Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BERENCANA TERBARU
DISUSUN OLEH:
EVANA FARADILLAH. B
FEBRINA JUMPUAS
NATALIA RORRONG PAMILANGAN
RAODA MUNAWARAH
RENI MUHARNI
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Keluarga Berencana dengan
judul Avidence Based Dalam Keluarga Berencana Terbaru. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi Lanjut oleh Ira Jayanti, S.ST., SKM,
M.Keb.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang ini.
Makassar,
Penulis
ii
Januari 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A.
Latar Belakang.........................................................................................................1
B.
Tujuan......................................................................................................................2
C.
Manfaat Makalah.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A.
Definisi Kontrasepsi................................................................................................3
B.
1.
Metode Sederhana 7
2.
Metode Modern
14
3.
Metode Operasi
35
4.
Vaksin Kontrasepsi 42
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1)
Latar Belakang
Pada awalnya, kontrasepsi sering kali dianggap sebagai cara untuk menjarangkan
Tujuan
1.
2.
3)
Manfaat Makalah
1.
Sebagai bahan pembantu materi yang akan dipelajari pada mata kuliah keluarga
2.
berencana
Sebagai bahan diskusi bagi mahasiswa dalam memahami implikasi teknologi
kontrasepsi terkini terhadap pelayanan kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi asal kata dari kontra yang berarti mencegah/ menghalangi dan
konsepsi yang berarti pembuahan/pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi
kontrasepsi diartikan sebagai cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur dengan sperma. Kontrasepsi dapat menggunakan berbagai
macam cara, baik dengan menggunakan hormon, alat ataupun melalui prosedur operasi.
Menurut Kamus BKKBN (2011) Kontrasepsi adalah Obat atau alat untuk mencegah
terjadinya konsepsi (kehamilan). Jenis kontrasepsi ada dua macam, yaitu kontrasepsi yang
mengandung hormonal (pil, suntik dan implant) dan kontrasepsi non-hormonal (IUD,
Kondom).
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Dapat dipercaya; 2. Tidak menimbulkan efek
yang mengganggu kesehatan; 3. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan; 4. Tidak
menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus; 5. Tidak memerlukan motivasi terusmenerus; 6. Mudah pelaksanaanya; 7. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat; 8. Dapat diterima penggunaanya oleh pasangan yang
bersangkutan.
1)
Asia Tenggara memiliki kebutuhan keluarga berencana yang belum terpenuhi karena
faktor yang terkait metode. Alasan utama adalah kekhawatiran perempuan terhadap efek
samping alat kontrasepsi saat ini. Selain itu, mereka ingin tambahan pilihan metode yang
dapat digunakan sesuai kebutuhan. Perempuan lainnya memiliki suami yang menentang
penggunaan keluarga berencana dan mereka ingin metode yang dapat digunakan secara
terselubung. Tantangan struktural juga menciptakan rintangan. Metode long-acting (jangka
panjang) membutuhkan infrastruktur klinis untuk penyisipan dan penghapusan kontrasepsi,
dan metode short-acting memerlukan kunjungan berkelanjutan ke penyedia layanan untuk
pengambilan berkala. Bagaimana kita dapat mengisi kesenjangan dan memperluas pilihan
bagi para perempuan itu?
Kontrasepsi suntik adalah salah satu metode yang paling populer di seluruh dunia,
namun tingkat penghentian dapat setinggi 50 persen pada tahun pertama, seringkali karena
perempuan melewatkan tindak lanjut. Sebuah metode suntik dengan interval yang lebih
3
panjang antar injeksi ulang akan lebih memudahkan wanita dan penyedia, dan
kemungkinan lebih berjangka panjang dibandingkan dengan pilihan injeksi saat ini.
Kemungkinan lain adalah implan biodegradable yang tidak memerlukan tindakan
pengambilan, yang mungkin sulit untuk diakses dalam sumber daya yang terbatas, atau
sistem implan reservoir yang dapat dihentikan dan diteruskan oleh seorang wanita tanpa
pernah harus dihapus.
Selain itu, upaya sedang dilakukan untuk mengembangkan metode mudah yang
memberikan perlindungan ganda terhadap kehamilan dan infeksi/ penyakit menular
seksual, termasuk HIV. Pendekatan non-steroid akan mengatasi kebutuhan perempuan
yang ingin menghindari efek samping dari metode hormonal umum, sementara pendekatan
non operasi untuk sterilisasi bisa lebih aman bagi perempuan yang tidak ingin anak lagi.
Keterjangkauan adalah masalah penting. Teknologi yang paling inovatif sering
terlalu mahal bagi perempuan di negara-negara termiskin. Hal ini terutama berlaku untuk
beberapa metode long-acting. Meskipun tersedia untuk lebih dari 25 tahun, penggunaan
implan masih terbatas di negara berkembang hingga saat ini, sebagian besar karena biaya.
Meningkatnya ketersediaan implan yang lebih terjangkau berpotensi untuk meningkatkan
akses dan membantu menurunkan harga implan secara keseluruhan. Sistem hormonereleasing intrauterine system (dikenal sebagai Mirena) yang telah sangat populer di pasar
Amerika dan Eropa hanya tersedia pada skala yang sangat kecil di negara berkembang,
karena harga tinggi.
