Anda di halaman 1dari 13

A.

Latar belakang
Sastra adalah sebuah karya tulis yang diciptakan oleh seseorang dalam
bentuk tulisan berupa lagu, tulisan, ataupun gambaran yang berasal dari
pemikiran pembuatnya. Dalam membuat sastra, terdapat suatu nilai yang
perlu diperhatikan, yaitu berupa keindahan, keaslian, dan nilai nilai
kebaikan yang terdapat di dalam bahasanya. Hal itu merupakan yang
paling penting dalam membuat sastra. Sastra pun juga sudah mulai
berkembang di berbagai penjuru dunia dari zaman dahulu hingga
sekarang dengan berbagai macam penemuan yang ada. Banyak tokoh
dunia yang terkenal karena menguasai dalam bidang sastra. Di Indonesia
contohnya, Seno Gumira dan Putu Wijaya, mereka menguasai dalam
bidang cerpen. Sastra juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sastra lama
dan sastra modern.
Sastra lama adalah sastra yang lahir atau berkembang pada masa
lampau. Sastra ini berkembang sesuai dengan keadaan masyarakatnya.
Biasanya sastra lama memiliki nilai kebudayaan yang kental karena
bernuansa adat istiadat dan lainnya. Indonesia merupakan negara yang
memiliki ciri khas dari kota nya masing-masing. Sehingga terdapat
banyak sastra lama sesuai dengan kebudayaannya masing-masing. Contoh
dari sastra lama adalah berupa pantun, gurindam, hikayat dan dongeng.
Namun, sekarang mulai berkembang sastra baru.
Sastra baru atau modern adalah sastra yang mulai berkembang setelah
masa sastra lama. Terdapat banyak perubahan yang terjadi dari sastra
lama menjadi sastra baru. Mulai dari ciri khas masyarakat nya hingga
penggunaan media nya. Hal ini terjadi karena sastra berkembang sesuai
dengan perkembangan masyarakat. Masyarakat baru sudah tidak ketat
terhadap kebudayaan dan ciri khas nya pun berubah. Selain itu, sastra
baru juga mencantumkan nama pengarangnya sedangkan sastra lama
tidak. Contoh dari sastra baru adalah novel, cerpen, puisi, drama dan
norman.
Cerpen merupakan salah satu contoh dari sastra lama. Cerpen adalah
karya sastra berupa prosa (cerita pendek). Cerpen yang baik
menggunakan teknik sastra yaitu memiliki unsur unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik yang menarik dan juga jelas. Unsur intrinsik yang dimaksud
adalah tema, latar, alur, tokoh, penokohan, sudut pandang dan gaya
bahasa. Sedangkan unsur ekstrinsik nya yaitu berupa nilai nilai yang
terkandung di dalam cerpen yaitu nilai agama, nilai sosial, nilai budaya
dan nilai moral. Semua hal itu menunjukkan konsep yang baik untuk
membuat sebuah cerpen. Tanpa unsur intrinsik dan ekstrinsik maka
cerpen tidak menghasilkan suatu tulisan yang baik.
Cerpen yang memiliki judul Tiga Pasang Mata Marinda karya Yetti
Aka ini dipilih oleh penulis untuk dianalisis. Penulis menganalisis
mengenai ketertindasan perempuan yang dialami oleh tokoh Marinda
dalam cerpen ini. Cerpen karya Yetti Aka ini merupakan cerpen yang
menarik karena membuat pembaca nya merasakan penderitaan dan
kepedihan yang dialami tokoh Marinda di dalamnya. Cerpen ini
mengandung nilai yang menyentuh pembaca nya. Penulis memilih
ccerpen ini karena memberikan nilai moral dan menjelaskan hal yang
bahkan manusia pun tidak menyadarinya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tokoh Marinda bisa menjadi orang yang tidak berdaya dan
mengalami kemalangan?
2. Apa saja konflik yang dialami Marinda pada cerpen Tiga Pasang
Marinda ?
3. Bagaimana tindakan akhir yang Marinda lakukan dalam cerpen Tiga
Pasang Mata Marinda?

