Kata mollusca berasal dari Bahasa Latin mollis (lunak), sehingga Moluska
berarti hewan yang bertubuh luak. Tubuhnya simetri bilateral, tripoblastik,
dan tidak bersegmen. Tubuhnya yang lunak biasanya dilindungi pallium
(mantle) yang menghasilkan sekret berupa eksoske leton dari zat kapur yang
dikenal dengan cangkang atau concha. Bagian tubuh anterior adalah kepala,
bagian ventral adalah kaki muskuler, dan bagian dorsal adalah massa visera.
Saluran pencernaannya lengkap, mempunyai glandula digestoria dan
glandula salivary, mulut dilengkapi dengan gigi parut atau radula. Respirasi
biasanya dengan insang, paru-paru, atau melalui epidermis. Habitatnya di
laut, air tawar, dan di darat.
Kaki
Kaki merupakan perpanjangan/penjuluran dari bagian Ventral tubuh yang berotot. Kaki berfungsi
untuk bergerak. Pada sebagian mollusca kaki telah termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi
untuk menangkap mangsa.
2.
Massa Viseral
Massa viseral adalah bagian tubuh yang lunak dari mollusca. Di dalam massa viseral terdapat
organ-organ seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Massa viseral dilindungi oleh
mantel.
3.
Mantel
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi massa viseral. Mantel membentuk suatu rongga
yang disebut rongga mantel. Di dalam rongga mantel berisi cairan. Cairan tersebut adalah tempat
lubang insang, lubang ekskresi dan anus.
Sistem syaraf mollusca terdiri dari cincin syaraf. Sistem syaraf ini mengelilingi esofagus
dengan serabut saraf yang menyebar. Sistem pencernaan mollusca sudah terbilang lengkap terdiri
dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Mollusca juga memiliki lidah bergerigi yang
berfungsi untuk melumatkan makanan. Lidah bergerigi itu disebut radula.
Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan organisme lain. Misalnya ganggan, ikan,
ataupun mollusca lainnya. Mollusca hidup di air maupun di darat. Mollusca yang hidup di air
contohnya sotong dan gurita. Sedangkan yang hidup di darat contohnya siput. Mollusca yang
hidup di air bernafas dengan insang yang berada pada rongga mantel.
Mollusca bereproduksi secara seksual. pada umumnya organ reproduksi jantan dan betina
pada umumnya terpisah pada individu lain (gonokoris). Namun, meski begitu jenis siput tertentu
ada yang bersifat Hermafrodit. Fertilisasi dilakukan secara internal ataupun eksternal sehingga
menghasilkan telur. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan pada akhirnya akan menjadi
mollusca dewasa.
B.
Karakteristik Mollusca
Moluska adalah anggota dari filum sangat besar dan beragam aminals invertebrata yang
dikenal sebagai mollusca. filum menyediakan beberapa hewan paling akrab, termasuk univalves
(kelas Gastropoda), bivalvia (kelas Bivalvia) dan cephalopoda (kelas cephalopoda). Filum
mollusca juga termasuk kurang dikenal froms menyedot sebagai Chitons (kelas Polyplacophora)
dan gading menjual (kelas Scaphopoda), antara lain.
The mollusca dari sektor Antartika dan sub-Antartika Samudra selatan dijelaskan cukup
baik, sedikit pun beberapa 1.200 moluska diidentifikasi dari daerah, yang didominasi oleh
gastropoda diikuti oleh bivalvia (Lince et al. 2006). Sampai saat ini kita tahu kira-kira tujuh
puluh enam morfospesies molluscan dari lima kelas dari wilayah HIMMI. banyak di antaranya
terlalu kecil untuk ditangkap sebagai bycatch dan hanya taksa yang lebih besar seperti cumi,
siput besar atau kerang akan akrab bagi pengamat. Namun penting untuk membuat pengamat
menyadari Divercity moluska mereka cenderung encounther.
Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini tripoblastik
{ mempunyai 3 lapisan lembaga, yaitu ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah) dan
endoderm (lapisan dalam) }, bilateral simetri, umumnya memiliki mantelyang dapat
menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai
rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang tiram, siput sawah dan bekicot.
(Drs. Adun Rusyana, M.Pd. : 86)
Cangkok kerang ini terdiri dari dua belahan, sedangkan cangkok siput berbentuk seperti
kerucut yang melingkar. Perbedaan lainnya, kaki siput tipis dan rata. Fungsinya adalah untuk
berjalan dengan cara kontraksiotot. (Drs. Adun Rusyana, M.Pd. : 87).
Mollusca mempunyai alat pencernaan yang sempurna mulai dari mulut yang mempunyai
radula (lidah perut) sampai dengan anus terbuka didaerah rongga mantel. Pernapasan dilakukan
dengan menggunakan insang atau paru-paru, mantel atau oleh bagian epidermis. Alat eksresi
berupa ginjal. Sistem syaraf terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion
visceral dan ganglion pedal yang ketiganyadi hubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. (Drs.
Adun Rusyana, M.Pd. : 87).
Ciri-Ciri Mollusca
1. tubuh tidak beruas-ruas, kecuali polyplacophora; simetri bilateral atau asimetri
karena torsi.
2. tubuh biasanya pendek dan sebagian atau seluruhnya tertutup mantel. di antara
mantel dan tubuh yang lunak terdapat rongga mantel, atau lenyap secara sekunder.
3. biasanya terdapat cangkang yang dihasilkan oleh mantel. cangkang terdiri atas 1,
2 atau 8 keping. kepala berdekatan dengan otot kaki di bagian ventral. kaki
berfungsi untuk merayap, meliang, berenang atau menangkap makanan.
4. sistem pencernaan lengkap, kompleks dan dilengkapi saluran bercilia untuk
menyortir partikel makanan. mulut mempunyai radula, kecuali bivalvia; kelenjar
pencernaan (hati) besar; anus bermuara di rongga mantel.
5. alat ekskresi berupa 1, 2 atau 6 pasang nephridia atau sebuah, biasanya
berhubungan dengan rongga pericardium, dan membuang sisa ekskresi ke rongga
mantel. coelom (rongga tubuh) mengecil menjadi rongga pericardium, rongga
sekitar pericardium dan gonad.
6. reproduksi seksual, biasanya dioecious, beberapa monoecious, protandri; gonad 1
atau 2 pasang atau sebuah; pembuahan eksternal atau internal; larva trochophore
dan veliger; pada pulmonata dan cephalopoda perkembangan embrio langsung.
7. sistem peredaran darah terbuka, kecuali cephalopoda; jantung biasanya dalam
rongga pericardium dan terdiri atas 1 atau 2 auricle (atrium, serambi) dan sebuah
bilik (ventricle); sebuah aorta anterior dengan beberapa arteri dan sebuah
hemocoel (sinus darah) dalam jaringan atau organ.
8. bernafas dengan satu sampai beberapa pasang insang (ctenidia) yang terletak
dalam rongga mantel; dengan mantel atau rongga mantel.
9. sistem syaraf terdiri atas syaraf melingkar sekitar esofagus dengan beberapa
ganglia dan 2 pasang benang syaraf (sepasang di kaki dan sepasang dalam massa
visceral); beberapa syaraf peraba, pencium, rasa, bintik mata, mata kompleks,
statocyst.
1. Kelas Amphinuera
Kelas Amphinuera memiliki dua Ordo yaitu, Poliplacophora dan Aplacophora.
