Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat dijadikan
sebagai andalan dalam meningkatkan devisa negara. Sektor ini
merupakan industri yang dapat berkembang dan tahan terhadap
berbagai terpaan. Berdasarkan kondisi tersebut tidak mengherankan
apabila tiap daerah tujuan wisata berlomba dan berbenah diri. Sikap
kompetisi tersebut harus disikapi positif dengan semangat bersaing
yang semakin gigih dari berbagai pihak yang terkait dalam sektor ini.
Untuk menyikapi adanya faktor yang mampu mempengaruhi
adanya wisatawan yang dapat berkunjung diperlukan adanya informasi
yang akurat, efektif, dan efisien. Informasi tersebut bisa mudah
disampaikan dengan adanya figur yang mampu bekerjasama dengan
dinas terkait untuk membantu promosi wisata suatu daerah. Sosok
yang dirasa cukup mumpuni dalam mempromosikan pariwisata daerah
adalah duta wisata
Akan dirasa memprihatinkan bilamana ada suatu potensi wisata
yang mampu menjadi maju dan berkembang malah kurang
mendapatkan perhatian dari pubik maupun dari dinas terkait. Dengan
adanya ajang pemilihan duta wisata nantinya diharapkan terpilihnya

sosok yang mampu menjadi sorang promotor yang mampu


mempromosikan potensi wisata yang ada di daerah tersebut. Salah satu
ajang pemilihan duta wisata yang ada di Kabupeten Klaten adalah
Pemilihan Mas dan Mbak Klaten yang mana diharapkan memiliki
peran yang signifikan dalam memperkenalkan Pariwisata Kabupaten
Klaten,

dengan

permasalahan

tersebut

maka

penulis

hendak

menjelaskan tentang PERAN DUTA WISATA MAS DAN MBAK


KLATEN DALAM MEMAJUKAN PARIWISATA DI KABUPATEN
KLATEN
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tugas dan peran duta wisata Mas dan Mbak Klaten dalam
memajukan pariwisata yang ada di Kabupaten Klaten?
2. Kendala apa yang dihadapi dalam menjalankan tugas dan peran
sebagai duta wisata Mas dan Mbak Klaten?
3. Bagaimana pendapat masyarakat tentang peran duta wisata Mas
dan Mbak Klaten?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tugas dan peran duta wisata Mas dan Mbak
Klaten dalam memajukan pariwisata yang ada di Kabupaten Klaten
2. Mendiskripsikan permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan
tugas dan peran sebagai duta wisata Mas dan Mbak Klaten dan
mengetahui bagaimana pemecahan masalahnya dalam menghadapi
permasalahanya.

3. Mengetahui pendapat masyarakat mengenai tugas dan peranan duta


wisata Mas dan Mbak Klaten dalam memajukan pariwisata yang
ada di Kabupeaten Klaten
D. Manfaat
Penelitian ini mempunyai manfaat yang terbagi menjadi dua yaitu
manfaat praktis dan manfaat teoritis, yaitu:
Manfaat Praktis:
1. Untuk menerapkan displin ilmu yang telah penulis dapat baik di
luar maupun di dalam bangku kuliah.
2. Untuk menambah wawasan secara nyata dari apa yang telah diteliti
di lapangan
Manfaat Teoritis:
1. Dapat

memberikan

manfaat

bagi

Program

Studi

Vokasi

Kepariwisataan untuk memberikan referensi dalam pengkajian


figur-figur pariwisata.
2. Dapat menjadi bahan rujukan dan referensi untuk penelitianpenelitian yang relevan di masa yang akan datang.
E. Tinjaun Pustaka
Penelitian ini didasarkan pada kejadian yang ada di bidang
pariwisata di Klaten Jawa Tengah, dimana masing-masing daerah di
Jawa Tengah memiliki cara yang berbeda-beda untuk mempromosikan
dan mengenalkan daerahnya kepada masyarakat luas. Hampir setiap
daerah di Jawa Tengah memiliki agenda ajang pemilihan duta wisata.