Selama empat dasawarsa terakhir ini, teknologi kontrasepsi telah berkembang
dengan pesat. Perkembangan tersebut diarahkan agar teknologi kontrasepsi dapat
mengatasi masalah pertumbuhan penduduk secara maksimal. Dengan kata lain, aspek
kegagalan
penggunaan
kontrasepsi
(terjadinya
kehamilan)
adalah
satu-satunya
pertimbangan utama dalam pengembangan alat dan obat kontrasepsi (Coffee dan Salak,
1998). Kedepan perkembangan teknologi kontrasepsi perlu mempertimbangkan hak-hak
reproduksi dan aspek kesetaraan gender, sehingga tidak terjadi ketimpangan dalam
perkembangan teknologi kontrasepsi antara metode pria dan wanita. Saat ini kontrasepsi
perempuan telah berkembang secara pesat dengan berbagai alternatif dan angka kegagalan
yang sangat rendah (Kammen, Oudshoorn, 2004). Sebaliknya, kontrasepsi pria masih
terbatas jenisnya, karena tidak dikaitkan dengan upaya mewujudkan hak-hak reproduksi
seseorang dan aspek kesetaraan gender. Masalah inilah yang menjadi landasan mengapa
perkembangan teknologi kontrasepsi perlu lebih mengarah pada teknologi kontrasepsi pria
(Keder, 2002).
4
Selain metode hormonal kontrasepsi pria, berbagai penelitian kontrasepsi pria telah
difokuskan pada metode immunocontraception (Suri, 2005). Metode ini pada prinsipnya
juga didasarkan pada metode hormonal dan telah dikembangkan sampai tahapan uji klinik
pada manusia. Disamping itu dilakukan pula penelitian dengan metode SMA (Styrene
maleic anhydride) yaitu metode non bedah yang menggunakan pendekatan metode non
hormonal untuk kontrasepsi pria. Cara kerjanya melalui perusakan membran sperma,
mengurangi fungsi sperma, dan menghambat fertilisasi. Dari review berbagai penelitian
juga dapat disimpulkan bahwa beberapa obat kontrasepsi non-hormonal pernah digunakan,
namun belum aman (Lopez et al, 2005).
Masalahnya ialah beberapa metode yang dikembangkan sampai saat ini masih belum
dapat diedarkan di pasaran sebagai mana alat kontrasepsi pada perempuan. Masih
diperlukan uji klinik yang lebih luas sebelum digunakan untuk kepentingan program
keluarga berenacana. Untuk itu perlu pemahaman lebih lanjut agar perkembangan metode
kontrasepsi pria dapat dipahami oleh semua pihak.
5
Metode Sederhana
a.
Mekanisme kerja
Metode kalender menggunakan prinsip berkala yaitu
tidak
ejakulasi
Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
Nampaknya
cara ini
pada tahun-tahun
menjelang menopause.
b)
terakhir,
harus
2.
ejakulasi
3. Ovum dapat hidup selama 24 jam setelah ovulasi
b) Enam langkah menentukan masa aman dalam pantang berkala
1. Tentukan siklus haid terpendek
2. Tentukan siklus haid terpanjang
3. Siklus haid terpendek dikurangi 18
4. Siklus haid terpanjang dikurangi 11
5. Tentukan masa ovulasi
6. Tentukan masa aman
Contoh : haid terakhir tanggal 9 maret 2011, maka perhitungan pantang
berkala berdasarkan enam langkah tersebut adalah sebagai berikut :
Siklus terpendek = 29
Siklus terpanjang = 36
29-18 = 11
36-11 = 25
Masa ovulasi mulai dari hari ke 16 sampai dengan hari ke 25 siklus
haid, yaitu 19 maret sampai dengan 2 april 2011. Masa aman mulai hari
pertama sampai ke-9 siklus haid dan hari ke 26 sampai 9 hari setelahnya
yaitu mulai 9-17 maret dan 3-16 april 2011.
4) Metode Suhu Basal
Cara lain untuk menentukan masa aman ialah dengan suhu basal
tubuh. Menjelang ovulasi suhu basal tubuh akan turun dan kurang lebih 24
jam setelah ovulasi suhu basal akan naik lagi sampai lebih tinggi dari pada
suhu sebelum ovulasi. Fenomena ini dapat digunakan untuk menentukan
waktu ovulasi. Suhu basal dicatat dengan teliti setiap hari. Suhu basal
diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan
aktivitas.
Penggunaan suhu basal dan penentuan masa aman akan meningkatkan
daya guna pantang berkala. Namun suhu basal tubuh dapat pula meningkat
pada beberapa kondisi seperti infeksi, ketegangan dan waktu tidur yang
tidak teratur. Oleh karena itu dianjurkan untuk tidak melakukan
hubunganseksual sampai terlihat suhu tetap tinggi tiga hari (pada waktu
pagi) berturut-turut. Panjang siklus haid yang teratur adalah 28-30 hari.
Dengan mengenal tanda-tanda premenstruasi maka saat ovulasi dapat
diperkirakan.
a) Efek samping
John Billing.
menghubungkan pengawasan
terhadapa perubahan lender servik wanita yang dapat dideteksi di vulva dan
peningkatan jumlah estrogen pada fase folikuler siklus menstruasi.
Pola yang diidentifikasi menunjukkan bahwa seorang wanita dapat
memperkirakan
masa
ovulasi
dengan
cukup
akurat
tanpa
harus
c)
3.
terhadap lendir.
Apabila terlihat perubahan dari BIP, maka pasangan tidak
boleh melakukan hubungan pada hari tersebut dan hari-hari
berikutnya selama masih terjadi perubahan dan tiga hari
4.
b)
6) MAL
MAL merupakan metode kontrasepsi alamiah yang mengandalkan
pemberian ASI pada bayinya. Akan tetap mempunyai efek kontrasepstif
apabila menyusukan secara penuh (eksklusif), belum haid dan usia bayi
kurang dari 6 bulan. Mal berfungsi efektif hingga 6 bulan, dan bila tetap
belum ingin hamil, kombinasikan dengan metode kontrasepsi lain setelah
bayi berusia 6 bulan.