Polyplacophora (sebelumnya dikenal sebagai Amphineura) ini hidup di pantai atau laut dekat
pantai. Tubuh simetris bilateral dengan kaki memanjang di bagian perut (ventral). Ruang mantel
dengan permukaan dorsal tertutup oleh delapan lempeng berkapur, sedangkan pada permukaan
lateral terdapat banyak insang. Hewan ini bersifat hermafrodit (berkelamin dua), fertilisasinya
bersifat eksternal (pertemuan sel telur dan sperma terjadi di luar tubuh). Contohnya Cryptochiton
sp yang dikenal sebagai chiton. Sedangkan Ordo Aplacophora memiliki bentuk mirip cacing
karena tidak mempunyai cangkok, kakinya rudimeter atau hilang sama sekali. Radula juga
banyak mengalami kemunduran. Insang terletak didaerah kloaka. Jenis tertentu hidup diantara
karang dan Hydrozoaria yang lain dan memangsa polip. Beberapa ahli zoology memasukkan
ordo ini kedalam suatu kelompok yang dikatakan cacing primitif. Contoh : Neomenia carinata.
E. Ciri-ciri Amphineura
a. Habitatnya di laut, dan didaerah pantai sampai kedalaman sedang
b. Makanannya berupa rumput laut dan mikroorganisme dari batu karang
c. Bentuk tubuhnya elips, bagian dorsal dilindungi delapan lembaran kapur yang pipih dan
tersusun seperti genting
d. Kakinya berotot, diantara kaki dan mantel dipermukaan ventral ada alur yang dangkal disebut
alur pallial
e. Bagian kepala mereduksi, tidak punya mata dan tentakel, dalam mulut punya alat untuk
memarut disebut radula dengan deretan gigi yang banyak
f. Jantung terletak diposterior, terdiri dua atrium dan satu ventrikel
g. Beberapa Chiton punya titik mata yang kecil.
Kingdom
: Animalia
Filum
: Mollusca
Class
: Amphineura
Ordo
: Cryptochiton
Family
: Chitonidae
Genus
: Chiton
Spesies
: Chiton sp
Ordo Aplacophora (tidak ada pelat Aplacophora adalah kelompok monofiletik kecil,
dalam air, secara eksklusif bentik, moluska laut yang ditemukan di semua samudra
di dunia) meliputi hewan seperti cacing terutama ditemukan di habitat laut bentik.
Hewan ini tidak memiliki cangkang berkapur, tetapi memiliki spikula aragonit pada
epidermis mereka. Mereka memiliki mantel rongga dasar dan matanya tidak ada,
tentakel, dan nefridia (organ ekskretoris).
kelas
ini
yaitu Achatina
Achatina Fulica
1) Struktur Tubuh
Tubuhnya bercangkok (concha), kebanyakan berputar ke kanan (dekstral) ada juga yang
berputar ke kiri (sinistral). Putaran ini berasal sari apeks melalui whorl sampai ke aperture.
Bagian tengah yang merupakan sumbu putaran disebut kollumella. Kollumella ini tidak terlihat
dari luar.
Cangkok terdiri atas tiga lapisan, yaitu: (1) periostrakum, terbuat dari bahan tandukyang
disebut konkiolin, (2) lapisan prismatik, terbuat dari kalsit atau arragonit, (3) lapisan mutiara,
terdiri dari CaCO3, jernih dan mengkilap. Lapisan prismatik dan periostrakum dibentuk oleh tepi
pallium yang menebal, sedangkan mutiara dibentuk oleh seluruh permukaan pallium. Pada waktu
aktif tubuh menjulur dari cangkok, terdiri atas bagian: (1) kepala (pada ujung depan agak ke
ventral terdapat mulut, dua pasang tentakel, pada ujung tentakel yang lebih panjang terdapat
mata); (2) leher (pada sisi sebelah kanan terdapat lubang genital); (3) kaki (terdiri atas otot yang
kuat untuk merapat, (4) viscera yang belum begitu jelas batasnya (terdapat di dalam cangkok,
berbentuk spiral, ditutupi oleh mantel, pada bagian tepi cangkok dekat kaki mantel menjadi lebih
tebal disebut gelangan (kollar), di bawah gelangan ini terdapat lubang pernafasan; rongga mantel
berfungsi juga sebagai organ pernafasan.
