Anda di halaman 1dari 12

Metodologi Penelitian |

INCOME SMOOTHING BY
DUTCH HOSPITAL

Kelompok 3:
Ardian Prasetianto

F1314131

Sarina Gabryela

F1314163

Teguh Sunyoto

F1314164
0 | Page

Metodologi Penelitian |

INCOME SMOOTHING BY DUTCH HOSPITAL


1. Pengantar
Pada sektor rumah sakit, laporan keuangan digunakan untuk keputusan akuntabilitas dan
pendanaan karena merupakan gambaran objektif sumber keuangan dan kinerja rumah sakit.
Namun, objektivitas angka akuntansi dapat dipengaruhi oleh manipulasi yang dikenal
sebagai manajemen laba. Akuntansi bergantung pada estimasi dan pertimbangan manajerial
yang biasanya menyediakan beberapa ruang lingkup untuk manajer dalam mengelola angka
yang dilaporkan dalam-batas kerangka peraturan dan audit keuangan. Akibatnya,
manajemen laba dapat mempengaruhi keputusan pendanaan yang dapat mengakibatkan
misalokasi dana dan terbuangnya sumber daya sehingga akhirnya menyebabkan hilangnya
kesejahteraan sosial.
Penelitian terdahulu mengenai income smoothing pada sektor nirlaba (rumah sakit) :
Blanchard et al.(1986) The Effect of Incentive Schemes on The Accuracy of Hospital
Information in The State of Washington
Research by Eldenburg and Soderstorm (1996) find hospitals bias information in line
with the incentives
Leone & Van Horn (2005) and Ballantine at al (2007) find evidence of earning
management (income smoothing) by hospitals
Eldenburg (2011) at al examined the real operating decisions of nonprofit hospitals
Berangkat dari penelitian Leone dan Van Horn (2005) peneliti menunjukkan bahwa ada
kemungkinan bahwa hasil mereka dipengaruhi oleh masalah inheren dalam pendekatan.
backing out. Akibatnya, hasil penelitian mereka tidak memberikan indikasi jelas income
smoothing. Peneliti menggunakan item diskresioner yang spesifik untuk menghitung jumlah
manajemen laba serta uji statistik yang tidak atau kurang sensitif terhadap kesalahan
estimasi. Peneliti menemukan bahwa rumah sakit melakukan income smoothing.

2. Pengaturan Kelembagaan dan Pengembangan Hipotesis


a. Latar belakang institusi
Rumah sakit di Belanda merupakan lembaga nirlaba yang sumber utama pendanaan
disediakan oleh sistem asuransi kesehatan yang bersifat wajib. Asuransi disediakan oleh

1 | Page

Metodologi Penelitian |

pihak swasta (profit) dan perusahaan asuransi diwajibkan oleh hukum untuk
menyediakan asuransi biaya perawatan medis dasar bagi seluruh penduduk Belanda.
Perusahaan asuransi berkompetisi atas premium yang mereka tetapkan untuk paket dasar
dan pihak tertanggung dapat memilih perusahaan mereka sendiri asuransi dan memiliki
asuransi tambahan. Pemerintah Belanda mengendalikan biaya kesehatan dengan
membatasi pengeluaran agregat oleh rumah sakit (pembatasan makro). Jumlah semua
anggaran rumah sakit tidak boleh melebihi batas makro. Anggaran merupakan jumlah
maksimum yang daoat dihabiskan rumah sakit.
Anggaran rumah sakit didasarkan pada satu set parameter
biaya infrastruktur seperti energi, pemeliharaan, dan depresiasi
ketersediaan fasilitas (berdasarkan jumlah penduduk di wilayah tersebut)
kapasitas (harga tetap tempat tidur dan dokter spesialis)
volume (berdasarkan volume tindakan disepakati daripada yang sebenarnya).
Parameter kapasitas dan volume jumlah yang diharapkan dari perawatan dapat
dinegosiasikan antara rumah sakit dan perusahaan asuransi. Anggaran awal adalah jumlah
pendapatan yang diakui untuk tahun itu. Namun mungkin untuk melakukan penyesuaian
parameter
Untuk mencegah rumah sakit dari keharusan bernegosiasi volume pelayanan medis dan
untuk mengontrol biaya proses, perusahaan asuransi dengan pangsa pasar tertinggi di suatu
rumah sakit melakukan negosiasi, perusahaan asuransi lainnya mengikuti perjanjian, dan
kemudian disetujui oleh Otoritas Kesehatan Belanda.
b. Pendorong smoothing
Biaya utang
Aliran pendapatan yang rata dapat menyebabkan tingkat bunga utang lebih rendah
atau kondisi pinjaman yang lebih menguntungkan lainnya
Hipotesis biaya politik
Semakin besar risiko suatu perusahaan menghadapi intervensi politik yang mahal
maka semakin besar kemungkinan perusahaan menunda keuntungan untuk periode
mendatang.
Memudahkan negosiasi anggaran dengan perusahaan asuransi
Perusahaan asuransi kesehatan menggunakan laporan keuangan rumah sakit untuk
keputusan pendanaan. Perusahaan asuransi menolak menaikkan anggaran atau dana
kegiatan ekstra rumah sakit jika laporan laba rumah sakit besar.

