun 1963 (Freeman dan Reid,
1983 : 89) yang mula-mula merujuk kepada pengertian :
those groups without support the organization would cease to exist
(berbagai kelompok tertentu yang tanpa dukungan mereka perusahaan akan berhenti).
Freeman (1983 : 46), mendifinisikan stakeholder sebagai setiap kelompok atau
individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan.
Stakeholder mencakup para pemegang saham (share owners), para karyawan (employees), para
pelanggan (customers), para pemasok (suppliers), para pemberi pinjaman (lenders) dan
masyarakat luas (society).
Berbagai gerakan yang terjadi selama tahun 1960-an sampai 1970-an, seperti : gerakan
untuk menuntut hak-hak sipil (civil rights), gerakan anti perang, gerakan konsumerisme
(consumerism), gerakan aktivis lingkungan hidup (environmentalism) dan gerakan untuk
memperjuangkan hak-hak perempuan (womens right).Ansoff (Freeman dan Reid, 1983)
menekankan pentingnya pengelolaan perusahaan untuk menyeimbangkan berbagai klaim yang
bertentangan dari para stakeholder terhadap aktivitas yang dilakukan perusahaan.Sedangkan
Dill (Freeman dan Reid, 1983) menekankan pentingnya memperhitungkan peran yang dapat
dilakukan stakeholder dalam mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh manajer perusahaan.
Menyadari adanya realita baru hubngan antara perusahaan korporasi dengan
stakeholder, Freeman dan Reed (1983 : 91) mengajukan du rumusan stakeholder, yakni :
1. The Wide Sense of Stakeholder(Stakeholder dalam arti luas)
Stakeholder adalah kelompok maupun individu-individu yang dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan atau mereka yang dipengaruhi oleh kegiatan
perusahaan pada saat perusahaan mengejar tujuannya.Yang termasuk stakeholder ini mencakup
: kelompok kepentingan publik, kelompok yang melakukan aktivitas protes (protest group),
pegawai pemerintah, asosiasi perdagangan, pesaing, serikat pekerja dan juga karyawan,
pelanggan pada segmen tertentu dan pemegang saham.
2. The Narrow Sense of Stakeholder (Stakeholder dalam arti sempit)
Perusahaan memiliki ketergantungan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya kepada stakeholder ini yang terdiri dari kelompok-kelompok tertentu maupun
individu-individu tertentu.Yang termasuk stakeholder ini adalah karyawan, pelanggan pada
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
segmen tertentu, pemasok tertentu, pegawai kunci di pemerintahan, kreditur tertentu, dan
pemegang saham.
B. Klasifikasi Pemangku Kepentingan (Stakeholders)
Berdasarkan kedudukan stakeholders dalam pengelolaan perusahaan, Jones (1995)
membagi stakeholders kedalam dua kategori, yaitu :
1. Inside Stakeholders
Terdiri dari orang-orang yang memiliki kepentingan dan tuntutan terhadap
sumber daya perusahaan serta berada di dalam organisasi perusahaan.Yang termasuk
kategori ini adalah :
a. Pemegang Saham (Shareholders) adalah pemilik perusahaan, apabila perusahaan
berbentuk perseroan terbatas.Untuk perusahaan persekutuan (partnership), pemilik
perusahaan adalah para sekutu yang melakukan penyetoran modal. Sedangkan bagi
perusahaan perorangan (single proprietorship), pemilik usahanya adalah pengusaha itu
sendiri yang melakukan investasi dengan menanggung seluruh risiko usaha yang
dijalankan.