Konseling yang dilakukan kepada klien harus jelas dan informatif,
sehingga pencegahan kehamilan dapat terjadi, seperti : memberikan ASI
(secara penuh) dari kedua payudara sesuai kebutuhan (sekitar 6-10 kali per
hari), memberikan ASI paling sedikit satu kali pada malam hari (tidak boleh
lebih dari 4-6 jam diantara 2 pemberian), tidak menggantikan jadwal
pemberian ASI dengan makanan/cairan lain, jika frekuensi menyusukan
kurang dari 6-10 kali @ 60 ml per hari atau atau bayi tidur semalaman tanpa
9
Kondom 'spray-on'
Seorang penemu di Jerman telah membuat kondom dengan sistem
semprot. Dengan kondom ini, dijamin tak akan ada lagi yang bingung
mencari kondom yang sesuai sebab kondom akan menyesuaikan ukuran
dengan sendirinya. Menurut sang penemu, Jan Vinzenz Krause, direktur
Institute for Condom Consultancy Jika pergi ke toko obat untuk
membeli kondom, yang kebanyakan dijual adalah yang pas untuk pria
dengan panjang penis rata-rata 14,5 cm. Tetapi banyak orang yang
memiliki penis lebih kecil atau lebih besar dari ukuran itu. Maka
Krause menciptakan kondom yang disebut kondom 'spray-on' dengan
sistem pompa yang menyemprotkan lateks cair ke alat kelamin dalam
hitungan detik. Krause telah mengajukan hak paten untuk sistem
penyemprotan lateks yang ia ciptakan. Ia mengaku sudah memiliki
prototipe yang sukses dan penemuannya ini dalam percobaan dapat
menyesuaikan ukuran dengan ukuran yang paling besar sekalipun.
Untuk menggunakan kondom semprot ini, pria memasukkan
penisnya ke dalam tabung dan menekan tombol untuk menyemprotkan
lateks cair dari cartridge yang bisa dilepas. Karet lateks akan mengering
dalam hitungan detik. Setelah selesai digunakan, kondom ini bisa
10
dilepas seperti kondom biasa. Waktu yang dibutuhkan agar lateks dapat
mengering adalah sekitar 20 - 25 detik. Tapi Krause sedang
mengupayakan agar waktunya bisa dipercepat lagi menjadi 10 detik.
Dalam survei yang lakukan, ditemukan ada 2 tanggapan yang
berbeda dari para pria. Beberapa pria mengatakan itu ide yang hebat
dan akan sangat membantu karena sulit menemukan kondom yang pas.
Sedangkan lainnya mengatakan tidak bisa membayangkan cara
penggunaannya. Masalahnya adalah karena memakai kondom dianggap
mengganggu hubungan seks. Kondom spray-on ini dijual dengan harga
yang lebih mahal daripada kondom konvensional.
b)
Kondom Spray
Sebuah perusahaan Cina bernama Blue Cross Bio-Medical
spray
Pemanasan
Telah lama diketahui bahwa kenaikan suhu yang sebentar pada
Suspensory
Alat ini dirancang untuk menjaga testis pada tempatnya,
External Heat
Sumber panas dari luar ini mirip dengan suspensory yaitu
2) Kimiawi
Alat kontrasepsi kimiawi sering dipadukan dengan kondom dan
lainnya, saat ini bahan kimiawi banyak diproduksi bersamaan langsung
dengan alat kontrasepsi mekanik, sehingga menimbulkan efek yang lebih
baik untuk mencegah kehamilan.
2.
Metode Modern
a.
Kontrasepsi hormonal
1) Suntik KB hormonal pada pria
Alat kontrasepsi akan semakin bermacam pilihan dan tentunya akan
menjadi alternative bagi pasangan suami isteri untuk menentukan metode
keluarga berencananya. Selama ini alat kontrasepsi suntikan ataupun pil Kb
hanya monopoli kaum wanita. Namun dengan penemuan yang terbaru ini,
lelaki sudah bisa menggunakan alat kontrasepsi suntik. Disatu sisi hal ini
12
mungkin
menguntungkan
kaum
wanita
karena
bisa
bergantian
13
mustahil suatu saat nanti akan ada kontrasepsi hormonal untuk pria yang seefektif dan se-aman seperti kontrasepsi hormonal untuk wanita.
3) Androgen
Metode kontrasepsi pria dalam bentuk injeksi testosteron ester
(testosteron enanthate) pertama kali diuji klinik di Eropa dan Amerika
Serikat tahun 1970. Dosis testosteron yang dicobakan sangat tinggi (200 mg
intramuskuler injeksi) sehingga merupakan dosis supra-fisiologis. Pada
relawan laki-laki sehat, testosteron enanthate berhasil memacu terjadinya
azoospermia pada 40-50 persen peserta, sedangkan oligozoospermia berat
terjadi pada 35- 45 persen. Antara tahun 1985 dan 1995, WHO mendanai
dua penelitian multi-senter antar negara tentang penggunaan adrogen
tersebut.
Hasilnya
apabila
telah
terjadi
azoospermia
dan
atau
telah
dicoba
diberikan
bersama
injeksi
depotmedroksi
b.
terjadi kehamilan pada si wanita. Dalam uji coba ketiga ini Drs. Bambang
telah mengujikan hasil temuannya kepada sekira 350 pasangan muda subur.
Proses uji coba ini masih berjalan dan sebentar lagi akan mendapatkan hasil
yang maksimal.
Diungkapkan Bambang untuk membuat kapsul dibutuhkan waktu yang
sangat lama. Bukan hanya satu atau dua tahun, tetapi membutuhkan waktu
puluhan tahun karena langsung bersentuhan dengan masyarakat. Mulai
mencari bahan, memproses secara ilmiah yang benar-benar steril, hingga
pengujian di masyarakat. Dalam uji coba itu, pasangan muda harus minum
kapsul setiap hari sekali selama 30 hari. Serangkaian penelitian panjang
selama bertahun-tahun ini memang benar-benar membuktikan ekstrak daun
gandarusa sudah terbukti efektif untuk mencegah kehamilan bagi sang istri.
