Anda di halaman 1dari 9

Gophering Adalah metode penambangan yang tidak sistematis, umumnya

dilakukan secara tradisional / manual.


Dipakai untuk endapan tersebar dengan nilai sedang-tinggi
Bijih dan batuan samping cukup kuat, sehingga tidak diperlukan
penyangga.
Ventilasi udara alami
Biaya investasi & operasi rendah
Produksinya kecil
Tambang Bawah Tanah (Underground Mine)
Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang
dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.
Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas,
tembaga, seng, nikel, dan timbal. Karena letak cadangan yang umumnya berada
jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan.
Jalan masuk dapat dibedakan menjadi beberapa macam:

Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari
permukaan tanah menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya
digunakan untuk jalan kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari
bawah tanah.

Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan
menuju cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift
yang dapat difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.

Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi


bukit atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.
Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah:

development (pengembangan) dan

production (produksi).
Pada tahap development, semua yang digali adalah batuan tak berharga.

Tahap development termasuk pembuatan jalan masuk dan penggalian fasilitasfasilitas bawah tanah lain. Sedang tahap production adalah pekerjaan menggali
sumber bijih itu sendiri. Tempat bijih digali disebut stope (lombong). Disini uang
mulai bisa dihasilkan.
Ada dua metode tambang bawah tanah:

Tambang room and pillar

dan Tambang longwall.

Dalam tambang room-and-pillar, endapan batubara ditambang dengan


memotong jaringan ruang ke dalam lapisan batubara dan membiarkan pilar
batubara untuk menyangga atap tambang. Pilar-pilar tersebut dapat memiliki
kandungan batubara lebih dari 40% walaupun batubara tersebut dapat
ditambang pada tahapan selanjutnya. Penambangan batubara tersebut dapat
dilakukan dengan cara yang disebut retreat mining (penambangan mundur),
dimana batubara diambil dari pilar-pilar tersebut pada saat para penambang
kembali ke atas. Atap tambang kemudian dibiarkan ambruk dan tambang
tersebut ditinggalkan.

Tambang longwall mencakup penambangan batubara secara penuh dari


suatu bagian lapisan atau muka dengan menggunakan gunting-gunting
mekanis. Tambang longwall harus dilakukan dengan membuat perencanaan
yang hati-hati untuk memastikan adanya geologi yang mendukung sebelum
dimulai kegiatan penambangan. Kedalaman permukaan batubara bervariasi di
kedalaman 100-350m. Penyangga yang dapat bergerak maju secara otomatis

dan digerakkan secara hidrolik sementara menyangga atap tambang selama


pengambilan batubara. Setelah batubara diambil dari daerah tersebut, atap
tambang dibiarkan ambruk. Lebih dari 75% endapan batubara dapat diambil dari
panil batubara yang dapat memanjang sejauh 3 km pada lapisan batubara.
Keuntungan utama dari tambang roomand-pillar daripada tambang longwall
adalah, tambang roomand-pillar dapat mulai memproduksi batubara jauh lebih
cepat, dengan menggunakan peralatan bergerak dengan biaya kurang dari 5 juta
dolar (peralatan tambang longwall dapat mencapai 50 juta dolar).
Jenis metode nya sebagai berikut :
a) Open Stope
Open stope adalah salah satu metoda penambangan bawah tanah. Open
Stope adalah penambangan tanpa membuat penyangga-penyangga.
Syarat bahan galian yang dapat ditambang dengan metoda ini adalah
atapnya cukup kuat menahan beban tanpa disangga atau dengan atau
bisa disebut juga cukup kompeten.
b) Supported Stope
Dalam metoda penambangan seperti ini (Pada umumnya mineral logam)
bawah tanah dengan cara membuat penyangga-penyangga. Dalam
penyanggaan bahan yang bisa digunakn seperti kayu, besi, beton, atau
baut besi (roof bolting).
c) Long Wall
Long Wall adalah suatu sistem penambangan bawah tanah untuk
endapan batubara dengan membuat lorong-lorong panjang, secara
mekanis dan bagian dari front penambangan yang sudah selesai
ditambang dibiarkan runtuh dengan sendirinya (caving).
d) Short Wall
Short wall adalah penambangan bawah tanah untuk endapan batubara,
dengan membuat lorong-lorong yang ukurannya lebih kecil atau lebih
pendek dari long wall.
e) Room and Pillar
Room an d pillar merupakan suatu system penambangan bawah tanah
untuk endapan batubara dengan menggunakan penyangga-penyangga
f)

yang umumnya dari kayu, dengan bentuk blok-blok persegi.