2) Sistem Pencernaan Makanan
Makanan berupa tumbuh-tumbuhan, dipotong-potong oleh rahang zat tanduk (mandibula),
kemudian dikunyah oleh radula. Zat-zat makanan diserap di dalam intestin. Saluran pencernaan
makanan terdiri atas: rongga mulut-faring (tempat dimana terdapat radula)-esofagus-temboloklambung-intestin-rektum-anus. Kelenjar pencernaan terdiri atas: kelenjar ludah, hati, dan
pankreas.
3) Sistem Peredaran Darah
Jantung terdapat di dalam cavum pericardi, terdiri dari dua bagian, yaitu satu atrium dan satu
ventrikel. Dari ujung ventrikel keluar aorta yang bercabang dua, yaitu: (1) Cabang yang berjalan
kea rah anterior, mensuplai darah bagian tubuh sebelah anterior (kepala) kemudian membelok ke
arah ventral menjadi arteria pedalis yang mensuplai darah ke bagian kaki; (2) cabang yang
berjalan ke arah posterior, mensuplai darah ke viscera, terutama ke kelenjar pencernaan,
ventrikel, dan ovotestes. Arteria bercabang-cabang yang langsung mencapai rongga-rongga
darah atau hemocoelom (tidak membentuk kapiler-kapiler. Dari hemocoelom, dikumpulkan
kembali melalui sirculus venosus (=pembuluh darah yang berjalan melingkar). Circulus venosus
terdiri atas dua (masing-masing mengumpulkan arah dari daerah viscera, daerah kaki dan kepala,
kemudian darah diteruskan ke paru-paru (untuk melepaskan CO 2, dan menerima oksigen)
selanjutnya masuk kembali ke atrium kemudian ke ventrikel. Darahnya mengandung pigmen
pernafasan yang berwarna biru (=haemocyanin), berfungsi untuk mengikat Oksigen, zat-zat
makanan, dan sisa metabolisme.
4) Sistem Pernafasan
Alat pernafasan berupa paru-paru (modifikasi dari rongga mantel yang kaya dengan kapilerkapiler darah).
5) Sistem Ekskresi
Alat ekskresi berupa nephridia, terdapat di dekat jantung dan saluran uretranya terletak di
dekat anus.
6) Sistem Syaraf
Sistem syaraf terdiri atas: ganglion serebral (sebelah dorsal), ganglion pedal (sebelah
ventral), ganglion parietal (sebelah lateral), ganglion abdominal (sebelah median), ganglion
bukal (sebelah dorsal rongga mulut).
7) Organ Reseptor
Terdapat tiga macam reseptor yang utama, yaitu:
a) Kemoreseptor (terletak pada tentakel yang pendek)
b) Photoreseptor (merupakan mata sederhana yang dilengkapi dengan lensa, sel-sel pigmen dan
c)
sel-sel reseptor)
Statoreseptor (berupa statokist, terdapat pada ganglion pedalis dan mendapat syaraf dari
ganglion serebralis)
Selain dari itu seluruh permukaan tubuhnya peka terhadap sentuhan dan stimulant lainnya.
8) Sistem Reproduksi
Achatina fulica bersifat hermafrodit, tetapi untuk fertilisasi diperlukan spermatozoa dari
individu lain, karena spermatozoa dari induk yang sama tidak dapat membuahi sel telur. Ova dan
spermatozoa dibentuk bersama-sama di ovotestis. Ovotestis berupa kelenjar kecil berwarna putih
kemerahan, terletak melekat di antara kelenjar pencernaan (hepatopankreas, pada apek dari masa
a)
b)
(1)
(2)
Mukus ini dihasilkan oleh glandula pedalis dengan salurannya yang bermuara di permukaan
ventral di belakang mulut.