Meski berhubungan dengan pasangan, dengan mengonsumsi pil KB pria ini
secara teratur kelahiran bisa dicegah. Bahkan para pria yang merupakan
akseptor KB tersebut mengaku makin jantan. Saat ini proses pengembangan
itu sudah selesai, sehingga 2012 diperkirakan pil KB pria pertama di dunia
ini bisa dikonsumsi oleh masyarakat.
Dalam penelitian didapati penggunaan pil KB khusus pria ini tak akan
mengakibatkan menurunnya gairah seks. Bambang mengharapkan tidak ada
penyalahgunaan untuk hal-hal yang tidak semestinya. Pria yang
mengonsumsinya dijamin tetap bisa melakukan rutinitas pemenuhan
kebutuhan batinnya, tanpa takut pasangannya mengalami kehamilan. Jadi
tak perlu takut. Hanya saja yang perlu dicatat adalah jika benar ini sudah
diedarkan jangan sampai disalah gunakan.
Gandarusa, merupakan tanaman herbal yang sudah dimanfaatkan oleh
sebagian besar masyarakat sebagai tanaman obat. Menurut situs Wikipedia,
tanaman gandarusa ini selain memiliki sifat antispermatozoa juga memiliki
efek analgetik, antidiuretik. Menurut salah seorang pembudidaya gandarusa,
Tini Hartini, Gandarusa ini bisa digunakan sebagai obat anti nyeri ketika
keseleo.
2) Suntikan styrene maleic anhydride (SMA)
Metode non hormonal mempunyai onset yang cepat dan sedikit
dipengaruhi oleh fungsi psikologi lainya yang berkaitan dengan fungsi
18
sehingga masih memerlukan uji klinik yang lebih besar. Pendekatan non
hormonal mempunyai beberapa keuntungan potensial dibandingkan
pendekatan hormonal.
3) Nifedipine
Adalah jenis obat yang termasuk calcium channel blockers (CCBs).
Penelitian menunjukkan CCBs bisa menghambat saluran kalsium dalam
membran sel sperma. Hal itu akan berdampak menghambat kerja sperma
tetapi tidak berpengaruh pada produksinya. Seseorang yang mengonsumsi
nifedipine jumlah spermanya tetap tetapi fungsinya menurun.
c.
Ultrasound
Saat ini, peneliti dari Universitas North Carolina, AS, sedang menguji
apakah gelombang ultrasound bisa menjadi metode kontrasepsi baru bagi pria.
Penelitian ini menemukan, gelombang ultrasound di bagian testis diketahui
cukup aman menghentikan produksi sperma selama enam bulan. Prinsip
kerjanya adalah menembakkan ultrasound ke testis supaya produksi sperma
turun sampai tingkat nol. Angka ini merupakan angka ideal untuk mencegah
terjadinya konsepsi atau kehamilan. Namun, para peneliti masih berkutat untuk
mencari tahu cara mengembalikan kesuburan pria setelah melakukan metode ini.
Pasalnya, ada kemungkinan pria ingin memiliki anak lagi.
Mengembalikan kesuburan menjadi isu penting, karena sekali testis berhenti
memproduksi sperma dan cadangan sperma dikosongkan, pria akan menjadi
tidak subur sementara. Menurut Dr James Tsuruta alat kontrasepsi ini dapat
diandalkan selama 6 bulan, dengan biaya murah dan termasuk kontrasepsi nonhormonal dengan satu kali perawatan. Dr Tsuruta juga menambahkan, metode
ultrasound ini sudah umum digunakan sebagai instrumen terapi dalam
kedokteran olahraga atau klinik terapi fisik. Maka itu, diharapkan tujuan jangka
panjang penelitian ini adalah menciptakan alat KB yang sesuai untuk pria, tanpa
membahayakan kesuburan.
d.
Implant
1) Definisi
20
Implant
adalah
suatu
alat
kontrasepsi
yang
mengandung
Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4
c)
Indolant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel
dengan lama kerjanya
3) Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja implant :
a) Dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi
b)
Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi
c)
spermatozoa
Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi
spermatozoa
4) Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi adalah daya guna tinggi, perlindungan jangka
panjang sampai 5 tahun, pengembalian kesuburan yang cepat pasca
pencabutan, bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu senggama,
tidak mengganggu ASI
21
5) Kerugian
Menurut Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant
adalah:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
6) Teknik Pemasangan
a)
b)
menggelembung
Teruskan penusukan jarum ke lapisan di bawah kulit (subdermal)
sepanjang 4 cm, dan suntikkan masing-masing 1 cc pada jalur
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
22
j)
q)
ke
arah
tempat
insisi
hingga
ujung
dapat
arah insisi
Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan
menggunakan ujung bisturi atau skalpel hingga ujung kapsul
g)
b)
c)
d)
tempat insisi
e)
Pada saat ujung kaudal kapsul menonjol ke luar, lakukan insisi (2f)
g)
muncul keluar (pop out) dan dapat ditarik keluar melalui luka insisi
h)
Taruh kapsul pada mangkok yang berisi larutan klorin 0,5% dan
lakukan langkah yang sama untuk kapsul kedua
9)
Suntikkan anestesi lokal (0,3 cc) intrakutan di tempat insisi dan 1 cc subdermal
di bawah ujung kapsul ( panjang kapsul)Uji efek anestesi sebelum membuat
insisi pada kulitTentukan lokasi insisi pada kulit di antara kapsul 1 dan 2 lebih
kurang 3 mm dari ujung kapsul dekat siku
Jepit batang kapsul pada bagian yang sudah diidentifikasi menggunakan klem
U (klem fiksasi) dan pastikan jepitan ini mencakup sebagian besar diameter
kapsul
f)
Dengan ujung tajam klem diseksi mengarah keatas, dorong jaringan ikat yang
membungkus kapsul dengan tepi kedua sisi klem (lengkung atas) sehingga
ujung kapsul dapat dijepit dengan klem diseksi
g) Jepit ujung kapsul sambil melonggarkan jepitan klem fiksasi pada batang
kapsul
h) Tarik keluar ujung kapsul yang dijepit sehingga seluruh batang kapsul dapat
dikeluarkan. Letakkan kapsul yang sudah dicabut pada mangkok
Lakukan langkah 2 hingga 8 pada kapsul kedua
24
25
2.
silastik adhesive
3.
