PENDAHULUAN
bersifat
non
pembentukan respon
spesifik. Kekebalan
terhadap
infeksi virus
didasarkan pada
partikel virus atau sel yang terinfeksi oleh virus. Virus akan menimbulkan respon jaringan
yang berbeda dari respon terhadap bakteri pathogen. Pada infeksi virus akan terjadi
infiltrasi sel berinti satu dan limfosit. Protein yang disandikan oleh virus, biasanya
protein kapsid, merupakan sasaran dari respon imun. Sel yang terinveksi oleh virus dapat
menjadi lisis oleh limfosit T sitotoksik yang mengenali polipeptida-poipeptida virus
pada permukaan sel. Imunitas humoral akan melindungi inang terhadap infeksi ulang
oleh virus yang sama (Jawetz, Melnick, Aldelbergs, 2001).
1
Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi dan
masih masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya menyerang anak umur di
bawah lima tahun ( balita ) akan tetapi campak bisa menyerang semua umur. Campak telah
banyak
diteliti,
namun
masih
banyak
terdapat
perbedaan
pendapat
dalam
penanganannya.Imunisasi yang tepat pada waktunya dan penanganan sedini mungkin akan
mengurangi komplikasi penyakit ini.
1.3 TUJUAN
1.
2.
3.
4.
1.4. MANFAAT
Adapun manfaat yang ingin dikemukakan dalam makalah ini yaitu :
1. Dapat menjadi referensi dan literatur bagi semua kalangan yang membutuhkan.
2. Dapat menambah ilmu pengetahuan, serta melatih penulis berpikir secara kritis,
analitik, dan logis dalam mengolah dan mengkaji data menjadi sebuah karya ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
2
campak
dikenal
juga
dengan
bahasa
latin
dan measlesdalam bahasa inggris atau dikenal dengan sebutan gabagen (dalam bahasa Jawa)
ataukerumut (dalam bahasa Banjar) atau disebut juga rubeola (nama ilmiah) merupakan suatu
infeksi virus yang sangat menular, yang di tandai dengan demam, lemas, batuk,
konjungtivitas (peradangan selaput ikat mata /konjungtiva) dan bintik merah di kulit (ruam
kulit)
mukosa pipi/daerah mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu dijumpai. Bercak Koplik ini
berupa bercak putih kelabu, besarnya seujung jarum pentul yang dikelilingi daerah
kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu diagnose pasti terhadap penyakit campak.
2. Stadium Erupsi
Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena panas tinggi, kadankadang anak kejang-kejang, disusul timbulnya rash (bercak merah yang spesifik), timbul
setelah 3 7 hari demam. Rash timbul secara khusus yaitu mulai timbul di daerah belakang
telinga, tengkuk, kemudian pipi, menjalar keseluruh muka, dan akhirnya ke badan. Timbul
rasa gatal dan muka bengkak
3. Stadium Konvalensi atau penyembuhan
Erupsi (bercak-bercak)
berkurang,
meninggalkan
bekas
kecoklatan
yang
disebuthiperpigmentation, tetapi lama-lama akan hilang sendiri. panas badan menurun sampai
normal bila tidak terjadi komplikasi.
2.2.2 Diagnosis penyakit campak
Diagnosis dapat di tegakkan dengan :
anamnese (berdasarkan riwayat timbulnya penyakit seperti adanya kontak dengan
penderita)yaitu :
1.
Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi,mendadak) batuk Pilek, harus
dicurigai atau di diagnosis banding morbili (artinya kemungkinan penyakit lain
yang mirip campak, misal : german measles,eksentema subitum,infeksi virus
2.
3.
4.
lain).
Mata merah, mukopurulen, menambah kecurigaan.
Dapat disertai diare dan muntah.
Dapat disertai gejala perdarahan (pada kasus yang berat) Epitaksis, petekie,
5.
ekimosis.
Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbil (1 atau 2 minggu
sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi Campak.
Gejala klinis
Meliputi pemeriksaan fisik (physic diagnostic ) yaitu :
demam
hamil, anak dengan TBC yang tidak diobati, penderita leukemia. Vaksin Campak dapat
diberikan sebagai vaksin monovalen atau polivalen yaitu vaksin measles-mumps-rubella
(MMR). vaksin monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan, sedangkan vaksin polivalen
diberikan pada anak usia 15 bulan. Penting diperhatikan penyimpanan dan transportasi
vaksin harus pada temperature antara 2C - 8C atau 4C, vaksin tersebut harus dihindarkan
dari sinar matahari. Mudah rusak oleh zat pengawet atau bahan kimia dan setelah dibuka
hanya tahan 4 jam.
c) Isolasi
Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit campak dalam
kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak untuk diisolasi selama 20-30
hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.
c. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat timbulnya
komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti tes penyaringan yang ditujukan untuk
pendeteksian dini campak serta penanganan segera dan efektif. Tujuan utama kegiatankegiatan pencegahan sekunder adalah untuk mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala
yang telah sakit atau penderita yang beresiko tinggi untuk mengembangkan atau
memperparah penyakit. Memberikan pengobatan penyakit sejak awal sedapat mungkin
dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi. Edukasi dan pengelolaan
campak memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien berobat.
d. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan akibat
komplikasi. Kegiatan yang dilakukan antara lain mencegah perubahan dari komplikasi
menjadi kecatatan tubuh dan melakukan rehabilitasi sedini mungkin bagi penderita yang
mengalami kecacatan. Dalam upaya ini diperlukan kerjasama yang baik antara pasien-pasien
dengan dokter maupun antara dokter-dokter yang terkait dengan komplikasinya. Penyuluhan
juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi pasien untuk mengendalikan penyakit
campak. Dalam penyuluhan ini hal yang dilakukan adalah :
7
keadaan
a.
Tahap Reduksi
insiden dan kematian, dengan pola epidemiologi kasus Campak menunjukkan 2 puncak
setiap tahun.
2.
Cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi 80% dan merata,terjadi penurunan tajam
kasus dan kematian, insidens campak telah bergeser kepada umur yang lebih tua, dengan
interval KLB antara 4-8 tahun.
b. Tahap Eliminasi
Cakupan imunisasi sangat tinggi 95% dan daerah-daerah dengan cakupan imunisasi
rendah sudah sangat kecil jumlahnya, kasus campak sudah sangat jarang dan KLB
hampir tidak pernah terjadi. Anak-anak yang dicurigai rentan (tidak terlindung) harus
diselidiki dan diberikan imunisasi campak.
c. Tahap Eradikasi
Cakupan imunisasi sangat tinggi dan merata, serta kasus Campak sudah tidak
ditemukan.
Pada siding The World Health Assambley (WHA) tahun 1998, menetapkan
kesepakatan Eradikasi Polio (ERAPO), Eliminasi Tetanus Noenatorum (ETN) dan Reduksi
Campak (RECAM). Kemudian pada Technical Consultative Groups (TGC) Meeting di
Dakka Bangladesh tahun 1999, menetapkan bahwa reduksi campak di Indonesia berada pada
tahap reduksi dengan pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Strategi operasional yang dilakukan ditingkat Puskesmas untuk mencapai reduksi Campak
tersebut adalah :
a.
b.
c.
d.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Campak ialah penyakit infeksi virus akut, menular, secara epidemiologi merupakan
penyebab utama kematian terbesar pada anak. Menurut etiologinya campak disebabkan oleh
virus RNA dari family paramixoviridae, genus Morbilivirus , yang ditularkan secara droplet.
Gejala klinis campak terdiri dari 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium
10
konvalesensi. Campak dapat dicegah dengan melakukan imunisasi secara aktif, pasif dan
isolasi penderita. Serta pada Technical Consultative Groups (TGC) Meeting di Dakka
Bangladesh tahun 1999, menetapkan bahwa reduksi campak di Indonesia berada pada tahap
reduksi dengan pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB). Pada tahap ini terjadi penurunan
kasus dan kematian yang tajam, dan interval terjadinya KLB relative lebih panjang
3.2 SARAN
Kita harus menerapkan pola hidup sehat, utamanya untuk anak dan balita perlu
mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga status gizi anak pun menjadi lebih baik.
Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum makan.
Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak, atau karena hal tertentu dokter
menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan dengan
anak lain atau orang lain yang sedang demam dan jika sudah terkena penyakit ini sebaiknya
secepatnya berobat dan jika dalam kondisi yang lebih akut sebaiknya perlu dirujuk ke rumah
sakit.
Untuk para orangtua jangan mengabaikan vaksinasi untuk anak karena anak atau
balita yang tidak mendapat imunisasi campak memiliki resiko 5 kali lebih besar untuk
terkena penyakit campak dibanding dengan anak atau balita yang mendapat imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ade,2010,Penyakit Campak Gejala dan Pengobatannya,http:// penyakit-campak-gejaladan.html di akses tanggal 7 Desember 2012
Hidayat, Aziz Alimul A., ( 2008 ), Pengantar Ilmu kesehatan anak untuk pendidikan
kebidanan, Salemba medika, Jakarta
Hidayat, Aziz Alimul A., ( 2008 ), Pengantar Ilmu Keperawatan 1, Salemba medika, Jakarta
Brunner & Suddarth, 2001. Keperawatan medikal Bedah. EGC : Jakarta
11
12