Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEKERJAAN
PEMBORAN SUMUR PRODUKSI DAN PEMBORAN ULANG SUMUR PRODUKSI
(REDRILL) 4 TITIK DI WILAYAH PEMALI JUANA
1. U M U M
Dalam rangka pembangunan jaringan perpipaan untuk irigasi dan air baku di
wilayah Pemali Juana, Pendayagunaan Air Tanah SNVT Pengelolaan Jaringan
Pemanfaatan Air Pemali Juana -Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana
berdasarkan DIPA Tahun Anggaran 2015, merencanakan pemboran sumur-sumur
Produksi Baru 3 Lokasi dan Pemboran Ulang Sumur Produksi (Redrill) 1 lokasi di
wilayah Pemali Juana. Rincian pekerjaan berikut ini merupakan spesifikasi teknik
pekerjaan Pemboran Sumur Produksi dan Pemboran Ulang Sumur Produksi
(Redrill).
2. LOKASI PEMBORAN / PEKERJAAN
Sumur-sumur direncanakan berlokasi di daerah Kab. Pemalang (1 Lokasi), Kab.
Pekalongan (1 Lokasi), Kab. Jepara (1 Lokasi), dan Kab. Blora (1 Lokasi).
No
Nomor
Sumur
Desa
Lokasi
Kecamatan
Kabupaten
1
2
3
4
PWP 117/243
PWP 244
PWJ 358
PWJ 359
Kemuning
Ponolawen
Tigajuru
Mendenrejo
Ampelgading
Kesesi
Mayong
Kradenan
Pemalang
Pekalongan
Jepara
Blora
Pekerjaan Pemboran.
3.2.
3.3.
Spekdril APBNP15
Keterangan
Redrill
Sumur Baru
Sumur Baru
Sumur Baru
Umum.
Kapasitas
Stang
7/8
Menara
Draw work
Rotaray table/
Power unit
c. Mesin bor dipasang dalam bentuk skid mounted, truck atau tractor
mounted.
4.2.2. Mud pump (pompa lumpur)
Pompa lumpur untuk sirkulasi pemboran harus berupa pompa lumpur
duplek/triplex piston, double action piston, dengan kapasitas riil minimal 600
L/menit dan tekanan kerja 20 kg/cm2 atau digunakan dua pompa duplek piston
seperti diatas yang digabung paralel bila ditentukan oleh Koordinator lapangan.
Spekdril APBNP15
4.4.
Peralatan utama pemompaan uji yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa terdiri
dari :
a. Pompa selam (submersible) atau turbin dengan kapasitas minimum 15 l/dt
dengan Head 50 m semuanya lengkap dengan masing masing genset atau
mesin penggeraknya.
b. Alat ukur tinggi muka air dengan akurasi 1 cm (dengan sistem elektrik).
c. Alat ukur debit air : Orifice Weir dan V-noth.
d. Termometer, pH meter, EC meter, Sand Containt.
Peralatan tersebut harus didukung dengan penyediaan alat bantu (tool) kunci
kunci, kunci pipa, kunci rantai, klem-klem pipa berbagai ukuran yang sesuai
dalam pekerjaan ini.
Untuk peralatan pemompaan uji tersebut minimum masing - masing harus
disediakan 2 (dua) unit yang disetujui Koordinator lapangan.
4.6.
Masing masing Drilling Rig harus dilengkapi dengan tersedianya Pompa Duplek
Piston lengkap dengan mesin penggerak, hose, selang dan perlengkapan lain
yang sesuai, Pompa Duplek Piston harus mampu mencampur bentonite/lumpur
pemboran/bahan aditive sehingga menghasilkan suspensi atau larutan yang
merata tanpa ada koagulasi atau penggumpalan.
5. BAHAN DAN MUTU BAHAN
a. Syarat-syarat dan Mutu Bahan-bahan Bangunan atau bahan yang digunakan
dalam pelaksanaan kontrak ini, harus memenuhi Standar Nasional Indonesia
(SNI), atau Standar lain yang disetujui Koordinator Lapangan (API, DIN dsb)
serta Peraturan Umum Bahan Indonesia ( PUBI ).
