ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini, adalah a) memberikan informasi awal terkait
variasi fenotip dan genotif kerbau lokal di Kabupaten Jembrana khususnya di desa
Kaliakah timur dan barat sebagai acuan dalam upaya konservasi, b) diperolehnya
pemetaan genetik kerbau lokal yang ada di Kabupaten Jembrana khususnya di Desa
Kaliakah berbasis mikrosatelit, sehingga akan memberikan informasi yang lebih baik
terhadap pola pembibitan dan upaya konservasi ternak kerbau lokal Kabupaten
Jembrana, c) menghasilkan komik pembelajaran biologi molekuler berbasis penelitian
sebagai media pembelajaran maupun bahan ajar dalam perkuliahan Teknik Analisis
yang kontekstual sehingga diperlukan media pembelajaran maupun bahan ajar yang
diharapkan membantu memfasilitasi serta memberi kemudahan bagi mahasiswa dan dosen
dalam mengelaborasikan beberapa konsep materi dasar, aplikasi, serta hasil dari penelitian
yang dimuat sebagai bahan refleksi bagi pengguna yakni mahasiswa.
Komik merupakan bentuk komunikasi visual yang memiliki kekuatan dalam
penyampaian maksud dan informasi secara popular dan mudah dimengerti melaui gambar
dan bahas tulis yang dimilikinya. (Bonnef. 1998). Beberapa penelitian memberikan informasi
bahwa komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif dan berdampak
positif terhadap peningkatan minat belajar, motivasi, dan aspek kognitif siswa. Berdasarkan
hasil observasi di bebrapa perguruan tinggi terutama di Universitas Negeri Malang pada mata
TABM, maupun matakuliah lainnya belum digunakan atau dikembangkan komik sebagai
media pembelajaran. Melalui penggunaan komik media pembelajaran, mahasiswa tidak
hanya diharapkan mampu mengelaborasikan konsep materi, namun juga diharapkan mampu
meningkatkan minat serta motivasi dalam mengikuti kegiatan perkuliahan.
METODE
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
eksploratif (Arikunto, 2010). Penelitian deskriptif dengan pendekatan observasi laboratorik
adalah melakukan identifikasi variasi genetik kerbau lokal Kabupaten Jembrana melalui
analisis DNA dengan mikrosatelit, dan mengkaji hubungan variasi fenotip dan variasi
genotipnya pada kerbau di Desa Kaliakah kabupaten Jembrana. Hasil penelitian ini akan
ditindaklanjuti dengan pengembangan (developmental) bahan ajar dalam bentuk Komik
untuk menunjang proses pembelajaran matakuliah TABM di Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Negeri Malang. Penelitian lapang dimulai pada bulan September dan penelitian
observasi laboratorium dilakukan dari bulan September hingga selesai. Populasi dalam
penelitian ini adalah kerbau yang ada di Desa Kaliakah. Sedangkan sampel dalam penelitian
ini sebanyak 18 ekor kerbau lokal Kabupaten Jembrana dari Desa Kaliakah wilayah barat dan
timur. Proses pengembangan media pembelajaran komik mengadopsi model 4D (Define,
Design, Develop, Disseminate) oleh Thiagarajan et al (1974). Tahapan Disseminate tidak
dilakukan karena produk komik yang dihasilkan tidak didistribusikan secara massal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari pengamatan yang dilakukan diketahui terdapat variasi pada ciri morfologi yang
meliputi lingkar dada, panjang kaki, panjang tubuh, panjang kepala, panjang leher, dan
panjang ekor. Ukuran lingkar dada pada populasi kerbau lokal Jembrana di desa Kaliakah
memiliki rentang anatara 148 cm hingga 185 cm. Ukuran panjang kaki memiliki rentang
anatara 51 cm hingga 66 cm. Ukuran panjang tubuh berkisar antara 112 cm hingga 128 cm.
Ukuran panjang kepala pada kisaran 26 cm hingga 38 cm. Ukuran panjang ekor berkisar
antara 55 cm hingga 70 cm. Terdapat variasi pada penampakan warna tubuh sampel kerbau
yakni warna kehitaman sebanyak 12 ekor dan 8 ekor albino yang tersebar secara acak pada
dua wilayah pengamatan. Ciri morfologi merupakan tampilan eksternal tubuh mahkluk hidup
yang merupakan ekspresi dari bentuk keseimbangan biologis, sehingga dapat dipakai untuk
menentukan asal-usul dan hubungan filogenetik antara spesies, bangsa, dan tipe ternak yang
berbeda (Anggraeni, dkk, 2011:201). Dalam menentukan keragaman kerbau lokal di
perbedaan pada keragaman genetik antar individu. Lokus yang polimorfik menggambarkan
adanya heterozigositas dalam suatu individu. Setiap individu heterozigot masing-masing
membawa dua macam alel atau lebih. Hasil perhitungan dari hasil analisis frekuensi alel yang
diperoleh dengan menggunakan software Gene pop. Nilai PIC tertinggi secara keseluruhan
sampel kerbau di kedua wilayah adalah pada lokus INRA023 yaitu sebesar 0,77, sehingga
lokus ini dianggap paling informatif untuk menggambarkan keanekaragaman genetik pada
individu kerbau pada kedua populasi lokasi wilayah di Kabupaten Jembrana.Komik yang
dikembangkan terdiri atas dua bagian, yaitu bagian dasar teori dan teknik serta aplikasi.