2 | Page

Metodologi Penelitian |

Meningkatkan nilai pasar manajer rumah sakit


Manajer rumah sakit terdorong menunjukkan laba stabil dengan maksud posisi /
kedudukan mereka dan peningkatan nilai pasar tenaga kerja mereka.
c. Pengembangan hipotesis
Hipotesis 1 Koreksi realisasi pendapatan berhubungan secara negative dengan
pendapatan yang dilaporkan dikurangi biaya.
Hipotesis 2 Jumlah pendapatan yang ditunda berhubungan positif dengan profit nyata.
Hipotesis 3 Jumlah pendapatan manajemen berhubungan negatif dengan profit nyata
3. Research Design
a. Difficulties of the backing out approach

Masalah utama dalam mempelajari manajemen pendapatan adalah bahwa peneliti


biasanya kesulitan untuk langsung mengamati bagian penghasilan yang dikelola. Untuk

mengatasi masalah ini, penelitian sering mengandalkan perkiraan akrual discretionary.


Perbedaan antara akrual discretionary dan nondiscretionary adalah perbedaan konseptual

yang umumnya dibuat dalam literatur penelitian akuntansi.


Peneliti akuntansi cenderung untuk memperkirakan akrual discretionary sebagai residu
regresi akrual total diamati pada satu atau lebih variabel yang dipercaya berhubungan
dengan nondiscretionary bagian dari akrual.

Perkiraan discretionary akrual digunakan untuk memperoleh perkiraan penghasilan tidak


dikelola, sebagai berikut:
Real Earnings = Reported Earnings - Discretionary Accruals

Model regresi mempelajari perataan pendapatan:


Discretionary Accrualsit = + (Real Earningsit) + e

Peneliti menganggap bahwa 1 < 0 menunjukkan perataan pendapatan


Namun, seperti yang ditunjukkan oleh Elgers et al. (2003), kesimpulan ini bermasalah,
karena (2a) dapat dinyatakan kembali sebagai:
Discretionary Accrualsit = + (Reported Earnings - Discretionary Accruals) + e

Karena akrual discretionary muncul pada kedua sisi persamaan ini mengikuti 1 itu
mungkin < 0 juga hasil untuk nomor acak untuk akrual discretionary dengan varians
cukup besar. Masalah ini, disebut hubungan mekanik antara akrual discretionary dan real
penghasilan, sudah akut untuk entitas di nirlaba sektor dengan penghasilan mendekati
nol.

