Referat Syok
Referat Syok
PENDAHULUAN
Syok adalah suatu sindroma klinis dimana terdapat kegagalan dalam hal
mengatur peredaran darah dengan akibat terjadinya kegagalan untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh. Kegagalan sirkulasi biasanya disebabkan oleh
kehilangan cairan (hipovolemik), Karena kegagalan pompa atau karena perubahan
resistensi vaskuler perifer.1
Renjatan adalah diagnosa klinis yang terjadi karena berbagai sebab.
Renjatan merupakan kegawatan medik dengan morbiditas dan mortalitas yang
tinggi (>20%) yang membutuhkan penanganan segera. Kelambatan penanganan
dapat menyebabkan kematian atau terjadinya gejala sisa. Gejala awal syok pada
anak tidak sama dengan dewasa karena fungsi organ dan kemampuan kompensasi
tubuh yang relative berbeda sesuai perkembangan usia.2
Renjatan hipovolemik terjadi sebagai akibat berkurangnya volume darah
intravaskuler. Jenis renjatan ini yang paling banyak dijumpai dan merupakan
penyebab kematian terbanyak pada anak. Diseluruh dunia terdapat 6-20 juta
kematian tiap tahun, meskipun penyebabnya berbeda-beda tiap negara.
Kehilangan cairan yang cepat dan banyak menurunkan preload ventrikel sehingga
terjadi penurunan isi sekuncup dan curah jantung sehingga terjadi penurunan
hantaran oksigen kejaringan tubuh. Pada renjatan karena perdarahan, selain terjadi
penurunan curah jantung juga terjadi pengurangan haemoglobin, sehingga
transport dari oksigen ke jaringan makin berkurang.2
Diagnosa adanya syok harus didasarkan pada data-data baik klinis maupun
laboratorium yang jelas, yang merupakan akibat dari kurangnya perfusi jaringan.
Syok bersifat progresif dan terus memburuk jika tidak segera ditangani. Syok
mempengaruhi kerja organ-organ vital dan penanganannya memerlukan
pemahaman tentang patofisiologi syok. Penatalaksanaan syok dilakukan seperti
pada penderita trauma umumnya yaitu primary survey ABCDE. Tatalaksana syok
bertujuan memperbaiki gangguan fisiologik dan menghilangkan faktor penyebab.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi syok1
Syok adalah sindroma klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik
dan metabolik yang ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk
mempertahankan perfusi yang adekuat organ-organ vital tubuh. Hal ini muncul
akibat kejadian pada hemostasis tubuh yang serius seperti, perdarahan yang
massif, trauma atau luka bakar berat (syok hipovolemik), infark miokard luas atau
emboli paru (syok kardiogenik), sepsis akibat bakteri yang tidak terkontrol (syok
septic), tonus vasomotor yang tidak adekuat (syok neurogenik) atau akibat respon
imun (syokanafilaktik).Syok adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi
sirkulasi yang menyebabkan ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigenasi
jaringan, dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis.
Syok merupakan keadaan darurat yang disebabkan oleh kegagalan perfusi
darah ke jaringan, sehingga mengakibatkan gangguan metabolisme sel. Kematian
karena syok terjadi bila keadaan ini menyebabkan gangguan nutrisi dan
metabolisme sel. Terapi syok bertujuan memperbaiki gangguan fisiologik dan
menghilangkan faktor penyebab.