Proses penyusunan media pembelajaran komik mengadopsi model pengembangan 4D
(Define, Design, Develop, Disseminate) oleh Thiagarajan et al (1974). Dari angket yang
disebar diketahui bahwa pada umumnya masih merasa kesulitan dalam memahami beberapa
konsep penting dalam perkuliahan. Sebagian besar mahasiswa sudah memiliki motivasi,
minat belajar, dan semangat kerja sama yang tinggi.
Pada tahap define dilakukan analisis kebutuhan yang meliputi analisis kebutuhan akan
media pembelajaran terkait kurikulum, materi, dan karakteristik mahasiswa. Kompetensi
yang ingin dicapai oleh jurusan biologi FMIPA yakni menghasilkan lulusan yang memiliki
keterampilan dalam mengembangkan kurikulum dan bahan ajar biologi dan IPA (FMIPA
UM:52). Dari hasil analisis kebutuhan diketahui bahwa penggunaan media dalam menunjang
pembelajaran TABM masih menggunakan buku teks, beberapa mahasiswa masih mengalami
kesulitan dalam mengaitkan konsep teori pada materi dan aplikasinya secara kontekstual,
serta kesulitan dalam memperoleh media maupun sumber belajar yang relatif terjangkau. Dari
uraian tersebut penyusunan komik sebagai media dan bahan ajar dirasakan perlu untuk
mewujudkan iklim belajar yang optimal dan mencapai kompetensi lulusan program s-1 yang
ingin dicapai.
Tahap design dilakukan berdasarkan hasil observasi tahap define sebelumnya. Tahap
design dilakukan perumusan komik sesuai dengan sinopsis cerita yang telah dibuat melalui
persetujuan dari ahli materi dan pembuatan storyline yang dikoreksi oleh media. perumusan
komik dilakukan pada tahap develop meliputi plot cerita, naskah, dan karakter. Tahap
develop yang dilakukan meliputi pembuatan fisik komik dan validasi dari ahli materi, ahli
media pembelajaran, dan respon mahasiswa. Pembuatan fisik komik dimulai dari pembuatan
panel, layout, sketsa kartun, yang dilakukan secara manual dengan tangan sedangkan untuk
scaning,dan colouring dilakukan dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS 4 pada
komputer.
Aspek yang diukur pada media komik oleh ahli materi, media pembelajaran, dan
responden mahasiswa meliputi materi (kesesuaian dengan kurikulum), komunikaai visual
(kemenarikan, kontekstualisasi, penyajian materi, alur cerita,) serta motivasi yang
ditimbulkan dan keefektifannya dalam penggunaan. Validasi oleh ahli media, ahli materi, dan
mahasiswa dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P=
Keterangan :
P
X
Xi
100
Skor
100-80
Kualifikasi
Valid
79-60
Cukup
Valid
59-50
Kurang
Valid
49-0
Tidak Valid
Keputusan
Produk baru siap dimanfaatkan di lapangan untuk kegiatan
pembelajaran
Produk dapat dilanjutkan dengan menambahkan sesuatu
yang kurang dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu
Merevisi dengan meneliti kembali secara seksama dan
mencari kelemahan-kelemahan produk untuk
disempurnakan
Merevisi secara besar-besaran dan mendasar tentang isi
produk
Hasil analisis data validasi media komik oleh ahli media pembelajaran diperoleh
persentase nilai sebesar 89,5%, yang termasuk pada kategori valid dan tidak perlu direvisi.
