INCOME SMOOTHING BY
DUTCH HOSPITAL
Kelompok 3:
Ardian Prasetianto
F1314131
Sarina Gabryela
F1314163
Teguh Sunyoto
F1314164
0 | Page
Metodologi Penelitian |
1 | Page
Metodologi Penelitian |
pihak swasta (profit) dan perusahaan asuransi diwajibkan oleh hukum untuk
menyediakan asuransi biaya perawatan medis dasar bagi seluruh penduduk Belanda.
Perusahaan asuransi berkompetisi atas premium yang mereka tetapkan untuk paket dasar
dan pihak tertanggung dapat memilih perusahaan mereka sendiri asuransi dan memiliki
asuransi tambahan. Pemerintah Belanda mengendalikan biaya kesehatan dengan
membatasi pengeluaran agregat oleh rumah sakit (pembatasan makro). Jumlah semua
anggaran rumah sakit tidak boleh melebihi batas makro. Anggaran merupakan jumlah
maksimum yang daoat dihabiskan rumah sakit.
Anggaran rumah sakit didasarkan pada satu set parameter
biaya infrastruktur seperti energi, pemeliharaan, dan depresiasi
ketersediaan fasilitas (berdasarkan jumlah penduduk di wilayah tersebut)
kapasitas (harga tetap tempat tidur dan dokter spesialis)
volume (berdasarkan volume tindakan disepakati daripada yang sebenarnya).
Parameter kapasitas dan volume jumlah yang diharapkan dari perawatan dapat
dinegosiasikan antara rumah sakit dan perusahaan asuransi. Anggaran awal adalah jumlah
pendapatan yang diakui untuk tahun itu. Namun mungkin untuk melakukan penyesuaian
parameter
Untuk mencegah rumah sakit dari keharusan bernegosiasi volume pelayanan medis dan
untuk mengontrol biaya proses, perusahaan asuransi dengan pangsa pasar tertinggi di suatu
rumah sakit melakukan negosiasi, perusahaan asuransi lainnya mengikuti perjanjian, dan
kemudian disetujui oleh Otoritas Kesehatan Belanda.
b. Pendorong smoothing
Biaya utang
Aliran pendapatan yang rata dapat menyebabkan tingkat bunga utang lebih rendah
atau kondisi pinjaman yang lebih menguntungkan lainnya
Hipotesis biaya politik
Semakin besar risiko suatu perusahaan menghadapi intervensi politik yang mahal
maka semakin besar kemungkinan perusahaan menunda keuntungan untuk periode
mendatang.
Memudahkan negosiasi anggaran dengan perusahaan asuransi
Perusahaan asuransi kesehatan menggunakan laporan keuangan rumah sakit untuk
keputusan pendanaan. Perusahaan asuransi menolak menaikkan anggaran atau dana
kegiatan ekstra rumah sakit jika laporan laba rumah sakit besar.
2 | Page
Metodologi Penelitian |
Karena akrual discretionary muncul pada kedua sisi persamaan ini mengikuti 1 itu
mungkin < 0 juga hasil untuk nomor acak untuk akrual discretionary dengan varians
cukup besar. Masalah ini, disebut hubungan mekanik antara akrual discretionary dan real
penghasilan, sudah akut untuk entitas di nirlaba sektor dengan penghasilan mendekati
nol.
3 | Page
Metodologi Penelitian |
Cara lain untuk menyatakan masalahnya adalah dalam hal korelasi antara akrual
discretionary (DA) dan pendapatan yang dilaporkan (E) minus akrual discretionary
b. Research approach
Untuk
menghitung
jumlah
manajemen
pendapatan,
penulis
mendefinisikan
Correction(m,n) sebagai jumlah yang diakui dan diungkapkan dalam periode m yang
berhubungan dengan periode n. Correction(2010,2008) = 6 berarti bahwa enam ini diakui
dalam keuntungan dan kerugian untuk tahun 2010, yang berhubungan dengan operasi
dari 2008.
Correction(m,n) dapat terkait dengan RRCs dalam pernyataan pendapatan tahun t untuk
koreksi tahun sebelumnya sebagai berikut:
RRCt =
4 | Page
Metodologi Penelitian |
Semua variabel yang ditingkatkan oleh properti, tanaman dan peralatan (PPE) untuk
Hipotesis 2 tes Apakah rumah sakit income smoothing mereka dari menunda pendapatan.
Untuk melakukannya, PPR menyusut pada keuntungan nyata (ProfReal). PPR adalah
ukuran jumlah pendapatan (positif atau negatif) bahwa rumah sakit bergeser dari periode
t untuk periode masa depan. Model ditetapkan sebagai berikut:
RRCit = + 1 ProfRealit + 2 Tait + 3 Debtit/ TAit +e
Jika rumah sakit menggunakan PPR untuk kelancaran penghasilan mereka, maka 1
5 | Page
Metodologi Penelitian |
Dalam tes sensitifitas, deviasi standar dari pendapatan yang dilaporkan (ProfRep) dan
deviasi standar dari perkiraan penghasilan unmanaged (ProfReal) dihitung untuk setiap
rumah sakit, dan apakah deviasi standar tsb secara signifikan berbeda diperiksa. Dalam
hal penghasilan perataan, deviasi standar dari pendapatan unmanaged harus lebih tinggi
dari standar penyimpangan dari pendapatan dikelola:
SD(ProfReali) > SD(ProfRepi)
rumah sakit umum di Belanda (86 tahun 2008) dipilih untuk dimasukkan dalam sampel.
