Anda di halaman 1dari 29

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN RISIKO TINGGI

1.1 Definisi
Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu
maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. (Manuaba, 2010: 241).
Menurut Rustam (1998) kehamilan risiko tinggi adalah beberapa situasi
dan kondisi serta keadaan umum seorang selama masa kehamilan, persalinan,
nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan jiwa ibu maupun janin yang
dikandungnya.
Faktor risiko tinggi adalah keadaan pada ibu, baik berupa faktor biologis
maupun non-biologis, yang biasanya sudah dimiliki ibu sejak sebelum hamil dan dalam
kehamilan mungkin memudahkan timbulnya gangguan lain (Depkes RI, 1999).
1.2 Frekuensi
Frekuensi kehamilan risiko tinggi yang dilaporkan oleh beberapa peneliti berbedabeda, tergantung dari cara penilaian faktor yang dimasukkan dalam kehamilan risiko
tinggi. Rochjati (1977) dari RS dr. Sutomo Surabaya melaporkan frekuensi kehamilan
risiko tinggi 30,8%. Daely (1979) dari RS dr. Pirngadi Medan melaporkan frekuensi
kehamilan risiko tinggi 69,7% dengan kriteria tersendiri yaitu dari jumlah kasus-kasus
persalinan sebagai penyebut. Tingginya angka kehamilan risiko tinggi di RS dr. Pirngadi
Medan mungkin karena banyaknya kasus patologi yang dirujuk setelah ditangani di luar
dan setelah terjadi komplikasi.
1.3 Menentukan Kehamilan Risiko Tinggi
Cara penentuan KRT dapat dengan memakai kriteria dan juga dikelompokkan
berdasarkan skoring atau nilai. Kriteria yang dikemukakan oleh peneliti-penelitidari
berbagai institut berbeda, namun dengan tujuan yang sama mencoba mengelompokkan
kasus-kasus risiko tinggi.
Rochyati, dkk mengemukakan kriteria KRT adalah: primimuda, primitua, umur
35 tahun atau lebih, tinggi badan kurang dari 145 cm,grandemulti, riwayat persalinan
yang buruk, bekas seksio sesaria, pre-eklampsia, hamil serotinus, perdarahan antepartum,
kelainan letak, kelainan medis, dan lain-lain.

Daely (Medan) memakai kriteria kehamilan risiko tinggi terbagi berdasarkan:


a. Komplikasi Obstetrik :
Umur (19 tahun atau > 35 tahun)
Paritas (primigravida atau para lebih dari 6)
Riwayat kehamilan yang lalu :
- 2 kali abortus
- 2 kali partus prematur
- Kematian janin dalam kandungan atau kematian perinatal
- Perdarahan paska persalinan
- Pre-eklampsi dan eklampsi
- Kehamilan mola
- Pernah ditolong secara obstetri operatif
- Pernah operasi ginekologik
- Pernah inersia uteri
Disproporsi sefalo pelvik, perdarahan antepartum, pre-eklampsi dan eklampsi,
kehamilan ganda, hidramnion, kelainan letak pada hamil tua, dismaturitas,
kehamilan pada infertilitas, persalinan terakhir 5 tahun, inkompetensi
serviks, postmaturitas, hamil dengan tumor (mioma atau kista ovarii), uji
serologis lues positif.
b. Komplikasi medis
Anemia, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, obesitas, penyakit
saluran kencing, penyakit hati, penyakit paru dan penyakit-penyakit lain
dalam kehamilan.
1.4 Faktor Risiko
Faktor risiko merupakan situasi dan kondisi serta keadaan umum ibu selama
kehamilan, persalinan dan nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan dan jiwa ibu
maupun janin yang dikandungnya. Keadaan dan kondisi tersebut bisa digolongkan
sebagai faktor medis dan non medis.
Faktor non medis antara lain adalah kemiskinan, ketidak tahuan, adat, tradisi,
kepercayaan, dan lain-lain. Hal ini banyak terjadi terutama pada negara berkembang,
yang berdasarkan penelitian ternyata sangat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas.
Dimasukkan pula dalam faktor non medis adalah sosial ekonomi rendah, kebersihan
2

lingkungan, kesadaran memeriksakan kehamilan secara teratur, fasilitas dan sarana


kesehatan yang serba kekurangan.
Faktor medis antara lain adalah penyakit-penyakit ibu dan janin, kelainan obstetri,
gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi persalinan, penyakit neonatus dan
kelainan genetik. Menurut Backett faktor risiko itu bisa bersifat biologis, genetika,
lingkungan atau psikososial. Namun dalam kesehatan reproduksi kita dapat membaginya
secara lebih spesifik, yaitu:
1. Faktor demografi: umur, paritas dan tinggi badan
2. Faktor medis biologis: underlying disease, seperti penyakit jantung dan malaria.
3. Faktor riwayat obstetri: abortus habitualis, SC, dan lain-lain.
4. Faktor lingkungan: polusi udara, kelangkaan air bersih, penyakit endemis, dan lainlain.
5. Faktor sosioekonomi budaya : pendidikan, penghasilan.
Seharusnya faktor risiko dikenali oleh ibu hamil serta keluarga sehingga ibu-ibu
dengan kehamilan risiko tinggi mendapat pertolongan yang semestinya.
1.5 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera
manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah pengetahuan yang berkenaan dengan kehamilan
risiko tinggi.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:
1) Tahu (know) hal ini diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tempat
pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk


menjelaskan

secara

benar

tentang

objek

yang

diketahui,

dan

dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.