b. Para Manajer (Managers) merupakan pekerja perusahaan yang bertanggungjawab
untuk mengoordinasi berbagai sumber daya organisasi dan memastikan bahwa tujuan
tujuan perusahaan dapat tercapai. Kontribusi para manajer terhadap perusahaan
adalah berupa berbagai kemampuan dan keahlian yang digunakan untuk mengelola
perusahaan agar dapat memperoleh keuntungan dari peluang-peluang usaha dan
meminimalisasi risiko dari berbagai ancaman usaha (threats). Berbagai bentuk
imbalan seperti gaji, bonus, maupun saham dan kepuasan psikologis yang mereka
peroleh dari kegiatan mengelola perusahaan, akan mendorong para manajer untuk
menunjukkan kinerja terbaik.Sebaliknya apabila imbalan dan kondisi kerja yang ada
tidak menarik, kemungkinan manajer tersebut akan pimdah ke perusahaan yang lain.
c. Karyawan (Workforce) meliputi seluruh pekerja nonmanajer (nonmanagerial
employess), memiliki serangkaian tugas yang harus dilakukan sesuai dengan uraian
jabatan (job description) yang telah ditentukan oleh perusahaan.Kontribusi karyawan
terhadap perusahaan adalah melalui pelaksanaan berbagai tugas dan kewajiban yang
telah diberikan kepada mereka, dengan menggunakan berbagai kemampuan dan
keahlian yang mereka miliki.Motivasi karyawan untuk melakukan tugas dengan baik
memiliki hubungan dengan tingkat imbalan (reward) dan hukuman (punishment) yang
digunakan perusahaan untuk mempengaruhi kinerja mereka.
2. Outside Stakeholders
yaitu orang-orang maupun pihak-pihak (constituencies) yang bukan pemilik
perusahaan, pemimpin perusahaan dan bukan pula karyawan perusahaan, tetapi memiliki
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
kepentingan terhadap perusahaan dan/ atau dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang
dilakukan oleh perusahaan. Yang termasuk kategori ini adalah :
a. pelanggan (customers)merupakan kelompok outside stakeholders yang paling
besar jumlahnya.Pelanggan bersedia menukar uang yang mereka miliki dengan
produk yang dihasilkan perusahaan, selama mereka beranggapan bahwa jumlah
uang yang mereka bayarkan untuk membeli produk perusahaan minimal sebanding
bahkan lebih kecil dibandingkan dengan manfaat atau kepuasanyang akan mereka
terima melalui konsumsi produk perusahaan.
b. pemasok (suppliers), semakin tinggi tingkat persaingan antar industri, semakin
penting pula peran pemasok bagi perusahaan.Melalui pasokan input yang bermutu
disertai harga yang kompetitif, perusahaan dapat menghasilkan produk dengan
kualitas dan harga yang bersaing. Hal ini akan meningkatkan minat beli konsumen
terhadap produk perusahaan, sehingga akan turut meningkatkan permintaan
perusahaan terhadap bahan baku.
c. pemerintah (government) dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
menerapkan berbagai produk perundang undangan yang baru dan mempengaruhi
perusahaan.Contoh diberlakukannya undang undang Lingkungan hidup yang baru
yang akan memberikan dampak besar bagi perusahaan yang bergerak dalam
berbagai industri seperti industri properti, pertambangan, perikanan dan lainlain.Contoh tersebut memperlihatkan besarnya kekuasaan yang dimiliki oleh
pemerintah sebagai pihak yang memiliki kepentingan terhadap operasionalisasi
perusahaan.
d. Para kreditor (creditors) menyediakan sumber daya keuangan untuk digunakan
didalam kegiatan perusahaan. Sebagai imbalan terhadap dana yang di pinjamkan ke
perusahaan, pihak bank mengharapkan bunga.Para kreditor sangat berkepentingan
terhadap kinerja keuangan yang sehat dari suatu perusahaan.
