Anda di halaman 1dari 17

WARISAN PERADABAN KUNO DI INDONESIA DISERTAI BUKTI ATAU CONTOH

(BERUPA GAMBAR / FOTO)


A. PRASEJARAH DI INDONESIA
Awal jaman prasejarah adalah sejak bumi Indonesia didiami dan berakhir setelah
Indonesia mengenal tulisan. Prasasti yang paling tua adalah prasasti Kutai yang diperkirakan
ditulis pada abad ke-5 Masehi.

Meskipun dalam prasasti tersebut tidak disebutkan terakhir pembuatannya, akan tetapi
berdasarkan pada hasil penelitian maka diperkirakan prasasti tersebut dibuat pada abad ke-5
Masehi. Awal prasejarah tidak dapat diteliti melalui prasasti tetapi dapat diteliti melalui fosilfosil yang ditemukan terutama banyak ditemukan di pulau Jawa.

Fosil yang usianya paling tua yang ditemukan di pulau Jawa adalah phitecanthropus
mojokertensis dimana usianya diperkirakan sekitar 1,9 juta tahun.
Para ahli melakukan penelitian atas kehidupan manusia zaman prasejarah melalui
berbagai analisis. Kita dapat menelitinya dengan analisis hasil kebudayaan yang ditinggalkan.
Atau kita dapat meneliti kehidupan di zaman prasejarah melalui analisis corak kehidupannya.
Berdasarkan analisis hasil kebudayaan yang ditinggalkan, kehidupan zaman prasejarah
dibedakan menjadi dua, yaitu zaman batu dan zaman logam. Pembagian zaman tersebut tidak
menggunakan batas-batas waktu yang jelas untuk tiap-tiap zaman. Mungkin sekali zaman itu
berlangsung bersamaan, karena pengelompokan zaman tersebut berdasarkan benda-benda yang
ditemukan, misalnya zaman batu dan zaman logam
a) Zaman Batu
Zaman batu semua peralatan manusia dibuat dari batu. Zaman batu ini menurut
perkembangannya dibedakan menjadi 4, yaitu:
1. Zaman batu tua (palaeolithicum)
Pada zaman ini memiliki ciri-ciri khusus, yaitu:

Peralatan terbuat dari batu atau tulang yang masih kasar.

Jenis alat yang dipergunakan adalah kapak genggam, kapak perimbas dan alat serpih.

Manusia hidup mencari makan dengan meramu dan berburu.

Bertempat tinggal secara nomaden (berpindah-pindah).

Belum mengenal seni.

Peninggalan zaman batu tua

a. Kapak Perimbas Tipe


Setrikal

b. Kapak Penetak

2. Zaman batu madya (mesolithicum)


Zaman batu madya (mesolithicum) memiliki ciri-ciri khusus yang hampir sama dengan
zaman palaeolithicum. Namun, ada beberapa tambahan sebagai beriukut:
a. Ditemukan Kjokkenmoddinger, yaitu: bukit-bukit karang hasil sampah dapur.
b. Ditemukan Abris Sous Roche, yaiu gua-gua sebagai tempat tinggal.
c. Manusia zaman ini sudah mengenal seni yang berupa lukisan pada dinding gua. Lukisan ini
berbentuk cap tangan dan babi hutan.
d. Alat yang digunakan disebut peble atau kapak Sumatera.
e. Sudah mulai mengenal kepercayaan.
Peninggalan zaman batu madya :

3. Zaman batu muda (neolithicum)


Zaman ini merupakan revolusi pada masa prasejarah. Telah terjadi perubahan yang
mendasar pada corak kehidupan dan cara bertempat tinggal maupun peralatan hidupnya. Zaman
ini telah mengenal hasil-hasil kebudayaan sebagai berikut:
a. Peralatan sudah dihaluskan bahkan diberi tangkai.
b. Jenis alat yang diguakan adalah kapak persegi dan lonjong.