Spekdril APBNP15
g. Semua Peralatan dan bahan yang akan dipakai dan diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
h. Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau paling lambat dalam waktu
sebagaimana ditetapkan dalam Surat Perintah Mulai Kerja, Penyedia Jasa
harus melakukan tindakan Mobilisasi Peralatan dan bahan, menyiapkan
personil, kantor lapangan dan keperluan lainnya serta harus melaporkan
secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
6. JALAN MASUK KE LOKASI PEMBORAN
Apabila jalan masuk ke lokasi tidak memungkinkan untuk dilalui peralatan atau
mobilisasi, maka Penyedia Jasa harus mengupayakan agar jalan masuk tersebut
dapat dilalui peralatan serta mobilisasi pemboran, termasuk perijinan yang
diperlukan untuk itu. Biaya jalan masuk dan perijinan ke lokasi pemboran perlu
diperhitungkan dalam harga penawaran.
Jalan masuk harus dipelihara dengan baik selama masa pelaksanaan pekerjaan
sampai penyerahan pekerjaan. Jalan masuk kelokasi pemboran harus dijaga
sebaik-baiknya dan apabila terjadi kerusakan akan menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa. Jalan masuk yang bersifat sementara, harus dipulihkan kembali
jikalau seluruh pekerjaan sudah selesai, jika ada, termasuk ganti rugi
Spekdril APBNP15
7. PEMELIHARAAN LOKASI
Bila tidak ditentukan lain, Penyedia Jasa harus memelihara keadaan lokasi, pipapipa saluran, Jaringan-jaringan kabel, air minum, irigasi, pohon jalan, bangunanbangunan dan lain-lain.
Bila pemboran telah selesai dikerjakan, Penyedia Jasa harus mengembalikan
lokasi maupun jalan masuk yang bersifat sementara menjadi seperti keadaan
semula dan membayar ganti rugi atas biaya sendiri jika terjadi kerusakan.
8. KEAMANAN DAN KESEHATAN
a. Penyedia Jasa harus mengusahakan dan memelihara serta menjaga
keamanan umum disekitar lokasi pekerjaan.
b. Penyedia Jasa harus memasang rambu-rambu yang diperlukan dan
perlengkapan lainnya guna memberikan keselamatan dan keamanan umum
disekitar lokasi pekerjaan.
c. Penyedia Jasa serta seluruh pekerjanya dan orang-orang yang terkait dengan
pelaksanaan kontrak, atas tanggung jawab Penyedia Jasa harus menjaga
kelestarian alam / lingkungan hidup agar tetap terjaga baik.
d. Penyedia Jasa harus memberikan jaminan kesehatan serta asuransi kepada
semua staf, pekerja, dan personil yang terlibat langsung dalam pelaksanaan
kontrak ini.
e. Pekerja yang terlibat dalam pekerjaan ini wajib menggunakan alat alat
pengaman diri umum, antara lain helem, sepatu kerja lapangan, sabuk
pengaman, kaca mata las khusus untuk tukang las dll. yang disediakan atas
tanggung jawab dan biaya Penyedia Jasa tanpa adanya biaya khusus /
tambahan dalam kontrak ini.
f.
g. Jika terjadi sesuatu atau segala hal yang berhubungan dengan kejadian
gangguan keamanan, kesehatan dan keselamatan, Penyedia Jasa harus
segera mengambil tindakan pertama yang diperlukan dan harus segera
melaporkan secara tertulis kepada Koordinator Lapangan.
9. KANTOR LAPANGAN
a. Penyedia Jasa harus menyediakan ruangan atau Bangunan / Kantor
Lapangan, dapat dengan cara sewa atau dengan membuat bangunan
Spekdril APBNP15
sementara untuk
secara terpisah /
yang ditimbulkan
penawaran pada
Satuan.
b. Letak kantor sementara ini harus diusahakan dipilih pada tempat yang mudah
jangkauannya dan dapat mewakili dari semua lokasi pekerjaan.
c. Kantor Lapangan harus dilengkapi dengan perabotan secukupnya untuk
keperluan kegiatan administrasi pelaksanaan pekerjaan.
d. Penyedia Jasa jika perlu harus membuat bangunan sementara tambahan
lainnya guna menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
e. Penyedia Jasa harus membuat minimum 1 (satu) buah Papan Nama Proyek
dan penempatannya sesuai dengan petunjuk Koordinator lapangan.
f.