Mukus ini berguna untuk: (1) menjaga agar supaya kaki tidak menjadi kering, (2) menahan
bagian-bagian kaki yang relaksasi: sementara bagian yang kontraksi bergerak ke depan, konka
cenderung jatuh menggantung di sisi kanan dan secara periodik kembali pada posisi semula oleh
karena aktivitas muskulus kolumellaris. Achatina fulica aktif hanya pada waktu udara lembab
dan merayap kemana-mana terutama pada waktu malam hari. Pada waktu udara kering tidak
aktif (ini disebut aestivasi) dan menarik tubuhnya ke dalam konka di tempat yang terlindung,
kemudian kakinya mengeluarkan lapisan lendir yang kaku dan mengeras untuk menutup lubang
konka dan mencegah pengeringan lebih jauh.
Ophistobranchia
Kelompok gastropoda ini memiliki dua buah insang yang terletak di posterior, nefridia berjumlah
satu buah, jantung satu ruang dan organ reproduksi berumah satu. Kebanyakan hidup di laut.
Contohnya: Aplysia sp
Subkelas ini dibagi kedalam delapan ordo yaitu:
Pulmonata.
Bernapas dengan paru-paru, cangkang berbentuk spiral, kepala dilengkapi dengan satu atau dua
pasang tentakel, sepasang diantaranya mempunyai mata, rongga mentel terletak di interior, organ
reproduksi hermaprodit atau berumah satu. Contohnya: Achatina
Sub kelas ini dibagi menjadi dua ordo yaitu:
3.Bivalvia
Ciri-ciri bivalvia
Hewan kelas ini selalu mempunyai
cangkang katup sepasang maka disebut sebagai Bivalvia. Hewan ini disebut juga Pelecypoda
yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu pelecys yang artinya kapak kecil dan podos yang artinya
kaki. Jadi Pelecypoda berarti hewan berkaki pipih seperti mata kapak. Hewan kelas ini pun
berinsang berlapis-lapis maka sering disebut Lamellibranchiata.
Cangkang dihubungkan oleh engsel elastis. Apabila cangkang terbuka kaki keluar untuk
bergerak. Untuk menutup cangkang dilakukan oleh otot transversal yang terletak di akhir kedua
ujung tubuh di bagian dekat dorsal, yaitu otot aduktor anterior dan posterior. cangkok berjumlah
dua (sepasang) ada di bagian anterior dan umbo (bagian yang membesar/menonjol) terdapat
dibagian posterior (punggung).. Adanaya otot-otot aduktor ini menyebabkan dua cangkang dapat
membuka dan menutup. Pada umumnya hidup di perairan baik air tawar maupun air laut yang
banyak mengandung zat kapur yang digunakan untuk membentuk cangkangnya. Struktur Tubuh
Bivalvia
Kelas ini mencangkup bangsa kerang. Tubuhnya bilateral simetris, terlindung oleh cangkang
kapur yang keras. Bagian cangkang terdiri atas bagian torsal dan bagian ventral.Pada bagian
torsal terdapat:
Gigi sendi, sebagai poros ketika katup membuka dan menutup serta meluruska kedua
katup;
Paling luar adalah cangkang yang berjumlah sepasang, fungsinya untuk melindungi
seluruh tubuh kerang
Mantel, jaringan khusus, tipis dan kuat sebagai pembungkus seluruh tubuh yang lunak.
Pada bagian belakang mantel terdapat dua lubang yang disebut sifon. Sifon atas berfungsi
untuk keluarnya air, sedangkan sifon bawah sebagai tempat masuknya air.
Insang, berlapis-lapis dan berjumlah dua pasang. Dalam insang ini banyak mengandung
pembuluh darah.
Di dalam rongga tubuhnya terdapat berbagai alat dalam seperti saluran pencernaan yang
menembus jantung, alat peredarn, dan alat ekskresi (ginjal).
Cangkang kerang terdiri atas tiga lapis, yaitu urut dair luar ke dalam sebagai berikut.
1. Periostrakum, merupakan lapisan tipis dan gelap yang tersusun atas zat tanduk yang
dihasilkan oleh tepi mantel; sehingga sering disebut lapisan tanduk, fungsinya untuk
melindungi lapisan yang ada di sebelah dalamnya dan lapisan ini berguna untuk
melindungi cangkang dari asam karbonat dalam air serta memberi warna cangkang.
