DISUSUN OLEH :
AZMAWIJAYA . A
( G41113510 )
( G41113511 )
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Klasifikasi Makhluk Hidup
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah
memberikan kepada penulis berupa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh karena
itu, penulis bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
tak dapat saya sebutkan satu persatu, semua yang telah membantu terselesaikannya
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum mencapai kesempurnaan,
sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari
berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok XI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk
hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran
rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan
sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan
mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk
mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara.
Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup
disebut Sistem Klasifikasi (penggolongan / pengelompokan).
Adapun ilmu yang secara khusus mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup
dinamakan ilmu taksonomi. Ilmu taksonomi ini bertujuan untuk mempermudah
pengenalan dan pembelajaran terhadap makhluk hidup serta mempermudah dalam
mengkomunikasikannya kepada orang lain. Ilmu taksonomi ini senantiasa berkembang
dari masa ke masa, sehingga muncul tokoh tokoh baru dalam taksonomi dan pendapat
pendapat serta teori teori tentang taksonomi. Ilmu taksonomi ini melahirkan
berbagai sistem klasifikasi yang berbeda beda sesuai dengan dasar yang digunakan
dalam kegiatan tersebut.
Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui lebih lanjut tentang
bagaimana sistem klasifikasi makhluk hidup. Oleh karena itu penulis berusaha untuk
memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah yang berjudul
Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan
memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan permasalahan yaitu :
a) Apakah yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup?
b) Apakah tujuan dari klasifikasi makhluk hidup?
c) Bagaimanakah sistem klasifikasi makhluk hidup?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
Klasifikasi Makhluk Hidup oleh TEKNOLOGI PERTANIAN| Biologi Dasar
a) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup
b) Untuk mengetahui tujuan dari klasifikasi makhluk hidup
c) Untuk mengetahui bagaimana sistem klasifikasi makhluk hidup
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini :
a) Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai sistem
klasifikasi makhluk hidup
b) Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Klasifikasi Makhluk Hidup
II. 1. 1 Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam suatu
herarki. Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi makhluk hidup secara
individual yang menggambarkan kekerabatan. Menurut Rideng (1989) klasifikasi
adalah pembentukan takson-takson dengan tujuan mencari materi keseragaman dalam
keanekaragaman. Dikatakan pula bahwa klasifikasi adalah penempatan organisme
secara berurutan pada kelompok tertentu (takson) yang didasarkan pada perbedaan dan
persamaan. Sedangkan (Tjitrosoepomo, 1993)mengatakan bahwa dasar pengadaan
klasifikasi adalah keseragaman kesamaan-kesamaan itulah yang dijadikan dasar
klasifikasi. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk
mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur.
Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupu hewan tersebut dipasang-pasangkan
dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam
kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris.
Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani
berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarang dengan Carolus Linnaeus.
Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya
yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism baru tetap dapat dimasukkan
dalam sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem
klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa
Latin adalah bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi.
II.1.2 Tujuan Klasifikasi
Adapun tujuan Klasifikasi makhluk hidup adalah :
1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki
2. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan
makhluk hidup dari jenis lain
3. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup
4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki
nama
II. 1.3 Manfaat Klasifikasi
Selain memiliki tujuan, klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia, antara lain :
1. Klasifikasi memudahkan kita dalam mmpelajari makhluk hidup yang sangat
beraneka ragam
2. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antarjenis makhluk
hidup
3. Klasifikasi memudahkan komunikasi
= regnum/kingdom
= sub regnum/kingdom
= division/filum
= sub division/filum
= classis
= sub classis
Bangsa
Anak bangsa
Suku
Anak suku
Rumpun
Anak rumpun
= ordo
= sub ordo
= familia
= sub familia
= tribus
= sub tribus
Marga
Anak marga
Seksi
Anak seksi
Seri
Anak seri
Jenis
= genus
= sub genus
= sectio
= sub sectio
= series
= sub series
= spesies
Anak jenis
Varitas
Anak varitas
Bentuk
Anak bentuk
Individu
= sub spesies
= varietas
= sub varietas
= forma
= sub forma
= individu
a) Nama species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus, sedangkan
kata kedua merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum)
b) Huruf pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf pertama penunjuk
jenis digunakan huruf kecil
c) Nama species menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan
d) Nama species harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring, garis
bawah, atau lainnya)
e) Jika nama species tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan
berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.
f) Jika nama species hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama species,
melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah species
g) Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut, misalnya jagung
(Zea Mays L.). huruf L tersebut merupakan inisial Linnaeus.