Spekdril APBNP15
Development,
a. Penyedia Jasa harus sudah mulai mobilisasi mesin bor dan peralatan
pendukungnya secara lengkap selambat-lambatnya 4 (empat) hari setelah
Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan pada lokasi yang telah ditentukan.
b. Penyedia Jasa harus melaksanakan pemboran sesuai gambar perencanaan
dan sesuai spesifikasi teknik.
c. Kedalaman pemboran disesuaikan dengan hasil log litologi, log penetrasi dan
log geofisik maupun data sumur lama.
d. Pekerjaan pemboran yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa kalau tidak
ditentukan lain oleh Koordinator Lapangan , maka pemboran akan dilakukan
dengan metoda "Direct Circulatian Mud Flush".
e. Secara umum urutan pekerjaan pemboran sumur adalah sebagai berikut :
-
Spekdril APBNP15
Pembersihan
lubang bor dengan sirkulasi lumpur dan mengurani
kekentalan lumpur
Pembersihan lubang bor dengan sirkulasi lumpur dari awal lubang hingga
dasar lubang untuk persiapan pemasangan pipa konstruksi sumur
Development sumur.
loging FLOW METER untuk mengetahui sumber dan debit artesisi (jika
diperlukan)
pipa
Pemboran menggunakan sistim direct circulation mud flush, Penyedia Jasa harus
menyiapkan 2 mud pit untuk sirkulasi lumpur pemboran. Tiap mud pit berukuran
kedalaman 2.0 meter, panjang 2.0 meter dan lebar 2.0 meter dengan kemiringan
dinding tertentu. Kedua mud pit tersebut harus dihubungkan dengan saluran dengan
berukuran lebar 0,7 meter dan dalam 0,3 meter. Saluran itu harus diselingi dengan
dua cekungan yang berukuran 1 x 1 x 1 m. Bak lumpur harus dibuat dengan
pasangan batu bata untuk mencegah keruntuhan.
17.3
Penyediaan Air
Penyedia Jasa Harus membuat landasan yang cukup kuat untuk Penempatan Mesin
Bor (Drilling Rig) agar dalam pelaksanaan pemboran tidak terjadi hal hal yang tidak
diinginkan antara lain : bergesernya drilling rig sehingga titik tengah sumur juga
akan bergeser, miringnya mesin bor yang mengakibatkan lubang bor tidak tegak
lurus, longsornya lubang bor dsb. Landasan rig harus dibuat lebih tinggi, minimum
20 cm dari muka tanah sekitar guna menghindari genangan jikalau terjadi hujan atau
banjir.
Penempatan Pompa lumpur dan kompressor udara harus diatur sedemikian rupa
sehingga operator pompa lumpur dan operator kompresor dapat tampak terlihat
tanpa ada hambatan oleh operator mesin bor sehingga dapat berkomunikasi tanpa
hambatan.
Penempatan Pompa lumpur, kompresor sereta alat alat bantu lainya harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aktivitas kerja, namun tetap dapat
mudah dioperasikan.
17.5
Dalam pemboran lubang pandu agar diambil sample batuan pada setiap meter
pemboran termasuk memperhatikan kecepatan pemboran (penetrasi) kekentalan
lumpur pemboran (Viskositas) dan densitas serta indikasi pergantian formasi.
17.7
Penyedia Jasa harus mencatat diameter pahat, tekanan pada pahat, kecepatan putar
tiap menit.
17.8
Dalam hal pemboran menggunakan metode bor putar dengan sirkulasi lumpur
langsung (direct circulation mud flush), sifat-sifat fisik lumpur bor harus
dipertahankan dan dikontrol setiap jam dan dicatat dalam Laporan Pemboran Harian.
