Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu pemboran adalah
pada lumpur bor. Karena berbagai faktor pemboran yang ada maka lumpur
pemboran mutlak diperlukan pada proses tersebut. Pada mulanya orang hanya
menggunakan air saja untuk mengangkat serpih pemboran (cutting). Seiring
dengan berkembangnya teknologi, lumpur mulai digunakan untuk mengangkat
cutting. Untuk memperbaiki sifat-sifat lumpur, zat-zat kimia (additive)
ditambahkan ke dalam lumpur dan akhirnya digunakan pula udara dan gas untuk
pemboran walaupun lumpur tetap digunakan.
Lumpur pemboran adalah fluida yang digunakan untuk membantu proses
pemboran. Komposisi dan sifat fisik lumpur sangat berpengaruh terhadap suatu
operasi pemboran karena salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya
suatu pemboran adalah tergantung pada lumpur pemboran. Kecepatan pemboran,
efisiensi, keselamatan, dan biaya pemboran sangat tergantung dari lumpur
pemboran yang dipakai.
Pada awalnya sistem rotary drilling Lumpur dimaksudkan untuk
mengangkat serbuk bor (cuttings) dari dasar sumur ke permukaan saja. Tetapi
dengan majunya teknologi, Lumpur mempunyai banyak fungsi dalam dunia
pemboran dalam mengatasi masalah dalam pemboran. Lumpur bor merupakan
cairan yang berbentuk lumpur, dibuat dari percampuran zat cair, zat padat dan zat
kimia. Zat cair disini sebagai bahan dasar agar lumpur dapat dipompakan. Zat
padat ada dua macam yaitu untuk memberikan kenaikkan berat jenis (density) dan
untuk membuat lumpur mempunyai kekentalan (viscosity) tertentu. Sedangkan zat
kimia dapat berupa zat padat maupun zat cair yang bertugas untuk mengontrol
sifat-sifat lumpur agar sesuai dengan yang dinginkan. Sifat-sifat lumpur harus
disesuaikan dengan kondisi lapisan yang akan ditembus. Karena lapisan-lapisan
atau formasi-formasi yang akan ditembus atau dilalui oleh lumpur itu bermacammacam atau berubah-ubah, maka kita selalu mengubah-ubah sifat lumpur dengan
menambahkan zat kimia yang sesuai. Untuk itu sifat-sifat lumpur harus selalu
1
diukur, baik lumpur yang mau masuk ke dalam lubang maupun lumpur yang baru
keluar dari dalam sumur.
Adapun fungsi utama dari lumpur pemboran adalah :
1. Mengangkat cutting ke permukaan.
2. Mengontrol tekanan formasi.
3. Mendinginkan dan melumasi pahat dan drillstring.
4. Membersihkan dasar lubang bor.
5. Membantu stabilitas formasi.
6. Melindungi formasi produktif.
7. Membantu dalam evaluasi formasi.
Fungsi lumpur pemboran di atas ditentukan oleh komposisi kimia dan sifat
fisik lumpur. Kesalahan dalam mengontrol sifat fisik lumpur akan menyebabkan
kegagalan dari fungsi lumpur yang pada gilirannya dapat menimbulkan hambatan
pemboran dan akhirnya menimbulkan kerugian besar.
Secara umum lumpur pemboran mempunyai tiga komponen atau fasa :
1.
Fraksi cairan :
a.
Air.
b.
Minyak.
c.
2.
Fraksi padat
a.
b.
Innert solid.
3.
Fraksi Additive
a.
Material pemberat.
b.
c.
Viscousifier.
d.
Thinner.
e.
PH Adjuster (pengontrol).
f.
\
2
BAB II
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengenal material pembentuk lumpur pemboran serta fungsi
utamanya.
2. Menentukan densitas lumpur pemboran dengan menggunakan mud
balance
3. Menentukan kandungan pasir dalam lumpur pemboran
4. Mengetahui besarnya kadar pasir (%) yang terkandung dalam lumpur
pemboran
5. Menentukan kadar minyak dan padatan yang terdapat dalam lumpur
bor (emulsi).
2.2.
TEORI DASAR
2.2.1
DENSITAS LUMPUR
Lumpur memiliki peranan yang sangat besar daam menentukan
keberhasilan suatu operasi pemboran sehingga perlu diperhatikan sifatsifat dari lumpur tersebut seperti densitas, viskositas, gel strength ataupun
filtration loss. Densitas lumpur berhubungan langsung dengan fungsi
lumpur bor sebagai penahan tekanan formasi. Dengan densitas lumpur
yang terlalau besar akan menyebabkan lumpur hilang ke formasi (loss
circulation), sedangkan apabila densitas lumpur bor terlalu kecil akan
menyebabkan kick (masuknya fluida formasi ke dalam lubang sumur).
Oleh karena itu, densitas lumpur harus disesuaikan dengan keadaan
formasi yang akan dibor.
Densitas lumpur dapat menggambarkan gradient hidrostatik dari
lumpur bor dalam psi/ft. Namun, di lapangan umumnya dipakai satuan
pound per gallon (ppg)
Dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Volume setiap material adalah additive :
4
Vs + Vml = Vmb
2. Jumlah berat adalah additive, maka :
sVs + ml Vml = mbVmb
Keterangan :
Vs
= Volume solid, gallon
Vml
= Volume lumpur lama, gallon
Vmb
= Volume lumpur baru, gallon
s
= densitas solid, ppg
ml
= densitas lumpur lama, ppg
mb
= densitas lumpur baru, ppg
dari persamaan 1 dan 2 di dapat :
Vs =
( mb- ml ) Vml
s-mb
( mb- ml ) Vml
s
s-mb
% volume solid :
( mb- ml )
Vs
x 100%=
x 100%
Vmb
s- ml
% berat solid :
sVs
(mb- ml)s
x 100%=
x 100%
mbVmb
(s- ml)ml
Maka bila yang digunakan sebagai solid adalah barite dengan SG
4.3 untuk menaikkan densitas lumpur lama seberat ml ke lumpur baru
(mb- ml)
(35.8- mb)
Keterangan :
Ws = berat solid zat pemberat , kg barite/bbl lumpur.
Sedangkan jika yang digunakan sebagai pemberat adalah bentonite
dengan SG 2.5 maka untuk tiap barrel lumpur diperlukan :
Ws = 398
(mb- ml)
(20.825- mb)
Keterangan :
Ws
= kg bentonite/bbl lumpur lama
2.2.2
SAND CONTENT
Tercampurnya serpihan-serpihan formasi (cutting) ke dalam lumpur
pemboran akan membawa pengaruh pada operasi pemboran. Serpihanserpihan pemboran yang biasanya berupa pasir akan dapat mempengaruhi
karakteristik lumpur yang disirkulasikan, dalam hal ini akan menambah
beban pompa sirkulasi lumpur. Oleh karena itu, setelah lumpur
disirkulasikan
harus
mengalami
proses
pembersihan
terutama
Shale shaker
Fungsinya membersihkan lumpur dari serpihan-serpihan atau cutting
yang berukuran besar. Penggunaan screen (saringan) untuk problematika
padatan yang terbawa dalam lumpur menjadi salah satu pilihan dalam
solid control equipment. Solid/padatan yang mempunyai jari-jari yang
lebih besar dari jari-jari screen akan tertinggal/tersaring dan dibuang,
sehingga jumlah solid dalam lumpur bisa terminimalisasi. Jari-jari screen
6
di set agar polimer dalam lumpur tidak ikut terbuang. Kerusakan screen
bisa diperbaiki dan diganti.