c. Pakaiannya terbuat dari kulit kayu. Perhiasannya terbuat dari batu dan manik-manik.
d. Telah bertempat tinggal menetap/sedenter.
e. Telah memiliki kemampuan bercocok tanam.
f. Telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme
Peninggalan zaman batu muda :

4. Zaman batu besar (megalithicum)


Disebut zaman batu besar karena hasil-hasil kebudayaan umumnya terbuat dari batu dalam
ukuran besar. Adapun hasil-hasil kebudayaan zaman ini adalah benda-benda berikut:
a. Menhir: yaitu suatu tugu yang terbuat dari batu besar. Biasanya menhir ini digunakan untuk
tempat memuja arwah leluhur.
b. Dolmen: yaitu meja batu yang digunakan untuk meletakkan sesaji.
c. Kubur batu: yaitu tempat menyimpan mayat. Kubur batu ini berbentuk persegi panjang, dan
terbuat dari lempengan-lempengan batu.
d. Waruga: adalah kubur batu yang berbentuk kubus.
e. Sarkofagus: adalah kubur batu yang berbentuk lesung. Sarkofagus terbuat dari satu batu.
f. Punden berundak: merupakan suatu bangunan yang terbuat dari batu. Batu-batu itu di susun
berundak-undak atau bertingkat.

Peninggalan zaman batu besar :

Selain itu juga terdapat jaman batu besar (megalithikum), tetapi megalithikum ini bukan
merupakan jaman melainkan kebudayaan yang berkembang terutama berkaitan dengan aspek
religi.
b) Jaman Logam
Pada zaman logam peralatan-peralatan yang digunakan manusia terbuat dari logam. Zaman
logam menurut perkembangannya dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Zaman perunggu
2. Zaman tembaga
3. Zaman besi
1. Zaman perunggu
Disebut zaman perunggu karena pada zaman ini dihasilkan perlatan kehidupan yang dibuat dari
perunggu. Peralatan itu dibuat dengan 2 macam teknik. Ada yang dibuat dengan teknik cetak
hilang (a cire perdue) dan ada yang dibuat dengan cetak ulang (bivalve). Peralatan kehidupan
yang dibuat dari bahan perunggu ini meliputi: Nekara, Moko, Kapak corong, Arca perunggu,
Bejana perunggu dan Perhiasan perunggu.

a. Nekara
Nekara adalah genderang besar yang terbuat dari perunggu. Biasanya digunakan sebagai alat
upacara untuk mengundang hujan. Nekara terbesar ditemukan di Bali. Sekarang nekara tersebut
disimpan di Pura Besakih. Nekara ini disebut The Moon of Pejeng.

Nekara dari perunggu


b. Moko
Moko merupakan genderang kecil terbuat dari perunggu. Biasanya digunakan sebagai alat
upacara keagamaan atau sebagai mas kawin.

c. Kapak corong
Kapak corong disebut juga kapak sepatu. Kapak itu terdiri dari berbagai ukuran. Ada yang
bertangkai panjang, ada yang melengkung ke dalam, dan ada yang cekung di pangkalnya.

d. Arca perunggu
Arca perunggu adalah arca yang terbuat dari perunggu. Bentuknya beraneka ragam seperti
bentuk orang atau binatang.

e. Bejana perunggu
Bejana perunggu mirip gitar Spanyol, tetapi tanpa tangkai. Pola hiasannya menggunakan hiasan
anyaman dan huruf J.

f. Perhiasan
Bentuk perhiasan ini berupa gelang tangan, gelang kaki, cincin dan kalung. Sebagian besar
perhiasan ditemukan sebagai bekal kubur.

2. Zaman tembaga
Indonesia tidak mengalami zaman tembaga. Hal ini dibuktikan dengan tidak ditemukannya
peninggalan-peninggalan benda tembaga purba di Indonesia. Setelah zaman perunggu, bangsa
Indonesia langsung memasuki zaman besi. Diperkirakan pada saat bangsa lain memasuki jaman
tembaga, Indonesia masih berada pada jaman neolithikum-megalithikum.

