pola hidup sehat adalah suatu gaya hidup dengan memperhatikan faktor-faktor tertentu yang
memengaruhi kesehatan, antara lain makanan dan olahraga.
Selain itu, gaya hidup seseorang juga mempengaruhi tingkat kesehatannya. Misalnya, jika
Anda suka merokok atau minum-minuman keras, tentu saja itu bukan pola hidup sehat.
Makanan: Sumber Kesehatan Sekaligus Sumber Penyakit
Fakta menunjukkan bahwa orang-orang zaman dulu memiliki tubuh yang sehat. Padahal,
waktu itu belum ada teori mengenai pengertian pola hidup sehat. Anehnya, mereka justru
jarang terkena penyakit dan berusia relatif lebih panjang ketimbang manusia masa kini.
Sebaliknya, di zaman modern seperti sekarang ini, banyak orang meninggal di usia muda
dengan perbagai komplikasi penyakit. Menurut data WHO, tujuh puluh persen kematian dini
disebabkan oleh penyakit jantung, stroke, kanker, dan diabetes. Separuh dari jumlah tersebut
terkait dengan pola makan yang buruk.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pola makan modern merupakan pemicu utama timbulnya
penyakit-penyakit degeneratif seperti kanker, serangan jantung, stroke, dan sebagainya.
Beberapa pola makan modern yang tidak sesuai dengan pengertian pola hidup sehat antara
lain:
1. Terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat dan lemak serta kurang mengonsumsi serat.
2. Sering menyantap fast food (makanan cepat saji) yang banyak mengandung
pengawet, penyedap rasa, lemak, dan kalori kosong.
3. Kebiasaan ngemil berlebihan.
Olahraga Penunjang Kesehatan
Setelah makanan, olahraga juga menentukan tingkat kesehatan kita. Orang yang gemar
berolahraga akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik, sehingga jarang terkena
serangan penyakit.
Di samping itu, ada beberapa manfaat olahraga yang lain, yaitu:
1. Aktivitas olahraga dapat memperlancar aliran darah ke otak. Ini diyakini akan
meningkatkan daya pikir serta menghindarkan diri dari lemot (lemah otak).
2. Dengan berolahraga secara teratur, metabolisme dan regenerasi sel-sel tubuh kita akan
terjadi lebih cepat, sehingga kita jadi awet muda.
3. Olahraga teratur dengan cara yang tepat akan menjaga postur tubuh kita tetap langsing
dan terhindar dari tumpukan lemak sumber penyakit.
4. Wajah awet muda dan tubuh langsing karena rajin berolahraga membuat rasa percaya
diri kita meningkat.
Gaya Hidup Menentukan Kesehatan
Gaya hidup juga menentukan tingkat kesehatan Anda. Beberapa gaya hidup yang dapat
merusak kesehatan Anda:
Merokok
Konon, ada 4000 macam racun yang terkandung dalam sebatang rokok. Racun-racun
yang utama adalah zat kimia, nikotin, tar, timah hitam, dan gas karbonmonoksida.
Minum-minuman keras
Menurut WHO, mengonsumsi minuman keras dapat menimbulkan gangguan
kesehatan. Dampak negatif minuman beralkohol bahkan mengalahkan dampak negatif
narkoba (opium, kokain, dan lain-lain).
Dalam majalah Medicine Internasional, disebutkan segudang efek buruk
mengonsumsi minuman keras, berupa gangguan tenggorokan dari mulai radang,
pendarahan, hingga yang terburuk adalah kanker tenggorokan.
Selain itu, minuman beralkohol juga mengakibatkan radang pankreas, wasir, liver,
gangguan pencernaan, gangguan pernafasan, serta berbagai penyakit lain yang
berujung pada kematian.
Setiap orang tentu ingin hidup dengan pola yang sehat, namun kadang-kadang hal itu
sulit terlaksana karena berbagai situasi yang kurang memungkinkan. Nah jika Anda
termasuk orang yang ingin hidup sehat tapi tidak ingin repot, mengapa tidak mencoba
hal-hal berikut?
