Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana dapat dilihat,kelangsungan hidup anak membutuhkan kerja sama
antar individu dalam berbagai tingkat struktur sosial, kelurga, komunitas ban
system kesehatan untuk mengubah praktik praktik mereka yang berkaitan
dengan kesehatan anak. agar memiliki dampak,maka praktik praktik ini perlu
dilakukan dengan benar dan mengikuti perkembangan zaman. Hal ini karena,
setiap anak dilahirkan dengan membawa potensi kelebihan dan kekurangan. Ia
adalah sosok pribadi mandiri dengan warna potensi khas dari mereka sendiri. Oleh
sebab itu, dalam proses berkomunikasi dengan anak harus memperhatikan prinsip,
strategi dan hambatan dalam berkomunikasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari komunikasi pada bayi dan anak?
2. Apakah tujuan dari komunikasi pada bayi dan anak?
3. Bagaimanakah strategi/cara komunikasi pada bayi dan anak?
4. Bagaimanakah prinsip komunikasi pada bayi dan anak?
5. Apakah faktor penghambat komunikasi pada bayi dan anak?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi pada bayi dan anak
2. Untuk mengetahui tujuan dari komunikasi pada bayi dan anak
3. Untuk mengetahui strategi/cara komunikasi pada bayi dan anak
4. Untuk mengetahui prinsip komunikasi pada bayi dan anak
5. Untuk mengetahui faktor penghambat komunikasi pada bayi dan anak
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini ialah agar mahasiswa mampu
mengetahui dan memahami lebih lanjut mengenai komunikasi pada bayi dan anak
agar memudahkan mahasiswa dalam melaksanakan praktikum ataupun kerja
lapangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Komunikasi adalah kontak atau hubungan atau penyampaian berita atau
penerimaan berita yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang memungkinkan
pesan atau berita itu bias diterima atau dipahami. (Kamus penerbit Gita Media
Press. Kenangan dari TIM PRIMA PENA). Komunikasi terapeutik adalah
hubungan interpersonal perawat-klien (anak) merupakan proses belajar bersama
dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien. ( Stuart G. W. 1998).
Secara umum komunikasi kesehatan merupakan upaya sistematis yang secara
positif mempengarui praktek-praktek kesehatan populasi besar. Sasaran utama
komunikasi kesehatan adalah melakukan perbaikan kesehatan yang berkaitan
dengan praktek dan pada gilirannya status kesehatan. Komunikasi kesehatan yang
efektif merupakan suatu kombinasi antara seni dan ilmu.
Pendekatan komunikasi kesehatan diturunkan dari disiplin ilmu meliputi
pemasaran sosial, antropologi, analisis perilaku, periklanan, komunikasi
pendidikan, serta ilmu-ilmu sosial yang lain. Hal ini saling melengkapi, saling
tukar menukar prinsip dan tehnik umum satu sama lain sehingga masing-masing
memberikan sumbangan yang unik bagi metodelogi komunikasi kesehatan.
Proses berfikir pada anak-anak di mulai dari yang kongkrit ke fungsional
sampai akhirnya kepada yang abstrak. Komunikasi pada anak dapat dilakukan
sesuai dengan tingkat perkembangannya, anatara lain:
1. Masa bayi [0-1 tahun]
Pada masa bayi, tingkat perkembagan indra dijelaskan sebagai berikut :
a. Penglihatan
Pada waktu lahir, mata bayi belum berkembang sempurna
sehingga penglihatannya masih kabur. Dalam usia satu
minggu, anak telah mampu merespons cahaya. Pada usia
ini, kemampuan koordinasi otot mata bayi mulai tampak
sehingga ia mampu menangkap gerak benda yang
3
bulan,
bayi
dapat
menghentikan
kegiatan
dapat
memahami
penjelasan
sederhana
dan
mampu
remaja
bertanggungjawab
dan
menunjukkan
dewasa,
sikap
namun
dan
pemikiran
kadangkala
mereka
yang
juga
jadwal yang
4. Marah
Perawat perlu mempelajari tanda kontrol prilaku yang rendah pada
anak untuk mencegah tempertantrum. Perawat
keras dan otoriter serta mengurangi kontak mata jika respon anak
meningkat. Jika anak mulai dapat mengontrol prilaku, kontak mata dimualai
kembali namun sentuhan ditunda dahulu.
5. Kesadaran diri
Perawat harus mengindari konfrontasi secara langsung, duduk yang
terlalu dekat dan berhadapan. Meja tidak diletakkan anatara perawat dan
anak. Perawat secara nonverbal selalu memberi dorongan, penerimaan dan
persetujuan jika diperlikan.