3. Zaman besi
Kebudayaan besi banyak menghasilkan benda berupa peralatan hidup dan senjata.
Senjata-senjata yang dihasilkan pada zaman besi ini adalah tombak, mata panah, cangkul, sabit
dan mata bajak. Benda peninggalan zaman besi ini diperkirakan cukup banyak, tetapi tidak
banyak ditemukan, karena sifat benda ini yang mudah berkarat. Banyaknya benda peninggalan
sejarah di atas menunjukkan bahwa nenek moyang kita sebagai bangsa yang memiliki daya
kreativitas tinggi.

Pembagian jaman prasejarah di Indonesia juga dibagi berdasarkan pada cara memenuhi
kebutuhan hidup atau berdasarkan system mata pencaharian. Berdasarkan system mata
pencaharian maka jaman prasejarah di Indonesia dibagi ke dalam :
Zaman berburu dan mengumpulkan makanan
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, di Indonesia sudah ada
usaha-usaha untuk bertempat tinggal secara tidak tetap di gua-gua alam, utamanya di gua-gua
paying, yang setiap saat mudah untuk ditinggalkan, jika dianggap sudah tidak memungkinkan
lagi tinggal di tempat itu.

1) Keadaan lingkungan
Api sudah dikenal sejak sebelumnya, karena sangat bermanfaat untuk berbagai keperluan
hidup, seperti untuk memasak makanan, sebagai penghangat tubuh, dan untuk menghalau
binatang buas pada malam hari.
Terputusnya hubungan kepulauan Indonesia dengan Asia Tenggara pada akhir masa
glasial keempat, terputus pula jalan hewan yang semula bergerak leluasa menjadi lebih sempit
dan terbatas, dan tenpaksa menyesuaikan din dengan lingkungan baru. Tumbuh-tumbuhan yang
mula-mula ditanam adalah kacang-kacangan, mentimuri, umbi-umibian dan biji-bijian, seperti
juwawut, padi, dan sebagainya.
2) Keberadaan manusia
Ada dua ras yang mendiami Indonesia pada permulaan Kala Holosin, yaitu
Austromelanesoid dan Mongoloid. Mereka berburu kerbau, rusa, gajah, dan badak, untuk
dimakan.
Di bagian barat dan utara ada sekelompok populasi dengan ciri-ciri terutama
Austromelanesoid dengan hanya sedikit campuran Mongoloid. Sedangkan di Jawa hidup juga
kelompok Austromelanesoid yang lebih sedikit lagi dipengaruhi oleh unsur-unsur Mongoloid.
Lebih ke timur lagi, yaitu di Nusa Tenggara sekarang, terdapat pula Austromelanesoid.
3) Teknologi
Ada tiga tradisi pokok pembuatan alat-alat pada masa Fos Plestosin, yaitu tradisi serpih
bilah, tradisi alat tulang, dan tradisi kapak genggam Sumatera Persebaran alatnya meliputi Pulau
Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua Alat tulang ditemukan di
Tonkin Asia Tenggara sedangkan di Jawa ditemukan di Gua Law Semanding Tuban, di Gua
Petpuruh utara Prajekait dan Sodong Marjan di Besuki. Kapak gengga Sumatera ditemukan di
daerah pesisir Sumater Utara, yaitu di LhokSeumawe, Binjai, dan Tamiang..
4) Masyarakat
Manusia yang hidup pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut,
mendiami gua-gua terbuka atap gua-gua payung yang dekat dengan sumber air atau sungai

sebagai sumber makanan, berupa ikan, kerang, siput, dat sebagainya. Mereka membuat lukisan
lukisan di dinding gua, yang menggambarkan kegiatannya, dan juga kepercayaan masyarakat
pada saat itu.