e. serikat pekerja (unions), para pekerja bersedia untuk bekerja di perusahaan karena
mereka memiliki kepentingan. Misalnya mereka menginginkan gaji dan jenjang
karier yang menarik. Di sisi lain perusahaan juga mempekerjakan para pekerja
karena perusahaa memiliki kepentingan, yaitu ingin mendapatkan produktivitas dan
loyalitas dari para pekerja dengan biaya yang murah.Perbedaan kepentinga antar
pekerja dan pengusaha tersebut menimbulkan konflik,jika tidak diselesaikan
dengan adil (fair) dapat mengakibatkan kerugian di kedua belah pihak.Oleh sebab
itu keberadaan serikat pekerja yang profesional dibutuhkan baik oleh pihak pekerja
maupun pengusaha.
f. komunitas lokal (local communities), memiliki kepentingan yang sangat besar
terhadap keberadaan dan kelangsungan perusahaan di daerahnya. Hal ini terjadi
karena perusahaan memberi mereka lapangan kerja, pendapatan, dan perbaikan
standar hidup.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
g. masyarakat umum (general public) akan merasa senang apabila produsen dalam
negeri dapat menyaingi produsen asing. Hal ini tidak mengherankan karena
kemakmuran suatu negeri memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan
keberhasilan perusahaan-perusahaan domestiknya untuk menyaingi perusahaanperusahaan asing.Masyarakat umum suatu negara juga menginginkan agar
perusahaan melakukan aktivitas bisnisnya dengan memenuhi tanggung jawab sosial
(social responsibility), dan mengharapkan perusahaan untuk menahan diri dari
berbagai tindakan yang akan mengakibatkan kerugian terhadap stakeholders.
h. Media memiliki kepentingan terhadap perusahaan, karena dunia bisnis merupakan
pemasang iklan utama maupun aktivitas promosi lainnya, yang sangat menunjang
kelangsungan bisnis media. Selain itu perusahaan merupakan sumber berita yang
sangat bagi media massa.
i. Asosiasi Perdagangan dan industri (Trade and Idustry Associations)dapat
memberikan pengaruh terhadap operasional perusahaan terutama apabila
operasional suatu perusahaan bertentangan dengan kepentingan asosiasi.Asosiasi
Penjualan Langsung Indonesia (APLI) menentang praktik permainan uang (money
game) yang dilakukan perusahaan berkedok Multilevel Marketing (MLM) karena
kegiatan money game dapat merugikan citra perusahaan yang melakukan kegiatan
MLM.
j. Pesaing (Competitors)sangat berkepentingan terhadap perencanaan maupun
tindakan strategik yang dilakukan perusahaan.Peluncuran produk baru perusahaan
yang memiliki ciri-ciri produk lebih unggul dibandingkan pesaing, dapat
mengakibatkan berpindahnya pelanggan pesaing menjadi pengguna produk
perusahaan.Suatu kenyataan empiris bahwa pada dasarnya sebagian besar penduduk
dunia masih memiliki daya beli yang rendah sehingga mereka akan lebih memilih
produk berharga murah.
k. Pedagang Besar dan Pengecer (Wholesaler and Retailers), saluran pemasaran
seperti distributor, wholesaler maupun retailer membantu perusahaan dalam
menyalurkan produk perusahaan kepada para pelanggan. Mereka berharap agar
perusahaan senantiasa menghasilkan produk dengan kualitas baik, harga yang
bersaing dan melalukan aktivitas promosi produk.
l. Kelompok kelompok Aksi Sosial dan Politik (Social and Political Action
Groups), berbagai elemen masyarakat semakin kritis dalam menanggapi berbagai
aksi yang dilakukan perusahaan yang melakukan kegiatan usahanya dengan
mengabaikan tanggung-jawab sosial. Misalnya, Bank Indonesia sebagai bank
sentral mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan dalam kasus bail-out Bank
Century karena bank tersebut memiliki rasio kecukupan modal (capital adequacy
ratio) dibawah ketentuan Bank Indonesia (8%), tetapi tetap memperoleh dana
penyertaan.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
C. Stakeholder Management
Para stakeholder memiliki kepentingan atau tuntutan yang riil dan dapat mendukung atau
menghalangi perusahaan dalam mencapai tujuannya.Selain itu, perusahaan dapat membuat
keputusan yang memiliki dampak bagi para pemangku kepentingan.Oleh karena itu,
perusahaan harus mengelola hubungan mereka dengan para pemangku kepentingan agar
tujuan perusahaan dapat tercapai.Stakeholder management menunjukan bagaimana
perusahaan mengelola hubungan dengan para stakeholdernya serta membuat berbagai
keputusan yang dapat meminimalisasi dampak buruk keputusan perusahaan terhadap para
pemangku kepentingan, dimana keputusan tersebut bertujuan meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan.