C. Tujuan Penulisan
a. Menjelaskan penyebab tokoh Marinda menjadi perempuan yang
malang dan tidak berdaya
b. Mengetahui konflik yang terjadi dalam cerpen Tiga Pasang Mata
c.

Marinda
Menjabarkan tindakan yang dilakukan Marinda dalam cerpen Tiga
Pasang Mata Marinda

D. Manfaat Penulisan
Analisis ini diharapkan:
4.1 Manfaat bagi pembaca yaitu menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai analisis cerpen;
4.2 Manfaat bagi pembaca yaitu sebagai referensi tambahan dalam
melakukan analisis cerpen dan juga untuk mengembangkan
cerpen;
4.3 Sebagai sumber informasi yang berguna untuk mengetahui dan
meningkatkan dalam menganalisis cerpen pada unsur intrinsik.
E. Landasan Teori
1. Pengertian Sastra
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) arti kata sastra adalah
karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki
berbagai ciri keunggulan, seperti keaslian, keartistikan, keindahan
dalam isi dan ungkapannya. Karya sastra berarti karangan yang
mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang
indah. Sastra memberikan wawasan yang umum tentang masalah
manusiawi, sosial, maupun intelektual, dengan caranya yang khas.
Pembaca sastra dimungkinkan untuk menginterpretasikan teks sastra
sesuai dengan wawasannya sendiri.
2. Jenis Sastra
A. Sastra Lama
Sastra lama adalah sastra yang lahir dan tumbuh pada masa
lampau atau pada masyarakat Indonesia lama. Sastra lama juga
biasa disebut sebagai sastra klasik. Sastra lama tumbuh dan
berkembang seiring dengan kondisi mssyarakat pada zamannya.
Oleh karana itu sastra lama mempunyai nuansa kebudayaan yang
kental dan memiliki corak yang lekat dengan nilai dan adat istiadat
yang berlaku di dalam suatu daerah atau masyarakat tertentu.
Indonesia adalah bangsa yang majemuk baik adat-istiadat, budaya
maupun bahasa. Setiap suku atau daerah di Indonesia memiliki ciri
khas dan cita rasa sastranya masing-masing. Prularisme ini tentu
sangat menpengaruhi dan memperkaya khazanah kesusastraan

Indonesia. Beberapa bentuk karya sastra lama yaitu: syair, pantun,


gurindam, hikayat, dongeng dan tambo.
B. Sastra Modern
Sastra baru atau sering disebut juga sastra modern adalah sastra
yang muncul dan berkembang setelah masa sastra lama. Bisa
dikatakan bahwa sastra modern dimulai ketika terjadi perubahanperubahan yang cukup mendasar terhadap sifat dan ciri khas sastra
yang digunakan masyarakat. Bisa dikatakan pula bahwa lahirnya
sastra modern adalah ketika mulai terjadi perubahan penggunaan
media yang digunakan yaitu dari media lisan yang bersifat kuno
menjadi menggunakan media tulisan yang lebih modern. Beberapa
macam karya sastra modern yang beredar di masyarakat yaitu:
novel,

cerpen,

puisi,

drama

dan

roman.(

http://sheltercloud.blogspot.com/2010/01/pembagian-sastra.html,
diunduh pada 22 November 2014, pukul 19.30 WIB)

3. Pengertian cerpen dan unsur intrinsik cerpen


Cerpen atau atau cerita pendek merupakan karya sastra berbentuk
prosa. Isi cerpen cenderung padat dan langsung pada tujuannya.
Cerpen yang baik menggunakan teknik- teknik sastra, yaitu :

Tema
Tema merupakan ide dasar sebuah cerita yang merupakan
gagasan pokok yang mendasari sebuah karya.

Latar atau setting


Latar atau setting adalah semua keterangan, petunjuk, dan
pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang atau tempat, dan
keadaan sosial atau suasana.

Alur
Alur adalah jalan cerita yang dibuat pengarang dalam menjalin
kejadian secara beruntun dengan memperhatikan hubungan sebabakibat sehingga menjadi satu kebulatan cerita yang utuh.