Dalam periode ini secara formal belum dikenal adanya system klasifikasi yang
diakui (sejak ada kegiatan dalam taksonomi sampai kira-kira abad ke-4 sebelum
masehi). Sejak awal kehidupan manusia bergantung pada bahan-bahan yang berasal dari
tumbuhan, manusia sejak dahulu telah melakukan kegiatan-kegiatan yang termasuk
dalam lingkup taksonomi, seperti mengenali dan memilah-milah tumbuhan mana yang
berguna baginya dan yang mana yang tidak, termasuk pemberian nama, sehingga apa
yang ditemukan dapat dikomunikasikan kapada pihak lain.
Dalam zaman prasejarah orang telah mengenal tumbuh-tumbuhan penghasil
bahan pangan yang penting seperti yang kita kenal sampai saat ini. Jenis-jenis tumbuhan
ini diperkirakan telah diperkenal sejak 7 sampai 10 ribu tahun yang telah lalu, telah
dibudidayakan oleh bangsa Mesir, China, Asiria dan Tigris Di Timur Tengah serta
bangsa-bangsa Indian di Amerika Utara dan Selatan, sejak beberapa ribu tahun yang
lalu telah dikenal berbagai jenis tumbuhan yang merupakan penghasil bahan pangan,
sandang, dan bahan obat yang berarti bahwa sebenarnya merekapun telah menerapkan
suatu sistem klasifikasi, dalam hal ini suatu system klasifikasi yang didasarkan atas
manfaat tumbuhan, sehingga tidak dapat dianggap sebagai system buatan yang tertua.
Jelaslah bahwa sejak berpuluh puluh abad yang lalu orang telah terjun dalam
kegiatan kegiatan taksonomi tumbuhan, walaupun pengetahuan yang telah mereka
kumpulkan belum begitu berarti, juga belum ditata, belum menunjukan hubungan sebab
dan akibat, sehingga belum dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan (science) menurut
ukuran sekarang.
Sekalipun tidak ada bukti-bukti konkrit yang berwujud peninggalan-peninggalan
yang berupa dokumen-dokumen atau bentuk karya tulis lainnya, tidak perlu diragukan
lagi bahwa sesuai dengan pernyataan Bloembergen, permulaan taksonomi tumbuhan
harus digali dari kedalaman sejarah peradaban manusia di bumi ini.
bentuk dan tekstur. Selain golongan-golongan pohon, perdu, semak seperti yang disebut
di atas, ia juga mengadakan pengelompokan menurut umur dan membedakan tumbuhan
berumur pendek (annual), tumbuhan berumur 2 tahun (biennial), serta tumbuhan
berumur panjang (perennial).
Theophrastes juga telah dapat membedakan bunga majemuk yang berbatas
(centrifugal) dan yang tidak berbatas (centripetal), juga telah dapat membedakan bunga
dengan daun mahkota yang bebas (polipetal atau dialipetal) dan yang berlekatan
(gamopetal atau simpetal) bahkan ia telah dapat mengenali perbedaan letak bakal daun
yang tenggelam dan yang menumpang. Adapun yang telah dilakukan oleh theoprastes
hasil klasifikasi tumbuhan yang telah diciptakan masih dianggap nyata-nyata
merupakan suatu sistem artifisial.