Berman,Wicks, Kotha dan Jones (1999 : 488 494) mengidentifikasi adanya dua model
stakeholder management, yang sekaligus menunjukan orientasi manajemen perusahaan
dalam mengelola para pemangku kepentingan,kedua model tersebut adalah :
1) Strategic stakeholder management model
Model ini didasari oleh suatu asumsi bahwa tujuan paling akhir dari suatu
korporasi adalah keberhasilan korporasi tersebut di pasar. Oleh sebab itu
perusahaan harus mengelola para stakeholder sebagai bagian dari lingkungan
perusahaan untuk memastikan agar perusahaan dapat memperoleh pendapatan
(revenues) dan laba sesuai dengan target yang telah ditentukan sehingga korporasi
dapat memberikan pengembalian yang memadai bagi para pemegang saham.
Pemberian perhatian terhadap berbagai masalah oleh para stakeholder
akan membantu perusahaan menghindari berbagai pembuatan keputusan yang
dapat mengakibatkan para pemangku kepentingan tersebut mengambil tindakan
yang bersebrangan dengan keputusan perusahaan, sehingga akan menghambat
perusahaan didalam mencapai tujuannya. Mayoritas konsumen Indonesia yang
beragama islam memiliki perhatian yang sangat besar terhadap halal tidaknya
makanan yang mereka konsumsi, sehingga akan memberikan reaksi yang negatif
terhadap produk maupun perusahaan yang menggunakan bahan makanan yang
memiliki substansi haram. Sehingga stakeholder management yang baik tidak
akan menggunakan bahan substansi tersebut.Tetapi karena korporasi merupakan
unit ekonomi yang didirikan dengan tujuan memaksimalkan laba, maka
stakeholder management harus di pandang sebagai tujuan untuk mencapai tujuan
akhir, yakni laba maksimum.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
SOAL SOAL
1. Apakah yang dimaksud dengan pemegang/pemangku stakeholder (kepentingan) dan apa
korelasi dengan Lingkungan Perusahaan dan dimana letak perbedaannya?Jelaskan!
Jawab:
Pemangku kepentingan ialah pihak pihak yang mampu mempengaruhi kewenangan dan
keberlangsungan suatu perusahaan sehingga korelasinya Lingkungan perusahaan Yakni
area/wilayah dimana yang mempengaruhi kewenangan perusahaan dalam menjalankan
organisasinya dan dapat membawa dampak, baik itu dampak positif maupun dampak
negatif. Bedanya hanya di area dan pemegang kepentingan.
2. Mengapa harus mempelajari manajemen para pemangku kepentingan (stakeholder)?
Jelaskan!
Jawab:
Dengan mempelajari manajemen para pemangku kepentingan yaitu agar mampu
menganalisa maksud dan tujuan para pemangku kepentingan baik pemangku kepentingan
internal perusahaan dan eksternal perusahaan sehingga mampu meminimalisir dampak
yang tidak diinginkan dari kebijakan pemangku kepentingan. Selain agar mampu
mengendalikan dampak kebijakan pemangku kepentingan yang mampu menerpa
ketahanan perusahaan.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
BAB 6
PERENCANAAN
A. Pengertian Perencanaan
Perencanaan (planning) merupakan suatu proses untuk menetapkan di awal
berbagai hasil akhir (end results) yang ingin dicapai perusahaan di masa mendatang.