Cut and Fill
Cut and fill adalah salah satu metoda penambangan, dalam metoda
penambangan ini, dengan cara menggali atau membuat bukaan-bukaan

dan kemudian mengisi kembali dengan material lain bekas bukaan


tersebut.
g) Gophering
Dalam metoda penambangan ini dengan membuat bukaan-bukaan
berukuran relatif kecil dan sempit secara tidak beraturan, atau dikenal
sebagai lobang tikus.
h) Block Caving
Merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah, dengan car
meruntukan bagian yang sudah selesai ditambang (mined out ).
Tambang Bawah Tanah (Underground Mine)

Tambang bawah tanah adalah kegiatan pertambangan yang di lakukan dibawah


permukaan tanah untuk mengambil bahan mineral..
Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk
perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk dapat dibedakan
menjadi beberapa:

Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari
permukaan tanah menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya
digunakan untuk jalan kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari
bawah tanah.

Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan
menuju cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift
yang dapat difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.

Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi


bukit atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.

Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah: development
(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang
digali adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan
masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain.

Dengan semua pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan panjang


terowongan yang mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus untuk
mengalirkan udara ke semua sudut terowongan. Pekerjaan ini menjadi tugas tim
ventilasi tambang.
Selain mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti memastikan
agar semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas beracun yang
ditimbulkan oleh peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk memaksa agar
udara mengalir ke terowongan, digunakanlah fan (kipas) raksasa dengan berbagai
ukuran dan teknik pemasangan.
Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-penyangga
terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah
dikembangkan. Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan
kinerja dan juga keselamatan semua pekerja.
Metode tambang bawah tanah terbagi mejadi:
Open Stope Methodes
Supported Stope Methodes
Caving Methodes
Coal Mining Methodes
Open Stope Methodes
Open Stope Methodes adalah sistem tambang bawah tanah
dengan ciri-ciri :
Sedikit memakai penyangga, atau hampir tidak tidak ada.
Umumnya merupakan cara penambangan sederhana, atau
tradisional.
Bisa menggunakan buruh-buruh yang tidak terlatih.
Cocok untuk endapan bijih dengan ciri-ciri:

Endapan bijih dan batuan induk relative keras, sehingga tidak


mudah runtuh.
Endapan bijih memiliki kemiringan lapisan (dip) lebih dari 70o.
Ukuran bijih tidak terlalu besar.
Tebal endapan bijih kurang dari 5 m.
Antara batuan induk dan bijih mudah dibedakan atau terlihat jelas.
Sedangkan metode Open Stope Methode sendiri dibedakan
menjadi:
Gophering Coyoting
Glory Hole Methode
Shrinkage Stoping
Sublevel Stoping
Berdasarkan pembagian di atas, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Gophering Coyoting
Metode Gophering Coyoting mempunyai ciri-ciri:
Arah penambangan hanya mengikuti arah endapan bijih.
Cara pengerjaannya tidak sistematis.
Alat dan cara penambangnya sangat sederhana.
Tanpa perencanaan rinci, karena dalam penambangnya hanya
mengikuti arah endapan.
Glory Hole Methode
Metode Glory Hole Methode merupakan system penambangan
dengan cara bebas membuat lubang bukaan, dikarenakan baik
batuan induk maupun endapan bijih relative kuat. mempunyai
ciri-ciri:
Metode ini cocok untuk endapan yang sempit atau relative sedikit.
Lebar endapan antara 1 5 m, tetapi dengan arah memanjang ke
bawah berbentuk bulat atau elips.
Endapan bijih dan batuan induk kuat.
Shrinkage Stoping
Metode Shrinkage Stoping mempunyai syarat atau ciri-ciri:
Cocok untuk batuan kuat.
Endapan mempunyai kemiringan lebih dari 70o.
Tebal endapan tidak lebih dari 3 m.
Endapan bijih memiliki nilai yang tinggi baik kadar maupun
harganya.
Endapan bijih harus homogen atau uniform.
Penambangan tidak selektif.
Bukan merupakan endapan Sulfida (Fe), karena endapan Sulfida
harus dengan metode selective mining, hal ini guna menghindari
pengaruhnya pada asam tambang.
Sublevel Stoping