naskahnya
yaitu
Sistema
Naturae
yang
memuat
dasar-dasar
pengklasifikasian tumbuhan hewan dan mineral. Selama tahun 1737 sewaktu dinegeri
Belanda karya Linneaus yang diterbitkan berjudul Genera Plantarum dan Flora
Lavonica sambil menunggu pencetakan naskah-naskah itu Linneaus diberi kesempatan
oleh Clifford untuk berkunjung ke Inggris, dan sekembalinya dari Inggris selama
sembilan bulan ia menyiapkan naskah Hortus Cliffortianus yang berisi jenis-jenis
tumbuhan yang dipelihara dalam kebunnya Clifford selama tiga tahun di Belanda dari
tahun 1737 sampai 1739 merupakan masa yang paling produktif bagi Linneaus. Kurang
lebih ada 14 judul tulisannya terbit waktu itu, yang sebagian besar telah dipersiapkan
ketika ia masih di Swedia.
Setelah kembali lagi ke Swedia tidak lagi terbit karyanya yang berarti dari
linneaus selain spesies plantarum yang terbit 1 mei 1753. Pada tahun 1775 ia
mengundurkan diri sebagai guru besar dan tiga tahun kemudian meninggal dunia setelah
menderita sakit selama kurang lebih 2 tahun (10 januari 1778).
Sistem klasifikasi tumbuhan yang diciptakan oleh Linnaeus masih dikategorikan
sebagai sistem artivisial. Nama Sistema Sexsuale untuk sistem yang diciptakan
sebenarnya tidak begitu tepat karena pada dasarnya sistem ini tidak ditekankan pada
masalah jenis kelamin, tetapi pada kesamaan jumlah alat-alat kelamin seperti jumlah
benangsari. Nama-nama golongan tumbuhan yang diciptakan oleh linnaeus seperti
monandria
(berbenang
sari tunggal),
berbenangsari tiga dan seterusnya. Itulah sebabnya sistem klasifikasi tumbuhan ciptaan
Linnaeus dikenal pula sebagai sistem numerik.
Ciptaan Linnaeus ini meupakan sistem yang dinilai revolusioner untuk masa itu,
dan memberikan pengaruh yang lebih besar dari pada sumbangan linnaeus yang lain,dan
sistem ini sengaja dirancang sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi tumbuhan dan ia
juga dianggap sebagai pencipta sistem tatanama ganda yang ia terapkan dalam bukunya
Species plantarum yang diterbitkan pada tanggal 1 mei 1753 yang menjadi pangkal
tolak berlakunya tatanama tumbuhan yang diakui.
Sesungguhnya linnaeus dianggap tidak tepat bila ia sebagai pencipta tatanama
ganda. Sebelum linnaeus, sistem tatanama ganda telah dirintis oleh caspar bauhin, yang
dalam tahun 1623 dalam bukunya pinax theatri botanici telah menerapkan sistem
tatanama ganda pada tumbuhan. Karena besar jasa-jasa yang diberikan oleh linnaeus
bagi perkembangan taksonomi umumnya dan taksonomi tumbuhan khususnya bagi
dunia ilmu hayat linnaeus mendapatkan gelar sebagai Bapak Taksonomi baik hewan
maupun tumbuhan dan juga mendapat pengakuan dari negara yang diberikan oleh raja
swedia yang mengangkat linnaeus ke jenjang bangsawan, sehingga nama karl linne
diubah menjadi karl von linne.
II.2. 1. d. Periode Sistem Alamiah
Menjelang
berakhirnya
abad
ke-18
terjadi
perubahan-perubahan
yang
Bagian ini berguna untuk menganbil air dan mineral. Tumbuhan lumut mempunyai
klorofil sehingga berwarna hijau. Lumut biasanya hidup di tempat lembab yang tidak
terkena cahaya secara langsung. Ada juga lumut yang hidup di tempat kering dan juga
di air. Lumut berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran keturunan.
Perkembangan vegetatif lumut dilakuakan dengan pembentukan spora.
Perkembangan generatif lumut dilakukan dengan pembentukan sel-sel kelamin (gamet).