Antara kegiatan perencanaan dengan hasil akhir terdapat jeda waktu (time lag), dimana
semakin panjang rencana maka jeda waktu antara perencanaan dengan hasil akhir
semakin besar dan derajat ketidakpastian pencapaian hasil tersebut juga semakin
meningkat, dan sebaliknya.
Perencanaan sendiri dapat didefinisikan merumuskan hasil utama diawal langkah
menggerakan roda organisasi perusahaan dengan menyertakan cara cara untuk
mencapai hasil dan menyiapkan segala kebijakan untuk menanggulanginnya.
Jangka waktu perencanaan juga sangat dipengaruhi oleh jenis industri dimana
perusahaan beroperasi. Bagi perusahaan yang bergerak di industri software komputer,
perencanaan jangka panjang akan memiliki durasi waktu 3 tahun atau kurang karena
insuatri ini sangat cepat perubahannya. Sebaliknya bagi perusahaan penambang minyak
yang perubahan teknologinya relatif stabil, perencanaan jangka panjang bisa memiliki
horison waktu di atas 5 tahun.
B. Berbagai Pendekatan dalam Kegiatan Perencanaan
Terdapat dua landasan teori untuk melihat pelaksanaan peran manajer dalam
mengelola suatu perusahaan. Landasan teori tersebut adalah :
1.
Market Teory.Dikemukakan oleh Chamberlain (Welsch, et.al., 1988).
Menurut teori ini, setiap keputusan yang diambil oleh manajer pada dasarnya
merupakan keputusan reaktif (reactive decision) terhadap berbagai perkembangan
yang terjadi dilingkungan perusahaan. Sehingga menurut pandangan teori ini,
manajer hanyalah aktor yang bertindak menurut perkembangan pasar.
2.
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Evolutionary mode
Manjaer bukanlah semata mata sebagai pemikir yang reflektif tetapi pada
berbagai kesempatan manajer merupakan pemikir yang reaktif serta
menyesuaikan rencana dan keputusan yang dibuat tanpa henti dengan
perubahan yang terjadi dilingkungan perusahaan.Menurut Mintzberg, pada saat
manajer mengembangkan strategi, manajer lebih berperan laksana seorang
seniman pengrajin (crafter) yang menhasilkan benda benda seni. Pada saat
mereka membuat rencana, mereka memiliki proses merasa (sensing) terhadap
perubahan lingkunganyangsedang terjadi dan melakukan adaptasi rencana
perusahaan secara evolusioner terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.
C. Hierarki Perencanaan
Koontz dan Weihrich (1988) menggambarkan keterkaitan rencana antara berbagai
jenis rencana yang dibuat perusahaan dalam bentuk hierarki rencana (hierarchy of plans).
Dalam hal ini Koontz dan Weihrich mengasumsikan bahwa tipe rencana yang lebih
bawah mengacu pada rencana yang tingkatnya lebih atas. Sebagai contoh tujuan
perusahaan akan mengacu kepada misi perusahaan. Demikian halnya strategi perusahaan
akan mengacu kepada tujuan perusahaan. Di puncak piramida hierarki terdapat misi
perusahaan sedangakan di tingkat paling bawah dari piramida terdapat budget.
D. Misi (Mission)
Misi bagi suatu perusahaan akan menggambarkan bisnis apa yang sedang dan
akan dijalankan oleh perusahaan serta tujuan kualitatif apa yang ingin dicapai perusahaan
melalui keberadaannya di bidang bisnis tertentu.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Menurut Peter Drucker (1968 : 66), misi dari sebuah perusahaan dirumuskan
untuk menjawab pertanyaan mendasar seperti : what is our business?, who is our
customer?, what does the customer buy?, what is value to the customer? dan
what will our business be ?.