Jaman bercocok tanam


Kehidupan Manusia Purba pada masa bercocok tanam kadang lebih di kenal dengan
bahasa inggris yakni Food Producing, Setelah berlangsungnya kehidupan masa berburu dan
meramu lambat laun pola pikir manusia purba pun berubah, dari yang dahulunya Food Gathering
atau yang di kenal dengan Proses Mengumpulkan makanan mengalami perubahan pola hidup
menjadi Food Producing atau penghasil makanan. Lalu manusia purba melakukan kegiatan
Pertanian dan Juga perternakan setelah mereka tinggal di kampung kecil yang biasanya dekat
dengan Sumber air.
Manusia purba pada saat itu sudah tidak lagi hidup dengan cara berpindah-pindah tempat,
akan tetapi sudah mulai menetap(Semi Nomaden). Masyarakat purba pertanian ini di perkirakan
oleh para ahli Muncul pada zaman Mesolitikum dan manusia pendukungnya merupakan homo
sapiens yang berasal dari rumpun proto melayu yang terlah bermigrasi atau pindah di indonesia.
Sistem irigrasi ladang mereka masih sangatlah sederhana dan juga masih bergantung dari
kesuburan tanah dan air hujan. bila tanah pertanian sudah di anggap tidak subur maka mereka
akan mencari tempat yang masih subur untuk melakukan pertanian. Tradisi seperti ini masih
banyak kita jumpai sampai saat ini di Indonesia, seperti contoh nya di wilayah pedalaman
sumatra, kalimantan dan juga papua.

Dari kampung kampung kecil itulah kemudian lambat laun terbentuklah desa-desa yang
masih sangat sederhana dengan pertanian sebagai basis perekonomianya. pada masa ini sudah
adanya pemimpin yang di pilih untuk memimpin suatu desa tersebut, pemimpin pada masa itu
biasanya di pilih berdasarkan kekuatan Fisik, kewibawaan dan juga di segani serta mempunyai
kemampuan dalam memecahkan masalah dengan baik. pada masa bercocok tanam tingkat lanjut
manusia purba yang sebelumnya masih semi-menetap sudah berubah menjadi menetap(sedenter),
tinggal berkelompok dii suatu tempat menyerupai kampung dan mempunyai kemampuan untuk
membuat peralatan untuk menggosok-gosok sampai halus alat-alat yang di buatnya dari batu.
Mereka juga sudah memiliki kemampuan untuk membuat tembikar dan juga tentun yang sudah
semakin maju. Sebagian penemuan tembikar oleh para ahli, jika tembikar atau gerabah pada
beberapa tempat di gunakan sebagai bekal kubur, an juga sebagian lagi di temukan warna hitam
bekas api di bagian bawah tembikar, hal ini tentu saja menunjukan bahwa manusia purba pada
masa itu suah mengenal memasak makanan dengan menggunakan tembikar.

Sementara itu alat-alat batu pada masa itu yang sering di gunakan pada masa itu adalah
beliung persegi, belincung. Beliung persegi di gunakan untuk melubangi kayu dan membuat
ukiran. para ahli memperkirakan bahwa belincung di gunakan untuk membuat perahu dari batang
pohon. tiga alat tersebut di temukan di situs buni bekasi, Jawa Barat.
Di akhir masa Manusia purba juga terlihat sudah ada kepercayaan terhadap kekuatan
yang melebihi kekuatan manusia, mereka sudah percaya terhadap hal-hal ghaib ataupun Roh-roh
orang yang telah meinggal dunia bisa mempengaruhi kehidupan mereka. hal ini dapat kita lihat
dari posisi tengkorak yang menghadap ke suatu Gunung di dekat makan tersebut, Manusia purba
pada saat itu percaya bahwa gunung di anggap sebagai tempat tinggal para roh, agar roh-roh atau
kekuatan tersebut melindungi mereka dan tidak mendatangkan bahaya mereka melakukan
peroses pemujaan atau upacara.