Tumbuhan lumut dapat dapat disebut sporofit dan gametofit karena dapat menghasilkan
spora dan sel gamet. Apabila spora jatuh di tempat yang lembab, spora akan tumbuh
menjadi benang-benang yang halus dan berkuncup pada beberapa tempat. Benangbenang itu disebut protonema. Selanjutnya protonema tumbuh menjadi lumut yang
bersifat gametofit. Lumut dewasa membentuk arkegonium dan anteridium. Arkegonium
menghasilkan sel kelamin betina (sel telur), sedangkan anteridium menghasilkan sel
kelamin jantan (spermatozoid).
Apabila sel kelamin jantan membuahi sel telur terbentuklah zigot. Zigot tumbuh
menjadi tumbuhan baru yang berupa tangkai dengan kotak spora di ujungnya yang
disebut sporagonium. Sporagonium ini menyatu dengan tubuh tumbuhan lumut induk.
Sporagonium menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat lembab akan tumbuh
menjadi protonema. Demikianlah siklus tersebut terulang kembali seperti di atas.
Berdasarkan bentuk tubuhnya, tumbuhan lumut debedakan menjadi dua kelas, yaitu
lumut daun (Musci) dan lumut hati (Hepaticea).
a. Lumut Daun (Musci)
Lumut daun selalu tumbuh berkelompok di tempat-tempat yang lembab atau
tempat dengan sedikit air. Lumut daun mempunyai batang dan daun. Letak daun
tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral. Contoh lumut daun adalah
Sphagnum dan Polytrichum. Klasifikasi lumut daun :
Regnum
Plantae
Division
Bryophyta
Class
Bryopsida
Ordo
Bryoceales
Family
Bryopceae
Genus
Bryopsida
Species
Bryopsida
I.Psilotophyta,
Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas
di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan
daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.
II.Lycophyta,
Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp
sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah
selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit
biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp
merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet
betina dan mikrospora/gamet jantan).
III.Sphenophyta,
Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai
akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika.
Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).
IV.Pterophyta
Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan
subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil
(daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan),
Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung),
Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).
5. Tumbuhan biji(Spermathopyta), meliputi kurang lebih 170.000 jenis tumbuhan
Tumbuhan biji terbagi atas 2, yaitu:
A. Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)
Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan biji yang bijinya
tidak tertdapat dalam buah., tetapi bijinya terletak di daun buah sehingga bijinya tampak
dari luar. Daun buah adalah daun biasa yang berubah bentuk dan fungsinya, yaitu
bentuknya memanjang dan tepinya berlekuk-lekuk. Di tempat lekukannya terdapat
bakal biji. Karena bakal bijinya tidak diliputi daun buah, tumbuhan biji terbuka disebut
tumbuhan biji telanjang. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ada beberapa ciri
tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae).
1. Akar
Akar kebanyakan berupa sistem perakaran tunggang. Akar ini memiliki jaringan
pengangkut yang terdiri atas sel-sel trakheid. Pada ujung akar terdapat kelompok sel
pemula (inisial) yang membentuk plerome (ke dalam) dan kaliptra (ke luar).
2. Batang
Batang berkayu, berbentuk perdu atau pohon. Pada batang terdapat jaringan
pengangkut xylem dan floem. Batang dan akar berkambium sehingga selalu
mengadakan pertumbuhan sekunder. Batang tumbuhan biji terbuka, ada yang lurus,
misalnya pada pakis haji, serta ada yang bercabang, misalnya pada Ginkgo dan belinjo.
3. Daun
Daun berbentuk jarum (misalnya pada pinus dan cemara), seperti pita bertulang
daun sejajar (misalnya pada pakis haji), atau berdaun lebar dengan tulang daun menyirip
(misalnya pada belinjo). Daun berwarna hijau karena mengandung klorofil yang
berguna dalam fotosintesis, yaitu proses mengubah CO2 dan H2O menjadi zat gula dan
O2 dengan bantuan ebergi cahaya.
4. Bunga
Bunga Gymnospermae bukan bunga sebenarnya. Jika mempunyai mahkota bunga,
mahkota berwarna tidak mencolok.