Perubahan sifat fisik lumpur bor yang disesuaikan dengan kondisi batuan maupun
proses pemboran dapat dilakukan melalui ijin Koordinator lapangan.
Sifat-sifat lumpur bor harus mampu menaikkan atau mengangkat cutting pemboran,
meliputi sedikitnya : berat jenis (density), kekentalan (viscocity), PH, Mud viscosity
dan Density.
Lumpur pemboran (drilling mud), harus buatan dan packing pabrik (fabrikasi) yang
memenuhi dan mencantumkan standar API No 13
Selama pemboran berlangsung, sifat fisik tersebut harus dipertahankan sesuai
dengan kondisi formasi batuan yang sedang ditembus dan/atau tekanan artesis
yang mungkin akan timbul. Viskositas harus dijaga sekitar 30-40 detik Marsh Funnel,
dan density dijaga pada sekitar 1,07 kg/lt. Kadar pasir dari lumpur pemboran harus
lebih kecil dari 5%.
Apabila pemboran dihentikan atau sirkulasi lumpur berhenti pada waktu pekerjaan
pemboran, maka mata bor dan stang bor (drill string) harus segera diangkat dari
lubang sumur
Bentonit dan mud aditive yang sesuai dengan pembakuan API No. 13A, serta aditive
kimia yang dapat digunakan harus memperoleh persetujuan dari Koordinator
lapangan.
Lumpur bor harus disiapkan/dicampur dengan menggunakan pompa duplek piston
dan pencampur bertekanan tinggi (pressure mixer) sampai membentuk suspensi
atau larutan, tidak terdapat gumpalan atau koagulasi yang tidak merata.
17.9
Lost Circulation.
Dalam hal terjadi lost circulation Penyedia Jasa harus memberitahu Koordinator
lapangan segera, untuk mendapat persetujuan bila akan menggunakan clogging
additive (LCM), atau untuk penyemenan, tanpa penambahan biaya dari Pengguna
Jasa untuk proses tersebut. Penyedia Jasa diharuskan dengan tepat mencatat
kemajuan pemboran bila membor di zona lost circulation, untuk dapat mengamati
setiap ada perubahan formasi batuan.
17.10 Sampel Batuan / Contoh Batuan
Sample / contoh batuan diambil dari cutting hasil sirkulasi pemboran dengan
menggunakan saringan, dicuci sehingga bebas dari lumpur pemboran tetapi tidak
menghilangkan lempung yang berasal dari formasi batuan.
Pengambilan sample / contoh batuan dilakukan tiap meter kedalaman, minimal kira
kira seberat kg, kemudian dimasukkan dalam kantong plastik yang ditulisi nomor
sumur dan kedalamannya, kemudian kantong plastik sample tersebut dimasukkan
kedalam kotak sample
17.11 Kotak sample
Kotak sample terbuat dari kayu yang berukuran panjang 120 cm dan lebar 60 cm
didalamnya dibagi menjadi 50 lubang kotak kecil sample.
Kotak sample terbuat dari papan kayu minimal kualitas kayu meranti, bukan triplek
atau multiplek, dilengkapi tutup dan diberi tempat kunci serta pegangan tempat
untuk mengangkat di samping kotak
Masing masing sumur menggunakan satu set kotak sample (dapat terdiri dari dua
kotak atau lebih), sesuai dengan kedalamannya.
Kotak diberi label atau tulisan nomor sumur dan tahun anggaran.
Lumpur pemboran (drilling mud), tetap harus buatan dan packing pabrik
(fabrikasi) yang memenuhi dan mencantumkan standar API No 13
untuk konstruksi pipa PVC dengan cara pengleman (solvent semen) yang di lengkapi
dengan baut penguat. Rangkaian casing dan screen ini harus dipasang ditengah
lubang yang telah diperbesar.
Ujung saringan stainless steel harus ada blank minimum sepanjang 4 cm untuk
penyambungan antara dua saringan / screen.
Pipa Jambang harus tegak dan lurus untuk memudahkan saat pemasangan pompa
dan saat pengoperasian pompa.
