Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELAS 1A
D4 KEPERAWATAN
KELOMPOK 5
Putu Nabila Eka Shanti Diah Pramesti Putri
(P07120215014)
(P07120215013)
(P07120215015)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
SEMESTER II
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
segala rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan paper ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga paper ini dapat dipergunakan sebagai salah
DAFTAR IS
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................8
1.1
Latar Belakang...........................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3
Tujuan Penulisan........................................................................................2
1.4
Manfaat Penulisan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1
2.2
Simpulan....................................................................................................7
3.2
Saran..........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan suatu negara
sangat ditentukan
oleh
kemampuan
dan
1.2.2
Untuk
mengetahui
dampak
korupsi
terhadap
birokrasi
pemerintahan
1.3.2
Bagi pembaca
Bagi penulis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dampak Korupsi Terhadap Birokrasi Pemerintahan
Negara kita sering disebut bureaucratic polity. Birokrasi pemerintah
merupakan sebuah kekuatan besar yang sangat berpengaruh terhadap sendi-sendi
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Selain itu, birokrasi pemerintah juga
merupakan garda depan yang berhubungan dengan pelayanan umum kepada
masyarakat.
mungkin menimpa pejabat publik yang memperalat suatu lembaga politik untuk
kepentingan pribadi dan kelompoknya. Dalam kasus seperti ini, kehadiran
masyarkat sipil yang berdaya dan supremasi hukum yang kuat dapat
meminimalisir terjadinya praktik korupsi yang merajalela di masyarakat.
Sementara itu, dampak korupsi yang menghambat berjalannya fungsi
pemerintah, sebagai pengampu kebijakan negara, diantaranya:
1. Korupsi menghambat peran negara dalam pengaturan alokasi,
2. Korupsi menghambat negara melakukan pemerataan akses dan aset,
3. Korupsi juga memperlemah peran pemerintah dalam menjaga stabilitas
ekonomi dan politik.
Contoh dampak korupsi di bidang otoritas pemerintahan:
1) Matinya Etika Sosial Politik
Korupsi bukan suatu tindak pidana biasa karena ia merusak sendi-sendi
kehidupan yang paling dasar yaitu etika sosial bahkan kemanusiaan. Kejujuran
sudah tidak ditegakkan lagi. Kejujuran yang dihadapi dengan kekuatan politik
adalah sesuatu yang tidak mendidik dan justru bertentangan dengan etika dan
moralitas. Melindungi seorang koruptor dengan kekuatan politik adalah salah satu
indikasi besar runtuhnya etika sosial poltik.
2) Tidak efektifnya peraturan dan perundang-undangan
Dewasa ini banyak sekali seseorang yang memiliki perkara
atau
permasalahan ingin diposisikan sebagai pihak yang benar. Oleh sebab itu banyak
upaya yang dilakukan oleh seseorang dalam memenangkan perkaranya seperti
menyuap hakim,memberikan iming-iming, gratifikasi bahkan sampai kepada
ancaman nyawa. Di sisi aparat hukum, semestinya menyelesaikan masalah dengan
fair dan tanpa adanya unsur pemihakan,seringkali harus mengalahkan
integritasnya dengan menerima suap, iming-iming, gratifikasi atau apapun untuk
memberikan kemenangan. Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
menjadi mandul karena setiap perkara selalu diselesaikan dengn korupsi.
3) Birokrasi Tidak Efisisen
Menurut Survei Oleh PERC menunjukkan bahwa indonesia menempati
peringkat kedua dengan birokrasi terburuk di Asia. Banyak investor yang tertarik
menanamkan modalnya di Indonesia, namun untuk mendapatkan perizinan usaha
dan investasi harus melalui birokrasi yang berbelit-belit. Pada akhirnya suap
adalah jalan yang banyak ditempuh oleh para pengusaha untuk memudahkan izin
usaha mereka. Maka sebaiknya birokrasi di Indonesia harus dibenahi.
2.2 Dampak Korupsi Terhadap Politik dan Demokrasi
Korupsi tidak terlepas dari kehidupan politik dan demokrasi. Rencana
anggaran yang diajukan pihak eksekutif kepada pejabat legislatif yakni pihak
DPR/DPRD untuk disetujui dalam APBN/APBD adalah berdampak politik.
Anggaran APBN/APBD yang dikucurkan ke masyarakat implementasinya harus
dapat dipertangungjawabkan secara accountable kepada masyarakat dan bebas
dari intervensi kepentingan pribadi maupun golongan tertentu.