5. Biji
Biji tidak terlindung oleh daun buah. Daun buah merupakan organ reproduksi
tumbuhan biji terbuka. Ada dua macam daun buah, yaitu daun buah jantan yang akan
menghasilkan sel-sel kelamin jantan dan daun buah betina yang akan menghasilkan selsel kelamin betina.
Pada beberapa tumbuhan, misalnya pinus, daun buahnya berkumpul dalam satu
kelompok seperti kerucut. Kumpulan tersebut disebut strobilus atau runjung. Alat
kelamin jantan disebut mikrosporofil yang terdapat pada strobilus jantan. Alat kelamin
ini menghasilakan mikrospora (serbuk sari). Alat kelamin betina disebut megasporofil
yang terdapat pada strobilus betina. Alat ini menghasilkan megaspora.
Strobilus jantan dan betina tidak selalu dalam satu pohon. Ada beberapa
tumbuhan yang strobilus jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda, misal
pada pakis haji. Tumbuhan seperti ini disebut berumah dua, sedangkan tumbuhan yang
strobilus jantan dan betinanya terdapat dalam satu pohon disebut berumah satu.
Gymnospermae digolongkan menjdai lima kelas sebagai berikut :
1. Pteridospermae (Paku Biji)
tanah
5. Coniferinae
dan
berbentuk
cawan.
Bagian
ini
muncul
di
atas
tanah.
Kelas ini meliputi kira-kira 600 spesies dan didominasi pinus yang meliputi
lebih dari 80 spesies. Kebanyakan memiliki daun yang selalu hijau (evergreen).
Tumbuhan ini tersebar luas, tetapi terutama di daerah dingin dan dataran tinggi.
Tumbuhan ini berumah satu (biseksual). Bagian tumbuhan yang bermanfaat, misalnya
kayu pinus (Pinus merkusii) berguna untuk pembuatan kertas serta korek api dan getah
dammar (Agathis alba) untuk pembuatan cat. Selain itu, tanaman Abies balsamea dapat
digunakan sebagian bahan balsam.
B. Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan biji yang letak bijinya
tertutup oleh daun buah. Angiospermae sudah memiliki organ yang berkembang
sempurna sehingga dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan
evolusi tinggi, dan angiospermae merupakan tumbuhan berbunga sejati. Tumbuhan biji
tertutup (Angiospermae) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Akar
Angiospermae mempunyai system perakaran tunggang dan serabut. Jaringan
pengangkutnya terdiri atas floem dan xylem.
2. Batang
Batang tumbuhan biji tertutup berbentuk pohon, perdu, dan semak. Batang
sebagai pendukung ranting, daun, buah, dan bunga. Pada batang terdapat jaringan
pengangkut berupa xylem dan floem. Pembuluh xylem berfungsi untuk mengangkut air
dan garam mineral dari akar menuju daun, sedangkan pembuluh floem berfungsi untuk
mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan.
Batang dapat dijadikan pembeda pengelompokan tumbuhan Angiospermae
berdasarkan umurnya, adalah sebagai berikut:
a. Tumbuhan anual adalah tumbuhan yang berumur pendek, biasanya kurang dari
setahun, misalnya padi jagung dan kedelai.
b. Tumbuhan bineal adalah tumbuhan yang berumur dua tahun, misalnya sawi, wortel,
dan seledri.
c. Tumbuhan pareneal (menahun) adalah tumbuhan yang hidup menahun, misalnya
kelapa, karet, durian, dan jati.
3. Daun
Angiospermae kebanyakan mempunyai daun tipis dan lebar, ada yang berbentuk
lurus, sejajar, menjari, dan menyirip. Pada umumya daun berwarna hijau karena
mengandung klorofil.