Ketegaklurusan dan kelurusan akan diuji dengan menurunkan potongan pipa casing
atau bobin yang disiapkan khusus untuk pengujian tersebut, ke dalam pipa
jambang, atau dengan metode lain yang sudah disetujui Koordinator lapangan
(Bobin diturunkan perlahan melalui keseluruhan panjang pipa jambang, jika
terhambat, Penyedia Jasa harus meluruskan atas biaya sendiri). Bila Penyedia Jasa
gagal meluruskan ketidaklurusan atau ketidak-tegaklurusan pipa jambang, sumur
akan dinyatakan dibatalkan.
Pemasangan rangkaian pipa casing tidak boleh dimulai sebelum hal hal tersebut
dibawah ini dilakukan:
Sebelum konstruksi : Jambang 12, pipa 6, screen sebagian di set di atas dan
diberi tanda urutan-urutannya.
Lubang bor di lot / diukur dengan beban pipa dia.6 panjang 6 m sampai kedalaman
yang dimaksud.
21.2 Pipa Casing
Pipa Black Steel
Pipa PVC
a. Pipa baja hitam untuk jambang a. Pipa PVC untuk jambang pompa,
pompa, harus bergaris tengah dalam
12 dan mempunyai ketebalan
minimum 6,35 mm.
b. Pipa baja hitam untuk pipa naik b. Pipa PVC untuk pipa naik bergaris
bergaris tengah dalam 6 dan
mempunyai ketebalan minimum 5,56
mm.
Ujung pipa harus Terbevel untuk
sambungan las listrik. Mutu baja ASTM
53 , schedule 20
PVC Screen
21.6
Lubang Bor harus tegak lurus sedemikian rupa hingga memungkinkan untuk
memasang pipa casing dan screen serta memungkinkan untuk pengisian gravel
pack secara homogen pada rongga antara pipa naik dan dinding lubang bor.
Lubang bor harus dibuat benar - benar vertikal dan tegak lurus untuk menjamin
kelancaran pemasangan pipa sumur. Penyimpangan vertikal (vertical deviation) tidak
boleh melebihi dua pertiga dari diameter terkecil sumur untuk setiap 30 m.
Sebagai contoh, bilamana diameter terkecil yang di bor adalah 150 mm, maka
penyimpangan vertikal tidak boleh melebihi 100 mm setiap 30 m.
Bilamana deviasi ini dilewati maka Penyedia Jasa
atas biaya sendiri.
luar pipa sumur dan di dalam lubang bor atau dalam ruang anulus menurut cara
yang disetujui oleh Koordinator Lapangan .
Penyedia Jasa
harus selalu membuat catatan dan perhitungan tentang volume
gravel yang telah dimasukkan dan mengukur posisi kedalaman gravel dalam lubang
pemboran. Setelah pengisian gravel dinyatakan cukup oleh Koordinator Lapangan
maka penyempurnaan dan development sumur dapat dimulai.
24. DEVELOPMENT DAN AIRLIFT TEST
Pekerjaan Development merupakan penyempurnaan sumur dilakukan dengan
metode : flushing, high velocity jetting ( water jetting atau air jetting), air lifting,
hydraulic swabbing, dan mechanical surging (bila diperlukan).
Setelah dilakukan development sumur harus dilakukan air lift test.
24.1 Peralatan utama Development:
a. Kompresor berkapasitas minimal 350 CFM dengan tekanan kerja 120 psi ;
b. Double packer swabbing tools untuk screen 6 ;
c. Single Packer Swabbing Tools 6 ;
d. Pipa Tiup (air line) 1 (150 m) dan Pipa Eductor 3 (150m) termasuk
elbow , swiftfel dan peralatan lain ;
e. Alat Ukur Kadar Pasir (sand content measuring) ;
f.
g. Jetting Tool .
24.2 Peralatan utama air lift test:
Peralatan utama AIR LIFT TEST sama dengan peralatan utama development.