Sangat efektif untuk mencegah kehamilan 5 tahun
4.
Saat ini norplan yang paling banyak dipakai
b) Implanon
1.
Dipakai sejak tahun 1987
2.
Terdiri dari 2 batang silatik yang padat panjang tiap batang 40
3.
2 matriks batang
4.
Sangat efektif untuk mencegah kehamilan selama 3 tahun
c) Jadena dan indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgastrel dengan
lama kerja 3 tahun
e.
AKDR
1) Sejarah Perkembangan
Alat kontrasepsi yang prinsipnya memasukkan perintang ke dalam
organ intim wanita sesungguhnya sudah dikenal sejak ratusan tahun silam.
Namun produk intrauterine device (IUD) dalam versi lebih modern pertama
kali dibuat pada tahun 1909 oleh dr R. Richter. Penelitian lebih lanjut
dilakukan oleh Ernst Grafenberg tahun 1920 yang membuat alat kontrasepsi
mekanik dari sebuah cincin perak.
Kini IUD dibuat dari plastik dan tembaga. Pada tahun 1996, muncul
IUD yang bisa menghasilkan hormon juga. IUD cukup populer sebagai
salah satu alat kontrasepsi yang efektif dan penggunaannya jangka panjang.
Efek samping seperti radang pangggul dan penyebab perdarahan bercak
pervagina sempat dikaitkan dengan penggunaan IUD. Tetapi, sudah banyak
perbaikan sejak penemuan ini.
IUD (Intra Uterine Devivice) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahin) yang pertama dikenalkan oleh Righter tahun 1909 terbuat dari
logam, sempat populer tahun 1929, karena efek samping berupa infeksi dan
mortalitas yang tinggi, penggunaannya sempat terhenti. Penemuan IUD oleh
Ishihama dari Jepang tahun 1956 dan Oppenheimer dari Israel tahun 1959.
Pada saat ini AKDR merupakan salah satu kontrasepsi yang paling popular
dan diterima oleh program Keluarga Berencana di setiap negara. Sekitar 60
26
enzim-enzim
di
endometrium,
metabolisme
Dengan demikian,
pencegahan
implantasi
bukan
27
b)
c)
kavum uteri.
Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan seksual
terjadi) AKDR mengubah transportasi tuba dalam rahim dan
memepengaruhi sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak
terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan
seksual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki
mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah
tanda-tanda
fertilitas
maupun
perkembangan
terjadinya
aktivasi
alkali
implantasi
dan
phosphatase.;
juga
b.
mugkin
Mengganggu
metabolisme glikogen.
Untuk IUD yang mengandung hormon progesteron. a. Gangguan
proses
pematangan
proliferatif
sekretoir
sehingga
timbul
endometrium
tetap
berada
dalam
fase
Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting
akan muncul jika capek dan stress. Perempuan yang aktif sering
Menorrhagea
Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau haid yang
f)
lebih banyak.
Fluor albus
Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial
yaitu keadaan abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan
bertambahnya
pertumbuhan
flora
vagina
bakteri
anaerob
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
b)
c)
7) Keuntungan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
8) Kerugian
Setelah pemasangan, biasanya ibu akan merasakan nyeri dibagian perut
dan mengalami pendarahan sedikit. Ini biasanya berjalan selama 3 bulan
setelah pemasangan dilakukan. Tetapi jika sudah lewat 3 bulan pendarahan
masih terjadi harus segera dilakukan pemeriksaan
9) Teknik Pemasangan AKDR
Teknik pemasangan AKDR pada saat ini memiliki perbedaan dengan
yang terdahulu yaitu pada penggunaan tenaculum, dahulu tenaculum tidak
digunakan. Perbedaan lain yaitu pengusapan vagina dan serviks
menggunakan cairan antiseptic. Dengan perkembangan teknik diharapkan
angka kejadian infeksi pasca pemasangan menjadi lebih sedikit.
10) AKDR Update
Jenis AKDR terbaru yaitu skyla, memiliki ukuran yang lebih kecil dari
AKDR mirena. Mengandung levonorgestrel. Jenis Skyla ini dapat
digunakan dalam jangka waktu 3 tahun, sedangkan Mirena dapat digunakan
dalam jangka waktu 5 tahun. Skyla dapat digunakan oleh wanita yang
belum memiliki anak dan mirena digunakan pada wanita yg sudah memiliki
anak.
31
Jenis AKDR yang lain adalah AKDR progestin dengan dua jenis yaitu
prigestase yang mengandung progesterone dan mirena yang mengandung
levonorgestrel. Cara kerjanya menutup jalan pertemuan sperma dan sel
telur, mengurangi jumlah sperma yang bisa masuk tuba falopi (tempat sel
telur), menjadikan selaput lendir rahim tipis dan tidak siap ditempati sel
telur, serta meng-inaktifkan sperma.
Kontrasepsi ini sangat efektif dan bisa dipasang selama satu tahun.