4. Bunga
Pada Angiospermae bunga merupakan alat perkembangbiakan seksual. Bunga
berdasar kelengkapan bagian bunga (kelopak, mahkota, dan kelamin bunga) dibedakan
menjadi bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang
memiliki kelopak, mahkota dan alat kelamin secara lengkap. Kalau tidak ada salah
satunya bagian disebut bunga tidak lengkap. Berdasarkan ada tidaknya alat kelamin
(benang sari dan putik), bunga dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tidak
sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang mempunyai benang sari dan putik dalam
satu bunga, sedangkan bunga tidak sempurna hanya memiliki salah satu alat kelamin
(benang sari atau putik saja)
5. Biji
Biji terbentuk melalui peristiwa penyerbukan, yaitu melekatnya serbuk sari
diatas kepala putik dan pembuahan yaitu bersatunya sel kelamin jantan dan sel telur.
Hasil pembuahan adalah zigot yang kemudian berkembang menjadi biji. Biji terlindung
oleh daun. Biji ada yang berkeping satu dan ada yang berkeping dua.
Berdasarkan keping bijinya (kotiledon), tumbuhan Angiospermae dibedakan
menjadi dua, yaitu Dicotyledoneae (dikotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai
dua kotiledon dan monocotyledoneae (monokotil), yaitu tumbuhan yang bijinya
mempunyai satu kotiledon dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)
Monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan
monokotil pada saat berkecambah bijinya tidak membelah karena hanya mempunyai
satu keeping biji. Kelas monokotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
kecuali pada beberapa jenis ada yang batangnya membesar, misalnya nanas seberang
dan palem raja.
Kelas monokotil dikelompokkan menjadi beberapa ordo (bangsa) dan setiap
bangsa dikelompokkan menjadi beberapa suku. Adapun beberapa suku tumbuhan
monokotil yang penting adalah sebagai berikut:
a. Gramineae (Poaceae)
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang, batang bulat beruas-ruas dan
berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan susunan tulang daunnya sejajar. Daun
melekat langsung pada batang. Bunga berukuran kecil dan tersusun oleh bulir. Beberapa
bulir mrembentuk bulir majemuk. Penyerbukannya biasanya dibantu oleh angin.
Contonya adalah jagung, tebu, padi dan alang-alang.
b. Cyperaceae
Ciri-ciri tumbuhan anggota famili ini antara lain mempunyai akar rimpang,
batang segitiga dan tidak berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan terletak di
pangkal batang. Contohnya: rumput teki.
c. Liliaceae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang. Secara umum tumbuhan ini
merupakan tumbuhan basah berupa tanaman merambat. Pada jenis tertentu tepi daum
berduri dan berlendir, contohnya lidah buaya yang banyak dimanfaatkan untuk bahan
kecantikan. Dan contoh lain yaitu bawang putih dan bawang merah yang dimanfaatkan
untuk bumbu masakan.
d. Palmae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar serabut, batang tidak bercabang, daun
menyirip berbentuk kipas, dan tangkai daun atau pelepah melebar. Contohnya: kelapa,
aren, dan salak.
e. Zingiberaceae
Tumbuhan ini mempunyai akar rimpang dan telah mengalami penambahan
fungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Anggota tumbuhan ini bermanfaat
sebagai bahan rempah, obat dan makanan. Contohnya: jahe, kunyit, dan temulawak.
f. Cannaceae
Tumbuhan ini banyak yang berupa semak menahun, berakar rimpang, tebal dan
berumbi, serta daun bertulang menyirip. Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai
tanaman hias. Contohnya: bunga tasbih.
g. Orchidaceae
Tumbuhan ini hidup secara saprofit dsn epifit, berakar rimpang serta daun
berubah menjadi upih dan memeluk batang. Contohnya: anggrek dan vanili.
h. Pandanaceae
Tumbuhan ini berupa semak, perdu, atau pohon yang tumbuh tegak, batang
bercabang, serta daun sempit memanjang dan kadang tepi daun berduri. Tumbuhan ini
kadang memiliki akar tunjung pada batang atau cabang yang menjulur di atas tanah.