Menurut Pearce dan Robinson (2005 : 26) menyebutkan beberapa pertanyaan
mendasar yaitu :
1. Why is this firm in business?
2. What are our economic goals?
3. What is our operating philosophy in term of quality, company image and
selfconcept?
4. What are our core competencies and competitive advantages?
5. What customers do and can we serve?
6. How do we view our responsibilities to stockholders, emplotees, communities,
environment, social issues, and competitors?
Pertanyaan misi dari Microsoft (David, 2007) menjawab beberapa pertanyaan
mendasar yang diajukan diatas :
Microsft`s mission is to create software for the personal computer that empowers
and enriches people in the workplace, at school and at home . . . . . As the world`s
leading software provider, Microsoft strive to produce innovative products that meet our
customers`s evolving needs. . . .
E. Visi (Vision)
Pernyataan visi menunjukan arh strategik perusahaan untuk mencapai berbagai
hasil di masa mendatang sehingga akan menuntun pengerahan sumber daya perusahaan
bagi pencapaian berbagai tujuan tersebut. Visi yang dibuat oleh perusahaan memiliki
kaitan yang sangat erat dengan misi perusahaan dalam arti arah strategik yang dinyatakan
didalam visi masih berada dalam lingkup usaha yang dijalankan oleh perusahaan.
Pertanyaan mengenai visi dan misi perusahaan harus diajukan sepanjang perjalanan
usaha. Dalam hal ini sudah menjadi praktik yang lazim bagi perusahaan besar untuk
melakukan evaluasi terhadap visi dan misi perusahaan setiap tahun (annually), karena
seiring perjalanan waktu perusahaan bisa saja mendapati dirinya berada didalam bisnis
yang keliru karena pendiri perusahaan mendirikan usaha hanya didasari oleh adanya
tren bisnis musiman yang memiliki daur hidup sangat pendek.Oleh sebab itu, sangatlah
penting bagi pengusaha untuk memperhatikan bisnis yang akan mereka jalankan apakah
bisnis tersebut memiliki landasan kebutuhan dan keinginan konsumen yang bertahan
lama.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
H. Kebijakan (Policy)
Didefinisikan sebagai guide to action.Merupakan suatu panduan umum yang akan
mengarahkan pembuatan keputusan yang akan diambil oleh para pembuat keputusan di
dalam perusahaan.Contoh kebijakan di beberapa perusahaan besar Amerika Serikat :
1. Kebijakan di Maytag Corporation.
Kebijakan ini dibuat untuk mendukung strategi maytag untuk bersaing dari sisi
kualitas dan bukan bersaing dari sisi harga.
2. Kebijakan di Intel.
Kebijakan ini mendukung strategi intel untuk menjadi pemimpin pasar dalam
prosesor computer.
3.
Kebijakan di GE.
Kebijakan ini mendukung strategi GE untuk menjadi nomor satu dalam
kapitalisasi pasar.
Tujuan dibuatnya kebijakan tersebut adalah untuk mengurangi adanya discretion
(pertimbangan pribadi) dimana diskresi berpotensi menjadikan keputusan yang dibuat
tidak konsisten(berbeda beda).
I. Prosedur (Procedures) dan Aturan (Rules)
Prosedur (Procedures)merupakan metode atau cara yang baku untuk melaksanakan
pekerjaan tertentu (Allen, 1990 : 147), agar pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan menurut
metode tertentu sehingga diperoleh hasil yang seragam.Contoh :Apabila setiap akuntan pada
berbagai unit usaha di dalam sebuah perusahaan korporasi memiliki cara sendiri2 didalam
menyusun laporan keuangan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk mendapatkan sebuah
neraca konsolidasi.
Aturan ( Rules) merupakan keputusan tetap untuk diterapkan pada masalah2 yang selalu
berulang dan penting bagi suatu komponen suatu perusahaan(Allen, 1990 : 153), selain itu juga
merupakan keputusan tetap yang diterapkan tanpa memperhatikan urutan waktu.