Tokoh
Tokoh adalah individu rekaan atau tokoh- tokoh dalam cerita.
Selain tokoh utama, dalam cerpen juga terdapat tokoh pembantu.
Tokoh juga dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh antagonis (bersifat
jahat) dan protagonis (bersifat baik).

Penokohan
Penokohan adalah watak, sikap, dan perilaku tokoh yang
digambarkan secara fisik ataupun batin. Penokohan dapat disampaikan
secara langsung (analitik) dan dengan cara pelukisan (dramatik).

Sudut Pandang (Point of View)


Sudut pandang atau point of view adalah cara pandang
pengarang terhadap tokoh. Ada sudut pandang orang pertama dan
sudut pandang orang ketiga.

Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang dimaksud adalah cara pengarang mengolah
bahasa cerita (komunikatif dan mudah dipahami atau tidak).

Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang
kepada pembaca. Cerpen yang baik selalu memiliki amanat yang
terdapat

dalam

ceritanya.

(http://worldislife.blogspot.com/2013/02/pengertian-dan-contohcerpen.html, diunduh pada 22 November 2014, pukul 19.40 WIB)


F. Pembahasan
Perempuan pada tokoh Marinda pada novel Tiga Pasang Mata
Marinda ini memiliki berbagai masalah yang dihadapinya sehingga
membuat ia menjadi wanita yang malang dan tidak berdaya. Ia menjadi
perempuan yang lemah karena tidak merasakan kebahagiaan dari lelaki
yang pernah mengatakan akan menncintainya selamanya dan ia pun tidak
memperdulikan nasib anak-anaknya. Terdapat bukti kalimat berupa
kutipan dari cerpen nya yaitu:
Mereka sudah menjadi sepasang boneka kayu yang
cantik dan tampan. Suatu hari kau boleh melihat atau
membawanya
pulang
kerumah.
Kau
boleh
memajangnya di salah satu sudut ruang tamumu atau
menjualnya pada seorang kolektor yang berminat. Aku
tidak peduli pada mereka. Aku bosan berpura-pura
mencintai padahal sejak awal aku memikirkan diriku
sendiri.
Pada cerpen ini, terdapat banyak konflik antara Marinda dan tokoh
Aku. Salah satunya adalah Marinda yang ingin kembali ke masa lalu
dimana ia memiliki kebahagiaan dan mencari lelaki yang ia tahu bahwa
sangat mencintainya, sedangkan tokoh Aku yang kebingungan dan tidak
mau mengikuti kata kata yang tidak masuk akal dari perkataan Marinda
tersebut. Pada akhirnya tokoh Aku mengerti maksud dari Marinda selama
ini datang kepadanya, dan perkataannya mengenai kembali masa lalu
adalah bertujuan untuk membuatnya bahagia kembali. Dan tokoh
Marinda pun pergi selama-lamanya dari kehidupan tokoh Aku dengan
memberikan tiga anak kepada tokoh Aku, yaitu merupakan tiga pasang
mata Marinda yang ditinggalkan sebagai kenangan untuk tokoh Aku.
Bukti kalimatnya yaitu:
Aku terus-menerus teringat pada rencana Marinda pergi
ke masa lalu. Aku sendiri tidak tahu bagaimana caranya
ia pergi ke sana sebab, menurut Marinda, ia bukan