Duta

wisata

tiap

daerah

mempunyai

cara

tersendiri

dalam

mempromosikan dan mengenalkan budaya daerahnya sehingga dapat


menarik wisatawan. Dampaknya objek-objek wisata, seni, budaya dan
pariwisata dapat bersaing dalam dunia pariwisata dan menjadi lebih
dikenal masyarakat luas. Oleh karenanya peran promosi dan
pemasaran dari petugas pengelola dinas pariwisata dapat terjembatani
oleh duta wisata. Peran dan tugas duta wisata sangat penting sebagai
figur informan maupun promotor untuk menarik wisatawan yang
berkunjung di obyek maupun atraksi wisata yang ada di daerahnya.
Berikut beberapa referensi dari penelitian-penelitian yang berkaitan
dengan tema Tugas Akhir saya ini:
Di dalam skripsi yang ditulis oleh Widaratih Kamiso (2008),
Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta Judul skripsinya adalah Pemilihan Dimas Diajeng Daerah
Istimewa Yogyakarta 1988-2005. Di dalam penelitianya tujuan utama
penyelenggaraan Dimas Diajeng Daerah Istimewa Yogyakarta adalah
memperkenalkan kembali pemakaian pakaian tradisional Jawa
kususnya Yogyakarta . Generasi muda kurang mengetahui cara
pemakaian pakaian tradisional dengan benar. Malahan, kadang-kadang
juga tidak mampu membedakan pakaian tradisional dari daerah
Yogyakarta dengan pakaian tradisional dari daerah Surakarta. Terlebih
lagi

mereka

juga

tidak

memperhatikandetail

perhiasan

yang

seharusnya dipakai bersamaan dengan pakaian tradisional Jawa

Yogyakarta. Dimas Diajeng Daerah Istimewa Yogyakarta dipilih


sebagai gelar duta pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta. Dimas
Diajeng adalah panggilan halus untuk saudara atau seseorang yang
lebih muda. Panggilan ini dipergunakan untuk menyapa seseorang
yang belum menikah. Sapaan yang halus Dimas Diajeng ini
diharapkan

dapat

merepresentasikan

kehalusan

budaya

Jawa,

khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta. Gelar Dimas Diajeng ini


tidak memberikan posisi dalam keraton tetapi menunjukan bahwa
seseorang memenangkan kompetisi dan dianggap mampu menjalankan
tugas sebagai duta pariwisata.
Di dalam skripsi yang ditulis oleh Riand Farisya (2011), Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Brawijaya
Malang

Judul penelitianya adalah Persepsi dan Konsep-Diri Duta

Wisata Berdasarkan Konsep Brain, Beauty, dan Behavior. Di dalam


penelitianya pemilihan duta wisata bertujuan untuk mencari ikon
pariwisata yang akan bekerjasama dengan dinas terkait untuk
membantu promosi wisata suatu daerah. Seorang yang dipilih sebagai
duta wisata diharapkan memenuhi persyaratan salah satunya memiliki
brain, beauty, dan behavior. Konsep brain, beauty, dan behavior
sebagai syarat yang harus dipenuhi seorang duta wisata tentunya akan
memberikan pengaruh terhadap pembentukan konsep-diri setiap orang
yang menjalankan peran sebagai duta wisata. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa pengertian dan pemahaman para informan terhadap

brain, beauty, dan behavior umumnya hampir sama, yaitu hampir


semua informan bisa menerima konsep ini sebagai dasar dalam
penilaian Pemilihan Duta Wisata.
Elisa Karlinda (2012) Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Judul skripsinya adalah
Rencana

Untuk

Memajukan

Kabupaten

Sukoharjo.

Dalam

penelitianaya dihasilkan bahwa duta wisata bertujuan melestarikan


budaya daerah.

Sekaligus sarana pengembangan potensi bakat,

kreativitas, kecerdasan para generasi muda untuk menjadi figur yang


dapat berperan dalam mempromosikan kekayaan seni, budaya dan
pariwisata serta menghilangkan citra sebagai pelengkap kegiatan atau
pajangan

saja.