Contoh : Larangan untuk merokok yang diterapkan di lokasi Stasiun Pompa Bensi Umum
(SPBU) tidak memiliki urutan waktu, yakni larangan merokok itu diberlakukan baik pada
saat pegawai SPBU sedang maupun selasai mengisi bensin (selama mereka berada di lokasi
SPBU)
J. Program dan Anggaran (Budget)
Program merupakan serangkaian kegiatan yang memiliki durasi waktu tertentu serta
dibuat untuk mendukung tercapainya tujuan perusahaan, program memiliki waktu nulai dan
waktu selesai.Contoh :Program periklanan (advertising program) yang dilakukan oleh
perusahaan diawali dengan perumusan pesan iklan yang dapat dibantu oleh perusahaan
advertising (advertising agency) dan diakhiri dengan evaluasi pasca penempatan iklan di
media (penayangan iklan di TV,penyiaran iklan di radion dan lain-lain.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
SOAL SOAL
1. Jelaskan keterkaitan antara historical consideration dengan futuristic consideration
dalam pembuatan suatu rencana?
Jawab:
Keterkaitannya adalah pengambilan keputusan dan perencanaan pada masa lalu di
jadikan pengalaman untuk menentukan rumusan rumusan dan ketetapan tujuan rencana
dimasa depan sehingga risiko kegagalan bisa ditekan dan dikendalikan. Tingkat kepastian
masa depan memiliki 2 (dua) jenis yakni kepastian tinggi dan kepastian rendah sehingga
saat merencanakan tujuan di masa depan itu perlu dirumuskan rencana jangka pendek
untuk menggapai kepastian tinggi dan rencana jangka panjang untuk kepastian rendah.
Dengan demikian melalui rumusan rencana ini lah dapat menjalankan roda
usaha/organisasi selayaknya peta petunjuk yang telah dianalisa untuk mencapai
keberhasilan secara maksimal.
2. Jelaskan perbedaan asumsi antara market theory dengan Planning and control theory
dalam proses pembuatan perencanaan?
Jawab:
Asumsi teori pasar dengan teori pengendalian dan perencanaan pasar disini sama sama
mencoba menerka dan mengansumsikan masa depan untuk pencapaian kepentingan dan
pencapaian tujuan tertentu namun bedanya teori pasar (market theory) hanya murni
mempelajari kondisi pasar saja dan menuruti pasar tanpa mencoba mempengaruhi kondisi
pasar, jika teori pengendalian dan perencanaan (Planning and control theory) menerka
dan mengansumsikan masa depan dengan mengendalikan pasar yakni mempelajari
kondisi pasar saat ini lebih mendalam dan mencoba mempertahankan minat pasar dengan
segala macam strategi seperti promosi; iklan iklan dan diskon diskon atau lain lain,
lebih baik lagi merencanakan; menciptakan dan mengendalikan pasar baru untuk
pencapuan tujuan tertentu.
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
BAB 7
A. MANAJEMEN STRATEGIK
1. Pendekatan Pendekatan Pengembangan Strategi Perusahaan
Proses perencanaan akan mencakup didalamnya proses pembuatan tujuan (goal
making process), maupun proses pembuatan strategi (strategy making process) :
Jones & George, 2007;202
Pengembangan sejauh ini dapat didekati melalui 2 pendekatan yg berbeda (Fitzroy &
Hulbert, 2005), yaitu dengan menggunakan pendekatan The Structure-Conduct
Performance Approach & Resource Based Approach
a. Struktur, perilaku, dan kinerja atau biasa disebut S-C-P (Structure-ConductPerformance) Michael Porter : Competitive Strategy (1980) & Competitive
Advantage (1985, 1998).
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Enviromental scanning
Monitoring
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Evaluasi
Penyebaran informasi
Strategy formulation :
Mission
Objectives
Strategies
Policies
Strategy implementation :
Programs
Budgets
Procedures
Performance
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
perencanaan strategi dan kinerja. Dengan kata lain, ternyata bahwa perusahaan yang
menggunakan manajemen strategis akan memperoleh tingkat kinerja yang lebih
tinggi. Oleh karena itu manajemen strategis menjadi sangat penting.
Alasan lain berkaitan dengan perusahaan yang harus menghadapi segala bentuk
perubahan situasi. Perubahan tersebut dapat saja kecil dan tidak signifikan, tetapi
meskipun demikian, setiap perubahan harus tetap ditanggapi oleh manajer. Dengan
mengikuti proses manajemen strategis, manajer akan mempertimbangkan variabelvariabel yang relevan dalam memutuskan apa yang harus dilakukan dan bagaimana
melakukannya. Dalam proses manajemen strategik, manajer akan dapat lebih baik
dalam berhadapan dengan lingkungan yang serba tidak pasti.
Alasan terakhir, manajemen strategis menjadi penting karena terlibat dalam setiap
keputusan yang dibuat oleh manajer. Saat ini, banyak kejadian bisnis yang penting
dilaporkan dalam berbagai publikasi bisnis. Saat ini, manajemen strategik telah
berpindah, bukan lagi hanya pada perusahaan yang berorientasi laba, kepada lembaga
lembaga pemerintah, rumah sakit, dan organisasi organisasi nirlaba lainnya.
Menurut Wheelen dan Hunger ditemukan tiga manfaat utama dari manajemen strategi
yaitu (Wheelen dan Hunger, 1998, p.4):
Visi yang lebih jelas, fokus yang lebih tajam dalam strategi, serta pengertian yang
mendalam dalam lingkungan yang berubah secara cepat adalah tiga manfaat dari
manajemen strategi yang dirasakan oleh berbagai organisasi .
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
Pertumbuhan(growth)
Stabilitas(stability)
BUSINESS STRATEGY
FUNCTIONAL STRATEGY
Strategi marketing
Strategi keuangan
Strategi produksi
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016
Dosen:
Bapak Cahyani
UNIVERSITAS GRESIK
SOAL SOAL
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan manajemen strategik (strategic management)?
Jawab:
Ialah suatu perencanaan dan pengelolaan langkah langkah jitu serta spesifik dalam
mencapai suatu tujuan tertentu pada suatu organisasi. Dan biasanya lebih akuratnya setiap
langkah telah melalui proses evaluasi yang mendalam.
2. Jelaskan 3 (tiga) jenis strategi perusahaan berdasarkan tingkatan struktur organisasi yang
dimiliki perusahaan?
Jawab:
a. Corporate Strategy (Strategi Korporasi)
Ialah arah tujuan keseluruhan suatu perusahaan dalam arti apakah perusahaan akan
memilih strategi pertumbuhan (growth), strategi stabilitas (stability), atau bahkan
strategi pengurangan usaha (retrenchment), serta bagaimana pilihan strategi tersebut
disesuaikan dengan pengelolaan berbagai bidang usaha dan produk yang terdapat di
dalam perusahaan.
b. Bussiness Strategy (Strategi Bisnis)
Merupakan strategi yang dibuat pada level unit bisnis, divisi atau produk level dan
strateginya lebih ditekankan pada peningkatan posisi bersaing produk atau jasa
perusahaan di dalam suatu industri tertentu atau segmen pasar tertentu.
c. Functional Strategy
Merupakan strategi yang dibuat oleh masing masing fungsi organisasi perusahaan
(misalnnya strategi marketing, strategi keuangan, strategi produksi) dengan tujuan
menciptakan kompetensi yang lebih baik dibanding pesaing (distinctive competence)
sehingga akan meningkatkan keunggulan bersaing (competitive competence).
Oleh :
Aditya Mochamad Triwibowo
2015010027
Tahun Ajaran 2015/2016