24.3 Metode development :
a. Flushing
Pada prinsipnya pengembangan sumur dengan flushing adalah menginjeksikan
air bersih kedalam sumur dan masuk ke akuifer sehingga material halus akan
masuk kedalam sumur dan gravel akan tertata sesuai besar butirannya. Metode
flushing dapat dioperasikan dengan menggunakan packer tunggal atau packer
ganda. Pada pengoperasianya alat ini digerakkan naik turun dan berhenti sesaat
sepanjang saringan (screen) sebaiknya permeter screen yang dimulai dari screen
terbawah.
Tempatkan mula-mula
pertama,
Gerakan swabbing tools turun naik secara pelahan dan menerus sambil
meniupkan udara kopresor,kurang lebih 2 jam untuk setiap 6 m screen,
Ulangi gerakan yang sama untuk susunan screen berikutnya, dan seterusnya
sampai selsesai,
Ukur kadar pasir, bila memenuhi syarat, lanjutkan dengan Airlift test selama 6
jam.
swabbing tool
d. Mechanical Surging
Mechanical surging yaitu membuat penggelombangan aliran yang keluar masuk
dari akuifer kedalam sumur dengan tujuan untuk mengeluarkan material halus
dan memadatkan gravel disekitar dinding saringan (screen). Metoda mechanical
surging diterapkan pada sumursumur baru dan dilakukan pada pipa buta (pump
chamber). Pada pengoperasiannya alat ini digerakkan naik turun dengan
kecepatan tinggi sehingga efek gelombangnya akan menata gravel lebih
sempurna.
Tekanan kerja kompresor udara yang digunakan dalam development dapat disesuaikan
dengan jenis instalasi pipa casing dan screen sumur. Besar tekanan yang akan
dioperasikan dapat dikonsultasikan dengan Koordinator Lapangan.
24.4 Metode air lift test.
Air lift test pada hakekatnya adalah mengangkat sejumlah air / memompa dengan
menggunakan tekanan udara yang ditiupkan dari kompresor kedalam pipa udara (air
line pipe) dan disemburkan menggunakan nozel didalam pipa eduktor sehingga oleh
karena tekanan udara yang kuat, maka air akan tertiup / terpompa keluar.
Maksud dari air lift test disamping membersihkan sumur baik dari sisa sisa lumpir
maupun kotoran lain sekaligus mengetahui perkiraan kemampuan debit sumur dengan
mengukur air yang keluar serta muka air tanah didalam anulus antara pipa eduktor dan
jambang.
Prosedurnya adalah pipa eduktor diameter 3 (tiga inci) yang dipasang didalam
jambang sepanjang kedalaman jambang; didalam jambang kemudian dipasang pipa
tiup/air pipe/ air line diameter 1 (satu inci) yang dilengkapi nozel sampai kedalaman
yang ditentukan. Udara bertekanan tinggi dari kompresor dialirkan sehingga dari pipa
eduktor akan keluar air yang diukur dengan alat ukur debit V-notch.
25. PUMPING TEST
25.1 Peralatan dan Kelengkapannya.
Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pemompaan uji adalah sebagai berikut :
(1) Alat Pemompaan:
Pemompaan uji dilaksanakan dengan jenis pompa Submersible yang
mempunyai kapasitas tertentu, dengan tinggi head penghisap yang ditentukan,
lengkap dengan mesin penggerak dan pengatur debit.
Debit akhir setelah 3 (tiga) jam pemompaan akan dipertimbangkan sebagai debit
sementara sumur, untuk perencanaan Uji Surut Berjenjang ( Step Drawdown
Test) selanjutnya.
25.3 Uji Surut Berjenjang (Step Drawdown Test).
Sebelum dimulai uji surut berjenjang, setiap sumur harus didiamkan selama
minimum dua belas (12) jam, tanpa pemompaan.
Tujuan dari step drowdown test adalah untuk menilai keadaan kontruksi sumur
dengan menentukan well loss coeficients dan Aquifer Loss coeficients untuk
merancang besarnya debit pemompaan uji akuifer selanjutnya.
Uji surut berjenjang harus dilakukan menerus sesuai dengan prosedur, dan
sedikitnya dilakukan tiga tahap (jenjang) pengukuran dengan debit pemompaan
yang berbeda pada setiap tahap.