3 | Page

Metodologi Penelitian |

Cara lain untuk menyatakan masalahnya adalah dalam hal korelasi antara akrual
discretionary (DA) dan pendapatan yang dilaporkan (E) minus akrual discretionary

(diasumsikan penghasilan mendekati nol)


Corr(DA,E-DA) Corr(DA,-DA)= -Corr(DA,DA)=-1
Untuk menunjukkan tingkat potensi masalah backing out beberapa analisis dilakukan
yaitu:
1. akrual discretionary diperkirakan sebagai residu regresi
2. akrual discretionary untuk rumah sakit i pada periode t di regresikan pada aba
sebelum akrual discretionary untuk rumah sakit i pada periode t -1, laba operasi

pada periode t, DA pada periode t -1.


Hasil ini dua regresi yang disajikan dalam tabel 1 yang menunjukkan bahwa ada potensi
bahaya dalam menarik kesimpulan ketika akrual discretionary mengandung komponen
kesalahan dan ketika menggunakan pendekatan 'backing out'.

b. Research approach

Rumah sakit di Belanda memiliki kesempatan khusus untuk menggeser pendapatan:


perbedaan antara pendapatan yang direkam dalam laporan keuangan dan anggaran akhir.
Realized revenue corrections (RRCs) tercatat sebagai item baris terpisah dalam income

statement untuk tahun di mana anggaran diselesaikan.


Total pendapatan di tahun t sama dengan pendapatan dilaporkan di tahun t (RevRept)
ditambah RRCs dari periode sebelumnya:
Tot Revt = RevRept + RRCt

Untuk

menghitung

jumlah

manajemen

pendapatan,

penulis

mendefinisikan

Correction(m,n) sebagai jumlah yang diakui dan diungkapkan dalam periode m yang
berhubungan dengan periode n. Correction(2010,2008) = 6 berarti bahwa enam ini diakui
dalam keuntungan dan kerugian untuk tahun 2010, yang berhubungan dengan operasi

dari 2008.
Correction(m,n) dapat terkait dengan RRCs dalam pernyataan pendapatan tahun t untuk
koreksi tahun sebelumnya sebagai berikut:
RRCt =

4 | Page

Metodologi Penelitian |

Keuntungan sebenarnya (ProfReal) sama dengan keuntungan yang dilaporkan minus

RRCs dan jumlah


PPR yang berhubungan dengan periode ini:
ProfRealit = ProfRepit - RRCit + PPRit

c. Empirical models for hypothesis testing

Semua variabel yang ditingkatkan oleh properti, tanaman dan peralatan (PPE) untuk

mencegah hasil yang dipengaruhi oleh ukuran.


Dua variabel kontrol ditambahkan ke semua regresi. Pertama, ukuran organisasi (diukur
dalam hal jumlah aset) ditambahkan. Kedua, rumah sakit dengan rasio utang lebih tinggi

akan cenderung memilih strategi meningkatkan pendapatan.


Semua model dengan panel-corrected standard errors (PCSE) dan kembali berjalan

dengan White-adjusted standard errors.


Hipotesa 1 berpendapat bahwa income smoothing rumah sakit oleh pengakuan dari
RRCs. Jika rumah sakit berhasil income smoothing, kemudian RRCs harus negatif
berkorelasi dengan (RevRepit - costsit). Semakin tinggi (RevRepit - costsit), manajer
rumah sakit akan lebih harus mencoba untuk menggeser pendapatan untuk masa depan.
RRCit = + 1 (RevRepit - costsit) + 2 Tait + 3 Debtit/ TAit +e

Hipotesis 2 tes Apakah rumah sakit income smoothing mereka dari menunda pendapatan.
Untuk melakukannya, PPR menyusut pada keuntungan nyata (ProfReal). PPR adalah
ukuran jumlah pendapatan (positif atau negatif) bahwa rumah sakit bergeser dari periode
t untuk periode masa depan. Model ditetapkan sebagai berikut:
RRCit = + 1 ProfRealit + 2 Tait + 3 Debtit/ TAit +e

Jika rumah sakit menggunakan PPR untuk kelancaran penghasilan mereka, maka 1

harus positif: ProfReal tinggi.