Sebagai

duta

wisata,

selain

harus

mampu

mempromosikan dunia wisata daerahnya tetapi juga harus mampu


membantu pemerintah daerah mengajak warga untuk menjadikan
budaya aman, tertib, bersih, sejuk, indah ,ramah tamah, dan kenangan,
sesuai dengan Sapta Pesona yang akhirnya menghasilkan masyarakat
yang bersih, bermoral, serta bermental baik.
Dari ketiga referensi diatas maka dapat dirumuskan bahwa
seorang duta wisata diharapkan mampu menjadi ikon pariwisata yang
akan bekerjasama dengan dinas terkait untuk membantu promosi
wisata suatu daerah. Selain itu ajang pemilihan duta wisata juga
merupakan

sarana

pengembangan

potensi

bakat,

kreativitas,

kecerdasan para generasi muda untuk menjadi figur yang dapat

berperan dalam mempromosikan kekayaan

seni, budaya dan

pariwisata.
F. Landasan Teori
1. Pengertian Duta Wisata
Penyelenggaraan pemilihan duta wisata merupakan bagian integral
dari pembangunan dunia pariwisata serta pelestarian nilai-nilai seni
dan budaya nasional. Kriteria penilaian duta wisata senantiasa
ditingkatkan kualitasnya dengan menitik beratkan kepada keterpaduan
seluruh komponen penilaian secara menyeluruh. Hal itu menyangkut
perpaduan terbaik dari aspek-aspek yang mencakup pengetahuan
umum, pengetahuan sejarah dan kebudayaan, pariwisata, public
speaking, etika perilaku, penguasaan bahasa, dan pengembangan diri.
Duta wisata yang diharapkan dapat mewakili daerahnya dalam upaya
mempromosikan potensi wisata, juga diharapkan bisa menjadi sosok
yang kreatif, inovatif, percaya diri, berpengalaman, dan berjati diri.
Hal itu ditunjang oleh penampilan yang simpatik dan diarahkan untuk
menggapai terwujudnya generasi yang berkualitas, santun, dan
berdedikasi dalam melestarikan budaya, serta berperan aktif dalam
promosi pariwisata. Pengertian pariwisata menurut

Satriawan

(2013:39) Duta wisata adalah ikon atau figur pariwisata dan


kebudayaan yang terpilih setelah melewati serangkaian proses seleksi
yang dikemas dalam bentuk pemilihan yang diikuti oleh generasi muda
atau remaja. Duta wisata merupakan perpanjangan tangan pemerintah

dalam upaya memperkenalkan potensi pariwisata dengan tujuan dapat


meningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing,
pemilihannya dilakukan rutin setiap tahunnya dengan persyaratan
tertentu. Duta wisata adalah ikon pariwisata dan kebudayaan yang
terdiri dari sepasang anak muda yang terpilih setelah melewati
serangkaian rangkaian seleksi yang dikemas dalam bentuk pemilihan
dengan format serupa kontes kecantikan. Sedangakan Mas dan Mbak
Klaten adalah julukan bagi duta wisata yang mewakili pariwisata
kabupeten Klaten yang mengemban tugas sebagai informan dan
promotor wisata di Kabupeten Klaten ayang diharapkan mampu
mengenalkan dan mempromosikan pariwisata dan budaya di
Kabupaten Klaten.
2. Pengertian Promosi Pariwisata
Promosi wisata adalah komunikasi dalam pemasaran pariwisata.
Promosi Wisata memegang peranan penting dalam mengendalikan
pemasaran pariwisata. Promosi seharusnya berjalan dengan baik dan
secara berkesinambungan. Keberhasilan Promosi akan menghasilkan
daya

tarik

dan

motivasi

wisatawan

untuk

berkunjung

dan

mengeluarkan duit di daerah tujuan wisata yang mereka kunjungi.


Menurut

Gromang

(2003:151)

Dalam

buku

Manajemen

Kepariwisataan di Indonesia, promosi wisata beranjak dari prediksi


dan berkaitan dengan upaya memicu kemungkinan penjualan wisata.
Promosi wisata ini meliputi seluruh kegiatan yang direncanakan

termasuk dalamnya penyebaran informasi, iklan, film, brosur, buku


panduan, poster dan lain-lain. Promosi wisata adalah variabel kunci
dalam rencana strategi pemasaran pariwisata dan dapat dipandang
sebagai suatu unsur untuk menciptakan kesempatan-kesempatan
menguasai pasar. Unsur promosi yang digunakan disusun oleh
lingkaran terutama oleh keadaan atau kondisi permintaan wisatawan
Yoeti (2005:169) dalam buku Perencanaan Strategi Daerah Wisata.
3. Pengertian Marketing Public Relation
Marketing Public Relation pada prinsipnya adalah merupakan
suatu kegiatan yang terencana dan suatu usaha yang terus menerus
untuk