Degassser
Fungsinya membersihkan lumpur dari gas yang mungkin masuk ke
Desander
Fungsinya membersihkan lumpur dari partikel-partikel padatan yang
Desilter
Fungsinya sama dengan desander tetapi desilter dapat membersihkan
biasanya lebih
Vs
x 100%
Vm
8
Dimana :
n
= kandungan pasir
Vs
= Volume pasir dalam lumpur
Vm
= Volume lumpur
2.3. PERALATAN DAN BAHAN
2.3.1. PERALATAN
Mud balance
Retort kit
Multi mixer
Wetting agent
Sand Content Set
10
Gambar
2.3.2. BAHAN
Barite
Bentonite
Aquades
11
Gambar
2.13. Barite
12
2. Sand Content
a) Isi tabung gelas ukur dengan lumpur pemboran dan tandai.
Tambahkan air pada batas berikutnya. Tutup mulut tabung dan kocok
dengan kuat.
b) Tuangkan campuran tersebut ke saringan. Biarkan cairan mengalir
keluar melalui saringan. Tambahkan air ke dalam tabung, kocok dan
tuangkan kembali ke saringan. Ulangi hingga tabung menjadi bersih.
Cuci pasir yang tersaring pada saringan untuk melepaskan sisa
lumpur yang melekat
c) Pasang funnel pada sisi atas sieve. Dengan perlahan-lahan balik
rangkaian tersebut dan masukkan ujung funnel ke dalam gelas ukur
hanyutkan pasir ke dalam tabung dengan menyemprotkan air melalui
saringan hingga semua pasir tertampung dalam gelas ukur. Biarkan
pasir mengendap. Dari skala yang ada pada tabung, baca persen
volume dari pasir yang mengendap.
d) Catat sand content dari umpur dalam persen volume.
2.
3.
4.
5.
6.
14
2.5.
Tabel 2.1
Data Hasil Percobaan
Komposi
si
Lumpur
n
s
i
a
s
Sand
Content
(% Volume)
(
p
p
g
)
8
Lumpur
Dasar
(LD)
5
8
0.50
0.50
LD + 2
gr Barite
0
15
8
.
LD + 5
gr Barite
5
8
LD + 10
gr
CaCO3
5
8
LD + 15
gr
CaCO3
0.50
0.75
0.75
2.6.
PEMBAHASAN
16
2.6.1
PEMBAHASAN SOAL
1. Dilihat dari data percobaan tersebut jelaskan apakah Barite dan
CaCO3 mempunyai fungsi yang sama?
Jawab:
= 21,658 ppg
Vs
lumpur m
Vml ( mlxSGBarite ml )
ppg
17
ppg
SG Barite = 4,2
5. Dari tabel diatas terlihat bahwa selain densitas juga diukur kadar
pasir. Jelaskan secara singkat mengapa perlu di lakukan pengukuran
kadar pasir dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut dalam
operasi pemboran!
Jawab:
adalah
dengan
proses
pembersihan
6. Pada saat ini selain Barite dapat juga di gunakan Hematit (Fe 2O3)
dan Ilmenite (FeO.TiO2) sebagai density control additive dari 4,5
5,11 dengan kekerasan masing-masing 2 kali lebih dari Barite. Dari
data tersebut buatlah analisa kelebihan dan kekurangan addictive
tersebut jika di bandingkan dengan Barite !
Jawab:
Kelebihan:
18
Lost Circulation
Kekurangan:
pemboran yang
tekanan formasinya
cukup tinggi.
-
7.
8.
Vml
= 200 bbl
= SG x 8,33 ppg
= 34,986 ppg
19
mb
= 11,5 ppg
ml
11
ppg
( mb ml )Vml
xs
( s mb)
(11,5 ppg 11 ppg )8400 gallon
x35 ppg
(35 ppg 11,5 ppg )
Ws
6255,319 lb
9.
besar !
Jawab:
1. Dapat mempengaruhi karakteristik lumpur yang akan
disirkulasikan
2. Meningkatkan densitas lumpur sehingga dapat
20
2.7.
KESIMPULAN
1. Barite dan kalsium karbonat ditambahkan agar menambah densitas
lumpur pemboran.
2. Dua additive yang berbeda ditambahkan dengan jumlah yang sama
(pada lumpur yang berbeda), densitas lumpur lebih besar dinaikkan
oleh barite dibandingkan kalsium karbonat.
3. Perbandingan antara barite dan kalsium karbonat, dengan harga
densitas yang sama tetapi kandungan pasir yang dihasilkan berbeda
yaitu kandungan pasir yang lebih banyak dihasilkan oleh kalsium
karbonat.
4. Lost sirculation diakibatkan oleh harga densitas yang terlalu besar,
namun kick disebabkan apabila harga densitas yang terlalu kecil.
5. Lumpur, karakteristik lumpur dan penambahan densitas dapat
dipengaruhi oleh bercampurnya serpihan-serpihan lumpur bor.
21
BAB III
Menentukan
viskositas
relatif
lumpur
pemboran
dengan
3.
4.
suatu
lumpur.
Fluida
pemboran
dalam percobaan
ini
adalah
lumpur
pemboran.
Lumpur
pemboran ini
mengikuti model-
model
rheologi bingham
plastic, power
3.2.1. PENENTUAN
SHEAR RATE
24
= 5.007 x C
= 1.704 x RPM
dimana :
25
3.2.2. PENENTUAN
HARGA
VISCOSITAS
NYATA
(APPARENT
VISCOSITY)
Viscositas nyata a untuk setiap harga shear rate dihitung
berdasarkan hubungan :
x100
(300 xC)
x100
RPM
600 300
600 300
p = C600 C300
b = C600 p
dimana :
p
: Plastic Viscosity, cp
C600
C600
27
Gambar 3.5.Timbangan
3.3.2
BAHAN
Bentonite
Air tawar (aquades)
Bahan-bahan pengencer (Thinner)
28
30
LD
LD
+2
gr
dext
rid
LD
+
2.6
gr
dexr
tid
LD
+3
gr
bent
onit
e
LD
+9
gr
bent
onit
e
Ko
mpo
sisi
lum
pur
GS
Gs
Yp
3.5
21.5
10
24
14
11
27
18
72
3.4
20
12
50
24
104
31
3.5. PEMBAHASAN
3.5.1
PEMBAHASAN PRAKTIKUM
Dextride ditambahkan ke dalam lumpur adalah untuk mengubah
sifat rheologi fluida pemboran terutama lumpur pemboran. Dextrid yang
ditambahkan berfungsi untuk meningkatkan viskositas. Sedangkan
penambahan bentonite (9 gr bentonite) pada lumpur pemboran
menyebabkan peningkatan gel strength, menjadi 24 saat GS 10dtk juga
104 saat GS 10mnt dan penurunan pada viskositas plastic menjadi 12cp
dan yield point menjadi 50.
