Air susu ibu dan menyusui bukan hanya bermanfaat bagi bayi, melainkan juga
bagi ibu, keluarga, masyarakat, rumah sakit, dan lingkungan. Menyusui juga memiliki
pengaruh positif terhadap kesehatan fisik dan emosional baik ibu maupun bayi. ASI
bukan hanya sumber nutrisi optimal, melainkan juga mengandung antibodi yang
melindungi bayi terhadap berbagai penyakit. Oleh karena manfaatnya yang sedemikian
besar, baik jangka pendek maupun jangka panjang, sudah sepantasnya setiap tenaga
kesehatan maupun anggota masyarakat turut mendukung dan menggalakkan pemakaian
ASI.
Manfaat ASI dan menyusui
Air susu ibu tidak hanya bermanfaat bagi bayi, melainkan juga bagi ibu, keluarga,
masyarakat, dan lingkungan.
Manfaat bagi ibu
kematian antara anak yang mendapat ASI eksklusif dan yang mendapat ASI
predominan (adjusted hazard ratio, HR 1,46; IK 95% 0,752,86). Bayi yang
tidak mendapat ASI memiliki risiko mortalitas lebih besar dibandingkan mereka
yang mendapat ASI predominan (adjusted HR 10,5; IK 95% 5,022,0), demikian
pula bila dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI sebagian (adjusted HR
2,46, IK 95% 1,444,18). Temuan ini menggarisbawahi risiko kematian pada
anak yang tidak mendapat ASI, dan risiko ini jauh lebih rendah pada anak yang
mendapat ASI predominan maupun ASI eksklusif.1
8. Mengurangi risiko alergi.
Studi di Swedia yang mengikutsertakan 4089 bayi yang diikuti sejak lahir
sampai usia 2 tahun menunjukkan bahwa anak yang mendapat ASI eksklusif
selama 4 bulan lebih jarang mengalami asma (OR 0,7; IK 95% 0,5-0,8). Anak
yang mendapat ASI sebagian selama 6 bulan juga lebih jarang mengalami asma
(OR 0,7; IK 95% 0,5-0,9). Studi PROBIT dilakukan di rumah sakit yang dipilih
secara acak untuk menerima intervensi berupa peningkatan cakupan dan durasi
menyusui berdasarkan panduan Baby-friendly Hospital Initiative (BFHI) yang
disusun oleh WHO dan UNICEF. Sebanyak 16491 pasangan ibu-anak diikuti
selama 12 bulan. Kelompok ibu yang melahirkan di rumah sakit intervensi lebih
banyak yang memberikan ASI eksklusif. Anak pada kelompok intervensi juga
memiliki risiko dermatitis atopi lebih rendah (OR 0,54; IK 95% 0,310,95).7
9. Mengurangi risiko obesitas.
Studi di Jerman menunjukkan bahwa prevalens obesitas pada anak usia 5-6
tahun yang tidak pernah mendapat ASI adalah 5 kali lipat dibandingkan mereka
yang mendapat ASI selama >1 tahun. Makin lama durasi pemberian ASI, makin
kecil prevelens obesitas. Analisis statistik menunjukkan ASI merupakan faktor
protektif terhadap obesitas (OR 0,75; IK 95% 0,57-0,98).
Studi di Amerika terhadap lebih dari 15000 anak menunjukkan bahwa prevalens
gizi lebih (overweight) pada anak usia 9-14 tahun yang mendapat ASI atau ASI
predominan selama sedikitnya 7 bulan lebih rendah dibandingkan kelompok
yang mendapat ASI selama 3 bulan (adjusted OR 0,8; IK 95% 0,67-0,96).
10. Meningkatkan kecerdasan dan kemampuan psikososial dan perkembangan
ASI menguatkan bonding antara ibu dan bayi. Kontak erat setelah melahirkan
akan menciptakan hubungan saling mencintai antara ibu dan bayi. Bayi lebih
jarang menangis dan ibu dapat memahami serta merespons kebutuhan bayinya
lebih baik.
Studi PROBIT di Belarus yang melibatkan 17046 bayi melaporkan bahwa ASI
eksklusif meningkatkan perkembangan kognitif anak. Hasil studi ini
menunjukkan perbedaan rerata skor Wechsler Abbreviated Scaled of Intelligence
(WASI) antara anak yang mendapat ASI dengan yang tidak adalah 7,5 (IK 95%
0,8-14,3) untuk IQ verbal, 2,9 (IK 95% -3,3-9,1) untuk IQ performance, dan 5,9
(-1,0-12,8) untuk IQ secara keseluruhan.Studi di Kopenhagen menunjukkan
bahwa pemberian ASI berkorelasi secara bermakna terhadap skor IQ pada usia
27,2 tahun. Makin lama durasi ASI, makin tinggi skor IQ.
Manfaat bagi keluarga
Kesehatan dan status nutrisi yang lebih baik.