Manusia Purba pada masa itu juga telah membuat bangunan-bangunan besar di tempat-tempat
yang di yakini sebagai tempat tinggal Roh, Misalnya di Gunung Gunung atau di Daratan Tinggi.
Jaman perundagian
Zaman perundagian disebut juga dengan zaman logam. Zaman ini merupakan salah satu
tahapan dalam perkembangan kehidupan manusia. Pada zaman ini manusia sudah mampu
membuat atau mengolah logam menjadi benda benda yang digunakan dalam kehidupan sehari
hari. Kebudayaan ini terpengaruh dari kebudayaan Dongson yang berasal dari Vietnam yang
masuk ke Indonesia sekitar tahun 500 SM.

Pada zaman ini, manusia purba sudah memiliki kehidupan sosial yang rapih. Mereka
sudah memiliki pembagian kerja yang jelas. Mereka juga memiliki sistem pemerintahan, yaitu
dengan menggunakan sistem Primus Interperes.
Kehidupan ekonomi mereka juga sudah sedikit lebih maju. Pada zaman ini mereka sudah
memiliki lahan yan tetap sebagai pertanian dan perkebunan. Sistem pengelolaan pertanian
mereka pun dikerjakan dengan lebih baik dibandingkan zaman zaman sebelumnya, meskipun
masih menggunakan alata alat dari bahan dasar batu batuan.
SISTEM KEPERCAYAAN
Pada zaman perundagian telah dikenal sistem kepercayaan. Mereka memuja roh roh
para leluhur. Hal ini sama dengan kepercayaan pada zaman batu, tetapi yang membedakan
adalah alat alat pemujaan yang terbuat dari bahan dasar perunggu. Manusia purba pada masa
ini melakukan sistem penguburan dengan menunjukan tingkatan sosial mereka. Orang orang
yang memiliki status sosial yang tinggi dimakamkan dengan upacara yang besar. Sedangkan
orang orang yang status sosialnya rendah dimakamkan tanpa upacara.
Mereka sering sekali melakukan upacara upacara atau ritual untuk melancarkan mata
pencaharian mereka, contohnya upacara khusus yang diadakan oleh masyarakat pantai. Mereka
menyembah kekuatan yang dianggap sebagai penguasa pantai. Penguasa inilah yang dianggap
sebagai pemberi kemakmuran bagi kehidupan mereka. Sementara itu, di daerah pedalaman atau
pertanian, upacara yang dilakukan adalah berupa persembahan persembahan hasil bumi dan
pertanian kepada kekuatan yang dianggap sebagai penyokong kehidupan mereka.
Masyarakat yang hidup di zaman logam telah memiliki nilai atau norma norma sosial,
sehingga mereka hidup dengan teratur. Selain itu, merek juga sudah terlibat, dengan kata lain
telah berinteraksi dengan kebudayaan kebudayaan asing. Hal ini bisa dilihat dari lukisan
lukisan yang ada pada alat alat yang dibuat dari logam.
Logam yang digunakan untuk membuat alat alat diolah dengan dua teknik, yaitu teknik
bivalve (setangkap) dan taknik a cire perdue (cetakan lilin). Teknik bivalve adalah teknik
mengolah logam dengan menggunakan dua cetakan yang terbuat dari batu dan dapat dirapatkan.
Pada cetakan tersebut diberi lubang pada bagian atasnya, kemudian logam cair dituangkan dari