6. Sentuhan
Jangan sentuh anak tanpa izi dari anak. Salaman dengan anak
merupakan cara untuk menghilangkan stres dan cemas khususnya pada anak
laki-laki.
Sedangkan cara berkomunikasi dengan tingkat perkembangan anak adalah
sebagai berikut :
1. Masa Bayi
Setelah mengetahui tingkat perkembangan indra pada bayi, barulah
dapat disimpulkan jenis komunikasi yang akan dipergunakan. Komunikasi
dengan bayi dilakukan dengan menggunakan suara, sentuhan dan belaian,
ciuman (taktil) ataupun gerakan. Rangsang taktil sangat kuat maknanya
bagi bayi untuk meningkatkan rasa aman dan melindungi bayi serta untuk
kedekatan hubungan. Seiring peningkatan usia, kemampuan penerimaan
rangsang suara juga berkembang sehingga sejak usia tiga bulan,
komunikasi dengan bayi mulai dapat dilakukan dengan menggunakan
bahasa. Penggunaan suara yang didengarkan oleh bayi juga memberi rasa
aman walaupun bayi belum mampu mengartikan suara dari ucapan orang
lain.
2. Masa Toddler dan prasekolah
Karena sifatnya yang egosentris, sehingga akan lebih mudah
berkomunikasi bila komunikasi difokuskan pada diri mereka sendiri.
Contohnya, perawat dapat mebicarakan aktivitas bermainnya, kemampuan
makan mereka, dan lain sebagainya. Pada masa ini, anak ingin ditanyai
tentang hal-hal yang telah mereka lakukan. Salah satu barier komunikasi
pada anak ini adalah bahwa sebagian anak mengalami stronger anxiety
yaitu bahwa anak cemas dan takut bila berhadapan dengan orang tidak
dikenal. Pada situasi ini anak akan cenderung sensitif terhadap segala
bentuk perilaku orang lain tersebut. Selain itu, anak juga menjadi terancam
dengan
komunikasi
yang
membingungkan
karena
merasa
gagal
tentang
aktivitas
mandiri,
tanggung
jawab,
dan
4. Masa Remaja
Masa ini anak berfikir dan berprilaku antara anak dan orang
dewasa. Oleh karena itu pada saat anak mengalami ketegangan mereka
mencari rasa aman yang bisa didapatkan pada masa kanak-kanak. Perawat
harus menghindari sikap menilai atau menghakimi terhadap apa yang
dilakukan. Apabila remaja berbicara disertai emosional maka cara terbaik
untuk memberikan dukungan (support) adalah memberi perhatian,
komunikasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan.
Komunikasi kesehatan merupakan upaya sistematis yang secara positif
mempengaruhi praktek-praktek kesehatan. Pendekatan komunikasi kesehatan di
turunkan dari berbagai disiplin ilmu yang saling melengkapi, tukar menukar
10
prinsip dan tehnik umum satu sama lain sehingga masing-masing memberikan
sumbangan yang unik bagi metodelogi komunikasi kesehatan.
Dalam proses berkomunikasi dengan anak sangat perlu memperhatikan
prinsip-prinsip, strategi / tehnik, dan hambatan hambatan yang mungkin akan
timbul / ada dalam komunikasi. Tehnik komunikasi dengan anak sangatlah
bervariasi, tergantung pada umur dari anak tersebut.
3.2 Saran.
Dengan penulisan makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca dalam
berkomunikasi dengan anak lebih efektif karena telah mengetahui bagaimana
prinsip dan strategi berkomunikasi dengan bayi dan anak, serta mengetahui
hambatan yang akan ditemui pada saat akan berkomunikasi dengan bayi dan anak.
Dalam penyusunan / penulisan suatu karya tulis (makalah) sebaiknya
menggunakan banyak literature walaupun nantinya tidak menutup kemungkinan
dapat memperbesar dalam kesulitan penyusunan.
DAFTAR PUSTAKA
Graeff, AJudith, dkk. 1996 . Komunikasi dalam kesehatan dan perubahan perilaku.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Mundakir.2006.Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan. Jogjakarta:Graha
Ilmu
Saifulloh . (tidak ada tahun). Mencerdaskan anak . Jombang : Lintas Media.
11
Tamsuri,Anas.
2002.
Komunikasi
Dalam
Keperawatan.Jakarta:
Penerbit
Buku
Kedokteran EGC
12