Korupsi mengganggu kinerja sistem politik yang berlaku. Publik cenderung
meragukan citra dan kredibilitas suatu lembaga yang diduga terkait dengan
tindakan korupsi.
Dampak korupsi terhadap politik dan demokrasi antara lain:
1. Memunculkan kepemimpinan korup karena kondisi politik yang carut
marut dan cenderung koruptif.
2. Hilangnya kepercayaan publik pada demokrasi karena terjadinya tindak
korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh petinggi pemerintah, legislatif,
yudikatif atau petinggi partai politik.
3. Menguatnya
plutokrasi
(sistem politik
yang
dikuasai
oleh
yang korup dan diberikan mimpi-mimpi dan janji akan kesejahteraan yang
menjadi dambaan rakyat sekaligus menerima suap dari calon pemimpin tersebut.
2) Hilangnya Kepercayaan Publik pada Demokrasi
Demokrasi yang diterapkan di Indonesia sedang menghadapi cobaan berat
yakni berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi. Hal ini
dikarenakan terjadinya tindak korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh petinggi
pemerintah, legislatif atau petinggi partai politik. Kondisi ini mengakibatkan
berkurangnya bahkan hilangnya kepercayaan publik terhadap pemerintahan yang
sedang berjalan.
Masyarakat akan semakin apatis dengan apa yang dilakukan dan diputuskan
oleh pemerintah. Apatisme yang terjadi ini seakan memisahkan antara masyarakat
dan pemerintah yang akan terkesan berjalan sendiri-sendiri. Hal ini benar-benar
harus diatasi dengan kepemimpinan yang baik, jujur, bersih dan adil. Sistem
demokrasi yang dijalankan Indonesia masih sangat muda, walaupun kelihatannya
stabil namun menyimpan berbagai kerentanan.
3) Menguatnya Plutokrasi
Korupsi yang sudah menyandera pemerintahan pada akhirnya akan
menghasilkan konsekuensi menguatnya plutokrasi (sitem politik yang dikuasai
oleh pemilik modal/kapitalis) karena sebagian orang atau perusahaan besar
melakukan transaksi dengan pemerintah, sehingga pada suatu saat merekalah
yang mengendalikan dan menjadi penguasa di negeri ini.
Perusahaan-perusahaan besar ternyata juga ada hubungannya dengan partaipartai yang ada di kancah perpolitikan negeri ini, bahkan beberapa pengusaha
besar menjadi ketua sebuah partai politik. Tak urung antara kepentingan partai
dengan kepentingan perusahaan menjadi sangat ambigu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah merupakan patologi sosial
(penyakit sosial) yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi membawa
dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang
kehancuran. Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis
Semua bentuk korupsi dicirikan dengan tiga aspek. Pertama
pengkhianatan terhadap kepercayaan atau amanah yang diberikan, kedua
penyalahgunaan wewenang, dan yang ketiga pengambilan keuntungan
material. Ciri-ciri tersebut dapat ditemukan dalam bentuk-bentuk korupsi
yang mencangkup penyapan pemerasan, penggelapan dan nepotisme
Kesemua jenis ini apapun alasannya dan motivasinya merupakan bentuk
pelanggaran terhadap norma-norma tanggung jawab dan menyebabkan
kerugian bagi badan-badan negara dan publik.
3.2 Saran
Dengan penulisan paper ini, penulis mengharapkan kepada pembaca
agar dapat memilih manfaat yang tersirat didalamnya dan dapat dijadikan
sebagai motivasi agar kita tidak terjerumus oleh hal-hal korupsi dan dapat
menambah wawasan dan pemikiran yang intelektual hususnya dalam mata
kuliah Budaya Anti Korupsi
1.5
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Hukum Universitas Palangkaraya. 2011. Dampak Masif dan Upaya
Pemberantasan Korupsi di
Indonesia.http://www.scribd.com/doc/176201367/DAMPAK-MASIF-DANUPAYA-PEMBERANTASAN-KORUPSI-DI-INDONESIA. Diakses pada
29 Maret 2016
Nisa, Indah Khoirun. 2014. Pendidikan Anti Korupsi. http://indah-khoirunfeb13.web.unair.ac.id/artikel_detail-105020-PPKN-Pendidikan%20Anti
%20Korupsi%20(1).html. Diakses pada 29 Maret 2016