Keuntungan lainnya adalah tidak berpengaruh terhadap ASI, kesuburan
cepat kembali, dapat digunakan bersama dengan obat tuberculosis, epilepsi,
dan hormon estrogen untuk wanita perimenopause. Keterbatasannya perlu
dilakukan pemeriksaan dalam, harga dan pemasangan relatif mahal,
memerlukan tenaga kesehatan khusus, menyebabkan amenore pada
penggunaan jangka panjang, menurunkan kadar HDL kolesterol, memicu
pertumbuhan mioma dan kanker payudara, serta meningkatkan resiko
rangang panggul. Kontraindikasi pengguna AKDR progestin adalah hamil
(bisa menyebabkan keguguran), perdarahan per vagina yang belum jelas
penyebabnya, keputihan, menderita salah satu penyakit reproduksi, dan
menderita kanker.
AKDR progestin bisa dipasang selama siklus haid, 48 jam setelah
melahirkan, enam bulan pertama untuk ibu yang menyusui secara eksklusif,
serta pasca keguguran jika tidak mengalami infeksi. Kerugian Progestin
adalah versi sintetis dari progesteron, yaitu hormon seks wanita, yang
memainkan peran penting dalam kehamilan. Progestin adalah salah satu
hormon yang digunakan dalam terapi penggantian hormon yang banyak
digunakan untuk mengobati gejala-gejala menopause. Akan tetapi, suntikan
progestin juga telah dikaitkan dengan kegagalan perawatan kesuburan.
Peneliti menemukan risiko baru dalam penelitian terhadap ketiga kelompok
wanita tersebut. Semua alat kontrol kelahiran yang digunakan dalam
penelitian ini terbukti efektif dan tidak satupun dari peserta mengalami
perubahan berat badan dan peningkatan kadar kolesterol atau tekanan darah.
11) IUD pascaplasenta
Segera pemasangan AKDR (dalam 10 menit dari plasenta lahir) adalah
aman bila dibandingkan dengan periode waktu postpartum kemudian dan
32
pemasanagn.
Pemasanagan
Segera
setelah
kelahiran
sesar
terjadi
dengan
pemasangan
tertunda
postpartum
bila
dengan
pemasanagan
dengan
jarak.
Penempatan
daripada
postplacental
setelah
kelahiran
pervagina,
tanpa
Metode Operasi
a.
33
perut.
Laparoskopi
Teknik atau metode laparoskopi ini dalam pelaksanaannya harus
dilakukan sayatan selebar kurang lebih 1,5 sampai 2 cm di bagian
perut.
Namun operasi bedah meskipun tidak menimbulkan rasa sakit tetap saja
banyak
yang
tidak
menyukainya
dan
takut
jika
harus
34
dikembangkan.
Teknik
tersebut
menggunakan
pendekatan
telur, yaitu untuk mencegah kehamilan. Vasektomi adalah salah stu metode
kontrasepsi mantap yang paling aman dan efektif yang tersedia untuk kaum
pria. Di Amerika, vasktomi digunakan oleh sedikitnya 7 % dari semua
pasangan suami isteri. Bila dibandingkan dengan jenis operasi urologi
terbanyak dan menduduki ranking tertinggi karena kurang lebih 500.000
ribu pria melakukan Vasektomi setiap tahunnya.
Prevalensi penggunaan metode penutupan vasa deferens (Vasektomi)
bervariasi antar negara, dari yang terpopuler di Amerika Serikat sampai
dengan yang terendah seperti Indonesia (0,5%). Semula, metode penutupan
vasa deferens ini bertujuan permanen. Namun demikian, sifat permanen ini
justru tidak atraktif bagi beberapa pria, disamping pertimbangan oleh agama
tertentu yang tidak memperbolehkan penggunaan teknologi kontrasepsi
bersifat permanen. Oleh karena itu, vasektomi perlu dikembangkan lebih
lanjut dalam hal efektifitasnya (menurunkan angka kegagalannya) dan sifat
reversibilitasnya agar lebih baik.
Namun fakta menunjukan bahwa beberapa pria tidak terrtarik untuk
Vasektommi karena takut akan rasa sakit dan kemungkinan timbulnya
komplikasi setelah divasektomi. Dalam praktek sehari-hari, salah satu hal
yang sering menjadi masalah adalah ketakutan kaum pria terhadap jarum
suntik yang digunkan untuk bius local. Ketika prosedur Vasektomi dimulai,
pasien akan dibius local (anestesi local) yaitu dilakukan penyuntikan obat
(lidocain) kedalam skrotum / zakar sehingga pada saat divasektomi pasien
tidak akan merasa sakit. Akan tetapi proses penyuntikan obat ke dalam
skrotum inilah yang sering kali dilakukan oleh yang sering dikhawatirkan
sebagian kaum pria. Walaupun bagi beberapa hal tersebut bukan merupakan
masalah. Namun penelitian penelitian di bidang ini terus dilakukan. Hal
tersebut terus dilakukan, sebab teknik anastesi local tanpa jarum pada saat
pasien akan melakukan vsektomi terbukti merupakan pendekatan sederhana
dan aman yang dapat meningkatkan kepuasan pasien. Upaya ini dilakukan
dengan harapan bahwa membatasi penggunaan jarum akan menurunkan
rasa ketakutan pria akan Vasektomi. Sebenarnya upaya untuk meningkatkan
popularitas Vasektomi telah dilakukan oleh Cina. Pada tahun 1957, Li
Shunqiang seorang dokter dari Cina telah berhasil menemukan metode
Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) yang mampu meminimalkan trauma, rasa
37
nyeri dan kemungkinan terjasinya komplikasi. Sejak saat itu metode ini
diadopsi ke Amerika dan sekitar 15 juta pria diamerika telah divasektomi
dengan mengguanakan metode Vasektomi Tanpa Pisau. Untuk melihat
efektivitas metode VTP telah dilakukan penelitian yang hasilnya
menunjukan bahwa metode VTP 10 kali menurunkan kemungkinan
terjadinya komplikasi dibandingkan dengan Vasektomi cara Konvensional.