Hasil analisis data validasi dari ahli bidang studi, diperoleh persentase sebesar 92,8% yang
termasuk pada kategori valid dan sangat layak dan tidak perlu direvisi. Dari hasil analisis data
angket validasi komik oleh mahasiswa, diperoleh persentase nilai sebesar 83,2% yang
termasuk pada kategori valid, sehingga komik yang dikembangkan tidak perlu direvisi ulang,
namun dilakukan beberapa perbaikan sesuai saran dan masukan dari masing-masing
validator.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan beberapa aspek
meliputi perbedaan ciri fenotif, variasi genetik, dan hasil pengembangan komik sebagai
media pembelajaran.Terdapat perbedaan ciri fenotip pada kedua kelompok kerbau lokal
Jembrana pada sampel wilayah bagian timur dan barat desa kaliakah yang meliputi lingkar
dada, tinggi badan, panjang badan, ukuran kepala, panjang leher, panjang ekor, warna tubuh
dan warna mata yang bervariasi. Pada ciri fenotip yang meliputi bentuk tubuh, arah tanduk,
dan bentuk tanduk memiliki pola yang sama pada kelompok kerbau di kedua sampel wilayah.
Terdapat perbedaan variasi genetik pada kelompok kerbau lokal Jembrana pada
sampel wilayah bagian timur dan barat desa kaliakah. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan,
yang meliputi frekuensi alel, heterozigositas, dan Polymorphism Information Content (PIC).
Nilai frekuensi alel dari ketiga lokus, yaitu HEL09, INRA023 dan INRA032 sangat bervariasi
pada kedua sampel daerah. Nilai frequensi alel dari yang terkecil hingga terbesar yaitu INRA
032 dengan kisaran 0,05- 0,27, INRA 23 dengan kisaran 0,05-0,33, dan HEL09 yakni dengan
kisaran 0.00 hingga 0,44. Nilai heterozigositas teramati pada ketiga lokus pada sampel
wilayah timur, HEL09 sebesar 5,5%, INRA 23 sebesar 7,7 %, dan INRA032 sebesar 8,9 %.
Rata-rata heterozigositas yang diharapakan pada populasi kerbau lokal Jembrana pada
sampel wilayah timur sebesar 7,3%, sedangkan untuk sampel wilayah barat sebesar 7,1%.
Nilai rata rata PIC (Polymorphism Information Content) paling tinggi pada kedua sampel
wilayah diperoleh dari lokus INRA023 sebesar 0,79% sedangkan untuk lokus INRA032
adalah 0,60% dan HEL09 sebesar 0,54%. Dari hasil ini, lokus yang paling informatif untuk
menggambarkan keanekaragaman genetik pada kedua populasi kerbau Sumatera Selatan
adalah lokus INRA023.Hasil penelitian proses identifikasi variasi genetik berbasis
mikrosatelit, dimulai dari tahap isolasi DNA, elektroforesis agarose, Polymerase Chain
Reaction (PCR), dan elektroforesis poliakrilamid dapat dikembangkan dalam bentuk komik
pembelajaran biologi molekuler.
SARAN
Berdasarkan simpulan di atas maka saran atau rekomendasi yang diajukan untuk
dirumuskan adalah sebagai berikut. Setelah diperoleh nilai variasi genetik kerbau lokal
Jembrana yang menunjukkan nilai yang bervariasi, maka diperlukan partisipasi dari
pemerintah daerah setempat untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat. Sosialisai ini
bertujuan dengan maksud sebagai upaya awal dalam konservasi kerbau lokal Jembrana, dari
ancaman kepunahan akibat perkawinan sekerabat serta habitat yang berkurang. Mengenai
pengembangan media pembelajaran komik terkait esensi materi, hendaknya meliputi semua
sub materi TABM, serta mengelaborasikannya dengan materi genetika dasar dan genetika
populasi, sehingga diharapkan dapat dihasilkan produk yang memvisualisasikan materi secara
utuh dan menyeluruh.
DAFTAR RUJUKAN
Aminafshar, M., Amirinia, C., & Torshizi, R. 2008. Genetic diversity in Buffalo population of
Guilan using microsatellite markers. Journal of Animal and Veterinary Advances, Vol
7 (11) : 1499-1502.
Anggraeni, A. dan E. Triwulaningsih. 2007. Keragaan bobot badan dan morfometrik tubuh
kerbau Sumbawa terpilih untuk penggemukan. Pros. Seminar Nasional Lokakarya
Nasional Usaha Ternak Kerbau. Jambi, 2223 Juni 2007. hlm; 124-131.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bonnef, Marcel. 1998. Les bandess dessinees Indonesianess, Terjemahan Rahayu hidayat.
KPG. Jakarta .
Ellegren, H. 2004. Microsatellites: Simple sequences with complex evolution. Genetics, Vol
5: 435-445.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Rahayu S, Sumitro SB, Susilawati T, dan Soemarno, 2006. Analisis Isoenzim untuk
Mempelajari Variasi Genetik Sapi Bali di Provinsi Bali. Berkas Penelitian Hayati.
Sudjana, Nana dan Rivai Ahmad. 2002. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru
Algensindo.
Thiagarajan 1974. Instructional development for training teacher of exceptional children.
Indiana: Morana University.