dapat

memantapkan

dan

mengembangkan

itikad

baik

(goodwill). Marketing Public Relation menunjukan adanya lalu lintas


informasi dua arah mengenai produk dan atau organisasi. Lebih dari
menyampaikan

informasi

Marketing

Public

Relation

juga

mengkomunikasikan segala konsep dan gagasan organisasi sehingga


dalam benak publik sasaran berkembang motivasi untuk melakukan
pembelian. Menurut Harris (1998:314) Marketing Public Relations
didefinisikan sebagai sebuah proses perencanaan, eksekusi, dan
evaluasi program-program yang mendorong atau menganjurkan
pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi yang kredibel
dalam menyampaikan informasi dan menciptakan impresi yang
mengidentifikasi perusahaan dan produknya dengan kebutuhan,
keinginan, perhatian, dan kepentingan konsumen. Pengertian konsep

10

marketing public relation tersebut secara garis besarnya terdapat


strategi untuk melaksanakan tujuan dalam mencapai goals. Strategi
marketing public relations adalah penggabungan antara kegiatan
marketing dan kegiatan public relations, dan menurut Philip Kotler
(1992:253) dalam pelaksanaan marketing public relations terdapat tiga
strategi penting yaitu pull strategy, push strategy,dan pass strategy,
yaitu:
1) Pull strategy yaitu suatu strategi perusahaan melalui public
relations yang harus memiliki dan mengembangkan kekuatan
untuk menarik perhatian konsumen.
2) Push strategy yaitu suatu strategi perusahaan dengan menggunakan
kekuatan untuk mendorong berhasilnya pemasaran.
3) Pass Strategy sebagai upaya untuk membujuk atau mempengaruhi
dan menciptakan

opini public yang menguntungkan bagi

keberhasilan pemasaran.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian yang saya lakukan yaitu sebagai berikut:
1. Pengamatan/ observasi langasung
Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan
Praktik Kerja dilapangan dilakukan selama 3 bulan terhitung dari
bulan Februari 2014 sampai bulan Mei 2014, di Dinas Kebudayaan
Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Klaten.

11

2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait seperti
pegawai DISBUDPARPORA Klaten dan kepada masyarakat
dengan memberikan beberapa pertanyaan.
3. Dokumetasi
Data yang diperoleh melalui media lain, seperti buku, internet,
artikel, dan lain-lain.
Dari metode penelitian yang digunakan oleh penulis diatas.
Prosedur penelitian yang dilakukan penulis adalah
a. Pada Tahap observasi atau pengamatan langsung, penulis
mendefinisikan masalah dengan cara mencari tahu tentang
apa yang menyebabkan adanya masalah yaitu dinas terkait
yaitu Dinas Pariwisata yang kurang memanfaatkan
pemenang pemilihan Mas dan Mbak Klaten selama ini.
b. Pada tahap wawancara penulis mencari tahu tentang tugas
dan peran Mas dan Mbak Klaten dengan melakukan
wawancara kepada Kepala seksi Pemasaran bidang
Pariwisata, pemenang pemilihan Mas dan Mbak Klaten
dari tahun 2011-2013, masyarakat Klaten.
c. Pada tahap Dokumentasi penulis mengumpulkan data-data
melalui artikel, buku, gambar, internet mulai dari akun
pribadi pemenang Mas dan Mbak Klaten dan akun resmi
duta wisata.

12

Hasil analisis data adalah Peran dan tugas Mas dan Mbak
Klaten belum dirasakan dampaknya secara signifikan. Hal ini terjadi
karena kurangnya kerjasama antar dinas terkait, duta wisata Klaten,
dan masyarakat Klaten. Penyebab lain adalah kurangnya kesadaran
masyarakat tentang dampak pariwisata dan Kesibukan ADWINDO
Klaten. Selain itu juga program keja dan acara-acara pariwisata dan
budaya yang cukum minim.
H. Sistematika Penulisan
BAB

I: Memaparkan atau berisi latar belakang, rumusan masalah,

tujuan, manfaat, tinjuan pustaka, landasan teori dan metode penelitian.


BAB II: Gambaran Umum Lokasi Praktik Kerja Lapangan.
Memberikan

gambaran

atau

mendiskripsikan

tentang

profil

DISBUDPARPORA di bidang Pariwisata Kabupaten Klaten


BAB III: Pembahasan. Menguraikan isi dari penelitian dalam
pemecahan rumusan masalah yang didapat.
BAB IV: Kesimpulan dan Saran

Anda mungkin juga menyukai