Harga Gel Strength yang terlalu besar pada penerapannya
dilapangan mengakibatkan susahnya pemisahan antar lumpur pemboran
dengan partikel cutting di surface dan juga dapat menyebapkan terlalu
besarnya tenaga pompa yang digunakan
3.5.2
PEMBAHASAN SOAL
1. Berikan penjelasan analog antara dextrid dan bentonite jika
berdasarkan table hasil percobaan diatas?
Jawab:
Dengan penambahan dextrid akan menaikkan
viscositas relative, viscositas plastic, yield point, gel strength,
secara significant , sedangkan dengan penambahan bentonite
menurunkan viscositas relative, viscositas plastic, yield point,
dan menaikkan gel strength.
3. Dari 2 additive diatas manakah additive yang lebih significany
menaikkan gel strength !
Jawab :
Bentonite lebih significant menaikkan gel strength,
berdasarkan data di atas dengan penambahan bentonite, gel
strength pada lumpur dasar 3 menjadi 7.
4. Dari data di atas terlihat bahwa harga GS 10 menit selalu lebih besar
dari 10 detik , jelaskan !
Jawab:
Karena untuk membentuk gel , lumpur memerlukan
waktu dengan penambahan kekerasan yang sebanding dengan
fungsi waktu (Thixotropy). Lumpur dikatakan bagus jika GS
flow fat (nilainya lebih rendah dan relative konstan terhadap
waktu) .
b = C600 - p
155 130
= 130 - 25
= 25 Cp
= 105 lb/100 ft
3.7.
KESIMPULAN
bentonite lebih terlihat pada perubahan nilai gel strength lumpur yang
signifikan.
3. Nilai gel strength pada saat 10 menit selalu lebih besar daripada saat
10 detik. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai gel strength
berbanding lurus dengan waktu.
4. Sirkulasi dari lumpur pemboran dapat sulit bila nilai dari gel strength
besar dan juga akan menambah beban dari pompa sirkulasinya dan
juga akan mempersulit pemisahan cutting karena akan sulit dilepas
dari lumpur pemboran
5. Efek dari ditambahkannya thinner agar lumpur pemboran dapat
diencerkan
dan
lumpur
pemboran.dapat
menggunakan thickener.
34
dikentalkan
dengan
BAB IV
4.1.
TUJUAN PERCOBAAN
1.
2.
3.
Mengetahui volume Filtration Loss dan tebal Mud Cake untuk Static
Filtration.
4.
4.2
TEORI DASAR
Ketika terjadi kontak antara lumpur pemboran dengan batuan
porous,
batuan
tersebut
akan
bertindak
sebagai
saringan
yang
35
Cc
2k Cm 1
Pt
1
2
Vf = A
36
Dimana :
A
: Filtration Area
: Permeabilitas cake
Cc
Cm
: Tekanan Filtrasi
t2
Q 2 Q1x t1
0.5
Dimana :
Q1
Q2
37
berikut :
a. Dinding lubang akan lepas atau runtuh.
Bila formasi yang dimasuki oleh zat yang masuk tersebut adalah
air, maka ikatan antara partikel formasi akan melemah, sehinga
dinding lubang cenderung untuk runtuh.
b. Menyalahi interpretasi dari logging.
c. Water blocking
Filtrat yang berupa air akan menghambat aliran minyak dari
formasi ke dalam lubang sumur jika filtrat dari lumpur banyak.
d. Differential sticking
38
4. Kertas saringan
39
4.3
4.3.1
Dimana :
= temperatur
Gambar
Press
40
Gambar 4.5
Jangka Sorong
Gambar 4.6
Mud Mixer
Gambar
4.7 Stopwatch
4.3.2
BAHAN
Bentonite
Aquades
PAC-L
Spresen
41
4.4.
1)
PROSEDUR PERCOBAAN
Pembuatan lumpur :
3)
4)
Segera catat volume filtrat sebagai fungsi dari waktu dengan stop
watch. Interval pengamatan setiap 2 menit pada 20 menit pertama,
kemudian setiap 5 menit untuk 20 menit selanjutnya. Catat volume
filtrat pada menit ke 7.
42
5)
6)
No
Kom
posisi
Lump
ur
Lump
ur
Dasar
(LD)
LD +
2 gr
dextri
d
LD +
2.6 gr
dexrti
d
LD +
9 gr
bento
nite
LD +
1.5 gr
quebr
acho
V7.5
V3
pH
12.
6.5
4.25
9.84
3.8
8.2
10.2
7.5
43
11.
12.
9.83
9.81
8.26
4.6. PEMBAHASAN
4.6.1. PEMBAHASAN PRAKTIKUM
Pada percobaan filtrasi dan mud cake, lumpur pemboran
ditambahkan tiga jenis additive yang berbeda yaitu dextrid, bentonite, dan
quebracho.
Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa penambahan dextrid
akan meningkatkan nilai pH lumpur pemboran, sedangkan untuk
penambahan quebracho dan bentonite akan menurunkan nilai pH lumpur
pemboran. Dengan demikian untuk meningkatkan atau menurunkan pH
lumpur pemboran dapat dipilih dari bahan-bahan tersebut tergantung
kondisi lumpur. Dengan menambahkan dextride sebanyak 2 gram, maka
pH lumpur akan meningkat dari 9,83 menjadi 9,84. Untuk penambahan
dextride sebanyak 2,6 gram maka pH lumpur akan meningkat menjadi
10,2. Sedangkan untuk penambahan bentonite sebanyak 9 gram maka pH
lumpur akan menurun menjadi 9,81, serta untuk penambahan 1,5 gr
quebracho maka pH lumpur akan turun menjadi 8,26.
Dalam operasi pemboran umumnya nilai pH lumpur yang
diinginkan adalah antara 9 sampai 12. Jika pH terlalu rendah maka akan
berpotensi menimbuklan korosi pada peralatan pemboran, sedangkan boila
terlalu tinggi maka akan mengakibatkan timbilnya scale pada peralatan
pemboran.
Dalam operasi pemboran, keberadaan mudcake dibutuhkan
namun dalam batas ketebalan tertentu, dan bila terlalu tebal justru akan
menimbulkan masalah pada pemboran itu sendiri. Mud cake dalam operasi
pemboran dibutuhkan untuk membantu mencegah kerunthan formasi
dengan membentuk lapisan endapan mud pada dinding formasi. Batas
ketebalan yang diinginkan umumnya adalah sampai kurang lebih 1. Jika
terlalu tebal maka dikhawatirkan akan menimbulkan pipe sticking, yaitu
terjepitnya pipa pemboran akibat mud cake yang terlalu tebal.
Dalam hubunganya, dapat ditarik bahwa tebal mud cake adalah
berbanding lurus dengan banyaknya filtrasi yang hilang. Samakin banyak
44
filtrasi yang hilang ke dalam formasi maka semakin tebal pula mud cake
yang terbentuk.
Jawab:
Penambahan Dextrid dalam lumpur dasar akan
mengakibatkan penurunan volume filtrate baik untuk V2 ,V7,5 ,
dan V30 sedangkan dextrid ini akan menaikkan PH lumpur dan
menaikkan tebal mud cake yang terbentuk dalam lubang.
pemboran.
Jawab:
Jawab:
Ya, mud cake yang memiliki ketebalan cukup
merupakan bantalan yang baik untuk drill string. Namun, jika
sudah terlalu tebal dapat membuat rangkaian peralatan
pemboran terjepit dan akan susah untuk diangkat ke
permukaan.
45
Jawab:
Jawab:
CMC adalah selulosa derivative dengan kelompok
karboksimetil (CH2COOH) terikat ke beberapa hidroksil dan
glukopiranosa monomer yang membentuk selulosa tulang
punggung CMC dalam industri pengeboran minyak digunakan
sebagai bahan lumpur pemboran, salah satu additive pengubah
viscositas dan retensi air.
4.7.
KESIMPULAN
46
BAB V
5.1.
1.
TUJUAN PERCOBAAN
2.
3.
4.
5.2.
TEORI DASAR
47
48
Penamaan
lumpur
pemboran
berdasarkan
bahan
dasar
digunakan adalah air, bila airnya berupa air tawar maka disebut fresh
water mud dan apabila airnya berupa air asin disebut salt water
mud.
a.
b.
2.
dan air sebagai fasa kontinyu. Jika pembuatannya baik fltratnya hanya
air. Air yang digunakan dapat fresh water atau salt water. Sifat - sifat
fisik yang dipengaruhi emulsifikasi hanyalah berat lumpur, voluime
filtrat, tebal mud cake dan pelumasan. Segera setelah emulsifikasi,
filtrat loss berkurang.
yaitu : bit lebih tahan lama, penetration rate naik, pengurangan korosi
drillstring, perbaikan terhadap sifat - sifat fisik lumpur (viskositas dan
tekanan pompa boleh dikurangi, water loss turun, mud cake tipis) dan
mengurangi balling (terlapisnya alat oleh padatan lumpur) pada
drillstring. Viskositas dan gelstrength lebih mudah dikontrol bila
emulsifiernya juga bertindak sebagai thinner.
50
Aniline number tinggi (lebih dari 155) agar tidak merusak karet
-karet pompa sirkulasi sistem.
lain dengan crude oil (mungkin yang berasal dari formasi) sehingga
berguna untuk pengamatan cutting dalam menentukan adanya minyak.
Untukmencegah kerusakan karet -karet dapat digunakan karet sintetis.
Pada
umumnya
Oil
Water
Emultion
Mud
dapat
digolongkan menjadi :
a.
51
b.
Emulsifikasi dilakukan
3.
tidak boleh lebih besar dari 5 %, karena bila lebih besar sifat lumpur
menjadi tidak stabil. Untuk itu diperlukan tangki yang tertutup agar
terhindar dari hujan / embun dan bahaya api. Untuk mengontrol
viskositas, menaikan gelstrength, dan mengurangi efek kontaminasi air
serta mengurangi filtrate loss perlu ditambahkan zat - zat kimia.
Lumpur jenis ini mahal harganya, biasanya digunakan kalau keadaanya
memaksa
52
atau udara maupun aerated gas. Lumpur jenis ini biasanya digunakan
untuk pemboran yang formasinya keras dan kering dan juga pada
pemboran dimana kemungkinan terjadinya blow out kecil sekali atau
dimana loss circulation merupakan bahaya utama
larut dalam air dan yang larut. Untuk polymer yang larut adalah yang
sering dipergunakan dalam operasi pemboran sebagai bahan penstabil
sifat - sifat lumpur. Karena fluida pemboran yang dipergunakan harus
dalam bentuk suspensi, maka semua bahan kimia penstabil harus
mempunyai sifat dispersi.
53
Buret mikro
Pengaduk
54
5.3.2
BAHAN
a)
b)
55
c)
gram aquadest.
2.
dengan H2SO4 standar sampai warna merah tetap merah. Reaksi yang
terjadi
OH- + H+
CO3 H HCO3
H2O
H 2 SO4
3.
4.
( P ml )
H 2 SO4
5.
total ( M ml )
Catatan :
- 2P = M menunjukkan adanya CO
HCO3
- P = 0 menunjukkan adanya
- P = M menunjukkan adanya OH
Perhitungan :
Total Alkalinity
57
CO3
1.
H 2 SO4
dan
saja
dan
saja
saja
HCO3
CO3
standar
2.
CO3
Alkalinity
- Jika ada OH
Ppm CO 3
Ppm CO 3
3.
OH Alkalinity :
4.
HCO3
Alkalinity :
Ppm
( M 2 P ) xNH 2 SO4 x1000
xBMHCO33
mlFiltrat
58
HCO3
2
350 ml Aquadest + 22.5 gram bentonite + 6 ml larutan Ca + 6
2
ml larutan Mg
Ca 2 H 2Y 2 CaY 2 2 H
Mg 2 H 2Y 2 MgY 2 2 H
Perhitungan :
Kesadahan total :
2)
3)
4)
Ca 2 H 2Y 2 CaY 2 2 H
59
Kesadahan Ca
epm Ca
ppm Ca
= epm Ca
Kesadahan Mg
XBA Ca
, ppm Mg
2
2
2
( epm ( Ca Mg ) epm ca ) xBA Mg
1)
2)
3)
Titrasi dengan
AgNO3
jingga.
4)
AgNO3
Cl Ag AgCl
(s)
( putih )
CrO4 Ag Ag 2 CrO4
(s)
( merah )
60
epm Cl
mlAgNO3 xMAgNOx1000
xBACl 1
mlFiltrat
=
1)
2)
Tambahkan larutan
SnCl 2
2
kuning dari ion Fe . Tambahkan satu tetes SnCl 2 berlebih setelah
4)
5)
H 3 PO4
K 2 Cr2 O7
0.1 N sampai
Percobaan
Alkalinitas
Kesadahan
total
Kesadahan
Ca2+ dan
Mg2+
62
Hasil Percobaan
Vol Filtrat
N H2SO4
N
Vol H2SO4 P
ml
M
ml
Vol filtrate
M EDTA
M
Vol EDTA
ml
Vol filtrate
M EDTA
M
Vol EDTA
= 3 ml
= 0.02
= 0.05
= 3.4
= 3 ml
= 0.02
= 0.05
= 3 ml
= 0.01
= 8 ml
Kandungan
klorida
Kandungan Ion
Besi (I)
Vol filtrate
N AgNO3
N
Vol AgNO3
Vol filtrate
N KmnO4
N
Vol KmnO4
Vol filtrate
ml
N K2Cr2O7
N
Vol K2Cr2O7
ml
Kandungan Ion
Besi (II)
= 3 ml
= 0.02
= 1 ml
= 5 ml
= 0.01
= 7 ml
= 10
= 0.01
= 10
Percobaan
Alkalinitas
Kesadahan
total
Kesadahan
Ca2+ dan
Mg2+
Kandungan
klorida
Kandungan Ion
Besi (I)
Kandungan Ion
Besi (II)
5.6. PEMBAHASAN
5.6.1. PEMBAHASAN PRAKTIKUM
63
Hasil Perhitungan
22.67 ppm
0.33 ppm
236.67 ppm
781.9 ppm
558.5 ppm
781.9 ppm . Sedangkan pada metode II, kosentrasi ion besi yaitu
558.5 ppm .
b Kesadahan total
22,667 epm
=
=
0,333 epm
epm Ca2+
=
=
ppm Ca2+
26,667 epm
= epm Ca2+ x BA Ca
64
= 648,2747 ppm
epm Mg2+
=
Ppm Mg2+
26,667 epm
BA Mg
= 648,2747 ppm
d Konsentrasi klorida
= 236,667 ppm
BA.Fe+
7 ml x 0,01 N x 1000
x 55,85
5 ml
65
ml . KmnO 4 x M KmnO 4 x 10
5 ml
781,9 ppm
558,5 ppm
66
5.7. KESIMPULAN
67
BAB VI
2.
3.
4.
68
69
2. Kontaminasi Gypsum
Gypsum dapat masuk kedalam lumpur pada saat pemboran
menembus formasi gypsum, lapisan gypsum yang terdapat pada formasi
shale dan limestone. Akibat adanya gypsum dalam jumlah yang cukup
banyak dalam lumpur pemboran, maka akan merubah sifat-sifat fisik
lumpur tersebut seperti viscosity plastic, yield point, gel strength dan fluid
loss.
3. Kontaminasi semen
Kontaminasi semen dapat terjadi akibat operasi penyemanan yang
kurang sempurna atau setelah pengeboran lapisan semen dalam casing,
float collar, dan casing shoe, kontaminasi semen akan mengubah viscosity
plastic, yield point, gel strength, fluid loss dan pH lumpur.
b.
c.
d.
Kontaminasi Oxygen
Dalam praktikum ini akan dipelajari perubahan sifat fisik lumpur
tinjauan dari segi lumpur maupun dari segi drilling praktis ataupun
mekanis.
Dari segi lumpur telah dijelaskan bahwa hydratable, dispersible
dan brittle terjadi karena adanya sifat reaktif shale terhadap air. Instabilitas
tersebut dapat dicegah dengan menjaga agar air pada fluida pemboran
70
Gejala-gejala umum yang terlihat jika sedang terjadi shale
problem antara lain :
-Serbuk bor bertambah banyak
-Lumpur menjadi lebih kental
-Air filtrat bertambah besar
-Ada banyak endapan serbuk bor di dalam lubang pemboran
-Torsi bertambah besar
-Bit balling
Fann VG
Baroid Wall building
TesterNeraca
pH indicator
Komprsesor
Gelas Ukur
72
Mud Mixer
Stop Watch
Titration Disk
Jangka Sorong
Filter Trap
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n) Gambar 6.2 Fann VG
o)
p)
q)
r)
s)
73
t)
u)
v)
w)
x)
y)
z)
aa)
am)
ab)
ac)
ad)
ae)
af)
ag)
ah)
ai)
aj)
ak)
al)
Gambar 6.4 Gelas UKur
an)
ao)
ap)
aq)
ar)
as)
at)
au)
av)
aw)
ax)
ay)
az)
ba)
bb)
bc)
bd)
be)
bf)
bg)
bh)
bi)
bj)
bk)
74
bl)
bm)
bn)
bo)
bp)
bq)
br)
bs)
bt)
bu)
bv)
bx)
by)
bz)
ca)
cb)
cc)
cd)
ce)
cf)
cg)
ch)
ci)
cj)
75
ck)
cl)
cm)
cn)
co)
cp)
cq)
cr)
cs)
ct) Gambar 6.9 PH Indikator
cu)
cv)
cw)
cx)
cy)
cz)
da)
db)
dc)
dd)
de)
dg)
df)
Gambar 6. 10 Stopwatch
dh)
di)
dj)
dk)
dl)
dm)
dn)
do)
dp) Gambar 6.11 Titration disk
dq)
6.3.2
BAHAN
Aquades
Bentonite
Nacl
Gypsum
Semen
76
Soda Ash
Monosodium Phosphate
Caustic Soda
Edta Standar
Murexid
Asam Sulfat
Indikator Phenolphtalin
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m) Gambar 6.12
Asam Sulfat
n)
o)
p)
q)
r)
s)
t)
u)
v)
w)
x)
y)
z)
aa)
ab)
ac)
ad)
ae)
af)
ag)
ah)
ai)
aj)
77
by)
bz)
ca)
cb)
cc)
cd)
78
ce)
cf)
cg)
Jingga
ch)
ci)
cj)
ck)
cl)
cm)
cn)
co)
cp)
cq)
cr) Gambar 6.20 Indikator Phenolphatelin
cs)
ct)
cu)
cv)
cw)
cx)
cy)
cz)
da)
db)
dc)
dd)
de) Gambar 6.21 larutan Buffer pH 10
df)
dg)
dh)
di)
dj)
dk)
dl)
dm)
dn)
do)
dp)
dq)
dr)
ds)
79
dv)
dw)
dx)
dy)
dz)
ea)
eb)
ec)
ed)
ee)
ef)
eg)
eh) Gambar 6.23 Murexid
ei)
ej)
ek) 6.4.
PROSEDUR PERCOBAAN
c)
d)
e)
en)
eo)
Buat lumpur standar : Ukur pH, Viscositas, gel strength, fluid loss
dan ketebalan Mud cake.
b)
c)
d)
e)
ep)
eq)
er) 6.4.3. KONTAMINASI SEMEN
a)
Buat lumpur standar : Ukur pH, Viscositas, gel strength, fluid loss
dan ketebalan Mud cake.
b)
c)
d)
e)
et)
6.5. .....................................................................................................DATA
DAN HASIL PERCOBAAN
eu)
ew) Komposisi
lumpur
ex)
D
81
ey)
G
ez) Filtration
Loss
fb)
fc)
fd)
fe)
fg)
fh)
fj)
fr)
ft)
ga)
gb)
gd)
fk) LD
fl)
fm)
fn)
fo)
fu) LD + 7.5 gr
NaCl
ge) LD + 17.5 gr
NaCl
go) LD + 7.5 gr
NaCl + 0.5
NaOH
gy) LD + 0.9 gr
Gypsum
hi) LD + 1.5 gr
Gypsum
LD + 15 gr
hs)
Gypsum +
soda ash
ic) LD + 1 gr
semen
fv)
fw)
fx)
fy)
gf)
gg)
gh)
gi)
gj)
gk)
gl)
gn)
gp)
gq)
gr)
gs)
gt)
gu)
gv)
gx)
gz)
ha)
hb)
hc)
hf)
hh)
hj)
hk)
hl)
hm)
hp)
hr)
ht)
hu)
hv)
hw)
hz)
ib)
id)
ie)
if)
ig)
ij)
il)
im) LD + 1.5 gr
semen
in)
io)
ip)
iq)
it)
iv)
iw) LD + 1.5 gr
semen +
NH(H2PO4)
ix)
iy)
iz)
ja)
jd)
jf)
hn)
ho)
ii)
jg)
jh) Tabel 6.2 Hasil Percobaan Kontaminasi Lumpur Pemboran
ji) Komposisi
Lumpur
jj) Tebal
mud
(mm)
jk) V
o
l
u
m
e
jl) V
ol
u
m
e
E
D
T
A
(
m
l)
H
2
ju) LD
jv)
jo)
jw)
82
jp)
jx)
jq)
jy)
S
O
4
jr)
jz)
js)
ka)
jt)
kb)
kc) LD + 7.5 gr
NaCl
kk) LD + 17.5 gr
NaCl
LD + 7.5 gr
ks)
NaCl + 0.5
NaOH
la) LD + 0.9 gr
Gypsum
ke)
kf)
kg)
kh)
ki)
kj)
km)
kn)
ko)
kp)
kq)
kr)
kt)
ku)
kv)
kw)
kx)
ky)
kz)
lb)
lc)
ld)
le)
lf)
lg)
lh)
li) LD + 1.5 gr
Gypsum
LD + 15 gr
lq)
Gypsum +
soda ash
ly) LD + 1 gr
semen
mg)LD + 1.5 gr
semen
lj)
lk)
ll)
lm)
ln)
lo)
lp)
lr)
ls)
lt)
lu)
lv)
lw)
lx)
ma)
mb)
mc)
md)
me)
mf)
mh)
mi)
mj)
mk)
ml)
mm)
mn)
mo)LD + 1.5 gr
semen +
NH(H2PO4)
mp)
mq)
mr)
ms)
mt)
mu)
mv)
mw)
mx)
antara lain viscositas, gel strength, dan ketebalan mud cake. Yang
dimaksud dengan kontaminan yaitu material-material yang tidak
diinginkan yang masuk ke dalam lumpur pemboran saat pemboran
berlangsung. Kontaminan tersebut dapat berupa NaCl, Gypsum, Semen,
dan lain-lain.
83
nb)
ne)
41
32
30
25
26
4.2
4.6
13
1.7
Lumpur dasar
nf)
ng)
nh)
ni)
nj)
nk)
nl)
nm)
nn)
no)
terjadi perubahan nilai gel strength saat terjadi kontaminasi NaCl yaitu
nilai gel strength menjadi lebih kecil sehingga ditambagkan NaOH untuk
menaikkan kembali nilai gel strength. Pada volume filtrat juga terjadi
84
perubahan yaitu semakin banyak sehingga tebal mud cake juga bertambah
dan saat ditambahkan NaOH, volume filtrat dan tebal mud cake tidak
semakin kecil tapi semakin besar.
np)
menjadi suatu masalah. Apabila mud cake terlalu tebal maka akan
menyebabkan pipa terjepit.
nq)
gel strength lumpur. Dalam aplikasinya di lapangan apabila nilai dari Gel
Strength terlalu besar dapat mempersulit sirkulasi lumpur pemboran, juga
akan menambah beban pompa sirkulasinya serta mempersulit pemisahan
cutting.
nr)
ns)
nt)
nu)
nv)
nw)
85
nx)
120
32
13
1.7
92
32
2.5
18
1.5
nz)
kontaminasi gypsum, nilai gel strength, filtration loss dan mud cake
semakin besar. Kemudian ditambahkan soda ash dan terlihat bahwa nilai
gel strength menjadi semakin kecil namun volume filtrat semakin besar
sehingga mud cake semakin tebal.
oa)
ob) Diagram 6.3 Kontaminasi Semen
86
oc)
200
150
100
50
0
Lumpur dasar
od)
kontaminasi semen, nilai gel strength, filtration loss dan mud cake
semakin besar. Kemudian ditambahkan NH(H2PO4) dan terlihat bahwa
nilai gel strength menjadi semakin kecil. Selain itu, penambahan
NH(H2PO4) juga menyebabkan volume filtrat semakin kecil setelah
terjadinya kontaminasi dan mud cake semakin kecil pula.
oe)
87
base mud
Kontaminasi Hard Water : Filtrasi pada saat lumpur di
sirkulasikan.
Kontaminasi CO2 : yaitu dengan menggunakan CO2
breaker.
ol)
4. Jika perlu ditambahkan bahan-bahan additive. Sebutkan dan jelaskan
macam bahan additive tersebut dan berikan contohnya!
om)
Jawab:
on)
a. Extander
oo)
Merupakan additive yang digunakan
untuk
oq) b. Retarder
or) Merupakan additive yang digunakan untuk memperpanjang
waktu pemompaan , misalnya untuk zona-zona yang
temperaturnya besar, karena temperature mempercepat
reaksi kimia antara semen dan air hingga thickening time
lebih singkat. Retarder juga digunakan untuk semen-semen
yang diberi tambahan additive bersifat menghisap air agar
thickening time tidak berkurang karena penambahan
additive.
os)
ot)
ou)
ov)
c. Acceleration
ow)
Merupakan
additive
yang
ditambahkan
mengalami
premature
dehydration.
Contoh:
a. PH
pr) b. Kesadahan
ps)c. Alkalinitas
pt) Jawab:
90
pu)
a. PH
pv)
b. Kesadahan
qa)
Jika
pemboran
menembus
formasi
yang
banyak
c. Alkalinitas
qd)
6.7.
KESIMPULAN
ql)
7.1
TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk menentukan kemampuan clay dalam mengikat kation dari suatu
larutan.
2. Menentukan harga CEC (Cation Exchange Capacity) atau KTK
(kapasiats tukar kation).
3. Mengetahui mineral mineral clay dan kapasitas tukar kationnya.
4. Mengetahui kegunaan Methylene Blue Test pada lumpur pemboran.
qm)
7.2
TEORI DASAR
qn)
92
merubahnya ke lain anion dan kation dengan pereaksi suatu ion di dalam
air (Ionic Exchange Capacity). Reaksi pertukaran tejadi disekitar sisi luar
dari unit struktur silica alumina.
qq)
Li+<Na+<H+<K+<NH4+Mg2+<Ca2+<Al3+
jenis kation yang dipertukarkan dan jenis serta kadar mineral clay
(konsentrasi ion).
qv)
Adanya ikatan yang putus disekeliling sisi unit silika alumina, akan
menimbulkan muatan yang tidak seimbang sehingga agar seimbang
kembali (harus bervalensi rendah) diperlukan penyerapan kation.
b)
c)
oleh
kation-kation
yang
dapat
ditukar-tukarkan
qw)
qx)
qy)
qz)
ra)
rb)
rc)
rd)
re)
rf)
rg)
rh)
ri) Tabel 7.1
rj) Kapasitas Tukar Kation Dari Beberapa Jenis Mineral Clay
rk)
a) Jenis
Mineral
Clay
b) Kapasitas Tukar
Kation
c) Meq/100 gram
d) Kaolinite
e) 3-15
f) Halloysite.