Sublevel Stoping adalah penambangan bawah tanah dengan


cara membuat level-level, kemudian dibagi menjadi sublevelsublevel. Sedangkan syarat-syaratnya sebagai berikut:
Ketebalan cebakan antara 1 20 m.
Kemiringan lereng sebaiknya lebih dari 30o.
Baik endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan keras.
Batas endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan tidak ada
retak-retak ketika dilakukan penambangan. Hal ini diperlukan
agar tidak terjadi dilusi atau pencampuran dua material. Dalam
hal ini pencampuran endapan bijih dengan batuan induk.
Penyebaran kadar bijih sebaiknya homogen.
Supported Stope Methode
Supported Stope Methode adalah metode penambangan bawah
tanah yang menggunakan penyangga dalam proses
penambangannya. Secara umum ciri-ciri Supported Stope
Methode antara lain:
Cocok untuk endapan bijih serta batuan induk yang lunak.
Cara penambangannya secara sistematis.
Penyangga dalam tambang bawah tanah dibedakan menjadi dua,
antara lain:
Penyangga Alamiah
Penyangga alamiah adalah penyangga yang menggunakan
material yang berada atau dihasilkan dari proses penambangan
itu sendiri. Penyangga alamiah dibagi menjadi:
Endapan bijih yang ditinggalkan atau tidak ditambang.
Endapan bijih kadar rendah. Setelah dinilai tidak ekonomis,
endapan bijih ini ditinggalkan sebagai penyangga.
Waste
Batuan samping, atau material lain yang tidak ditambang.
Penyangga Buatan (Artificial Support)
Artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan ke
dalam tamang bawah tanah, agar tidak runtuh. Bahan
penyangga buatan ini disebut juga Material Filling, dapat berupa
tailing, pasir, tanah, semen, baja, kayu, maupun baut batuan.
Supported Stope Methode dibedakan menjadi:
Shrink and Fill Stoping
Merupakan metode penambangan dengan cara membuat levellevel, dimana level-level tersebut merupakan endapan bijih yang
ditambang. Di dalam level-level tersebut dibuat Stope-stope atau
ruangan-ruangan. Setelah selesai menambang dalam satu level,
maka level tersebut diisi kembali dengan material lalu
dilanjutkan dengan membuat level baru. Arah tambang pada
metode ini relative horizontal.
Cut and Fill Stoping

Merupakan metode penambangan dengan cara memotong


batuan untuk membuat stope dalam level. Setelah selesai
menambang dalam satu stope, maka stope tersebut diisi kembali
tanpa menunggu selesai dalam satu level. Ini yang membedakan
dengan Shrink and Fill Stoping. Syarat Cut and Fill Stoping antara
lain:
Endapan bijih tebalnya antara 1 6 m.
Arah endapan relative mendatar tapi cukup tebal.
Sebaiknya untuk endapan vein, kemiringannya harus lebih dari 45o.
Dan untuk endapan yang bukan vein kurang dari 45o
Endapan bijih keras, tapi batuan induknya lunak.
Endapan bijih bernilai tinggi baik kadar maupun harganya.
Square Set Stoping
Pada dasarnya, system penambangan ini dengan cara membuat
penyangga yang lebih sistematis, dimana penyangganya
berbentuk ruang (tiga dimensi). Baik berupa kubus ataupun
balok. Penyangganya sendiri dapat berupa kayu maupun besi.
Ciri-ciri Square Set Stoping antara lain:
Ongkos penyangganya sangat mahal.
Kemiringan endapan lebih dari 45o
Ketebalan bijih minimal 3,5 m.
Baik endapan bijih maupun batuan induk mudah runtuh.
Endapan tidak perlu memiliki batasan yang jelas antara endapan
bijih dan batuan induknya.
Stull Stoping
System penambangan ini meruapkan system penambangan
yang memasang penyangga dari footwall ke hanging wall. Stull
sendiri berarti kayu, sehingga pada system penambangan ini
penyangganya menggunakan kayu.
Ciri-ciri system penambangan ini antara lain:
Bijih cukup kuat, sehingga tidak perlu langsung disangga, tapi
batuan induk mudah pecah menjadi bongkahan-bongkahan.
Kemiringan endapan bijih tidka terlalu berpengengaruh.
Ketebalan endapan bijih antara 1 5 m.
Bijih harus bernilai tinggi.
Recovery harus tinggi. Dan looses factor harus rendah, mengingat
biaya yang dibutuhkan untuk penyangga sangat mahal.
* Cara pemasangan penyangga dibedakan menjadi:
Raise Set
Raise set merupakan cara pemasangan penyangga dari bawah
ke atas.
Lead Set
Lead set merupakan cara pemasangan penyangga maju, searah
dengan penambangan endapan bijih.
Corner

Corner set merupakan cara pemasangna penyangga ke arah


samping atau juga menyudut.
* Vein atau urat batuan adalah intrusi batuan lain ke dalam batuan
induk. Intusi terjadi melalui rekahan-rekahan batuan induk, dan
lebih keras daripada batuan induk.
* Endapan bijih dalam sebuah cebakan relative berbeda kadarnya
pada masing-masing bagiannya. Mengenai kadarnya dapat
dihitung dengan menggunakan metode IMD dan juga IDW yang
diperlajari di matakuliah Geostatik.
* Drift adalah lubang bukaan yang menghubungkan antar level
secara vertikal.
* Raise adalah lubang bukaan horizontal yang berfungsi sebagai
jalan keluar-masuk pekerja dan juga mengeluarkan endapan
bijih.
* Level adalah lubang bukaan yang bertingkat-tingkat.

Anda mungkin juga menyukai