2.
Prismatic, lapisan tengah yang tebal dan terdiri atas kristal-kristal kalsium karbonat yang
berbentuk prisma yang berasal dari materi organik yag dihasilkan oleh tepi mantal.
3. Nakreas, merupakan lapisan terdalam yang tersusun atas kristal-kristal halus kalsium
karbonat. merupakan lapisan mutiara yang dihasilkan oleh seluruh permukaan mantel. Di
lapisan ini, materi organik yang ada lebih banyak daripada di lapisan prismatic. Lapisan
ini tampak berkilauan dan banyak terdapat pada tiram/kerang mutiara. Jika terkena sinar,
mampu mamancarkan keragaman warna. Lapisan ini sering disebut sebagai lapisan
mutiara.
Lapisan mutiara ini terbentuk dari getah-getah yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar pada sel-sel
mantel. Pembentukan mutiara oleh bivalvia adalah proses yang terjadi kerena aktifitas cangkang,
yaitu sebagai berikut. Jika ada benda asing yang ada di luar tubh, seperti butiran pasir atau suatu
parasit, yang secara tidak sengaja masuk ke dalam cangkang maka akan disimpan dalam suatu
kantong kecil dalam mantel.
Di mentel banyak disekresikan nekreas oleh lapisan epitelium kantong tersebut. Sedikit demi
sedikit nakreas melapisi partikel atau benda asing tersebut. Dalam waktu 4 tahun partikel dan
lapisan nakreas itu telah menjadi mutiara. Didasarkan pada kenyataan ini maka manusia
membuat mutiara. Cara yang biasa ditempuh adalah denagn memasukkan benda asing seperti
arang, pasir, dan benda lain di sela antara mantel dan cangkang untuk mengeluarkan getahnya.
Getah ini menyelimuti benda asing tersebut selanjutnya mengkristalkan membentuk butiran
mutiara. Di jepang telah dilakukan penyelidikan yang mengarah pada produksi mutiara untuk
kepentingan komersial, yakni dengan kultur mutiara. Di Indonesia terdapat pusat pengembangan
mutiara, antara lain di lombk,NTB, dan kepulauan banggai sulawesi tegah.Makanan kerang
berupa hewan kecil yang terdapat dalam perairan yang masuk bersama air melalui sifon.
Alat pernapasan kerang berupa insang dan bagian mantel. Insang kerang berbentuk W dengan
banyak lamella yang mengandung banyak batang insang. Pertukaran O2 dan CO2 terjadi pada
insang dan sebagian mantel. Mantel terdapat di bagian dorsal meliputi seluruh permukaan dari
cangkang dan bagian tepi. Antara mantel dan cangkang terdapat rongga yang di dalamnya
terdapat dua pasang keping insang, alat dalam dan kaki. Alat peredaran darah sudah agak
lengkap denagn pembuluh darah terbuka. System pencernaan dari mulut sampai anus
System sarafnya terdiri dari 3 pasang ganglionyang saling berhubungan yaitu:
Air dikeluarkan kembali melalui saluran lainnya. Makin dalam kerang membenamkan diri makin
panjang tabung sifonnya. Nybakken (1992) mengklasifikasikan bivalvia ke dalam kelompok
pemakan suspensi, penggali dan pemakan deposit. Karena itu jumlahnya cenderung melimpah
pada sedimen lumpur dan sedimen lunak. Di daerah intertidal, kehidupan Pelecypoda
dipengaruhi pasang surut. Adanya pasang surut menyebabkan daerah ini kering dan fauna ini
terkena udara terbuka.