Manfaat ekonomi. ASI sama sekali tidak membutuhkan biaya dibandingkan susu
formula. Uang yang dibelanjakan untuk susu formula dapat digunakan untuk membeli
makanan bergizi bagi ibu dan anggota keluarga lainnya.
Mengurangi biaya kesehatan, karena bayi ASI lebih jarang menderita sakit
dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.
Manfaat bagi rumah sakit
Menyusui menciptakan atmosfir yang lebih tenang dan hangat, karena bayi lebih jarang
menangis dan ibu lebih cepat merespon tangisan bayinya.
Bila kebijakan rooming-in berjalan dengan baik, maka tidak dibutuhkan ruang
perawatan bayi sehingga sumber daya manusia, waktu, maupun biaya rumah sakit yang
terserap untuk ruang perawatan bayi dapat dikurangi. Special care nursery masih
dibutuhkan untuk bayi yang sakit.
Rooming-in dan dukungan terhadap ASI akan meningkatkan citra rumah sakit dan
menunjukkan bahwa rumah sakit tersebut memberikan pelayanan yang terbaik bagi ibu
dan bayi.
Manfaat bagi komunitas
Menurunkan biaya kesehatan yang harus ditanggung oleh negara.
12. Makanan pendamping ASI kaya besi diberikan secara bertahap mulai usia 6 bulan.
Bayi prematur, bayi dengan berat lahir rendah, dan bayi yang memiliki kelainan
hematologi tidak memiliki cadangan besi adekuat pada saat lahir umumnya
membutuhkan suplementasi besi sebelum usia 6 bulan, yang dapat diberikan
bersama dengan ASI eksklusif.
13. Kebutuhan dan perilaku makan setiap bayi adalah unik.
Pengenalan makanan pendamping sebelum usia 6 bulan tidak meningkatkan asupan
kalori maupun kecepatan pertumbuhan berat badan.
Selama 6 bulan pertama, bayi yang mendapat ASI tidak membutuhkan air putih
maupun jus buah, bahkan dalam cuaca panas sekalipun. Pemberikan minuman atau
makanan selain ASI berisiko mengandung kontaminan atau alergen.
Pemanjangan durasi menyusui bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan dan
perkembangan bayi. Bayi yang telah disapih sebelum usia 12 bulan tidak menerima
susu sapi, tetapi harus mendapat formula bayi yang difortifikasi zat besi.
14. Semua bayi yang mendapat ASI mendapat injeksi vitamin K1 1 mg yang diberikan
setelah mendapat ASI pertamanya dalam kurun waktu 6 jam setelah lahir. Bila tidak
tersedia vitamin K1 injeksi, maka dapat diberikan vitamin K1 oral namun diulang
dalam kurun waktu 4 bulan.
15. Ibu dan bayi baru lahir berada dalam satu ruangan dan bayi berada dalam
jangkauan ibu selama 24 jam untuk memfasilitasi menyusui.
16. Bila ibu atau bayi dirawat di rumah sakit, diusahakan untuk menjaga
kesinambungan ASI, baik dengan menyusui langsung atau memberikan ASI yang
diperah.
17. Durasi pemberian ASI eksklusif yang dianjurkan adalah selama enam bulan
pertama kehidupan untuk mencapat tumbuh kembang optimal. Setelah enam bulan,
bayi mendapat makanan pendamping yang adekuat sedangkan ASI dilanjutkan
sampai usia 24 bulan.
18. Bayi risiko tinggi :
Pemberian ASI direkomendasikan untuk bayi prematur dan bayi risiko tinggi lain,
baik secara langsung maupun pemberian ASI perah. Dukungan dan edukasi untuk
ibu mengenai menyusui dan teknik memerah ASI diberikan sedini mungkin.
Kontak kulit ke kulit dan menyusui langsung dimulai sedini mungkin.
Sebagian besar bayi dengan berat lahir sangat rendah terindikasi mendapat ASI
yang difortifikasi. Di negara maju terdapat bank ASI. Air susu ibu yang berasal dari
bank ASI telah memenuhi persyaratan dan berasal dari donor yang telah diksrining.
ASI segar dari donor yang belum diskrining tidak dianjurkan karena risiko
transmisi kuman.
Edukasi
menyusui.
Mendukung pelaksanaan pelatihan menyusui dan laktasi untuk mahasiwa, pendidikan
dokter spesialis anak, maupun dokter spesialis anak.
Praktik klinis
Bekerjasama dengan dokter spesialis kebidanan untuk memastikan bahwa ibu hamil
mendapat informasi yang cukup sejak dari masa antenatal. Dokter spesialis anak dapat
menjadi promotor dan motivator dalam menciptakan lingkungan yang ramah untuk
menyusui/menyusu, agar menyusui menjadi budaya di lingkungan tempat kerjanya.
Dokter spesialis anak bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain dan jajaran pimpinan
rumah sakit menciptakan Rumah Sakit Sayang Bayi.
Dokter spesialis anak melakukan upaya perbaikan kebijakan dan praktik yang tidak
mendukung menyusui (misalnya, pemberian paket formula saat ibu dan bayi pulang,
kupon diskon, dan pemisahan ibu dan bayi), minmal di lingkungan kerjanya.