menuju suatu tempat, melainkan waktu di mana ia


bersama lelaki pematung kayu pernah bersama. Itu
berarti Marind akan berada dalam puluhan tahun di
belakang. Mungkin saja ia akan masuk lewat sebuah
pintu, entah di mana.
Pada akhirnya, Marinda muncul tiba-tiba di hadapan tokoh Aku dan ia
memutuskan untuk pergi dari kehidupan ini, bukan untuk melakukan
bunuh diri, tapi ia ingin mencari kebahagiaan yang selama ini di carinya
dan memutuskan untuk mencari lelaki pematung itu. Ia pergi ke masa
lalu bersama banyak orang lainnya yang tidak mendapatkan kebahagiaan
di masa sekarang, dan membuat tokoh Aku sadar bahwa seseorang yang
diluarnya sangat bahagia ataupun senang, di dalamnya terdapat suatu
kepedihan dan ketidakbahagiaan yang dialaminya. Semenjak Marinda
berpamitan kepada tokoh Aku untuk pergi meningggalkan dan kemabali
ke masa lalu, Marinda tidak pernah datang lagi ke mimpi tokoh Aku.
Aku sudah melihatnya di ujung jalan. Mula mula
mirip satu titik yang hitam besar. Tapi aku melihat titik
besar yang lain, dalam warna yang berbeda. Mereka
makin dekat, sampai Marina melambaikan tangannya
dan senyum nya mengembang. Aku pergi, Rianti,
katanya riang.
Aduh, Rianti. Apa kau tidak tahu ada banyak sekali
orang yang ingin pergi ke masa lalu? Banyak sekali.
Orang yang tidak bahagia.
G. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
Marinda adalah seorang perempuan yang tidak berdaya dan malang
karena ia merasa tidak mendapat kebahagiaan dalam hidupnya,
hingga ia tidak memperdulikan anak-anaknya. Marinda juga
memiliki tekad yang kuat dalam kembali ke masa lalu agar dapat
menempuh kebahagiannya. Walaupun terjadi konflik antara tokoh
Aku dan Marinda, Marinda dapat menyelesaikan masalahnya sendiri,
yaitu tetap kembali ke masa lalu dan menitipkan ke tiga anaknya
kepada tokoh Aku sebagai tiga pasang mata Marinda yang dapat
diingatnya.

2. Saran
Penulis menyarankan kepada para pembaca untuk membaca
cerpen ini dan mengambil hal-hal atau nilai-nilai yang baik dan
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Penulis juga menyarankan
untuk menganalisis konflik dan permasalahan yang ada pada cerpen
Tiga Pasang Mata Marinda dengan baik agar dapat memberikan
masukan kepada penulis dan cerpen ini.

TENTANG PENELITI

Nama lengkap perempuan ini adalah Nur Ghaliyah Sandra Putri, biasa
dipanggil dengan nama panggilan Sandra. Palembang merupakan kota kelahiran
perempuan ini, dan tentunya pada tanggal 26 Juli 1999. Agamanya adalah Islam.
Selain itu, Sandra adalah anak kedua dari dua bersaudara. Rumahnya berada di Jalan
Mayor Ruslan Komp. PHDM No. 4/1536 Palembang. Pendidikan yang pernah
didapatkannya pertama kali adalah di TK Yayasan IBA pada tahun 2003 selama 1
tahun, yang kedua di SD Yayasan IBA pada tahun 2004 selama 6 tahun, yang ketiga

adalah SMP Xaverius 1 pada tahun 2010 selama 2 tahun, dan sekarang ia sekolah di
SMA Xaverius 1, dimulai dari tahun 2012.
Nama ayah nya adalah dr. Syamsu Indra, SpPD dan pendidikan terakhirnya
yaitu S2, sedangkan nama ibu nya yaitu dr. Nursanti Apriyani, SpPA dan pendidikan
terakhirnya adalah S2. Prestasi yang pernah dicapain pada bidang sastra tidak ada
pada saat SD ataupun SMP, namun pada SMA ia pernah menulis essay sembilan
paragraf dan menulis Karya Ilmiah. Hobinya adalah menonton televisi dan membaca
novel

Daftar Pustaka
Pearson, Chris. 2010. Pengertian dan Contoh Cerpen.
http://worldislife.blogspot.com/2013/02/pengertian-dan-contoh-cerpen.html,
diunduh pada 22 November 2014, pukul 19.40 WIB)
Anonim. 2013. Pengertian Sastra. https://www.facebook.com/permalink.php?
id=202344686524456&story_fbid=284498974975693, diunduh pada 22
November 2014, pukul 19.24 WIB)
Ismet. 2014. Sastra Lama dan Sastra Modern.
http://sheltercloud.blogspot.com/2010/01/pembagian-sastra.html, diunduh pada
22 November 2014, pukul 19.40 WIB)

LAMPIRAN

10

11

12

13

Anda mungkin juga menyukai