Waktu pemompaan selama 180 menit setiap tahap, Debit Pemompaan setiap tahap
ditentukan oleh Koordinator lapangan. Sedangkan debit maksimumnya sesuai
dengan debit yang diperoleh dari pemompaan uji pendahuluan.
Contoh :
Step I
5 l/det.
Step II
10 l/det.
Step III
15 l/det.
Step IV
20 l/det.
Step V
25 l/det.
kemudian diamati penurunan muka air sumur produksi dan penurunan muka air
sumur yang ada disekitarnya (bila ada), khususnya sumur pisometer di sekitarnya
pada tiap interval 5 menit, pada tiga puluh (30) menit pertama setelah pengujian
dimulai dan pada interval sepuluh (10) manit sesudahnya.
Debit pemompaan pada suatu tahap harus konstant. Naik turunnya debit
pemompaan lebih atau kurang dari 5 % dalam suatu tahap akan mengakibatkan
kegagalan dalam test tersebut dan Koordinator lapanganakan memerintahkan
mengulang test step drawdown dengan biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
25.4 Pemompaan Uji Debit Tetap
Pemompaan uji dengan debit tetap secara menerus selama 48 (empat puluh
delapan) jam. Debit pemompaan akan ditetapkan oleh Koordinator
lapanganberdasarkan hasil uji surut berjenjang sebelumnya. Pemompaan uji debit
tetap ini dimulai 24 jam sesudah SWL kembali seperti semula.
Air yang dipompa selama pengujian ini harus di salurkan dan dibuang ke sungai atau
saluran air, yang jaraknya harus lebih dari 100 m dari sumur produksi yang diuji atau
atas persetujuan Koordinator lapangan. Saluran pembuangan air harus terbuat dari
pipa PVC atau selang plastik gulung atau dibuat saluran sementara dari lembar
plastik atas persetujuan Koordinator lapangan.
Biaya akibat pekerjaan tersebut diatas harus sudah dimasukkan ke dalam harga
satuan pekerjaan.
Macam pengukuran yang dilakukan selama pengujian debit tetap adalah sebagai
berikut :
a.
Debit pemompaan
b.
Muka air pada sumur produksi dan sumur-sumur yang terletak dalam radius 150
meter, termasuk sumur gali yang ada, diukur dengan interval waktu seperti
diuraikan dalam butir di bawah ini dan disetujui Koordinator lapangan.
c.
Suhu air, electrik conductivity, pH, pada pemompaan pada setiap interval waktu
pada tiap jam.
d.
Curah hujan, suhu udara, tekanan udara pada daerah pemompaan (bila
diperlukan).
Penurunan dari muka air pada sumur yang dipompa dan bangunan penyadap air
tanah lainnya selama 48 jam pada selang waktu sebagai berikut.
Waktu
Interval pengukuran
0 sampai 10 menit
1 menit
10 sampai 20 menit
2 menit
20 sampai 60 menit
5 menit
1 sampai 2 jam
10 menit
2 sampai 3 jam
15 menit
3 sampai 4 jam
20 menit
4 sampai 5 jam
30 menit
5 sampai 24 jam
1 jam
24 sampai 48 jam
2 jam
harus mengambil
Warna
Bau
Kekeruhan
Dissolved Soilds
Suspended Solide
Ph
Kesadahan (CaCo3)
SAR
Daya Hantar Listrik
Na
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
K
Ca
Mg
Fe
Mn
Cu
As
Ph
SiO2
NH4
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
CI
NO2
NO3
Co2
HC)3
CO3
B
PO4
SO4
H2S
Kandungan - kandungan zat kimia tersebut diukur dan dinyatakan dalam satuan ppm
serta diberikan rekomendasi tentang memenuhi syarat atau tidaknya air tersebut
dipakai sebagai air minum maupun air irigasi. Prosentase kesalahan maksimum yang
diijinkan untuk analisa kimia contoh air dari tiap sumur ditetapkan sebagai berikut :
TDS ( ppm )
50
100
15
200 500
1.000
2.000
% Kesalahan Maksimum
yang diizinkan
Apabila hasil analisa kimia contoh air dari suatu sumur menyimpang dari yang telah
ditentukan maka Penyedia Jasa harus melakukan analisa ulang terhadap contoh
air sumur tersebut dengan biaya sendiri.