2H2O
h) Halloysite.
4H2O
j) Montmorill
onite
l) Lllite
g) 5-10
i) 10-40
k) 80-150
m) 10-40
n) Vermiculit
e
p) Chlorite
o) 100-150
r) SpioliteAttapulgite
s) 20-30
q) 10-40
rl)
rm)
rn)
ro)
rp)
rq)
rr)
rs)
rt)
ru)
94
rv)
rw)
rx)
ry)
ditarik balik oleh kation yang terlepas maupun plat clay dan molekul air
yang bermuatan positif akan ditarik oleh plat claynya sendiri, sehingga
seluruh clay akan mengembang.
sa)
disebabkan oleh dua hal yaitu imbibisi dengaan konsekuensi swelling dan
penutupan lubang bor. Sedangkan penyebab kedua adalah faktor
mekanisme yang disebabkan oleh rotasi drill string dan aliran fluida
pemboran di annulus yang akan menggerus dinding lubang bor sehingga
akan mengganggu kestabilan lubang bor.
sc)
Imbibisi air adalah hal yang paling umum dan hal ini terjadi
karena dua hal yaitu : Crystalin Hydrational Force dan Osmotic
Hydrational Force. Crystalin Hidrational force adalah gaya-gaya yang
berasal dari substitusi elemen di lapisan tengah clay. Gaya ini sangat sulit
diatasi, karena air di ekstrasikan kemuka plate yang sama besarnya dengan
arah ke sisi plate. Osmotic hydrational force terjadi bila terjadi perbedaan
konsentrasi ion antara formasi dengan fluida pemboran, dimana air akan
tertarik dari lumpur ke dalam formasi.
95
sd)
mineral clay. Clay bersifat expanding dan non expanding bila bertemu air.
Untuk mengetahui tingkat reaktif clay dapat dilakukan pengujian dengan
Methylene Blue Test (MBT), X-Ray Diffraction dan Scanning Electron
Microscope.
si)
sj)
Timbangan
Multi magnetiser
Gelas ukur 50 cc
Pipet
Buret titration
Magnet batang
Kertas saring
Hot plate
Stopwatch
97
a)
b)
c)
d) Gambar 7.1. Erlenmeyer
e)
f)
g)
h) Gambar 7.2. Magnet Batang
i)
7.3.2
BAHAN
Bentonite
aquades
H2SO4 5 N
Methylene Blue
j)
k)
l)
m)
n)
o)
p)
q)
r)
s)
t)
u)
v)
w)
98
x)
y)
z)
aa)
ab)
ac)
ad)
ae)
af)
ag)
ah)
ai)
aj)
ak)
al)
am)
an)
ao)
ap)
aq)
ar)
as)
at)
au) Gambar 7.5 H2SO4 5 N
av)
aw)
ax)
ay)
az)
ba)
bb)
bc)
bd)
PROSEDUR PERCOBAAN
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
7.5
7.6.
PEMBAHASAN
7.6.1.
PEMBAHASAN PRAKTIKUM
bj)
100
bk)
bentonite indobent dan bentonite baroid. Nilai tukar kation dari bentonite
indobent adalah 75 meq/100 gr dan bentonite baroid adalah 48 meq/100 gr.
bl)
atas tergantung dari kepentingan. Kalau menyerap air atau bereaksi dengan
lingkungan ion sekelilingya berarti Bentonit Indobent lebih bagus. Tapi
jika diinginkan tidak terlalu reaktif, berarti Barid lebih bagus.
1.
bm)
bn)
7.6.2.
PEMBAHASAN SOAL
Bandingkan dari 2 jenis Bentonite tersebut mana yang lebih bagus?
bo)
Jawab:
Dilihat dari data percobaan maka bentonite
yang lebih bagus bentonite indobent, karena memiliki harga
kapasitas tukar kationn lebih tinggi, yaitu 75 meq/100 gr
dibandingkan dengan bentonite baroid.
bp)
bq)
br)
bs)
bt)
bu)
7.7. KESIMPULAN
1. Cation Exchange Capacity atau kapasitas tukar kation merupakan
kemampuan atau total kapasitas pertukaran kation dari suatu system
clay.
2. Swelling adalah peristiwa pengembangan volume clay karena adanya
kontak dengan air.
3. Dari kedua bentonite diatas, bentonite indobent dan bentonite baroid,
bentonite baroid lebih bagus karena memiliki nilai tukar kation yang
lebih kecil sehingga kemungkinan terjadinya swelling lebih kecil (clay
berada pada formasi).
4. Kapasitas tukar kation akan berbanding lurus dengan peristiwa clay
swelling
101
bv)
bw)
bx)
by)
bz)
ca)
cb)
cc)
cd)
ce)
cf)
cg)
ch)
ci)
cj)
ck)
BAB VIII
cl)
PEMBAHASAN UMUM
cm)
cn)
co)
pemboran yang penting sehingga perlu selalu dikontrol. Karena fungsi dari
densitas adalah untuk menahan tekanan formasi. Apabila densitas terlau besar
akan menyebabkan lost circulation dan akan menyebabkan kick apabila densitas
terlalu kecil. Penambahan barite dan calcium carbonat akan menaikkan harga
densitas.
cp)
cq)
berupa
pasir
akan
dapat
mempengaruhi
mengalami
proses
pembersihan
terutama
lumpur pemboran yang perlu dikontrol. Apabila nilai gel strength suatu lumpur
terlalu besar dapat mempersulit sirkulasi, akan menambah beban pompa sirkulasi
dan mempersulit pemisahan cutting. Namun gel strength dibutuhkan untuk
menahan cutting saat tidak ada sirkulasi. Pada percobaan ini, pada lumpur
pemboran ditambahkan dua jenis additive yang berbeda yaitu dextid dan
bentonite. Pada saat ditambahkan dextrid dan bentonite terjadi perubahan nilai
viscositas plastic, yiled point serta gel strength yang dimana nilai dari ketiganya
menjadi lebih besar dibandingkan keadaan pada lumpur awal. Dari kedua
additive, bentonite dan dextrid. Terdapat perubahan nila gel strength yang
103
90
waktu dalam detik yang dibutuhkan oleh 0,9463 liter fluida untuk mengalir keluar
dari corong marsh funnel tidak dapat memberikan gambaran lengkap rheology
suatu fluida, maka biasa digunakan untuk membandingkan fluida yang baru
dengan kondisi sekarang.