2.2 Klasifikasi syok 3
a. Syok hipovolemik
Syok yang disebabkan oleh berbagai hal dengan akibat berkurangnya
volume intravaskular hingga menyebabkan penurunan preload jantung, isi
sekuncup dan akhirnya penurunan curah jantung
b. Syok kardiogenik
Syok kardiogenik terjadi bila jantung gagal memasok nutrisi yang adekuat
keseluruh tubuh akibat disfungsi jantung primer
c. Syok obstruktif
Syok obstruktif terjadi akibat aliran darah dari ventrikel mengalami
hambatan secara mekanik. Biasanya didapati pada penyakit jantung
kongenital, tamponade jantung, emboli paru masif, dan tension
pneumothorax
d. Syok distributif
Kardiogenik
Obstruktif
Septik
Neurogenik
Penyebab
1. Perdarahan
2. Kehilangan plasma (misal pada luka bakar)
3. Dehidrasi, misal karena puasa lama, diare,
muntah, obstruksi usus dan lain-lain
1. Aritmia
Bradikardi / takikardi
2. Gangguan fungsi miokard
Infark miokard akut, terutama infark ventrikel kanan
Penyakit jantung arteriosklerotik
Miokardiopati
3. Gangguan mekanis
Regurgitasi mitral/aorta
Ruptur septum interventrikular
Aneurisma ventrikel massif
Obstruksi:
Out flow : stenosis atrium
Inflow : stenosis mitral, miksoma atriumkiri/thrombus
Tensi Pneumothorax, Tamponade jantung, Emboli Paru
1.Infeksi bakteri gram negatif,
misalnya:eschericia coli, klibselia pneumonia, enterobacter
2.Kokus gram positif,
misal: stafilokokus, enterokokus, dan streptokokus
Disfungsi saraf simpatis, disebabkan oleh trauma tulang
belakang dan spinal syok (trauma medulla spinalis dengan
quadriflegia atau paraflegia)
Rangsangan hebat yang tidak menyenangkan, misal nyeri
hebat
Rangsangan pada medulla spinalis, misalnya penggunaan
obat anestesi
Rangsangan parasimpatis pada jantung yang menyebabkan
bradikardi jantung mendadak. Hal ini terjadi pada orang yang
pingsan mendadak
3
Anafilaksis
Rendahnya
tahanan
pembuluh
darah
perifer
dapat
perkembangan syok.3
2.5Stadium-stadium Syok3,4
Keadaan syok akan melalui tiga tahapan mulai dari tahap kompensasi
(masih dapat ditangani oleh tubuh), dekompensasi (sudah tidak dapat ditangani
oleh tubuh), dan ireversibel (tidak dapat pulih).
Fase I : kompensasi
Pada fase ini fungsi-fungsi organ vital masih dapat dipertahankan melalui
mekanisme kompensasi tubuh dengan meningkatkan reflek simpatis, yaitu
meningkatnya resistensi sistemik dimana terjadi distribusi selektif aliran darah
dari organ perifer non vital ke organ vital seperti jantung, paru dan otak. Tekanan
darah sistolik tetap normal sedangkan tekanan darah sistolik meningkat akibat
peninggian resistensi arteriol sistemik (tekanan nadi menyempit).
MANIF
mempengaruhi ginjal untuk menahan natrium danESTASI
air dalam sirkulasi.Manifestasi
klinis yang tampak berupa takikardia, gaduh gelisah,
kulit pucat dan dingin
KLINIS
dengan pengisian kapiler (capillary refilling) yang melambat > 2 detik.
Takika
SYO Resist
rdia
K
Neur
Takipn
ensi
o
eu
Vasku
TERKO
MPENS
hor
Kulitp
larsis
ASI
Freku
mon
ucat
temik
ensija
al
Akrald
ntung
ingin
Gambar 2.6 Stadium kompensasi
Gelisa
h
Fase II : Dekompensasi
CRT >
Pada fase ini mekanisme kompensasi mulai gagal mempertahankan curah
2 detik
jantung yang adekuat dan sistem sirkulasi menjadi
tidak efisien lagi. Jaringan
peningkatan sekresi vasopressin dan renin angiotensin aldosteron yang akan
dengan perfusi yang buruk tidak lagi mendapat oksigen yang cukup, sehingga
metabolisme berlangsung secara anaerobik yang tidak efisien. Alur anaerobik
menimbulkan penumpukan asam laktat dan asam-asam lainnya yang berakhir
dengan asidosis. Asidosis akan bertambah berat dengan terbentuknya asam
karbonat intra selular akibat ketidakmampuan sirkulasi membuang CO2.
Asidemia akan menghambat kontraktilitas otot jantung dan respons
terhadap katekolamin. Akibat lanjut asidosis akan menyebabkan terganggunya
mekanisme energi dependent NaK-pump ditingkat selular, akibatnya integritas
membran sel terganggu, fungsi lisosom dan mitokondria akan memburuk yang
dapat berakhir dengan kerusakan sel. Lambatnya aliran darah dan kerusakan
reaksi rantai kinin serta sistem koagulasi dapat memperburuk keadaan syok
dengan timbulnya agregasi tombosit dan pembentukan trombos disertai tendensi
perdarahan.
Meka
nism
ekom
pens
asiga
gal
Meta
bolis
Vasodi
mean
latasi
aero
arteri
bik
oldan
Perfu
sioksi
Pele
genbu
pasa
n
ruk
medi
ator
infla
masi
veno
perme
us
abilita
retur
smem
n
bran
dant
erjad
idepr
esimi
okard
Asam
Asi
laktat
dos
Kontrakti
is
litasjantu
ngdan
Responte
rhadapka
tekolamin
organ lainnya. Cadangan fosfat berenergi tinggi (ATP) akan habis terutama di
jantung dan hepar, sintesa ATP yang baru hanya 2% / jam dengan demikian tubuh
akan kehabisan energi. Kematian akan terjadi walaupun sistem sirkulasi dapat
dipulihkan kembali. Manifestasi klinis berupa tekanan darah tidak terukur, nadi
tak teraba, penurunan kesadaran semakin dalam (sopor-koma), anuria dan tandatanda kegagalan sistem organ lain.
Dekom
pensas
iberlanj
ut
Kerusakan
dankemati
ansel
&disfungsi
multiorga
n
Cadangan
ATP
habisdija
ntungdan
hepar
Kerusa
kansel
usus
Ditemukan Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah dengue
didaerah sekitar
Edema
Intake yang kurang misal anoreksia
b. Syok kardiogenik
Riwayat penyakit jantung
Dada sering berdebar-debar
Nyeri dada
Sesak nafas
c. Syok anafilaktis
zat penyebab anafilaksis (injeksi, minum obat, disengat hewan,
makan sesuatu atau setelah test kulit ), timbul biduran mendadak,
10
gatal dikulit, suara parau sesak, lemas, pusing, mual, muntah sakit
perut setelah terpapar sesuatu.
d. Syok septik
Riwayat penyakit disertai demam pada hari-hari sebelumnya
e. Syok neurogenik
Riwayat trauma pada kepala
Nyeri hebat
Pingsan mendadak akibat gangguan emosional
2. Pemeriksaan fisik 5
a. Syok hipovolemik
Secara klinis perjalanan renjatan dapat dibagi dalam 3 fase yaitu fase
kompensasi, dekompensasi, dan ireversibel
Tabel 2.2 Tanda klinis Syok Hipovolemik 5
Tanda klinis
Blood loss ( %)
Frekuensi
jantung
Tekanan
Sistolik
Nadi/volume
Capillary refill
Kompensasi
Sampai 25
Takikardia +
Dekompensasi
25 40
Takikardia ++
I reversible
>40
Taki/bradikardia
Normal
Normal/menurun
Tidak terukur
Kulit
Normal/menurun
Menurun +
Normal/meningkat Meningkat >5
3-5 detik
detik
Dingin, pucat
Dingin/mottled
Pernafasan
Takipneu
Takipneu +
Kesadaran
Gelisah
Lethargi
Bereaksi
Menurun ++
Meningkat ++
Dingin+/deadly
pale
Sighing
respiration
Reaksi -/ hanya
terhadap nyeri
b. Syok kardiogenik
Pada pemeriksaan klinis sering dijumpai tanda-tanda berikut ini :
1. Tensi turun : sistolis < 90 mmHg atau menurun lebih dari 30-60 mmHg
dari semula, sedangkan tekanan nadi < 30 mmHg.
2. Takipneu dan dalam.
3. Takikardi.
4. Nadi cepat
11
c. Syok septik
Tabel 2.3 Tanda klinis syok septik5
Sindrom respon inflamasi sistemik
(SIRS: systemic inflammatory respons syndrome) respon tubuh terhadap inflamasi sistemik
mencakup 2 atau lebih keadaan berikut :
-
sepsis
keadaan klinis berkaitan dengan infeksi dengan manifestasi SIRS
sepsis berat
sepsis yang disertai dengan disfungsi organ, hipoperfusi atau hipotensi termasuk asidosis
laktat, oliguria dan penurunan kesadaran.
Sepsis dengan hipotensi
Sepsis dengan tekanan darah sistolik <90 mmHg atau penurunan tekanan darah sistolik
>40 mmHg dan tidak ditemukan penyebab hipotensi
Renjatan septik
Sepsis dengan hipotensi meskipun telah diberikan resusitasi cairan secara adekuat atau
memerlukan vasopressor untuk mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ.
d. Syok neurogenik
12
Hampir sama dengan syok pada umumnya tetapi pada syok neurogenik
terdapat tanda-tanda berikut ini :
tekanan darah turun,
nadi tidak bertambah cepat, bahkan dapat lebih lambat (bradikardi)
defisit neurologis berupa quadriplegia atau paraplegia.
pada keadaan lanjut, sesudah pasien menjadi tidak sadar, barulah
nadi bertambah cepat.
e. Syok anafilaksis
Reaksi timbul dalam beberapa detik atau menit sesudah paparan alergen.
Gejala kardiovaskular : hipotensi/renjatan
Gejala saluran nafas : sekret hidung encer, hidung gatal, udema
dan diare.
Gejala SSP : pusing, pingsan, gangguan kesadaran sampai koma.
Tensi : Hipotensi,
Nadi : Takikardi,
13
Infromasi
Diagnostik
Septik
(Hyperdynami
k State)
Gejala dan Pucat; kulit Kulit
basah, Kulit hangat, Demam, kulit
tanda
dingin,
dingin;
denyut jantung teraba hangat,
Basah;
takikardi dan normal/rendah takikardi,
takikardi;
bradiaritmia;
,
oliguri,
Oliguri,
oliguri;
normo/oliguri, hipotensi,
hipotensi;
hipotensi;
hipotensi,
Data
laboratoriu
m
Hipovolemi
k
Kardiogenik
peningkatan
resistensi
perifer
peningkatan
resistensi
perifer
Hematokrit
Enzim
rendah (fase jantung, EKG
akhir)
Neurogenik
penurunan
resistensi
perifer
Normal
penurunan
resistensi
perifer.
Hitung
neutrofil,
pengecatan
gram, kultur
3. Pemeriksaan Penunjang 6
a. Syok hipovolemik
Pemeriksaan labarotorium :
Hemoglobin dan hematokrit
Pada fase awal renjatan syok karena perdarahan kadar Hb dan
hematokrit masih tidak berubah, kadar Hb dan hematokrit akan
menurun sesudah perdarahan berlangsung lama, karena proses
autotransfusi. Hal ini tergantung dari kecepatan hilangnya darah yang
terjadi. Pada syok karena kehilangan plasma atau cairan tubuh seperti
pada DHF (Dengue Hemorragic Fever) atau diare dengan dehidrasi
adanya proteinuria.
Pemeriksaan elektrolit serum
Pada renjatan sering kali didapat adanya gangguan keseimbangan
elektrolit seperti hiponatremi, hiperkalemia, dan hipokalsemia
terutama pada penderita dengan asidosis
14
b. Syok kardiogenik
Pemeriksaan yang segera dilakukan :
c. Syok septik
Pemeriksaan darah lengkap
Analisa gas darah
Gula darah sewaktu
Tes fungsi ginjal
tes fungsi hati
Biakan darah
EKG
d. Syok anafilaksis
Pemeriksaan darah lengkap
Analisa gas darah
Tes fungsi ginjal
EKG
2.7 Komplikasi Syok 7,8
15
Evaluasi gejala sisa SSP sangat penting, mengingat organ ini sangat
sensitif
terhadap
hipoksia
yang
dapat
terjadi
pada
renjatan
berkepanjangan.
Renjatan ireversibel.
Cardiopulmonary arrest
Disritmi
Gagal multisistem organ
Stroke
Tromboemboli
yang
segera
untuk
mempertahankan
hidup,
bagaimanapun
nyaman
Jika pasien sendiri, cari pertolongan, atau meminta seseorang mencari
terjadi vasodilatasi
Jangan beri minum
Siapkan untuk cardiopulmonary resuscitation
Berikan banyak informasi ketika ambulan datang
16
17
6) Pada syok kardiogenik, bolus cairan yang diberikan lebih sedikit untuk
mencegah memburuknya gagal jantung dan mungkin memerlukan terapi
farmakologis untuk menurunkan afterload. Pada syok obstruktif,
penyebab dasarnya harus dicari. Jika terdapat emboli pulmonal atau
coarctation of aorta, maka intervensi bedah dibutuhkan untuk mengatasi
obstruksi.
Pasien
dengan
efusi
perikardial
atau
pneumothoraks
adalah
neurohormon
alamiah,
yang
dihasilkan
untuk
18
vascular dan penurunan aliran darah. Contoh dari obat vasodilator adalah
nitroprusida, nitrogliserin, prostaglandin, prostasiklin. Obat inodilator
(Inhibitor fosfodiesterase/PDEI) merupakan obat yang dapat memediasi
inotropi dan vasodilatasi dengan mencegah hidrolisis cAMP, sehingga
terjadi peningkatan cAMP yang dapat memperbaiki kontraktilitas dan
relaksasi diastolik. Contoh dari obat inodilator adalah PDEI tipe III,
milrinon, amrinon, enoximon, pentoksifilin, isoproterenol, levosimendan.
Obat inovasopresor, contonya dopamin, adalh inotropik/vasopresor yang
paling banyak digunakan. Anak dengan syok hipovolemik, septik, atau
anafilaksis yang berat membutuhkan tambahan bolus cairan (60-80 mL/kg
dalam 1-2 jam pertama).
9) Sebagian besar anak dengan syok tidak memerlukan transfusi darah,
tetapi kapasitas angkut oksigen dirunag intravascular harus cukup untuk
memenuhi kebutuhan oksigen jaringan. Transfusi darah dipertimbangkan
bila tidak ada perbaikan setelah pemberian cairan isotonic sebnyak
60mL/kg. Transfusi darah harus diberikan berdasarkan penilaian klinis
dan tidak berdasarkan kadar hemoglobin. Pada anak yang syok dengan
anemia kronis (anemia defisiensi) darah harus diberikan dengan hatihati.
Pemberian tidak boleh melebihi 5-10ml/kg dalam 4 jam untuk mencegah
gagal jantung kongestif, kecuali bila proses kehilangan darah masih
berlangsung.
10) Pasien dengan syok septik memerlukan antibiotik segera. Berikan
antibiotik yang adekuat sesuai dengan hasil tes resistensi. Namun, hasil
biakan kuman memerlukan waktu beberapa hari dan umumnya syok
septik disebabkan kuman gram negatif, sebaiknya sambil menunggu hasil
biakan, dipilih antibiotik cefotaxim dengan dosis 200 mg/kgBB/hari
dibagi dalam 2 dosis. Bila perlu, dapat dikombinasi dengan amikasin
dengan dosis awal 10 mg/kgBB/hari dilanjutkan dengan 15 mg/kgBB/hari
dibagi dalam 2 dosis. Semua obat ini diberikan secara intravena.