Dalam hipotesis ketiga, dengan income smoothing berarti efek gabungan RRCs dan PPR
pada keuntungan nyata diuji:
Inc_eff_Rcit = + 1 ProfRealit + 2 TAit + 3 Debtit/TAit + e
Inc_eff_Rcit = RRCit PPRit

Nilai negatif untuk 1 menunjukkan income smoothing


Inc_eff_Rcit = + 1 ProfRealit + 2 TAit + 3 Debtit/TAit + e

5 | Page

Metodologi Penelitian |

Dalam tes sensitifitas, deviasi standar dari pendapatan yang dilaporkan (ProfRep) dan
deviasi standar dari perkiraan penghasilan unmanaged (ProfReal) dihitung untuk setiap
rumah sakit, dan apakah deviasi standar tsb secara signifikan berbeda diperiksa. Dalam
hal penghasilan perataan, deviasi standar dari pendapatan unmanaged harus lebih tinggi
dari standar penyimpangan dari pendapatan dikelola:
SD(ProfReali) > SD(ProfRepi)

4. Data collection and the descriptive statistics


Data dianalisis dalam makalah ini rentang periode sembilan tahun 2000-2008. Semua

rumah sakit umum di Belanda (86 tahun 2008) dipilih untuk dimasukkan dalam sampel.
Untuk menghitung keuntungan sebenarnya, penelitian ini menggunakan minimal tiga
tahun berturut-turut data. Jika lebih sedikit tahun tersedia, rumah sakit akan dihapus dari
kumpulan data. Pada akhirnya, data dari rumah sakit 69 dapat digunakan. Secara total,
studi terdiri dari 453 rumah sakit/tahun pengamatan.

6 | Page

Metodologi Penelitian |

Hasil statistik deskriptif


Semua variabel yang diskalakan dengan PPE
mean

median

RRC

0.010

0.005

Reported profit

0.013

0.010

Unmanaged profit

0.012

0.010

RRC cukup besar dibandingkan dengan keuntungan, dan RRCs yang dikelola bisa
memiliki dampak signifikan pada keuntungan yang dilaporkan.
5. Hasil

Tabel 3 menunjukkan matriks korelasi yang memberikan kesan pertama hubungan


ketertarikan antar variabel utama dengan skala PPE. Variabel PPR berhubungan positif
dengan unmanaged earnings (ProfReal, 0.439) dan untuk tingkat yang lebih rendah
dengan reported profit (ProfRep, 0.128). RRC berkorelasi positif dengan ProfRep (0.258)
dan berkorelasi negatif dengan ProfReal (-0.232). Korelasi ini mendukung asumsi bahwa
income smoothing terjadi.

7 | Page

Metodologi Penelitian |

Tabel 4 menunjukkan hasil dari model estimasi (10). Model ini sangat signifikan
dan membuktikan relasi negatif antara RRC dan sum of the reported revenue minus cost
(-0.256), t-value -5.991). RRC lebih tinggi saat selisih antara net revenue dan costs lebih
rendah, dan RRC lebih rendah, bahkan negatif, saat selisih antara net revenue dan costs
lebih tinggi. Untuk menguji akibat tiap tahunnya, tahun tiruan disertakan. Kecuali
dijelaskan, hasil yang dilaporkan tetap, dengan menggunakan White-adjusted standard
errors dan menggunakan unscaled variables.

8 | Page

Metodologi Penelitian |

Tabel 5 melaporkan hasil dari model (11) dimana postponed revenue diregresikan
terhadap real profit. Sesuai dengan ekspektasi, the postponement of revenue bertambah
bersamaan dengan tingkat real profit (0.189), t-value 5.837), dimana mendukung
Hipotesis 2. Penemuan ini mengartikan bahwa saat real profit lebih tinggi, revenue yang
lebih banyak akan digeser ke periode selanjutnya dan sebaliknya.