Contohny: pandan wangi.
i. Musaceae
Tumbuhan ini berakar serabut dan berdaun sempurna. Batang berupa batang
semu, yang berdiri di permukaan tanah adalah tumpukan pelepah daunnya. Batang
aslinya berada di dalam tanah. Buahnya adalah buah buni atau kotak dan banyak
dimanfaatkan sebagai buah segar. Contohnya: pisang
2. Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil)
Dikotil adalah tumbuhan yang mempunyai dua kotiledon. Pada saat biji
tumbuhan dikotil berkecambah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
berpelepah.
f. Batang bercabang dan memiliki cambium di antara berkas pengangkutnya.
g. Ikatan pembuluh angkut pada batang letaknya teratur.
h. Bunga memiliki bagian-bagian bunga, misalnya kelopak, mahkota, benangsari
dengan jumlah dua, 4,5 atau kelipatannya, sedangkan putik biasanya satu buah.
Tumbuhan dikotil mempunyai beberapa famili, adalah sebagai berikut:
a. Papilionaceae (suku kacang-kacangan)
Tanaman semak berbatang tegak atau merambat. Bunga berbentuk seperti kupukupu. Pada akar terdapat bintil yang merupakan simbiosis dengan bakteri. Contoh:
kacang tanah, kacang hijau, dan kacang panjang
b. Euphorbiaceae(suku getah-getahan)
Merupakan tumbuhan herba, berkayu, dan bergetah. Batangnya menjalar atau
membelit. Contoh: ketela pohon dan karet.
c. Mimmosaceae
Tumbuhan berkayu, semak dan pohon. Daun majemuk, karangan bunga
berbentuk bongkol, benang sari panjan. Biji di dalam buah polong. Contoh: Mimmosa
pudika (si kejut), Leucaena glauca (petai cina).
d.
Convolvulaceae
Merupakan tumbuhan herba dan berkayu, batangnya menjalar, melilit dan
Rutaceae (jeruk)
Daunnya mengeluarkan orama yang sangat khas. Contohnya: jeruk bali, dan
jeruk nipis.
j.
Rubiaceae
Daunnya tunggal dengan duduk daun berhadapan pada setiap ruas. Contoh:
kopi.
Bombaceae
Tumbuhan berdaun tunggal, duduk daun tersebar, dan bunga berwarna menarik.
Contoh: durian.
m. Apocynaceae (suku kamboja)
Tumbuhan berkayu, bunga mencolok dan bergetah. Contohnya: kamboja, dan
alamanda.
n. Verbenaceae
Contahnya tanaman jati.
o. Annonaceae
Contahnya srikaya dan sirsak.
p. Cucurbitaceae
Tumbuhan yang menjalar dipermukaan tanah dan sering dikenal sebagai timuntimunan. Contohnya: mentimun, dan labu.
q. Asteraceae
Tumbuhan yang mempunyai bunga majemuk bentuk cawan (memiliki bunga
tengah dan bunga tepi). Conthnya: bunga matahari dan kenikir.
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik
heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke
dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian
besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang
dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.
Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual
dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot
tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk
spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut
sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora
adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Fungi
diklasifikasikan menjadi 6 klasifikasi, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Zygomycota
Ascomycota
Basidiomycota
Deuteromycota
Mikoriza
Lumut Kerak
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah ada, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:
1. Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam suatu herarki.
Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi makhluk hidup secara
individual yang menggambarkan kekerabatan.
2. Adapun tujuan klasifikasi makhluk hidup yaitu untuk mengelompokkan makhluk
hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki, mengetahui ciri-ciri untuk
mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup tersebut
3. Sistem klasifikasi makhluk hidup dapat dibedakan menjadi 2, yaitu berdasarkan dari
segi sifatnya dan dari segi pembagian kingdomnya. Yaitu secara pembagiannya
makhluk hidup dibagi kedalam 6 kingdom yaitu Eubacteria, Archaebacteria, protista,
fungi, plantae, dan animalia
3.2 Saran
Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekanrekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang
bagaimana sistem klasifikasi makhluk hidup.
DAFTAR PUSTAKA