cx)
cy)
harus diperhatikan dalam suatu pemboran. Apabila filtration loss dan mud cake
tidak dikontrol maka akan menimbulkan berbagai masalah baik selama pemboran
maupun evaluasi pipa pemboran dan permukaan lubang bor. Mud cake yang
terlalu tebal akan menjepit pipa pemboran sehingga sulit diangkat dan diputar,
sedangkan filtrate akan menyusup ke formasi yang akan menyebabkan damage
pada formasi. Pada percobaan filtrasi dan mud cake, lumpur pemboran
ditambahkan tiga jenis additive
hanyalah
filtrat
lumpurnya,
dengan
demikian
kita
dapat
91
db)
dc)
untuk bereaksi dengan suatu asam. Dari analisa alkalinitas ini kita bisa
mengetahui konsentrasi hidroksil, bikarbonat dan karbonat. Pengetahuan tentang
konsentrasi ion-ion ini diperlukan misalnya untuk mengetahui kelarutan batu
kapur yang masuk kesistem lumpur pada waktu pemboran menembus formasi
limestone.
dd)
de)
Mg2+ dikenal sebagai Hard water atau air sadah. Ion-ion ini bisa berasal dari
lumpur pada waktu memberi formasi gypsum (CaSO4.2H2O).
df)
dg)
Kontaminasi Oxygen
Kontaminasi Air
Kontaminasi Minyak
92
di)
dj)
Ketika
lumpur
dasar
terkontaminasi
oleh
dm)
dn)
untuk menentukan/mengukur harga KTK atau kapasitas tukar kation dari suatu
sistim clay. Pada praktikum MBT dilakukan uji metilen biru terhadap dua jenis zat
additive, yaitu bentonite indobent dan bentonite baroid. Pada saat pengujian
didapat hasil harga KTK bentonite indobent 75 meq/100gr dan harga KTK
bentonite baroid 48 meq/100gr. Bentonite indobent terlalu reaktif Karena
memiliki harga KTK besar, dibandingkan dengan bentonite baroid yang yang
tidak terlalu reaktif karena memiliki harga KTK kecil.
do)
dp)
kepentingan. Jika diinginkan suatu clay yang reaktif, maka clay yang memiliki
KTK tinggi lebih bagus. Namun jika diinginkan yang tidak terlalu reaktif clay
yang memiliki KTK rendah lebih bagus.
dq)
dr)
ds)
106
93
dt)
kembali
(harus
bervalensi
rendah)
diperlukan
penyerapan kation.
b) Adanya Substitusi alumina bervalensi tiga didalam kristal untuk
silica equivalen serta ion-ion bervalensi terutama magnesium
didalam struktur tetrahedral.
c) Penggantian hydrogen yang muncul dari gugusan hidroksil yang
muncul
oleh
kation-kation
(exchangeable).Untuk
kemungkinannya
fakta
karena
tidak
yang
ini
dapat
ditukar-tukarkan
masih
mungkin
terjadi
disangsikan
pertukaran
dengan terjadinya swelling. Jika permukaan clay kontak dengan air dan
menganggap bahwa satu plat clay terpisah dari matrknya, maka ion-ion yang
bermuatan positif (kation) akan meninggalkan plat clay tersebut. Karena
molekul air adalah polar maka molekul air akan ditarik balik oleh kation
yang terlepas maupun plat clay dan molekul air yang bermuatan positif akan
ditarik oleh plat claynya sendiri, sehingga seluruh clay akan mengembang.
dw)
dx)
dy)
dz)
ea)
eb)
ec)
ed)
ee)
107
ef)
eg)
BAB IX
eh)
KESIMPULAN UMUM
ei)
1.
2.
3.
4.
eq)
8. Penambahan quebracho kedalam lumpur dasar dapat menurubkan pH dan
mengurangi tebal mud cake.
er)
es)
9. Metode utama dalam analisa kimia lumpur pemboran adalah Titrasi yaitu
membandingkan larutan sampel dengan larutan yang telah diketahui
konsentrasinya (larutan standart).
et)
10. Perubahan kandungan ion-ion tertentu dalam lumpur pemboran akan
berpengaruh terhadap sifat-sifat fisik lumpur pemboran.
eu)
ev)
11. Pengukuran sifat kimia lumpur pemboran digunakan untuk menganalisa
dampak yang terjadi pada lumpur pemboran, peralatan pemboran dan
formasi yang mengalami kontak dengan lumpur pemboran.
ew)
12. Jenis kontaminasi yang sering terjadi dalam lumpur prmboran ialah
kontaminasi Sodium Chllorida, Gypsum, Semen, Hard Water, CO2, O2,dan
H2S.
ex)
ey)
13. Kontaminasi NaCl, gypsum, dan semen berpengaruh pada perubahan nilai
gel strength, filtration loss, dan ketebalan mud cake.
ez)
14. Kontaminasi garam, gypsum dan semen dapat merubah sifat-sifat fisik dari
lumpur pemboran seperti viskositas, gel strength, volume filtrate dan tebal
mud cake yang terbentuk.
fa)
fb)
15. Kontaminasi semen menyebabkan nilai gel strength, volume filtrate, dan
tebal mud cake semakin besar.
fc)
16. Untuk mengatasi kontaminasi garam, gypsum, dan semen maka perlu
ditambahkan additive karena lumpur pemboran yangtelah mengalami
perubahan sifat-sifat fisiknya tidak dapat digunakan pada operasi pemboran.
fd)
109
17. Kapasitas tukar kation adalah kemampuan atau total kapasitas pertukaran
kation dari system suatu dimana apabila terjadi kontak dengan air akan
terjadi swelling (pengembangan volume clay).
fe)
ff)
18. Harga kapasitas tukar kation bentonite baroid kecil dan tidak bersifat reaktif.
fg)
19. Nilai tukar kation yang lebih kecil lebih bagus dibandingkan nilai tukar
kation yang besar karena kemungkinan terjadinya swelling kecil (clay
berada pada formasi).
fh)
20. Pada pengukuran MBT ada Bentonite Indobent yang memiliki Kapasitas
Tukar Kation lebih besar dari pada bentonite baroid. Bentonit indobent baik
dalam menyerap air dan bereaksi dengan lingkungan ion disekelilingnya.
fi)
fj)
fk)
fl)
fm)
fn)
fo)
fp)
fq)
fr)
fs)
ft)
fu)
fv) DAFTAR PUSTAKA
fw)
fx) Fuad Ansori, Mohammad. 2011. Laporan Resmi
Praktikum Analisa Lumpur Pemboran. STT-MIGAS
Balikpapan : Balikpapan.
fy)
fz) http://icalestar.blogspot.com/2011/06/teknikpemboran.html
ga)
110
gb) http://migasnet04badruz777.blogspot.com/2011/06/sifatfisik-lumpur.html
gc)
gd)
http://migasnet04uum8035.blogspot.com/2010/01/lumpur-pemboran-fungsi-sifat-sifat.html
ge)
gf) Waruni K., S.T., M.T., Mayda, 2009. Buku Petunjuk
Praktikum Analisa Lumpur Pemboran. STT-MIGAS
Balikpapan : Balikpapan.
gg)
gh)
gi)
gj)
gk)
gl)
gm)
gn)
go)
gp)
gq)
gr)
gs)
gt)
gu)
gv)
gw)
111