Analisa air untuk kepentingan air baku air minum unsur-unsur yang dianalisa
didasarkan pada standar mutu Kementerian kesehatan untuk air minum.
27. PENGISIAN SEMEN
Setelah development sumur selesai dan pipa konduktor dicabut maka rongga sisa
lubang bor dengan pipa jambang diluar pipa jambang sumur harus diisi semen atau
grouting mulai kedalaman tertentu sampai ke permukaan tanah. Cara pengisian dan
kedalamannya untuk tiap lokasi akan ditentukan oleh Koordinator Lapangan di
lapangan.
Pengisian semen (Grouting) dapat juga dilakukan pada suatu zona kedalaman
tertentu guna menahan intrusi dan atau kontaminasi air tanah yang berkualitas jelek
atau tidak diinginkan airnya untuk disadap, penyemenan tersebut apabila ada akan
diperintahkan dan diberi petunjuk oleh Koordinator Lapangan .
28. PEKERJAAN BONGKAR PASANG POMPA
Pemindahan pompa (membongkar dan memasang kembali) termasuk kabel-kabel,
pipa pipa koneksi (dari sumur ke jaringan) pipa hisap (culumn pipe), flens, dan krankran utama dari sumur lama (yang rusak) ke sumur baru.
29. PENYELESAIAN SUMUR DAN LAPORAN
Setelah pemompaan uji diatas selesai dikerjakan, Penyedia Jasa memasang patok
beton.
a. Patok beton dipasang sedekat mungkin dengan titik sumur dengan diberi
Setelah pemboran dan pekerjaan lain yang dinyatakan dalam kontrak telah selesai
dilakukan disuatu lokasi, mesin bor dibongkar dan diangkut ke lokasi berikutnya oleh
Penyedia Jasa. Pemindahan mesin bor ke lokasi berikutnya dilakukan setelah ijin
diberikan oleh Koordinator lapangan.
30. PENIMBUNAN SUMUR/ WELL ABANDON
Dalam pekerjaan ini, kemungkinan dapat terjadi kegagalan pekerjaan yang berupa
sumur yang dinyatakan oleh Koordinator Lapangan tidak terpakai atau sumur gagal
atau sumur rusak oleh karena sebab apapun serta telah diganti ditempat lain, maka
sumur yangt tidak terpakai dan ditinggalkan harus ditutup / diurug dengan material
semen /grouting.
Proses penutupan harus laporkan dan didokumentasikan serta disaksikan oleh
Koordinator Lapangan. Biaya dan material timbunan diperhitungkan sebagai biaya
sementing.
31. PENCATATAN DAN LAPORAN
Pencatatan rinci dari semua kegiatan kontruksi setiap sumur disimpan selama
pekerjaan berjalan dan Koordinator lapanganharus mempunyai semua arsip dari
semua data dan keterangan. Demikian pula halnya dengan wewenang untuk
menyaksikan pekerjaan pada setiap saat.
Setiap tagihan termyn Penyedia Jasa wajib / harus menyerahkan laporan harian akhir
termyn.
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada
harian, yang melaporkan berbagai formasi
dilakukan setiap hari, termasuk berbagai
kedalaman pemboran pada setiap akhir
Koordinator lapangan.
32.
-
Laporan Harian ;
Laporan Mingguan ;
Laporan Bulanan ;
Laporan Akhir ;
Dokumentasi ;
Masing-masing dibuat 3 ganda ;
Semua biaya untuk pemenuhan persyaratan laporan dan dokumen lain sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan sudah termasuk dalam biaya.
33.
Spekdril APBNP15
34.
b.
c.
Sebagian besar atau seluruhnya dari hasil Perhitungan Awal / MC.0 harus
selesai paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK).
d.
MASA PEMELIHARAAN :
a.
b.
c.
d.
e.
f.