Pemberian kortikosteroid dosis tinggi juga dianjurkan pada pasien dengan
syok septik. Beberapa keuntungan penggunaan kortikosteroid dosis
tinggi, di antaranya adalah kortikosteroid bekerja sebagai adrenergik
blocking agent, menghilangkan spasme pembuluh darah yang disebabkan
19
Dosis
Efek klinis
Dobutamin
2-20 g/kg/menit
Dopamine
2-20 g/kg/menit
Efinefrin
0,05-1 g/kg/menit
Norefinefrin
0,05-1 g/kg/menit
Amrinon
Milrinon
0,75-4 mg/kg/kali
5-20 g/kg/menit
50-75 g/kg/kali
0,5-1 g/kg/kali
20
obstruksi
Syok anafilaktik memerlukan epinefrin, eliminasi penyebab dan
antihistamin.
21
22
untuk bayi), PaO2/FiO2 <300 mmHg, glukosa (<60 atau >250 mg/dL), dan
bikarbonat (<16 mEq/L) memprediksi mortalitas tinggi. Pada PELOD, hipotensi
(<85 mmHg pada anak) dan menurunnya kesadaran (Glasgow Coma Scale
score=7-11) memprediksi mortalitas tinggi.
Selain dua sistem scoring di atas, terdapat juga variabel yang memprediksi
mortalitas tinggi, yaitu abnormalitas kreatinin serum (55 mol/L untuk usia 7
hari-1 tahun, 100 mol/L untuk usia 1-12 tahun, 140 mol/L untuk usia anak di
atas 12 tahun). Syok yang lama menyebabkan peningkatan kadar kreatinin serum
ketika sel-sel tubulus ginjal kehilangan orientasinya dan lepas ke tubulus, di mana
obstruksi bisa mengakibatkan disfungsi atau gagal ginjal akut. Syok yang lama
juga menyebabkan koagulasi intravaskular dengan konsumsi faktor-faktor
pembekuan dan pemanjangan waktu protrombin.12
Curah jantung rendah (<2 L/menit/m2) juga mempredikdi mortalitas. Hal ini
dapat dinilai melalui secara klinis dengan capillary refill lebih dari 2 detik, suhu
jempol kaki dingin, selisih oksigen arteriovena yang besar (AVDO2), atau dengan
pengukuran langsung curah jantung. 13
BAB III
PENUTUP
23
DAFTAR PUSTAKA
24
25
REFERAT
SYOK PADA ANAK
Oleh :
KRISMEIKESARI
NIM: FAA 111 0004
Pembimbing :
dr. CITRA RADITHA, Sp.A
26
KRISMEIKESARI
NIM : FAA 111 0004
REFERAT
Diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir di Bagian/SMF Ilmu
Kesehatan Anak
Referat ini disahkan oleh :
Nama
Tanggal
.......
KATA PENGANTAR
ii
27
Tanda Tangan
.....
pendidikan, referat ini berguna sebagai referensi dan sumber bacaan untuk
menambah ilmu pengetahuan.
Palangkaraya,
Juni 2015
Penyusun
iii
28
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
vi
BAB I.
PENDAHULUAN .......................................................................................
BAB II.
2.5. STADIUM-STADIUM
SYOK ...................................................................................
10
SYOK...............................................................................
2.7. KOMPLIKASI
15
SYOK.........................................................................................
2.8.
16
PENATALAKSANAAN.....................................................................................
2.9.ALGORITME TATALAKSANA SYOK
22
.......................................................
22
2.10.
BAB III.
PROGNOSIS........................................................................................................
PENUTUP..............................................................................................................
24
..........
DAFTAR
25
PUSTAKA..........................................................................................................................
29
iv
DAFTAR TABEL
11
12
Tabel 2.4 Tanda dan gejala berbagai macam jenis dari syok ...........................
13
Tabel 2.5 Tabel dosis dan efek klinis beberapa obat vasoaktif ........................
20
30
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
perkembangan syok......................................................................
7
Stadium kompensasi ..................................................................... 8
Stadium dekompensasi.................................................................. 9
Stadium ireversible....................................................................... 10
Bagan Penatalaksanaan Syok ........................................................ 22
vi
31
4
5
6
6