Dalam hipotesis 3 Inc_eff_RC (RRC-PPR) diregresikan menggunakan estimasi


real profit (model 12). Hasilnya ditunjukkan di tabel 6. ProfReal yang negatif dan sangat
signifikan menunjukkan bahwa Inc_eff_RC meningkat saat real (unmanaged) profit
turun. Untuk menguji kemungkinan dampak di tahun yang berjalan regresi dilakukan lagi
pada tahun 2000-2007. Hasilnya tidak berubah (1 berkisar antara -0.342 hingga -0.314).
Saat memperpendek interval periode dari 2000-2005, hasilnya tetap mempunyai jumlah
yang sama. Signifikansi yang tinggi dan koefisien negatif dari ProfReal dalam regresi
logistik (kolum 5 dan 6 Tabel 6) menunjukkan bahwa semakin tinggi unmanaged
earnings, semakin tinggi pula kemungkinan penurunan earnings managements.
Kesimpulan yang sama digambarkan dari hasil regresi model (14) dimana variabel
dependen terpusat pada mean. Koefisien 1 negatif dan signifikan pada signifikansi 0.01.
9 | Page

Metodologi Penelitian |

Hasil ini menunjukkan bahwa rumah sakit bertindak hati-hati dalam memilih waktu yang
tepat untuk melakukan koreksi.

Panel A pada Tabel 7 melaporkan statistik deskriptif untuk standar deviasi dari
reported profit dan estimasi unmanaged (real) profit tiap rumah sakit. Semua variabel
diskalakan dengan PPE. Standar deviasi dari real earnings (RealProf) tiap rumah sakit
lebih tinggi dari standar deviasi dari reported earnings (ProfRep) tiap rumah sakit.
Untuk menguji perbedaan standar deviasi antara ProfReal dan ProfRep secara
signifikan, uji nonparametric Wilcoxon signed-rank digunakan karena observasi tidak
disitribusikan normal. Panel B pada Tabel 7 menunjukkan bahwa pada tingkat
signifikansi 0.01, signifikansi ProfReal lebih tinggi dari standar deviasi ProfRep. Sesuai
ekspektasi, ini mengindikasikan bahwa RRCs digunakan untuk melaporkan profit yang
lebih stabil, yang lagi-lagi menunjukkan indikasi adanya income smoothing.
6. Kesimpulan
1. Dengan penelitian ini, penulis berkontribusi terhadap literature yang membahas earnings
management pada rumah sakit relative terbatas dengan menganalisa pengaruh revenue
management terhadap earnings pada rumah sakit di Belanda dari tahun 2000-2008.
2. Dengan penggunaan backing out approach, terdapat dua keuntungan:

a. Menghindari

kebutuhan

untuk

mengestimasi

gangguan

pengukuran

akrual

diskresioner.
b. Mempelajari bukan hanya momen koreksi pengakuan pendapatan, tetapi juga
menelusuri beberapa tahun ke belakang kapan koreksi dilakukan.
3. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa rumah sakit di Belanda melakukan income
smoothing. Total terdapat 69 rumah sakit dari 86 rumah sakit (2008) menjadi sampel.

10 | P a g e

Metodologi Penelitian |

Karena sampel yang kecil, suatu rumah sakit mempunyai pengaruh yang besar terhadap
hasil penelitian. Dilakukan pula beberapa tambahan pengujian:
a. Pengujian perbedaan standar deviasi antara keuntungan yang dilaporkan dan
realisasinya.
b. Hasil robustness diuji secara regresi dengan panel standar error terkoreksi
menggunakan regresi logistik dan melakukan regresi dengan variabel unscaled.
7. Saran
1. Asumsi sebelumnya mengenai insentif terhadap income smoothing dapat diterapkan di
negara lain dengan kondisi yang berbeda dengan di Belanda. Penelitian ini menggunakan
pendekatan yang spesifik dengan variabel koreksi pendapatan.
2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan alternatif estimasi umum atas akrual
diskresioner.
3. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan contoh tambahan dari earnings management,
dimana dapat memberikan pemahaman lebih atas konsekuensi ekonomi dari earnings
management rumah sakit dalam pendanaan dan sistem pemerintahan.
- Terimakasih -

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai