BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
[]
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian guru yang professional?
2. Bagaimana sasaran sikap profesi ?
3. Bagaimana pengembangan sikap professional ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian guru yang profesional.
2. Untuk mengetahui sasaran sikap profesi.
3. Untuk mengetahui pengembangan sikap professional.
[]
BAB II
PEMBAHASAN
A.
[]
dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki
suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.
Menurut PP No. 74 Tahun 2008 pasal 1.1 Tentang Guru, Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalar pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Selanjutnya dijelaskan menurut Arifin (2000), bahwa guru Indonesia yang
profesional dipersyaratkan mempunyai:
a. Dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat
teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21;
b. Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis pendidikan yaitu
ilmu pendidikan sebagai ilmu praksis bukan hanya merupakan konsep-konsep
belaka. Pendidikan merupakan proses yang terjadi di lapangan dan bersifat
ilmiah, serta riset pendidikan hendaknya diarahkan pada praksis pendidikan
masyarakat Indonesia;
c. Pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan, profesi guru
merupakan profesi yang berkembang terus menerus dan berkesinambungan
antara LPTK dengan praktek pendidikan. Kekerdilan profesi guru dan ilmu
pendidikan disebabkan terputusnya program pre-service dan in-service karena
pertimbangan birokratis yang kaku atau manajemen pendidikan yang lemah.
[]
menyangkut
persoalan
integritas
dan
personaliti.
Dalam
perspektif
[]
demikian, profesi guru juga sangat lekat dengan peran yang psikologis, humannis
bahkan identik dengan citra kemanusiaan. Karena ibarat sebuah laboratorium,
seorang guru seperti ilmuwan yang sedang bereksperimen terhadap nasib anak
manusia dan juga suatu bangsa.Ada beberapa kriteria untuk menjadi guru profesional.
Secara umum, sikap profesional seorang guru dilihat dari faktor luar. Akan
tetapi, hal tersebut belum mencerminkan seberapa baik potensi yang dimiliki guru
sebagai seorang tenaga pendidik. Menurut PP No. 74 Tahun 2008 pasal 1.1 Tentang
Guru dan UU. No. 14 Tahun 2005 pasal 1.1 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalar pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi (UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1.4).
Guru sebagai pendidik professional dituntut untuk selalu menjadi teladan bagi
masyarakat di sekelilingnya.
Dalam melaksanakan tugasnya, guru memiliki aturan-aturan yang tercantum
didalam Kode Etik Guru (Kongres PGRI ke-8, Jakarta) yaitu:
1. Guru berbakti
untuk
dengan
orang
tua
murid
sebaik-baiknya
bagi
[]
secara
bersama-sama
memelihara,
membina,
dan
yang
memenuhi
standar
mutu
atau
norma
tertentu
serta
memerlukan pendidikan profesi (UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
pasal 1.4). Guru sebagai pendidik professional dituntut untuk selalu menjadi teladan
[]
segala
kebijaksanaan
pemerintah
dalam
bidang pendidikan
[]
Dalam UU. No 14 Tahun 2005 pasal 7.1.i disebutkan bahwa guru harus
memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Pasal 41.3 menyebutkan Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi Ini
berarti setiap guru di Indonesia harus tergabung dalam suatu organisasi yang
berfungsi sebagai wadah usaha untuk membawakan misi dan memantapkan profesi
guru. Di Indonesia organisasi ini disebut dengan Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI). Dalam Kode `Etik Guru Indonesia butir delapan disebutkan : Guru secara
bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdian. Ini makin menegaskan bahwa setiap guru di Idonesia
harus tergabung dalam PGRI dan berkewajiban serta bertanggung jawab untuk
menjalankan, membina, memelihara dan memajukan PGRI sebagai organisasi
profesi. Baik sebagai pengurus ataupun sebagai anggota. Hal ini dipertegas dalam
dasar keenam kode etik guru bahwa Guru secara pribadi dan bersama-sama
mengembangkan, dan meningkatkan martabat profesinya. Peningkatan mutu profesi
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti penataran, lokakarya, pendidikan
lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi perbandingan dan berbagai kegiatan
akademik lainnya. Jadi kegiatan pembinaan profesi tidak hanya terbatas pada
pendidikan prajabatan atau pendidikan lanjutan di perguruan tinggi saja, melainkan
dapat juga dilakukan setelah lulus dari pendidikan prajabatan ataupun dalam
melaksanakan jabatan.
3. Sikap Terhadap Teman Sejawat
Dalam ayat Kode Etik Guru disebutkan bahwa Guru memelihara hubungan
seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial. Ini berarti bahwa:
1. Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam
lingkungan kerjanya.
|Sikap Profesional Keguruan
[]
10
[]
Prinsip manusia seutuhnya dalam kode etik ini memandang manusia sebagai kesatuan
yang bulat, utuh baik jasmani maupun rohani, tidak hanya berilmu tinggi tetapi juga
bermoral tinggi pula. Dalam mendidik guru tidak hanya mengutamakan aspek
intelektual saja, tetapi juga harus memperhatikan perkembangan seluruh pribadi
peserta didik, baik jasmani, rohani, sosial, maupun yang lainnya sesuai dengan
hakikat pendidikan.
5. Sikap Tempat Kerja
Untuk menyukseskan proses pembelajaran guru harus bisa menciptakan suasana kerja
yang baik, dalam hal ini adalah suasana sekolah. Dalam kode etik dituliskan: Guru
menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar mengajar. Oleh sebab itu guru harus aktif mengusahakan suasana baik
itudengan berbagai cara, baik dengan penggunaan metode yang sesuai, maupun
dengan penyediaan alat belajar yang cukup, serta pengaturan organisasi kelas yang
mantap, ataupun pendekatan yang lainnya yang diperlukan.
Selain itu untuk mencapai keberhasilan proses pembelajaran guru juga harus mampu
menciptakan hubungan yang harmonis antar sesama perangkat sekolah, orang tua
siswa dan juga masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengundang orang tua
sewaktu pengambilan rapor, membentuk BP3 dan lain- lain.
6.
Sudah menjadi perkembangn umum bahwa suasana yang baik ditempat kerja
akan meningkatkan produktifitas. Hal ini disadari dengan sebaik-baiknya oleh setiap
guru, dan guru berkewajiban menciptakan suasana yang demikian dalam
lingkungannya. Untuk menciptakan suasana kerja yang bauk ini ada dua hal yang
harus diperhatikan, yaitu:
11
[]
1. Guru sendiri
2. Hubungan guru dengan orang tua dan masyarakat sekeliling
Terhadap guru sendiri dengan jelas juga dituliskan dalam salah satu butir dari
kode etik yang berbunyi : Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang
menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, guru harus aktif
mengusahakan suasana yang baik itu dengan berbagai cara, baik dengan penggunaan
metode mengajar sesuai, maupun dengan penyediaan alat belajar yang cukup, serta
pengaturan organisasi kelas yang mantap, ataupun pendektan lainnya yang
diperlukan.
Suasana yang harmonis disekolah tidak akan terjadi bila personil yang terlibat
didalannya, yakni kepala sekolah, guru, staf administrasi dan siswa tidak menjalin
hubungan yang baik diantara sesamanya. Penciptaan suasana kerja yang menantang
harus dilengkapi denga terjalinya hubungan yang baik dengan orang tua dan
masyarakat sekitarnya. Ini dimaksudkan untuk membina peran serta dan rasa
tanggung jawab bersama terhadap pendidiknya.
7. Sikap Terhadap Pemimpin
Sebagai salah seorang anggota organisasi, baik organisasi guru maupun organisasi
yang lebih besar guru akan selalu berada dalam bimbingan dan pengawasan pihak
atasan. Dari organisasi guru, ada strata kepemimpinan mulai dari pegurus cabang,
daerah, sampai kepusat. Begitu juga sebagai anggota keluarga besar DEPDIKBUD,
ada pembagian pengawasan mulai dari kepala sekolah, kakandep, dan seterusnya
sampai kementri pendidikan dan kebudayaan.
Sudah jelas bahwa pemimpin suatu unit atau organisasi akan mempunyai
kebijaksanaan dan arahan dalam memimpin organisasinya, di mana tiap anggota
organisasi itu di tuntut berusaha untuk bekerja sama dalam melaksanakan tujuan
12
[]
organisasi tersebut. Dapat saja kerja sama yang dituntut pemimpin tersebut diberikan
berupa tuntutan akan kepatuhannya dalam melaksanakan arahan dan petunjuk yang
diberikan mereka. Kerja sama juga dapat diberikan dalam bentuk usulan dan malahan
kritik yang membangun demi pencapaiantujuan yang telah di gariskan bersama dan
kemajuan organisasi. Oleh sebab itu, dapat kita simpulkan bahwa sikap seorang guru
terhadap pemimpin harus positif, dalam pengertian harus bekerja sama dalam
menyukseskan program yang telah disepakati, baik disekolah maupan diluar sekolah.
C. Ciri-Ciri Guru Yang Profesional
Memiliki skill/keahlian dalam mendidik atau mengajar
Menjadi guru mungkin semua orang bisa. Tetapi menjadi guru yang memiliki
keahlian dalam mendidikan atau mengajar perlu pendidikan, pelatihan dan jam
terbang yang memadai. Dalam kontek diatas, untuk menjadi guru seperti yang
dimaksud standar minimal yang harus dimiliki adalah:
1. Personaliti Guru
Profesi guru sangat identik dengan peran mendidik seperti membimbing,
membina, mengasuh ataupun mengajar. Ibarat sebuah contoh lukisan yang akan ditiru
oleh anak didiknya. Baik buruk hasil lukisan tersebut tergantung dari contonya. Guru
(digugu dan ditiru) otomatis menjadi teladan. Melihat peran tersebut, sudah menjadi
13
[]
kemutlakan bahwa guru harus memiliki integritas dan personaliti yang baik dan
benar. Hal ini sangat mendasar, karena tugas guru bukan hanya mengajar (transfer
knowledge) tetapi juga menanamkan nilai nilai dasar dari bangun karakter atau
akhlak anak.
Pengayaan kreatifitas untuk menjadi guru karya (Guru yang bisa menjadi
guru)
14
[]
15
[]
Akuntabilitas Publik
TQM sebagai roh peningkatan mutu dalam pendidikan ada lima unsur, yaitu
sebagai berikut.
a) Quality first, semua pikiran dan yindakan pengelola pendidikan harus
memprioritaskan mutu.
|Sikap Profesional Keguruan
16
[]
Keterampilan bertanya
Keterampilan membimbing
Keterampilan menjelaskan
17
[]
Keterampilan merangkum
Keterampilan memotivasi
Setiap tindakan yang ditampilkan oleh pendidik atau guru merupakan cermin
peserta didik dan konsekuensinya dapat berdampak positif atau negatif dalam
pembentukan kepribadian dan perilaku peserta didik. Oleh karena itu, penerapan
beberapa keterampilan perilaku professional keguruan perlu dilandasi nilai-nilai etika
profesi yang selalu mengedepankan nilai dan martabat peserta didik.
18
[]
Gaji yang terlalu pas-pasan bahkan mungkin kurang. Gaji yang pas-pasan
memaksa seorang guru untuk mencari nafkah tambahan seusai jam kerja. Hal ini
mengakibatkan tidak memiliki kesempatan untuk membuat persiapan mengajar
dengan membaca ulang materi pelajaran yang akan diajarkan besok hari. Hal ini
dapat mengurangi kesiapan dan penampilan di muka kelas.
2.
2006, banyak tugas-tugas administrasi yang harus dikerjakan seorang guru yang
tujuannya untuk meningkatkan profesionalitas seorang guru. Ternyata tugas-tugas ini
menjadi beban yang cukup berat dan hampir tidak ada manfaatnya untuk menambah
penampilan dan kesiapan seorang guru di muka kelas. Sebagian besar tugas
administrasi dibuat dengan setengah terpaksa hanya untuk menyenangkan hati atasan.
Sebagai contoh, seorang guru diwajibkan membuat KTSP, Silabus dan Tetek bengek
yang lain, yang memaksa guru menuliskan uraian yang sama pada tugas pertama dan
ditulis ulang pada tugas kedua dan tugas ketiga. Semuanya ini tidak pernah dipakai
untuk meringankan beban mengajar di kelas karena tugas-tugas tersebut tidak pernah
dibaca lagi pada waktu akan/dan sedang mengajar. Seorang guru lebih suka membuka
dan membaca buku pegangan mengajar daripada membawa Program Satuan
Mengajar, Analisis Materi Pelajaran ataupun Rencana Pengajaran. Tugas-tugas ini
memang sangat berguna bagi seorang calon guru. Tapi bagi guru yang sudah
mengajar lebih dari tiga tahun, tugas ini hanya merupakan pekerjaan yang sia-sia
Bagaimana menguasai bahan tergantung pada kemampuan guru unuk
menggunakan teknik-teknik mengajar dan alat-alat pengajaran yang dapat menjamin
murid dapat berhasil dalam belajarnya.Guru perlu pula memehami prinsip dan tahu
|Sikap Profesional Keguruan
19
[]
tentang
prinsip-prinsip
psikologi
serta
pengertian
tentang
kognitif,
personaliti,
dan
sosial.
Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan
yang
luas,
bijak,
dan
dapat
bersosialisasi dengan baik. Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan
khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional. Mereka harus memiliki bakat,
|Sikap Profesional Keguruan
20
[]
minat, panggilan jiwa, dan idealisme, memiliki kualifikasi pendidikan dan latar
belakang
pendidikan
yang sesuai dengan bidang tugasnya, memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai
dengan bidang tugasnya, mematuhi kode etik profesi, memiliki hak dan kewajiban
dalam melaksanakan tugas, memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan
prestasi kerjanya, memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara
berkelanjutan,
memperoleh
perlindungan
hukum
dalam
melaksanakan
2.
21
[]
4.
(1)penyelenggaraan
pelatihan.
Dasar
profesionalisme
adalah
(3) Penciptaan waktu luang. Waktu luang (leisure time) sudah lama
menjadi
sebuah
bagian
proses
pembudayaan.
Salah
22
[]
manusia
makin
menjadi
penganggur
terhormat,
membangun
manusia
muda
dengan
penuh
tujuan
pengajaran,baik
tujun
jangka
panjang
maupun
b.Setelah itu guru harus memilih strategi mengajar untuk meraih tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan dan mengumpulkan bahan-bahan pengetahuan dan keterampilan
yang berguna dalam proses belajar mengajar.
c.Yang lebih peting lagi adalah guru harus menyadari tingkat kesiapan murid untuk
menerima pelajaran.Kesiapan murid ditentukan oleh bermacam-macam faktor:
23
[]
Murid-murid yang telah menguasai pengetahuan dan keterampilan dasar akan dapat
menerima dengan baik pelajaran baru yang diberikan guru,demikian pula muridmurid yang mempunyai motivasi belajar.
d.Merencanakan cara penilaian
Dengan cara bagainmana proses pengajaran dan hasil belajar itu di nilai?
Bagaimana hasil penilaian itu akan perpengaruh terhadap keputusankeputusan pengajaran berikutnya.
2.Langkah Pelaksanaan Pengajaran
motivasi,dan
kontrol
(pembinaan
disiplin
dan
pengelolaan).
3.Langkah Sesudah Mengajar
Langkah ini berupoa pengukuran dan penilaian hasil mengajar sehubungan
dengan tujuan-tujuan yang ditetapkan guru sebelum mengajar.Dari proses penilaian
ini
dapat
diketahui
efiktf
tidaknya
proses
belajar,tepat
tidaknya
tujuan
24
[]
Pendidikan
prajabatan,calon
guru
di
didik
dalam
berbagai
25
[]
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Sebagai guru yang professional, guru harus selalu meningkatkan penegtahuan,
sikap, dan keterampilan secara terus menerus. Sasaran penyikapan itu meliputi
penyikapan terhadap perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, peserta
didik, tempat kerja, pemimpin, dan pekerjaan.
B. Saran
Untuk belajar memahami dan mengaplikasikan materi sikap profesional
keguruan ini di butuhkan daya pikir yang baik supaya dapat menunjang tercapainya
pemahaman dan pengaplikasian materi ini ketika kitamenjadi seorang guru nanti.
26
[]
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Saondi ondy dan suherman arie. 2011. Etika profesi keguruan. Cv refika
aditama
Dokumen website
http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/08/makalah-profesi-keguruan/ di
akses 28 februari 2013
http://sucipto.guru.fkip.uns.ac.id/2010/01/06/kode-etik-profesi-keguruan/ di
akses 28 februari 2013
27