lubang tersebut. Apabila logam cair telah mendingin, cetakan tersebut dibuka sehingga logam
tersebut membentuk benda yang diinginkan.
Teknik a cire perdue adalah teknik mengolah logam dengan menggunakan cetakan lilin.
Pembuatan benda-benda dari bahan perunggu dimulai dengan membuat cetakan dari lilin yang
berisi tanah liat. Pada bagaian atas cetakan lilin diberi lubang untuk memasuk cairl logam yang
panas. Apabila cairan logam telah dimasukan, maka logam tersebut akan membeku dan
membentuk benda yang diinginkan. Cetakan lilin ini hanya bisa digunakan sekali dan dapat
dapat diberi hiasan atau motif sesuai dengan corak corak tertentu.
HASIL KEBUDAYAAN ZAMAN PERUNDAGIAN
Zaman perundagian ini menghasilkan beberapa benda benda yang terbuat dari bahan
logam. Benda benda ini ditemukan oleh para ahli yang menggali di kedalam tanah dan
sebagian besar benda yang ditemukan adalah benda benda yang diperuntukan sebagai upacara
keagamaan.
Nekara
Nekara adalah benda seperti berumbung terbuat dari perunggu yang sisi atapnya tertutup
dan memiliki pinggang oada bagian tengah. Benda ini memiliki pola pola hias yang beraneka
ragam, pola binatang, geometrik, pola tumbuhan, dan pola manusia. Nekara ini digunakan dalam
upacara adat. Slaah satunya adalah berfungsi sebagai pemanggil hujan.
Kapak Corong
Kapak corong adalah kapak yang bagaian atasnya memiliki bentuk seperti corong. Benda
ini memiliki ukuran yang beraneka ragam, ada yang kecil maupun besar. Kapak ini tidak hanya
digunakan untuk memotonh tetapi juga sebagai benda benda seni dan alat upacara keagamaan.
Perunggu
Zaman perundagian menghasilkan arca arca yang terbuat dari logam perunggu. Arca
adalah patung patung yang dibentuk menyerupai hewan dan manusia. Arca arca ini memiliki
bentuk yang beragam dan diletakkan pada tempat tempat ibadah untuk penyembahan.

Bejana
Bejana adalah alat yang berbentuk seperti gitar spanyol dan terbuat dari logam perunggu.
Pada tubuh bejana banyak ditemukan hiasan hiasan dengan pola pola nayaman dan huruf
huruf.
Perhiasan
Pada masa ini manusia memiliki apresiasi seni yang sangat tinggi. Mereka telah bisa
membuat perhiasan perhiasan, seperti cincin, gelang tangan dan kaki, dan kalung. Perhiasan
perhiasan tersebut digunakan sebagai penunjuk strata sosial dan juga sebagai alat tukar.
Biasanya, orang yang memiliki status sosial yang tinggi memilik perhiasan yang sangat banyak
bahkan ketika meninggal pun mereka dimakamkan bersama perhiasan perhiasan tersebut.

B. KONTAK AWAL BANGSA INDONESIA DENGAN BANGSA LAIN


Bila dilihat dari letak Indonesia merupakan jembatan penghubung yang terletak di
tengah - tengah dua Negara besar yang merupakan sentral perekonomian Asia yaitu India dan
Cina. Hubungan India-Cina terjadi jauh sebelum abad V Masehi. Bukti-bukti adanya hubungan
India Indonesia tidak begitu banyak. India sejak sebelum tarikh masehi telah mengenal tulisan
dan telah mengenal system kerajaan, mestinya terdapat peninggalan sejarah yang merekam
hubungan India- Indonesia secara jelas. Namun ternyata tidak ditemukan dengan lengkap.
Beberapa bukti mengenai hubungan India Indonesia :

Kitab Jataka, mengenai kelahiran sang Budha Sidharta Gautama, dalam kitab tersebut
disebut sebut sebuah negeri yaitu Svarnabhumi = Sumatera

Kitab Ramayana, menceritakan kisah Rama- Shita yang menyebut-nyebut beberapa


negeri yaitu Yavadwipa dan Swarnadwipa = Pulau Jawa dan Sumatera

Selian itu bangsa Indonesia juga telah mengadakan kontak dengan bangsa Cina. Dimana
ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan adanya hubungan dengan Negara Cina yang sangat
erat. Jalan laut baru dipergunakan sekitar abad ke-I Masehi dimana perhatian bangsa India
terhadap Indonesia lebih banyak bila dibandingkan dengan bangsa Cina. Diduga jalur laut antara
Cina- Indonesia mulai terbuka pada abad IV Masehi. Sehubungan dengan adanya ketertarikan
kaisar-kaisar Cina yang mulai memindahkan pusat pemerintahannya ke bagian selatan sehingga
perhatian mereka mulai kearah bagian selatan.

Anda mungkin juga menyukai