Cara bivalvia membiofilter polutan pada ekosistem sungai
Bivalvia adalah biota yang hidup menetap di dasar perairan dan
memakam partikel-pertikel
yang tersuspensi( suspension feeder) maupun yang mengendap di dasar perairan(deposit feeder)
sehingga sering disebut filter feeder. Sehubungan dengan hal ini maka bivalvia dapat menyerap
dan mengakumulasikan sejumlah logam berat di dalam tubuhnya.Polutan, khususnya polutan
industri banyak mengandung senyawa karsinogen. Senyawakarsinogen ini dapat menginduksi
kanker karena bersifat mutagen (dapat menyebabkan mutasi, yangdapat mengubah susunan
DNA). Kerang darah atauAnadara granosa merupakan jenis kerang yang rentan pencemaran
karena hidupnya di daerah berlumpur sehingga mampu
memakan sedimen.
4. Kelas Cephalopoda
Cephalopoda (Yunani: kephale yang berarti kepala, dan podos artinya kaki) adalah kelas dari
Phylum Molluca yang memiliki alat gerak di bagian kepala. Kelas ini merupakan kelas dengan
tingkat evolusi tertinggi di antara Mollusca. Tubuh simetri bilateral dengan kaki yang terbagi
menjadi lengan-lengan yang dilengkapi alat pengisap dan system saraf yang berkembang baik
berpusat di kepala. Kelompok ini memiliki badan lunak dan tidak memiliki cangkang tebal
seperti kelas lainnya. Mantelnya menyelimuti seluruh tubuh dan membentuk kerah yang longgar
di dekat leher (Romimohtarto, 2007). Contoh spesies dari kelas Cephalopoda adalah. gurita
(Octopus sp.), sotong (Sepia officinalis), cumi-cumi (Loligo indica), dan Nautilus sp.
Klasifikasi :
Kelas cephalopoda dibagi menjadi 2 ordo, yaitu tetrabranchiata dan dibranchiata.
1.OrdoTetrabranchiata
Tetrabranchiata meliputi jumlah spesies yang sangat banyak, diantaranya telah
menjadi fosil (kelompok nautiloid dan ammonoids) yang hidup pada zaman
Mesozoik(60 juta tahun yang lalu). Contoh yang mewakili dari nautiloids adalah
genus nautilus yang dapat dijumpai di lautan pasifik dan lautan Indonesia.
Tetrabranchiata memiliki cangkang luar dari kapur yang membelit dan memiliki
beberapa lengan. Hewan ini mempunyai dua pasang insangserta dua pasang
nefridia dan tidak mempunyai kromatofora dan kantung tinta. Salah satu famili dari
ordo tetrabranchiata adalah famili nautilidae; cantohnya nautilus pompilus.
2.OrdoDibranchiata
Dibranchiata memiliki cangkang dalam atau tidak sama sekali dengan lengn lebih
sedikit dibandingkan tetrabranchiata. Hewan ini mempunyai kantung tinta,
sepasang insang, sepasang nefrida, serta memiliki kromatofora.
Ordo dibranchiate dibagi menjadi 2 sub-ordo yaitu:
a) Subordo decapoda, contoh: loligo pealeii dan sepia officinalis.
b) Subordo octapoda; sebagian besar tak memiliki cangkang kecuali genus
argonauta. Contoh octapoda antara lain argonauta argo, octopus vulgaris dan
octopus bairdi.
a.
Habitat
Loligo pealii seperti halnya anggota Cephalopoda yang lainnya memiliki habitat di perairan
laut. Hewan ini dapat hidup, baik di lautan dangkal hingga laut dalam.
b. Struktur Tubuh
Tubuh terdiri atas kepala yng terletak ventral, leher yang pendek dan badan yang berbentuk
tabung dengan sirip pada kedua sisinya. Pada kepala terdapat sepasang mata yang berkembang
sempurna, dan mulut yang terletak diujung dikelilingi oleh empat pasang tangan dan sepasang
tentakel. Pada tangan terdapat mangkuk pengisap, Pada sisi posterior kepala terdapat sifon.
c.
Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan makan pada cumi-cumi telah lengkap dan berkembang dengan baik dan
terdiri dari mulut yang mengandung radula, faring berotot, esophagus, lambung berbentuk
kantung, sekum berdinding tipis, usus, rectum dan anus. Kelenjar pencernaan terdiri atas
sepasang kelenjar ludah, hati dan pancreas.
insang melalui pembuluh darah efferent menuju aurikel di setiap sisi yang masing-masing
bermuara pada jantung sistemik.
e.
Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas otak dan beberapa ganglion, yakni ganglion serebral, ganglion pedal
serta beberapa ganglion yang lain.
f.
Sistem Reproduksi
Loligo pealii bersifat diesius. Pada waktu kopulasi spermatofor dari hewan jantan dimasukan
dalam rongga mantel betina dengan pertolongan hektokotilus yang berbentuk seperti sisir. Telur
cumi-cumi besar dan bersifat megalesita dan jika menetas tidak melewati tahap larva.
g. Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Mollusca
Classis
: Cephalopoda
: Teuthoidea
Familia
: Loliginidae
Genus
; Loligo
Species
: Loligo pealii
Gurita
Cumi Cumi
Sotong
5.SCAPHOPODA
Meskipun tidak jarang di dapat, mereka tidak dikenal oleh sebagian besar masyarakat. Mereka
berukuran kecil, hidup dalam pasir atau lumpur, terpendam di bawah permukaan dan umumnya disebut
keong gigi. Mereka sering terdampar di pantai. Bentuk cangkangnya seperti gigi ular yang tipis
dan panjang. Cangkangnyasering meruncing dari ujung depan ke ujung belakang, karenanya
disebut cangkanggading (tusk shell). Cangkangnya agak melengkung dan bagian dalamnya berongga.Kedua
ujungnya terbuka, yang satu lebih besar dari pada yang lainnya. Hewan ini primitive dan tidak
mempunyai jantung, insang, mata atau tentakel. Tetapi punyacangkang, radula dan mantel untuk
pembentukan cangkang. (gambar 2.2)
A.Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Moluska
Class : Scaphopoda
Spesies : Dentalium vulgare
Dentalium vulgare
Habitat
Hidup dan membenamkan diri pada substrat pasir atau lumpur yang bersih dilaut dangkal, beberapa spesies
terdapat pada kedalaman 1.850 m. Apabila berjalan di pantai perlu hati-hati karena hewan ini
tumbuh di batu atau benda laut lainnya yang berbaris menyerupai taring. cangkangnya yang
tajam dapat menusuk telapak kakidan menyebabkan luka
cangkangCangkangnya terbuka pada kedua ujungnya, berbentuk silinder, dan biasanya berwarna
putih/kekuningan.4) Dekat mulut terdapat tentakel kontraktif bersilia disebut captula dengan
ujungyang menjulur, yaitu alat peraba. Fungsinya untuk menangkap mikroflora danmikrofauna.
5)Kaki muncul dari ujung cangkang yang besar, berfungsi untuk menggali di pasir.6)Sirkulasi air
untuk pernafasan digerakkan oleh gerakan kaki dan silia, sementaraitu pertukaran gas terjadi di
mantel.7) Hewan ini memiliki Kelamin terpisah.
Contoh : Siput gading (Dentalium vulgare)
Morfologi Scaphopoda,Dentalium sp
(Hegner, 1933)
D.Reproduksi
Scaphopoda bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual salingterpisah pada
individu lain. Fertilisasi dilakukan dengan cara eksternal. Telur dilepaskan secara terpisah dan sesudah
stadium larva yang singkat hewan-hewan muda tenggelam di dasar laut
E.Sistem Respirasi
Dentalium vulgare
tidak memiliki kepala dan ingsang oleh karena itu Sistem pernapasannya di bantu oleh mantel.
Mantel membentuk rongga mantel yang berisicairan. Cairan tersebut merupakan lubang insang,
lubang ekskresi, dan anus.
F.Sistem saraf
System sarafnya berupa tiga pasang simpul saraf (ganglion), yaitu ganglion sarebral,ganglion
pleural, dan ganglion pedal. Ketiganya dihubungkan dengan serabut-serabut saraf.