dan berbagai trauma terhadap "politik Islam". Jargonnya Cak Nur diper
lukan untuk memberi rasa aman nasional behwa orang Islam bukan ingin
ngamuk dan berkuasa kok. Maka Umat Islam ngalah dan bilang "Okeylah,
saya copot peci dulu, supaya nggak pada miris."
Lha sekarang ini era 90-an. Di satu pihak Islam sudah membuktikan iktikad baik nasionalistiknya, di lain pihak banyak orang Islam ketelan
juran percaya bahwa 'Partai Islam No' itu prinsip dan bukan sekedar
kontekstual-situasional.
Saya tidak setuju yang terakhir ini. Katakan sekarang: "Saya boleh pa
kai peci lagi, ya? Wong yang penting kerja nasionalistik saya kok, bu
kan peci saya. Peci ini hanya saya perlukan agar bisa menjaring ukhuwah politik Islam untuk diajak bareng-bareng membangun Indonesia". To
long rileks sajalah menatap peci saya.
Hubungan baik antara Islam dan Negara? Saya menjawab ini dengan metafor kasus yang saya alami. Suatu saat saya diminta khotbah Idul Fitri
di Yogya. Menjelang saatnya, panitia membatalkan, alasannya "demi men
jaga hubungan baik dengan birokrasi", saya balik tanya: "Yang mana hu
bungan baikknya ?" Mungkin tidak persis betul metafor itu, tapi tolong dipertanyakan kembali soal yang disebut hubungan baik itu. Hubungan baik Islam dengan Negara adalah kalau Islam manut sama Negara,
begitu kira-kira?
UMMAT :
Anda dikritik oleh beberapa pengamat karena pernyataan "Islam Yes,Par
tai Islam Yes" itu tidak punya kerangka konseptual teologis yang jelas dan lebih bersifat spontan saja. Tanggapan Anda?
MH :
Konsep teologi Islam itu sederhana: mau berbuat baik atau tidak, mau
adil atau tidak, mau berbagi atau tidak. Ada ratusan ayat untuk itu.
Soal Negara, sistem politik dan lain-lain itu teknis.
Mau ngomong soal kerangka konseptual teologis Islam tentang politik,
bisa kita pakai Asmaul Husna, bisa pakai teori tujuh langit, bisa pakai ayat yang mana saja, atau cukup Al Fatihah saja -sama dengan kerangka konseptual sepakbola model Alquran. Atau bagaimana kerangka
konseptual teologis jualan jagung bakar- Insya Allah saya upayakan un
tuk saya jelaskan berdasarkan paham awam saya terhadap Alquran dan
dua jenis "wahyu" Allah lainnya.