Untuk menghitung keuntungan sebenarnya, penelitian ini menggunakan minimal tiga
tahun berturut-turut data. Jika lebih sedikit tahun tersedia, rumah sakit akan dihapus dari
kumpulan data. Pada akhirnya, data dari rumah sakit 69 dapat digunakan. Secara total,
studi terdiri dari 453 rumah sakit/tahun pengamatan.
6 | Page
Metodologi Penelitian |
median
RRC
0.010
0.005
Reported profit
0.013
0.010
Unmanaged profit
0.012
0.010
RRC cukup besar dibandingkan dengan keuntungan, dan RRCs yang dikelola bisa
memiliki dampak signifikan pada keuntungan yang dilaporkan.
5. Hasil
7 | Page
Metodologi Penelitian |
Tabel 4 menunjukkan hasil dari model estimasi (10). Model ini sangat signifikan
dan membuktikan relasi negatif antara RRC dan sum of the reported revenue minus cost
(-0.256), t-value -5.991). RRC lebih tinggi saat selisih antara net revenue dan costs lebih
rendah, dan RRC lebih rendah, bahkan negatif, saat selisih antara net revenue dan costs
lebih tinggi. Untuk menguji akibat tiap tahunnya, tahun tiruan disertakan. Kecuali
dijelaskan, hasil yang dilaporkan tetap, dengan menggunakan White-adjusted standard
errors dan menggunakan unscaled variables.
8 | Page
Metodologi Penelitian |
Tabel 5 melaporkan hasil dari model (11) dimana postponed revenue diregresikan
terhadap real profit. Sesuai dengan ekspektasi, the postponement of revenue bertambah
bersamaan dengan tingkat real profit (0.189), t-value 5.837), dimana mendukung
Hipotesis 2. Penemuan ini mengartikan bahwa saat real profit lebih tinggi, revenue yang
lebih banyak akan digeser ke periode selanjutnya dan sebaliknya.
Metodologi Penelitian |
Hasil ini menunjukkan bahwa rumah sakit bertindak hati-hati dalam memilih waktu yang
tepat untuk melakukan koreksi.
Panel A pada Tabel 7 melaporkan statistik deskriptif untuk standar deviasi dari
reported profit dan estimasi unmanaged (real) profit tiap rumah sakit. Semua variabel
diskalakan dengan PPE. Standar deviasi dari real earnings (RealProf) tiap rumah sakit
lebih tinggi dari standar deviasi dari reported earnings (ProfRep) tiap rumah sakit.
Untuk menguji perbedaan standar deviasi antara ProfReal dan ProfRep secara
signifikan, uji nonparametric Wilcoxon signed-rank digunakan karena observasi tidak
disitribusikan normal. Panel B pada Tabel 7 menunjukkan bahwa pada tingkat
signifikansi 0.01, signifikansi ProfReal lebih tinggi dari standar deviasi ProfRep. Sesuai
ekspektasi, ini mengindikasikan bahwa RRCs digunakan untuk melaporkan profit yang
lebih stabil, yang lagi-lagi menunjukkan indikasi adanya income smoothing.
6. Kesimpulan
1. Dengan penelitian ini, penulis berkontribusi terhadap literature yang membahas earnings
management pada rumah sakit relative terbatas dengan menganalisa pengaruh revenue
management terhadap earnings pada rumah sakit di Belanda dari tahun 2000-2008.
2. Dengan penggunaan backing out approach, terdapat dua keuntungan:
a. Menghindari
kebutuhan
untuk
mengestimasi
gangguan
pengukuran
akrual
diskresioner.
b. Mempelajari bukan hanya momen koreksi pengakuan pendapatan, tetapi juga
menelusuri beberapa tahun ke belakang kapan koreksi dilakukan.
3. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa rumah sakit di Belanda melakukan income
smoothing. Total terdapat 69 rumah sakit dari 86 rumah sakit (2008) menjadi sampel.
10 | P a g e
Metodologi Penelitian |
Karena sampel yang kecil, suatu rumah sakit mempunyai pengaruh yang besar terhadap
hasil penelitian. Dilakukan pula beberapa tambahan pengujian:
a. Pengujian perbedaan standar deviasi antara keuntungan yang dilaporkan dan
realisasinya.
b. Hasil robustness diuji secara regresi dengan panel standar error terkoreksi
menggunakan regresi logistik dan melakukan regresi dengan variabel unscaled.
7. Saran
1. Asumsi sebelumnya mengenai insentif terhadap income smoothing dapat diterapkan di
negara lain dengan kondisi yang berbeda dengan di Belanda. Penelitian ini menggunakan
pendekatan yang spesifik dengan variabel koreksi pendapatan.
2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan alternatif estimasi umum atas akrual
diskresioner.
3. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan contoh tambahan dari earnings management,
dimana dapat memberikan pemahaman lebih atas konsekuensi ekonomi dari earnings
management rumah sakit dalam pendanaan dan sistem pemerintahan.
- Terimakasih -
11 | P a g e