3) Aplikasi (aplication) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
4) Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.
5)

Sintesis

(synthesis),

menunjukkan

kemampuan

untuk

meletakkan

atau

menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.


6) Evaluasi (evaluation), hal ini berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi/objek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden.
Aspek-aspek pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi yang dinilai meliputi :
1. Pengertian tentang kehamilan risiko tinggi
2. Risiko kehamilan ditinjau dari segi usia.
3. Faktor yang berpengaruh pada kehamilan risiko tinggi.
4. Tanda-tanda kehamilan risiko tinggi.
5. Tujuan pengawasan kehamilan.
6. Pengaruh kehamilan risiko tinggi pada kesehatan ibu dan janin.
7. Keluhan yang mengarah pada kehamilan risiko tinggi.
8. Hal-hal yang bisa membahayakan kesehatan ibu dan janin saat kehamilan,
melahirkan dan nifas.
Pengetahuan dinilai berdasarkan total skoring dari nilai yang diberikan pada
setiap

pertanyaan.

Kemudian

total

pengetahuan: kurang, cukup, baik.

skoring

diklasifikasikan

dalam

tingkat

1.6 Sikap
Merupakan reaksi/respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus/objek. Manifestasi sikap ini tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Newcomb, seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap merupakan
kesiapan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan
suatu perilaku.
Allport

menjelaskan

bahwa

sikap

ini

mempunyai

komponen

pokok:

kepercayaan/keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek. Kehidupan emosionil atau
evaluasi terhadap suatu objek. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave). Ketiga
komponen ini secara bersama membentuk sikapyang utuh (total attitude). Dalam
penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang
peranan yang penting.
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
1. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon (responding), memberi jawaban bila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
sesuatu masalah.
4. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala risiko.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara
langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap
suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan
hipotesis.
Aspek-aspek sikap yang dinilai pada kehamilan risiko tinggi meliputi:
1. Manfaat pemeriksaan kehamilan yang teratur.
5

2. Bahaya kehamilan usia muda dan usia tua.


3. Peranan KB dalam mencegah kehamilan risiko tinggi.
4. Penyuluhan kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil
5. Keterlambatan mencari pertolongan.
6. Pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk deteksi pasien risiko tinggi.
7. Pentingnya penyuluhan kehamilan risiko tinggi pada saat pranikah.
1.7 Perilaku
Yang dimaksud dengan perilaku adalah suatu tindakan atau aktifitas manusia itu
sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara,
menangis dan lain-lain. Dari uraian diatas maka yang disebut perilaku adalah semua
kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak
diamati pihak luar. Skinner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku adalah
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus, membedakan ada 2 tipe
respon:
1) Responden respons (reflexive) adalah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan
tertentu.
2) Operant respons (instrumental repons) yakn respon yang timbul dan berkembang yang
kemudian diikuti oleh stimulus tertentu.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku dibedakan menjadi:
1) Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Misalnya
seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan.
2) Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek, yang dengan mudah dapat dilihat atau diamati orang lain. Misal seorang ibu
memeriksakan kehamilannya secara teratur.
Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner tersebut maka perilaku kesehatan
adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan
sakit/penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.
Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu :
6

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)


Adalah perilaku atau usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan
agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu
perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek yaitu :
a) Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan bila sakit serta pemulihan
kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
b) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.
c) Perilaku gizi, dimana makanan dan minuman dapat mempengaruhi
kesehatan seseorang.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau
sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior). Perilaku
ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita
penyakit atau kecelakaan.
3. Perilaku kesehatan lingkungan adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan
baik fisik maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut
tidak mempengaruhi kesehatannya.
Proses adopsi perilaku, dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan bersifat bertahan lama daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan
yaitu :
1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
stimulus/objek terlebih dahulu.
2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
3. Evaluation, menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.
4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Adoption, kemudian orang mulai mencoba berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa
perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas.

Cara mengukur indikator perilaku atau memperoleh data atau informasi tentang
indikator perilaku dapat dilakukan melalui pengamatan (observasi) dan dapat pula
melalui wawancara lewat rangkaian pertanyaan.
Aspek-aspek perilaku yang dinilai tentang kehamilan risiko tinggi meliputi:
1. Informasi tentang kehamilan risiko tinggi
2. Mencari tahu tentang kondisi kehamilannya.
3. Kehamilan yang direncanakan.
4. ANC selama hamil.
5. Tindakan terhadap kehamilan risiko tinggi.
6. Rujukan pasien dengan kehamilan risiko tinggi.
7. Tindakan yang dilakukan berkaitan dengan anjuran petugas kesehatan.

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA IBU HAMIL BERESIKO TINGGI
DI DESA KEBON JERUK
A PENGKAJIAN
1 Data umum
1. Identitas kepala keluarga
Nama
: Tn. A
Umur
: 32 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku / bangsa : Jawa, Indonesia
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
: Kebon Jeruk LK. II RT 6 Pinang Jaya.
2. Komposisi keluarga
N
o
1.
2.
3.
4.