Rumah sakit dianjurkan memiliki klinik laktasi, konselor laktasi, dan pojok menyusui.
Bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan penyuluhan tentang ASI
dan menyusui bagi masyarakat.
Komunitas
dan normatif.
Menganjurkan pemilik gedung untuk menyediakan ruangan khusus untuk menyusui
Kondisi medis yang memungkinkan pemberian pengganti ASI21
ASI merupkan nutrisi terbaik bagi bayi. Meskipun demikian, terdapat beberapa
kondisi medis yang menjustifikasi pemberian pengganti ASI (susu formula) baik
sementara maupun permanen. Bila memutuskan untuk memberikan susu formula,
tenaga medis harus yakin bahwa risiko harmful pemberian ASI lebih besar dibanding
dengan manfaatnya.
1. Kondisi Bayi
Bayi yang tidak boleh menerima ASI maupun susu jenis lain, kecuali susu formula
khusus.
Galaktosemia klasik: memerlukan susu formula khusus bebas galaktosa.
Maple Syrup Urine Disease: memerlukan susu formula khusus bebas leusin, isoleusin,
dan valin.
Fenilketonuria: memerlukan susu formula khusus bebas fenilalanin (pada beberapa
kondisi, pemberian ASI masih memungkinkan dengan pengawasan ketat).
Bayi yang membutuhkan penggantian sementara (temporary), namun sebenarnya
baginya ASI tetap merupakan pilihan terbaik.
Bayi dengan berat lahir <1500 gram (very low birth weight).
Bayi lahir dengan usia gestasi <32 minggu (very preterm).
Bayi baru lahir dengan risiko gangguan adapatasi metabolik atau adanya peningkatan
kebutuhan glukosa (prematur, kecil untuk masa kehamilan, stress hipoksik/iskemik
intrapartum bermakna, bayi sakit, serta bayi lahir dari ibu DM yang kadar gula darahnya
tidak membaik setelah pemberian ASI).
2. Kondisi Ibu
Kondisi ibu yang menjustifikasi penghentian ASI permanen.
Ibu dengan infeksi HIV, dengan memenuhi kriteria AFASS terpenuhi (acceptable,
feasible, affordable, sustainable, and safe). Bila kriteria AFASS tidak dapat dipenuhi
maka sebaiknya ASI eksklusif selama 6 bulan. Tidak diperbolehkan untuk mencampur
ASI dan susu formula.
Kondisi ibu yang menjustifikasi penghentian ASI sementara.
Ibu sedang sakit berat sehingga tidak dapat menyusui dan merawat bayinya, misalnya
sepsis.
Ibu menderita HSV tipe-1 sehingga kontak langsung antara lesi di payudara ibu dengan
mulut bayi harus dihindari sampai lesi aktif sembuh
Ibu mengkonsumsi obat-obat berikut:
Kesimpulan
Ikatan Dokter Anak Indonesia secara tegas menyatakan bahwa pemberian ASI
menjamin tercapainya tumbuh kembang yang terbaik. Keterlibatan aktif dokter anak
untuk melindungi, mempromosikan, dan mendukung menyusui/pemberian ASI sangat
dibutuhkan untuk mencapai tumbuh kembang anak yang optimal
Kepustakaan
Lucas A, Prewett RB, Mitchell MD. Breastfeeding and plasma oxytocin concentrations.
Br Med J. 1980;281:834-5.
Beral V. Breast cancer and breastfeeding: collaborative reanalysis of individual data
from 47 epidemiological studies in 30 countries, including 50302 woman with breast
cancer and 96973 woman without the disease. Lancet. 2002;360:187-95.
Saadeh R, Benbouzid D. Breastfeeding and child spacing: importance of information
collection to public health policy. Bull World Health Organ. 1990;68:625-31.
Popkin BM, Adair L, Akin JS, Black R. Breastfeeding and diarrheal morbidity.
Pediatrics. 1990;86:874-82.
Howie PW, Forsyth JS, Ogston SA, Clark A, Florey CV. Protective effect of
breastfeeding against infection. BMJ. 1990;300:11-6.
Scariati PD, Grummer-Strawn LM, Fein SB. A longitudinal analysis of infant morbidity
and the extent of breastfeeding in the United States. Pediatrics. 1997;99:e5.
Kramer MS, Chalmers B, Hodnett ED, Sevkovskaya Z, Dzikovich I, Shapiro S, et al.
Promotion of breastfeeding intervention trial (PROBIT). JAMA. 2001;285:413-20.
Cesar JA, Victora CG, Barros FC, Santos IS, Flores JA. Impact of breastfeeding on
admission for pneumonia during postneonatal period in Brazil: nested case-control.
BMJ. 1999;318:1316-20.
Chantry CJ, Howard CR, Auinger P. Full breastfeeding duration and associated decrease
in respiratory tract infection in US children. Pediatrics. 2006;117:425-32.