Pengenalan terhadap VTP telah sukses mengurangi ketakutan para pria
terhadap skapel / pisau bedah. Kesuksesan China dalam mencapai tujuannya
ini dibuktikan dengan meningkatkan rasio sterilisasi pria dibandingkan
sterilisasi pria dibandingkan sterilisasi wanita diprovinsi Sichuan China,
yaitu 3 : 1.
Teknik Vasektomi Tanpa Pisau menjadi demikian menarik bagi pria bila
dibandingkan teknik Vasektomi konvensional, sebab dengan VTP para ahli
bedah hanya membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit. Sedangkan untuk
menyelesaikan teknik Vasektomi konvensional para ahli bedah umumnya
membutuhkan waktu yang lama yaitu 20 - 30 menit. Setelah di Vasektomi
baik dengan teknik VTP maupun konvensional pasien dapat segera kembali
bekerja. Namun pada Vasektomi yang konvensional, beberapa pasien masih
merasakan rasa tidak nyaman setelah divasektomi. Lebih dari itu penelitian
menemukan bahwa 1% dari metode Vasektomi yang konvensional dapat
menimbulkan komplikasi, antara lain pendarahan, hematoma dan infeksi.
Menurunkan rasa sakit dengan cara baru.
Saat di Amerika telah ditemukan teknik Vasektomi terbaru yang
merupakan penyempurnaan dari VTP yaitu vasektomi tanpa Pisau dan tanpa
jarum. Teknik Vasektomi tanpa pisau dan jarum ini, selain tidak
menggunakan pisau bedah juga tidak menggunakan jarum suntik.
Perbedaan antara VTP dengan Vasektomi Tanpa Pisau dan jarum terutama
pada teknik anestesinya (pembiusan). Vasektomi tanpa pisau dan jarum
menggunakan teknik anastesi yang unik, yaitu dengan menggunakan alat
khusus (jet injector) sehingga mengurangi rasa sakit pada saat anastesi /
pembiusan dilakukan pada kulit skrotum dan vas deferens.
Pada saat proses pembiusan dilakukan dengan alat jet injector yang
bertekanan tinggi, cairan anastesi di semprotkan melalui kulit dan langsung
menyebar di vas deferens. Menurut penelitian Marc Goldstein seorang
38
39
dicatat
bahwa
dampak
pemotongan
vas
deferens
pada
Vaksin Kontrasepsi
Upaya mengembangkan vaksin untuk mengendalikan fertilitas telah dilakukan
sejak tahun tigapuluhan menggunakan sperma, ovum (telur), dan hormon sebagai
antigennya (Delves, Luna, Roitt, 2002). Namun demikian baru pada sepuluh tahun
terakhir ini mulai adaindikasi keberhasilan dalam pengembangan vaksin untuk
kontrasepsi, yang telah dibuktikan efikasinya pada manusia dan binatang (Jone,
1988). Vaksinasi terhadap hormon pengendali reproduksi sangat menjajikan dimasa
depan. Kemungkinan yang paling menjajikan adalah mengatur hormon yang
mengendalikan produksi gametes atau mempengaruhi kelangsungan hidup dari telur
yang telah dibuahi (fertilized egg). Namun demikian, vaksinasi dapat pula ditujukan
untuk menghalang-halangi terjadinya pembuahan (fertilisasi), yaitu dengan jalan
merangsang timbulnya antibodi, yang titik tangkapnya terletak pada protein
didinding permukaan gametes sehingga sperma tidak dapat menembus dinding telur
(lihat Gambar 1). Perlu dicatat bahwa implikasi programatis dan etikan karena cara
kerja vaksin yangmenghalang-halangi terjadinya fertilisasi (pembuahan) akan
berbeda dengan vaksin yang kerjanya adalah mengganggu keberlangsungan sel telur
yang telah dibuahi (fertilizeg egg). Berikut akan disampaikan secara singkat
perbedaan kedua cara kerja vaksin tersebut.
a.
40
GnRH. Uji klinis tahap I menunjukkan bahwa vaksin dapat dianggap aman,
efektif dan reversibel. Penurunan hormon gonadotropin tidak diikuti adanya efek
samping yang menyolok kecuali adanya penurunan libido. Penurunan ini akibat
vaksin-pria
menurunkan
kadar
testosteron,
sehingga
untuk
tetap
41
c.
jenis peptida tertentu dari binatang yang diberikan vaksin tersebut menunjukkan
terjadinya gangguan siklus estros akibat terjadinya supresi kadar estradiol.
Hormon korionik-gonadotropin (hCG) diproduksi oleh sel tropoblas pada telur
yang telah dibuahi dan kerjanya merangsang korpus luteum sehingga
melepaskan hormon progesteron. Hormon progesteron ini berfungsi untuk
memelihara atau mempertahankan proses kehamilan. Di India, dikembangkan
vaksin terdiri dari -subunit hCG yang dapat mengikat -subunit-ovine LH dan
diikatkan dengan vaksin tetanus toxoid (TT) atau diptheria toxoid (DT) dan
telah terbukti dapat mencegah kehamilan. Uji klinik vaksin fase I dan fase II
vaksin tersebut sedang berlangsung dan hasilnya cukup menggembirakan
(Talwar, 1997). Kesuburan kembali setelah pemberian vaksin ini ternyata dapat
dijamin, sehingga bukan vaksin yang menyebabkan infertilitas permanen
(Mettens dan Monteyne, 2002).