Nama

Jenis

Umur

Pendidikan

Tn. A
Ny. M
An. F

Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki

32 tahun
29 tahun
5 tahun

Terakhir
SMA
SMA
-

An. I

Perempuan

3,5 tahun

3. Genogram

Tn. A

Ny. M

An. I

An. F

Keterangan:
: Ada hubungan/ikatan keluarga
: Laki-laki

Perempuan

: Pasien

: Tinggal serumah

4. Tipe Keluarga
9

Keluarga inti.
5. Latar Belakang Budaya
Semua anggota keluarga berasal dari suku Jawa dengan kultur budaya
Jawa. Bahasa yang digunakan Bahasa Jawa.
6. Identifikasi Budaya
Tn. A mengatakan keluarganya adalah

asli

suku Jawa

yang

berkebangsaan Indonesia serta tidak ada kebudayaan yang bertentangan


dengan kesehatan.
7. Identifikasi Agama
Tn. A mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada perbedaan
keyakinan semua beragama Islam. Keluarga selalu menjalankan sholat 5
waktu, Tn. A mengatakan agama sangat penting karena agama merupakan
bekal kita untuk kehidupan di akhirat nantinya.
8. Rekreasi Keluarga
Keluarga berekreasi dengan menonton TV sambil bercengkerama, kalau
ada waktu luang biasanya pergi berkebun.
B RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Riwayat Kesehatan dalam 6 bulan terakhir
Ny. M mengatakan usianya saat ini 29 tahun dan sedang hamil 7 bulan. Ny.
R mengatakan sudah 3 kali memeriksakan kehamilannya ke puskesmas dan bidan
terdekat. Ny. M mengatakan saat memeriksakan kehamilannya dianjurkan untuk
makan sayur-sayuran serta lauk-pauk selama kehamilannya.
Ny. M mengatakan anaknya yang pertama sulit makan dan sekarang
nafsu makannya menurun. Sedangkan BB anaknya yang kedua berada pada garis
kuning KMS.
2. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn. A berada pada tahap perkembangan keluarga dengan ibu
hamil, ini ditandai oleh istri Tn. A yang sedang Hamil 7 bulan.
3. Tugas perkembangan yang belum terpenuhi
Keluarga Tn. A saat ini sudah memenuhi tugas perkembangan sesuai
dengan tahap perkembangan keluarga saat ini.
4. Riwayat keluarga inti
Tn. A mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan ataupun
penyakit menular seperti kencing manis, TBC, jantung, hepatitis, hipertensi.
Apabila anggota keluarga sakit, keluarga biasanya berobat ke bidan desa atau
puskesmas.
5. Riwayat keluarga sebelumnya
10

Tn. A mengatakan, keluarga Tn. A ataupun Ny. M tidak mempunyai


riwayat penyakit yang berbahaya seperti kencing manis, TBC, jantung, hipertensi,
hepatitis.
C LINGKUNGAN
1. Karateristik Rumah
Luas rumah 100 m2, tipe rumah semi permanen, dimana terdapat 2 kamar
tidur, 1 dapur, 1 ruang keluarga, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi dan mempunyai 1
kamar tidur untuk anak. Dimana ventilasi dari tiap ruangan dimanfaatkan setiap hari
dengan ada jendela setiap ruangan, kecuali ruangan tamu mempunyai 2 jendela,
sehingga cahaya dapat masuk ke ruangan pada siang hari. Penerangan rumah dengan
menggunakan lampu listrik, lantai rumah menggunakan plesteran, termasuk lantai
dapur memakai plesteran dengan kondisi lembab dan kotor serta lantai kamar mandi
agak licin. Letak rumah dekat dengan kandang ayam, status rumah masih milik orang
tua (menumpang), mempunyai kamar mandi dan WC. Tn. A mengatakan mandi di
kamar mandi. Sumber air minum keluarga adalah air sumur.

11

Denah rumah Tn. A adalah sebagai berikut :

K
M

RM
RK

KT

Dapur

Halaman

Kandang

Keterangan :
RT : Ruang Tamu
RM : Ruang Makan
KT : Kamar Tidur
KM : Kamar Mandi
: Sumur

RT

2. Karateristik Tetangga dan Komunitas


Tn. A mengatakan bahwa hubungan seluruh anggota keluarga dengan
KT

masyarakat lainnya cukup harmonis, dalam melakukan suatu kegiatan dilakukan


dengan gotong royong, jarak rumah dengan tetangga cukup dekat, di sini tidak ada
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3. Mobilitas geografis Keluarga
Tn. A mengatakan bahwa keluarga tidak mempunyai kebiasaan berpindah
tempat karena keluarga memiliki rumah tetap.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Tn. A mengatakan sering berkumpul dan berinteraksi pada malam hari setelah
makan malam sambil menonton TV. Dan pada sore hari keluarga jarang berkumpul
karena bekerja. Dalam keluarga tidak ada mengalami masalah serta konflik dalam
berinteraksi.
5. Sistem Pendukung Keluarga
Tn. A mengatakan seluruh anggota keluarga dalam keadaan sehat, istri Tn. A
sedang hamil. Fasilitas kesehatan yang ada di wilayah tempat tinggalnya berupa
Puskesmas.
D STRUKTUR KELUARGA
1. Pola dan proses komunikasi keluarga
Tn. A mengatakan bahwa

anggota

keluarga berkomunikasi

dengan

menggunakan bahasa Jawa. Komunikasi berlangsung dengan baik dan keluarga


menyelesaikan masalah dengan membicarakan terlebih dahulu dengan angota
keluarga

dan

pengambilan keputusan

oleh

kepala

keluarga

yang

sudah

dimusyawarahkan sebelumnya.
2. Struktur Kekuatan keluarga
Tn. A mengatakan apabila ada masalah maka akan dirundingkan dengan istri.
3. Struktur peran
Tn. A mempunyai peran dalam rumah tangga sebagai pencari nafkah, Ny M
sebagai ibu rumah tangga dan juga ikut mencari nafkah serta sebagai anggota
masyarakat.
E FUNGSI KELUARGA
12

1.

Fungsi afektif
Setiap anggota keluarga menghargai dirinya sendiri dan mereka saling
membutuhkan satu sama lain, serta saling memberikan dukungan satu sama lain.
Setiap anggota keluarga selalu membina kehangatan dalam rumah tangganya dan
setiap malam selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan anggota
keluarga.

2.

Fungsi Sosialisasi
Tn. A mengatakan bahwa hubungan semua anggota keluarga baik, norma
budaya dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di keluarga dan
yang berlaku di masyarakat.

3.

Fungsi Ekonomi
Tn. A mengatakan dari penghasilan setiap bulan sekitar Rp 700.000,- cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan sandang, pangan dan
papan. Keluarga Tn. A memiliki tabungan atau simpanan uang tapi kadang-kadang
simpanan tersebut bisa habis digunakan untuk keperluan mendadak seperti apabila
ada anggota keluarga yang sakit jadi diperlukan biaya untuk membawanya
ke pelayanan kesehatan. Dimana Tn. A bekerja sebagai buruh dan jika ada waktu

4.

luang Tn. A sering pergi ke kebun.


Fungsi perawatan Keluarga
a.
Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.
Keluarga mengatakan setiap masalah kesehatan yang ada masih belum
mampu ditangani dengan segera dan apabila ada salah satu dari anggota
keluarga yang sakit keluarga memutuskan untuk membawa ke pelayanan
b.

kesehatan seperti bidan atau puskesmas kalau tidak bisa ditangani dirumah.
Kemampuan keluarga mengambil keputusan.
Keluarga mengatakan keputusan selama ini dibicarakan bersama, meski
yang berperan sebagai pengambil keputusan adalah Tn. A sebagai kepala
keluarga.

c.

Kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit


Keluarga mengatakan selama ini sudah cukup mampu merawat
anggota keluarga yang sakit dengan membuatkan jamu kalau ada salah satu
anggota keluarganya yang sakit. Kalau tidak berhasil baru kemudian mengajak

d.

berobat ke bidan atau puskesmas.


Kemampuan keluarga memelihara lingkungan
Keluarga mengatakan tahu akan kepentingan kesehatan lingkungan
yang dapat memenuhi kesehatan seperti menyediakan wc (jamban). Keluarga
membuang limbah rumah tangga di kebun belakang rumahnya.
13

e.

Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan


Keluarga mengatakan jika salah satu dari anggota keluarga yang sakit
selalu dibawa ke fasilitas kesehatan, yang dapat dijangkau oleh keluarga

5.

seperti bidan desa atau puskesmas.


Fungsi Reproduktif
Ny. M mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun karena saat ini
Ny. M dalam keadaan hamil, sedangkan dulu menggunakan pantan berkala.
Setelah anaknya lahir, Ny. M berharap ingin ikut KB karena merasa jarak
kehamilannya terlalu dekat, tetapi belum tahu KB apa yang akan digunakan
nantinya.

F MASALAH KESEHATAN SPESIFIK


1.
Kesehatan ibu dan anak
a.
Ibu hamil
Riwayat kehamilan Ny. M G3 P2 AO, (kehamilan ketiga, partus kedua
dan abortus tidak pernah). Usia kehamilan saat ini 7 bulan. Ny. M mengatakan
sudah tiga kali rnemeriksakan kehamilanya ke bidan dan sudah mendapat
imunisasi TT sekali, penambahan BB 4 kg dan pada waktu memeriksakan
kehamilanya ke bidan pernah mendapat obat penambah darah yang menurut
anjuran bidan harus diminum sehari sekali namun sekarang obatnya telah
habis.
Ny. M mengatakan kepada perawat bahwa beliau tidak mengetahui
tentang bagaiman perawatan kehamilannya, ia mengatakan kadang-kadang
perutnya terasa sakit namun tanpa diobati sakitnya dapat hilang sendiri dan
kadang-kadang Ny. M mengeluh cepat lelah dan pusing. Ibu sudah biasa
merasakan hal seperti ini dan ibu hanya menganggap ini sebagai akibat dari
kehamilannya.
1)
Inspeksi:
a)
Tidak ditemukan chloasma gravidarum, ditemukan adanya konjungtiva
b)
2)

anemis, tidak ada oedema pada muka.


Pada tungkai tidak ditemukan farises maupun oedema.

Palapasi abdomen:
a)
Leopold I
TFU setinggi pusat usia janin 30 minggu (tujuh bulan), pada
fundus teraba keras, bulat dan lunak (bokong).
b)

Leopold II

14

Punggung janin tcrletak di bagian perut kanan dan bagian kecilkecil (ekstremitas), teraba pada perut sebelah kiri.
c)

Leopold III
Teraba bulat, melenting dan keras (kepala) dan bagian terbawah
masih dapat digoyang-goyangkan.

d)

Leopold IV
Kepala janin belum masuk PAP.

G STRESSOR DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor
a. Stressor Jangka Pendek
Tn. A mengatakan bahwa keluarganya tidak pernah menghadapi
masalah yang berkepanjangan, sehingga membuat keluarganya menjadi
khawatir, bingung dan cemas. Bila ada masalah keluarga, mereka selalu
menyelesaikan secara kekeluargaan.
b. Stressor Jangka Panjang
Saat ini keluarga Tn. A sedang memikirkan ekonomi keluarganya agar
dapat terus meningkat.
2. Koping
Tn. A mengatakan bahwa keluarga tidak pernah melakukan hal-hal yang
menyimpang

dalam

menghadapi

segala

masalah

yang

ada,

keluarga

menyelesaikan masalah dengan bersama-sama dan secara kekeluargaan.


H. HARAPAN KELUARGA
Keluarga mengatakan senang bila ada petugas kesehatan yang melakukan
kunjungan rumah, keluarga sangat berharap masalah yang berhubungan dengan
kesehatan yang dialami keluarga dapat teratasi dengan diberikannya informasi yang
dibutuhkan oleh keluarganya serta keluarga juga berharap agar Ny. M bisa melahirkan
dengan selamat.

I.

ANALISIS DATA
NO
1.

PENYEBA

DATA

MASALAH

DS:

B
Kurangnya

Ketidakefektifa

-Ny. M mengatakan anaknya yang pertama

pengetahuan

n pemeliharaan

sekarang nafsu makannya menurun.

keluarga

kesehatan

15

-Ny. M mengatakan bahwa BB anaknya yang


kedua berada pada garis kuning KMS.
- Ny. M mengatakan tidak mengetahui
tentang bagaimana perawatan kehamilannya,
ia mengatakan kadang-kadang perutnya terasa
sakit namun tanpa diobati sakitnya dapat
hilang sendiri dan kadang-kadang Ny. M
mengeluh cepat lelah dan pusing.
DO:
- TD

: 100/70

- Nadi: 88 kali/menit
- RR
2.

: 20 kali/menit

-umur kehamilan 7 bulan.


DS:
- keluarga mengatakan status rumah masih
milik orang tua (menumpang).
DO:
-lantai rumah dari plesteran, lantai kamar

Kondisi

Resiko bahaya

rumah tidak

lingkungan

mendukung
keselamatan

mandi agak licin.


-lantai dapur yang kotor dan lembab
- kandang ayam yang dekat dengan rumah dan
3.

kamar mandi.
DS :
-Ny. M mengatakan belum mengikuti KB dan

Minimnya

Ketidakefektifa

informasi

n manajemen

hanya melakukan pantan berkala.


-Ny. M merasa jarak kehamilannya terlalu

tentang KB

regiman

dan

terapeutik

kesehatan

keluarga

dekat.
DO :
-Ny. M hamil anaknya yang ketiga.
-jarak kelahiran kurang dari 2 tahun.
-anak pertama 5 tahun.
-anak kedua 3 tahun.
-Ny. M sudah memasuki trimester ke-3

keluarga

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b/d kurangnya pengetahuan keluarga.
2. Resiko bahaya lingkungan b/d kondisi rumah tidak mendukung keselamatan.
3. Ketidakefektifan manajemen regiman terapeutik keluarga b/d minimnya
informasi tentang KB dan kesehatan keluarga.
16

K. SKORING MASALAH
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b/d kurangnya pengetahuan keluarga.
KRITERIA
1. Sifat masalah : Tidak / kurang

SKOR

sehat
Skala :

PEMBENARAN
Keluarga banyak tidak
mengetahui tentang

3: Tidak / kurang sehat


2: Ancaman
1: keadaan sejahtera

kesehatan keluarga, jika


3/3 X 1 = 1

keadaan tidak segera


diatasi maka akan
beresiko tinggi pada Ny.
M.
Keluarga menyadari

2. Kemungkinan masalah dapat


diubah : Mudah
Skala : 2: Mudah
1: sebagian
0: tidak dapat

kurangnya pengetahuan
2/2 X 2 = 1

tentang memelihara
kesehatan terutama pada
Ny. M, dan ingin
mengetahuinya.
Keluarga ingin

3. Potensi masalah untuk


dicegah : cukup
Skala : 3: tinggi
2: cukup
1: rendah

memperbaiki cara
2/3 X 1 = 2/3

memelihara kesehatan
mereka yang salah dan
ingin Ny. M melahirkan
dengan selamat.
Cara memelihara

4. Menonjolnya masalah
Skala :
2: masalah berat harus segera
ditangani
1: ada masalah, tapi tidak perlu

kesehatan yang salah


sangat berpengaruh
2/2 X 1 = 1

ditangani segera
0: masalah tidak di rasakan

terhadap kesehatan
keluarga, ditambah
kondisi ibu hamil yang
dapat beresiko tinggi.

Total skor

3 2/3

17

2. Resiko bahaya lingkungan b/d kondisi rumah tidak mendukung keselamatan.


KRITERIA
1. Sifat masalah : Tidak /
kurang sehat.
Skala :
3: Tidak / kurang sehat
2: Ancaman
1: Keadaan sejahtera

SKOR

PEMBENARAN
Keadaan dapur kotor dan
lembab. Lantai kamar
mandi agak licin. Rumah

2/3 X 1 = 2/3

dekat kandang ayam.


Merupakan ancaman
kesehatan dan keselamatan
dalam keluarga khususnya
untuk Ny. M.
Keluarga sudah

2. Kemungkinan masalah
dapat diubah : mudah
Skala :
2: Mudah
1: sebagian
0: tidak dapat

mengetahui pentingnya
lingkungan yang aman
1/2 X 2 = 1

tetapi untuk
memperbaikinya perlu
waktu dan biaya yang tidak
sedikit.
Jika perbaikan keadaan

3. Potensi masalah untuk


dicegah : cukup
Skala : 3: tinggi
2: cukup
1: rendah

rumah belum diperbaiki


2/3 X 1 = 2/3

pun, keluarga bisa merubah


kebiasaan kesehatan

4. Menonjolnya masalah :

menjadi lebih baik.


Faktor lingkungan

Masalah berat harus segera

mempunyai perang yang

ditangani
Skala :
2: masalah berat harus segera

cukup besar terhadap


2/2 X 1 = 1

ditangani
1: ada masalah, tapi tidak perlu

kesehatan keluarga di
sekitarnya. Kebiasaan
hidup sehat dapat

ditangani segera
0: masalah tidak dirasakan

dilakukan tanpa adanya


aspek ekonomi.

Total skor

3 1/3

18

3. Ketidakefektifan manajemen regiman terapeutik keluarga b/d minimnya informasi tentang


KB dan kesehatan keluarga.
KRITERIA
1. Sifat masalah : Tidak / kurang
sehat
Skala : 3: Tidak / kurang sehat
2: Ancaman
1: keadaan sejahtera

SKOR

PEMBENARAN
Pengetahuan keluarga
tentang KB dan

3/3X 1 = 1

kurang, meski hal ini


sangat penting.
Keluarga sudah mulai

2. Kemungkinan masalah dapat


diubah : mudah
Skala : 2: Mudah
1: sebagian
0: tidak dapat

memahami pentingnya
1/2 X 2 = 1/2

KB dan kesehatan
keluarga dan ingin
mengetahuinya.
Keluarga Tn. A merasa

3. Potensi masalah untuk


dicegah : tinggi
Skala :
3: tinggi
2: cukup
1: rendah

kesehatan keluarga

pengetahuan tentang KB
dan kesehatan keluarga
3/3X 1 = 1

merupakan kebutuhan
dan ingin mendapat
informasi tentang hal

4. Menonjolnya masalah : ada

tersebut.
Keluarga Tn. A merasa

masalah, tapi tidak perlu

bahwa hal tersebut

ditangani segera
Skala :
2: masalah berat harus segera

bukan masalah yang


1/2 X 1 = 1/2

sangat serius dan tidak


perlu penanganan cepat.

ditangani
1: ada masalah, tapi tidak perlu
ditangani segera
0: masalah tidak di rasakan
Total skor

L. PRIORITAS MASALAH
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b/d kurangnya pengetahuan keluarga.
19

2. Resiko bahaya lingkungan b/d kondisi rumah tidak mendukung keselamatan.


3. Ketidakefektifan manajemen regiman terapeutik keluarga b/d minimnya informasi
tentang KB dan kesehatan keluarga.
M. RENCANA KEPERAWATAN
No

Tujuan Umum

Tujuan Khusus
Kriteri

.
1.

dilakukan

a
Verbal

Evaluasi
Standar

Setelah

Setelah

dilakukan

kunjungan selama 5

menyebutkan

pemahaman

penyuluhan,

x, keluarga dapat :

kembali

keluarga tentang

keluarga akan

1. Menguraikan

pengertian dengan

perilaku

atau

kebiasaan

yang

dapat mengerti

tentang

tentang

kehamilan

kehamilah

resiko

resiko tinggi

setelah

dan dapat

diberikan

meningkatkan
pemeliharaan
kesehatan
dengan
mengoptimalka
n sumbersumber daya
yang dimiliki.

dapat 1. Tingkatkan

singkat.
2. Keluarga
dampak dari gaya

informasi

hidup yang tidak

tentang

sehat.
3. Keluarga

timbul
kebiasaan

sumber-sumber

dari gaya hidup

dalam

yang tidak sehat

keluarga

yang

setelah
diberikan
penjelasan.
3. Mengidentifikas

dapat

merubah

untuk perubahan

pemeliharaan

pemeliharaan

kesehatan.

kesehatan

terhadap
bersangkuta

perubahan

sanggup

dimanfaatkan

tidak sehat
a. Resiko

untuk

n
b. Resiko

terhadap

menyatakan

dapat

yang

yang

kesehatan.
4. Keluarga

yang

dari

dimanfaatkan
pemeliharaan

sumber-

resiko-

resiko yang akan

menyebutkan

tentang dampak

sumber

tidak sehat.
2. Berikan

menyebutkan

tinggi

penjelasan.
2. Menyebutkan

1. Keluarga

Intervensi

orang lain
untuk

c. Keuntungan

merubah
perilaku
tidak sehat.
3. Berikan

setelah

dukungan

dan

diberikan

dorongan

pada

20

penjelasan

keluarga

untuk

mencapai
4. Menyatakan

keberhasilan.
klien

4. Bantu

kesanggupan

untuk

untuk merubah

mengupayakan

pemeliharaan

lingkungan yang

kesehatan

dapat

setelah

mendukung

diberikan

perubahan

penjelasan

kebiasaan

yang

tidak sehat.
5. Berikan

penyuluhan
2.

Setelah

Setelah

dilakukan Verbal

dilakukan

kunjungan

penyuluhan,
keluarga akan

menyebutkan

keluarga untuk

5x, keluarga dapat:

kembali

meningkatkan

1. Menyebutkan

benar resiko dari

tanggung jawab

bahaya

diri keluarga

resiko

melakukan

bahaya

pencegahan

lingkungan

terhadap akibat

setelah

yang akan

diberikan

timbul dari

penjelasan.
2. Menjelaskan

lingkungan
yang ada.

1. Keluarga

selama

dapat

bahaya

serta

lingkungan.
2. Keluarga
dapat
kembali
akibat

pencegahan-

meningkatkan
kesehatan dan

dengan

keselamatan

lingkungan.
bahaya 2. Beri penjelasan

lingkungan.
3. Keluarga bersedia

pencegahan

untuk

dapat

setelah

tentang cara

mencegah resiko.
menjaga 3. Bantu keluarga

lingkungan dalam

untuk mampu

keluarga

merasakan

kondusif.

diberikan

yang

kerentanan
terhadap bahaya

penjelasan.
Setelah

dalam

benar pencegahan

dilakukan

Setelah

dengan

menyebutkan

yang

3.

kesehatan.
dapat 1. Anjurkan

dilakukan Verbal

21

Keluarga

lingkungan.
dapat 1. Kaji tingkat

dilakukan

kunjungan

penyuluhan,

5x, keluarga dapat:

kembali

keluarga akan

1.Menjelaskan

KB

dapat mengerti

program KB yang

tentang

akan diikuti.

diikuti.
Keluarga

kesehatan

2.Menjelaskan

keluarga

tentang kehamilan.

khususnya
tentang KB.

selama

menjelaskan

gizi

yang

akan

kembali

dapat
tentang

hamil.

kehamilan.
Keluarga

dapat

kembali

ansietas pada saat


hamil.

5. Menjelaskan cara

asupan

nutrisi saat hamil.


Keluarga
dapat
mengatasi ansietas

breastcare pada
5

saat pasca
melahirkan.

hamil.
4. Memberikan
hamil.
5. Mengurangi
ansietas pada ibu
hamil.
6. Berikan

yang terjadi.
Keluarga
dapat

penyuluhan

mendemonstrasika

tentang
breastcare pada

kembali

breastcare
benar.

22

penyuluhan

asupan gizi ibu

menjelaskan

4.Mengurangi

program KB.
3. Berikan
tentang ibu

penjelasan
saat

Keluarga
mengikuti

menyebutkan

3.Menjelaskan
asupan

program

kecemasan.
2. Anjurkan

cara
yang

saat pasca
melahirkan.

BAB III SATUAN ACARA PENYULUHAN


Masalah

: Banyaknya masyarakat yang masih kurang memahami tentang


resiko tinggi dalam kehamilan.

Pokok Bahasan

: Kehamilan.

Sub Pokok Bahasan

: Kehamilan resiko tinggi.

Sasaran

: Ibu hamil dan keluarganya di Desa Kebon Jeruk.

Tempat

: Balai Kebon Jeruk.

Tanggal

: Senin, 11-September-2016

Waktu

: Pukul 09.00-09.30 WIB

Waktu Penyampaian

: 30 menit

Penyuluh

: Tim Penyuluh.

1. Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukannya penyuluhan selama 30 menit, diharapkan masyarakat paham
faktor-faktor yang menyebabkan kehamilan menjadi berrisiko.
B. Tujuan Khusus
a) Dapat memahami minimal 6 hal yang menjadikan berisiko dalam kehamilan.
b) Dapat menghindari faktor-faktor yang mengakibatkan kehamilan berrisiko.
c) Mengerti penyebab dan akibat hal-hal yang berisiko dalam kehamilan.
d) Mampu menyebutkan 6 faktor yang menjadi penyebab kegagalan dalam persalinan.
2. Materi
1) Pengertian Kehamilan Risiko Tinggi.
2) Faktor-faktor yang menyebabkan kehamilan berisiko tinggi.
3) Risiko-risiko yang dihadapi bila terjadi gangguan kehamilan dan persalinan.
3. Media dan Alat
Leaflet, Laptop dan Infocus.
4. Metode
Ceramah dan Diskusi.

5. Susunan Acara
No

Tahap

Waktu

Kegiatan Penyuluh

.
23

Kegiatan Peserta

Media

Metode

Pembukaan

Pembahasa

5 menit 1)
2)
3)

Salam
Perkenalan
Penjelasan Kegiatan

20 menit

o Menjelaskan:
-Faktor

Risiko

Sebelum

Kehamilan
-Faktor Risiko

Selama

Kehamilan

Penutup

Leaflet

Ceramah

Salam,
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan

Infokus

Ceramah

leaflet

Ceramah

Mengajukan

Memberi

kesempatan pertanyaan
bagi
peserta
untuk
Memperhatikan
bertanya.
Menjawab
pertanyaan
dari para peserta.
Menyimpulkan

5 menit 1)

Menjawab

penyuluhan
2)
Memberikan
untuk

hasil Memperhatikan

motivasi

Memperhatikan

menurunkan

kehamilan risiko tinggi


Memperhatikan
3)
Menyampaikan harapan
yang di inginkan pemateri
dengan
4)

dilaksanakannya

penyuluhan
Penutup

Menjawab Salam

6. Sumber Materi
Anonim. 2009/2010. Kehamilan Risiko Tinggi.http://medicastore.com/.04-09-2012.
Imam Musbikin.2005.Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan.Yogyakarta.Mitra Pustaka
Curtis,Glade B.1999.Kehamilan di atas usia 30.Jakarta.
Arcan, Manuaba. IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Bidan. Jakarta. EGC.
Anonim. 1999/2000. Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas.
Jakarta. Departemen Kesehatan RI.
7. Evaluasi
1. Prosedur

: Selama Penyuluhan.
24

2. Bentuk

: Essay.

3. Jenis

: Lisan.

4. Butir Soal

Menjelaskan pengertian kehamilan risiko tinggi.

Menyebutkan 3 hal-hal yang mengakibatkan kehamilan risiko tinggi.

Menyebutkan 2 factor yang mempengaruhi kehamilan risiko tinggi.

Menyebutkan minimal 3 akibat dari kehamilan risiko tinggi.

Menyebutkan minimal 3 cara mengatasi kehamilan risiko tinggi.

Lampiran Materi

Kehamilan Resiko Tinggi


A. Definisi
Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu
maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. (Manuaba, 2010: 241).
Menurut Rustam (1998) kehamilan risiko tinggi adalah beberapa situasi
dan kondisi serta keadaan umum seorang selama masa kehamilan, persalinan,
nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan jiwa ibu maupun janin yang
dikandungnya.
Faktor Risiko yang dimaksud faktor risiko tinggi adalah keadaan pada ibu,
baik berupa faktor biologis maupun non-biologis, yang biasanya sudah dimiliki ibu sejak
sebelum hamil dan dalam kehamilan mungkin memudahkan timbulnya gangguan lain
(Depkes RI, 1999).
B. Faktor Risiko Sebelum Kehamilan
a) Usia Wanita
Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan yaitu umur 20-35 tahun, karena pada
usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan, mental sudah matang dan sudah
mampu merawat bayi dan dirinya. Sedangkan umur < 20 tahun dan > 35 tahun merupakan
umur yang risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan. Ibu yang berumur kurang dari
20 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya belum siap untuk menerima kehamilan dan
25

cenderung kurang perhatian terhadap kehamilannya. Ibu yang berumur 20-35 tahun rahim
dan bagian tubuh lainnya sudah siap untuk menerima dan diharapkan untuk memerhatikan
kehamilannya. Ibu yang berumur lebih dari 35 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya
fungsinya sudah menurun dan kesehatan tubuh ibu tidak sebaik saat berumur 20-35 tahun.
(Herawati ; 2008)
b) Berat dan Tinggi Wanita
Seorang wanita pada saat tidak hamil beratnya kurang dari 50kg, lebih mungkin
melahirkan bayi yang lebih kecil dari berat bayi normal yaitu di bawah 2,75kg dan
sebaliknya bila wanita gemuk lebih mungkin melahirkan bayi besar. Kegemukan juga
menyebabkan risiko gula darah dan tekanan darah tinggi selama kehamilan.
Seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,5meter, lebih mungkin
memiliki panggul yang sempit sehingga menyulitkan bayi untuk keluar dari rahim. Selain
itu, wanita yang memiliki tinggi lebih memiliki risiko untuk persalinan dibawah
37minggu.
c) Peristiwa pada kehamilan yang lalu
Seorang wanita yang 3kali berturut-turut mengalami keguguran pada 3bulan pertama,
memiliki risiko sebesar 35% untuk mengalami keguguran lagi.
Keguguran juga lebih mungkin terjadi pada wanita yang pernah melahirkan bayi yang
sudah meninggal pada usia kehamilan 4-8minggu atau melahirkan bayi yang usia
kehamilannya dibawah 37minggu.
d) Riwayat Keluarga
Riwayat adanya keterbelakangan mental atau penyakit keturunan lainnya di keluarga
ibu atau ayah menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya kelainan tersebut pada
bayi yang dikandung. Kecenderungan memiliki anak kembar juga sifatnya diturunkan.
C.

Faktor Risiko Selama Kehamilan


a) Alkohol dan Rokok
Mengkonsumsi alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan. Akibat dari
mengkonsumsi alcohol saat hamil ini adalah:
- keterbelakangan pertumbuhan sebelum atau sesudah lahir
- kelainan wajah
- ukuran kepala lebih kecil dari keadaan normal, yang kemungkinan disebabkan oleh
pertumbuhan otak yang dibawah normal
- kelainan perkembangan perilaku.
Risiko terjadinya keguguran pada wanita hamil yang mengkonsumsi alkohol
adalah 2 kali lipat, terutama jika wanita tersebut adalah peminum berat. Berat badan bayi
yang dilahirkan berada di bawah normal, yaitu rata-rata 2 kg.Merokok berbahaya bagi ibu

26

dan bayi yang dikandungnya, tetapi hanya sekitar 20% wanita yang berhenti merokok
selama hamil.
Efek yang paling sering terjadi akibat merokok selama hamil adalah berat badan
bayi yang rendah. Selain itu, wanita hamil yang merokok juga lebih rentan mengalami:
- ketubah pecah sebelum waktunya.
- persalinan sebelum waktunya.
- infeksi rahim.
Cacat bawaan pada jantung, otak dan wajah lebih sering ditemikan pada bayi yang
ibunya merokok.
b) Keadaan Kesehatan
Tekanan darah tinggi pada wanita hamil bisa disebabkan oleh kehamilan atau
keadaan lain.Tekanan darah tinggi di akhir kehamilan bisa merupakan ancaman serius
terhadap ibu dan bayinya dan harus segera diobati.
D. Cara mengatasi kehamilan risiko tinggi.
Cara yang dapat mengatasi kehamilan risiko tinggi ini, yakni :

Ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas.


Olah raga yang cukup dan benar untuk ibu hamil.
Menjaga asupan nutrisi yang baik untuk janin dan ibu.
Pada saat melahirkan paling tidak didampingi oleh bidan dan pasangan/keluarga.
Istirahat cukup minimal 8 jam / hari.
Mengikuti KB setelah melahirkan.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermik, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
Hariyanto, Tanto, Imam Subekti, Joko Wiyono. 2005. Asuhan Keperawatan Keluarga:
Konsep Dan Proses. Malang: Buntara Media.
Saminem, Hajjah. 2008. Kehamilan Normal. Jakarta:EGC.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32803/4/Chapter%20II.pdf
27

http://jurnal-griyahusada.com/awal/images/files/PROFIL%20IBU%20HAMIL%20RISIKO
%20TINGGI%20BERDASARKAN%20UMUR%20DAN%20PARITAS.pdf

28

29

Anda mungkin juga menyukai