1) Menghambat (blocking) Fertilisasi
Pendekatan lain dalam vaksinasi kontrasepsi adalah menghambat
(memblokir) terjadinya fertilisasi melalui merangsang timbulnya antibodi
yang menghalang-halangi menempelnya sperma pada diding telur (Mettens
dan Monteyne, 2002). Target yang dipakai untuk menimbulkan respons
immunitas tersebut adalah protein permukaan sperma yang berperan dalam
fertilisasi atau ikatannya pada telur (ligand on the ova).
a)
43
menyolok
antara
efficacy
dan
used-effectiveness
pill
dibanding
dengan
vaksinasi
akan
lebih
tinggi
45
BAB III
PENUTUP
Teknologi Kontrasepsi Terkini (TKT) atau Contraceptive Technology Update (CTU)
merupakan suatu upaya untuk pemutakhiran informasi dan teknologi kontrasepsi.
Penggunaan istilah teknologi terkini, tidaklah indentik dengan penggunaan peralatan
canggih dan piranti yang mahal. Istilah ini diartikan sebagai teknologi tepat guna dan
sesuai untuk institusi pelayanan dengan sumber daya terbatas, dilaksanakan oleh petugas
yang kompeten, dan memberi manfaat maksimal bagi masyarakat atau keluarga yang
membutuhkan pelayanan kontrasepsi berkualitas. Pemahaman tentang teknologi terkini,
juga diharapkan dapat mengurangi/menghilangkan masalah barier medik diantara petugas
klinik yang sebelumnya menjadi penghambat akses bagi keluarga yang membutuhkan
pelayanan KB.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan
salah satu variebel yang mempengaruhi fertilisasi. (Prawirohardjo, 2006). Kontrasepsi
menurut Mochtar, 2004 adalah cara mencegah terjadinya konsepsi dengan menggunakan
alat atau obat-obatan. Keluarga berencana adalah suatu usaha menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Sedangkan
kontrasepsi menurut BKKBN, 2012 adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma.
Adanya teknologi kontrasepsi terkini akan terus mengantisipasi beberapa hambatan
dalam penggunaan alat kontrasepsi, sehingga dapat mengurangi efek samping, menambah
kenyamanan dalam menggunakan kontrasepsi. Untuk itu setiap tenaga kesehatan harus
mengetahui teknologi-teknologi kontrasepsi terkini, dan dalam hal ini Pemerintah telah
mengadakan pelatihan-pelatihan CTU di daerah-daerah agar pelatihan ini berdistribusi
merata disegala daerah.
46
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Kunsila.2012. Suntikan KB Untuk Pria. Diperoleh tanggal 19 September 2013
melalui http://www.merdeka.com/sehat/vasalgel-suntikan-kb-untuk-pria.html
Anawalt BD, Herbst BD, Herbst KL et al. Desogestrel plus testosterona effectively
suppresses spermatogenesis but also causes modest weight gain and high density
lipo protein suppression. Fertility and Sterility 2000;14:704-714.
Baker HWG. Management of Male infertility. Ballires Clinical Endocrinology and
Metabolism 2000;14(3):409-422.
Bilian X. Intrauterine Devices. Best Practice & Research Clinical and Gynaecology
2002;16(2):155-168.
Bonanomi M, Lucente G, Silvestrini B. Male fertility: core chemical structure in
pharmacological research. Contraception 2002;65:317-320.
Bray JD, Zhang Z,Winneker RC, Lyttle CR. Regulation of gene expression by RA-910, a
novel progesterone receptor modulator, in T47D cells. Steroids 2003;68:995-1003.
Ferro VA, Khan MA, Latimer VS, Brown D, Urbanski HF, Stimson WH.
Immunoneutralisation of GnRH-I, without cross-reactivity to GnRH-II, in the
development of a highly specific antifertility vaccine for clinical and veterinary
use. J Reprod Immunol 2001;51:10929.
Hartanto, hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Muliasari
Park, Alice . 2012. Condoms and vasectomies are so yesterday. Researchers are working
on a way to zap sperm to control male fertility. Diperoleh tanggal 19 September
2013
melalui
http://healthland.time.com/2012/01/31/sonic-sperm-couldultrasound-be-the-next-male-contraceptive/#ixzz2fj5avJoY
Prawirihardjo,Sarwono. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo Sarwono
Rizal, Syaiful. 2013. Sonicated Sperm : Could Ultrasound Be The Next Male
Contraceptive.
Diperoleh
tanggal
19
September
2013
melalui
iii
http://www.shnews.co/detile-23791-ketika-pil-kb-tak-lagi-harus-ditenggak-kaumhawa.html
Unknown, 2007. Revolution in the Bedroom: German Invents 'Spray-On' Condom to Fit
All
Sizes.
Diperoleh
tanggal
19
September
2013
melalui
http://www.spiegel.de/international/zeitgeist/revolution-in-the-bedroom-germaninvents-spray-on-condom-to-fit-all-sizes-a-518492.html
Unknown.
2012.
Mekanisme
kerja
http://worldhealth.blogspot.com/2012/05/mekanisme-kerja-akdr-alatkontrasepsi.html
AKDR
Unknown. 2013. Unair Kembangkan Pil KB Pria Dari Tanaman Gandarusa Papua.
Diperoleh
tanggal
19
September
2013
melalui
http://www.antaranews.com/berita/391071/unair-kembangkan-pil-kb-pria-daritanaman-gandarusa-papua
Unknown. 2013. Contraceptive Technology Update, FDA Approves smaller levonorgestrel
intrauterine system, a mini mirena. AHC Media
Unknown.
2013.
Upaya
bidan
dalam
menanggulangi
http://biimii0708.wordpress.com/2013/04/09/3/
efek
samping
iv