1.Kurangi makanan berlemak tinggi, seperti mentega, margarine, dan santan. Lebih baik
dapatkan asupan lemak alami dari kacang-kacangan atau biji-bijian. Lupakan jeroan, otak,
makanan berkuah santan kental, kulit ayam dan kuning telur. Pilihlah daging tanpa lemak,
makanan berkuah bening, susu rendah lemak, susu kedelai, yogurt, putih telur, dan ikan
sebagai sumber protein yang baik.
2.Sedapat mungkin hindari bahan pangan atau bahan pengawet yang dalam jangka panjang
dapat menjadi pemicu kanker.
Pilih makanan atau minuman yang berwarna putih alami (bukan di-bleach). Gunakan
pewarna dari bahan makanan misalnya warnet coklatnya dari bubuk coklat, merahnya
strowbery, kuningnya kunyit, dan hijaunya daun suji. Jangan menambahkan saus, kecap,
garam dan bumbu-bumbu penyedap secara berlebihan. Perbanyak makan buah dan sayuran.
Teknik pengolahan makanan juga mempengaruhi mutu makanan. Pilih makanan dengan
metode memasak dikukus, direbus, atau ditumis dengan sedikit minyak.
3.Perbanyak minum air putih, mineral 8 gelas sehari, hindari minuman beralkohol, bersoda
dan minuman dengan kandungan gula dan kafein tinggi. Jus sayuran dan buah baik untuk
menjaga dan memelihara kesehatan tubuh.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak usia
sekolah. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6 21 tahun, yang sesuai dengan proses
tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 sub kelompok, yakni pra remaja (6-9 tahun) dan
remaja (10-19 tahun).1
Pelayanan kesehatan pada UKS adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan
mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama dengan
guru UKS terlatih dan dokter kecil secara berjenjang (penjaringan awal oleh guru dan dokter
kecil, penjaringan lanjutan oleh tenaga kesehatan).2
Salah satu kegiatan untuk membina dan mengembangkan UKS adalah dengan mengadakan
Lomba Cerdas Tangkas Dokter Kecil. Dokter Kecil adalah siswa yang dipilih guru untuk
melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri,
teman, keluarga, dan lingkungan sekolah.
1. Program Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ) 1
a. Pengertian
Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ) merupakan bagian dari program kesehatan anak usia
sekolah . Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-21 tahun , yang sesuai dengan proses
tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 subkelompok yakni pra remaja ( 6-9 tahun ) dan
remaja ( 10-19 tahun ).
Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat anak usia
sekolah yang berada di sekolah dan Madrasah Ibtidaiyah.
b. Tujuan UKS
Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan perilaku hidup bersih dan sehat, dan derajat kesehatan siswa serta
menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal
-Tujuan khusus
Memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan derajat kesehatan
siswa, yang mencakup :
1. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup bersih
dan sehat serta berpratisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah
perguruan agama, di rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat.
SUMBER
1. Depkes RI. Pedoman, Modul dan Materi Pelatihan Dokter Kecil.Jakarta.2001.Hal.
7-13
2. Depkes RI. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di
Kabupaten/Kota. http://bankdata.depkes.go.id
Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh badan kesehatan perserikatan bangsa-bangsa
(PBB) World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan
kesehatan jiwa adalah keadaan yang memungkinkan perkembangan fisik, mental, intelektual,
emosional, dan sosial yang optimal dari seseorang. Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun
1992 pasal 45 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa Kesehatan Sekolah diselenggarakan
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat
sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal
sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut
Sumantri, M. (2007) peserta didik itu harus sehat dan orang tua memperhatikan lingkungan
yang sehat dan makan makanan yang bergizi, sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu
dan sehat (SIS). Dalam proses belajar dan pembelajaran materi pembelajaran berorientasi
pada head, heart dan hand, yaitu berkaitan dengan pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan.
Namun masih diperlukan faktor kesehatan (health) sehingga peserta didik memiliki 4 H
(head, heart, hand dan health).
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha untuk membina dan mengembangkan
kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara
menyeluruh (komprehensif) dan terpadu (integrative). Untuk optimalisasi program UKS perlu
ditingkatkan peran serta peserta didik sebagai subjek dan bukan hanya objek. Dengan UKS
ini diharapkan mampu menanamkan sikap dan perilaku hidup sehat pada dirinya sendiri dan
mampu menolong orang lain. Dari pengertian ini maka UKS dikenal pula dengan child to
child programme. Program dari anak, oleh anak, dan untuk anak untuk menciptakan anak
yang berkualitas.
Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah
Secara umum UKS bertujuan meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta
didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta
didik. Selain itu juga menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia berkualitas. Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah menciptakan
lingkungan kehidupan sekolah yang sehat, meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan
membentuk perilaku masyarakat sekolah yang sehat dan mandiri. Di samping itu juga
meningkatkan peran serta peserta didik dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah dan
rumah tangga serta lingkungan masyarakat, meningkatkan keteramplan hidup sehat agar
mampu melindungi diri dari pengaruh buruk lingkungan.
Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah
Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi peserta didik sebagai sasaran primer,
guru pamong belajar/tutor orang tua, pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan serta TP
UKS di setiap jenjang sebagai sasaran sekunder. Sedangkan sasaran tertier adalah lembaga
pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah/TK/RA sampai SLTA/MA, termasuk satuan
pendidikan luar sekolah dan perguruan tinggi agama serta pondok pesantren beserta
lingkungannya. Sasaran lainnya adalah sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan
pelayanan kesehatan. Sasaran tertier lainnya adalah lingkungan yang meliputi lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar sekolah.
Untuk belajar dengan efektif peserta didik sebagai sasaran UKS memerlukan kesehatan yang
baik. Kesehatan menunjukkan keadaan yang sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan bagi
peserta didik merupakan sangat menentukan keberhasilan belajarnya di sekolah, karena
dengan kesehatan itu peserta didik dapat mengikuti pembelajaran secara terus menerus. Kalau
peserta didik tidak sehat bagaimana bisa belajar dengan baik. Oleh karena itu kita mencermati
konsep yang dikemukakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bahwa salah satu
indikator kualitas sumber daya manusia itu adalah kesehatan, bukan hanya pendidikan. Ada
tiga kualitas sumber daya manusia, yaitu pendidikan yang berkaitan dengan berapa lama
mengikuti pendidikan, kesehatan yang berkaitan sumber daya manusianya, dan ekonomi yang
berkaitan dengan daya beli. Untuk tingkat ekonomi Indonesia masih berada pada urutan atau
ranking yang sangat rendah yaitu 108 pada tahun 2008, dibandingkan dengan negara-negara
tetangga. Kemajuan ekonomi suatu bangsa biasanya berkorelasi dengan tingkat kesehatan
masyarakatnya. Semakin maju perekonomiannya, maka bangsa itu semakin baik pula tingkat
kesehatannya. Oleh karena itu, jika tingkat ekonomi masih berada di urutan yang rendah,
maka tingkat kesehatan masyarakat pada umumnya belum sesuai dengan harapan. Begitu
pula dengan sumber daya manusianya yang diharapkan berkualitas masih memerlukan proses
dan usaha yang lebih keras lagi.
Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah
Ada tiga program pokok UKS yang sering disebut trias UKS, yaitu pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Pendidikan kesehatan
dilakukan secara intra kurikuler dan ekstra kurikuler. Kegiatan intra kurikuler adalah
melaksanakan pendidikan pada saat jam pelajaran berlangsung sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Pendidikan ini tidak hanya diberikan pada saat mata pelajaran Pendidikan Jasmani
saja, namun bisa juga secara integratif pada saat mata pelajaran lainnya disampaikan kepada
peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler adalah melaksanakan pendidikan di luar jam pelajaran
yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah. Misalnya, melaksanakan penyuluhan tentang,
gizi, narkoba, dan sebagainya terhadap peserta didik, guru dan orangtua. Melaksanakan
pelatihan UKS bagi peserta didik, guru pembina UKS dan kader kesehatan. Melaksanakan
pendidikan dan kebiasaan hidup bersih melalui program sekolah sehat.
Usaha Kesehatan Sekolah
Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler
Pendidikan Berkualitas
Pelayanan kesehatan dilakukan secara komprehensif dan terpadu meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitasi. Promotif adalah peningkatan penyuluhan dan latihan
keterampilan pelayanan kesehatan. Preventif adalah layanan kesehatan untuk mencegah
sebelum timbulnya penyakit. Kuratif adalah penyembuhan penyakit yang diderita.
Rehabilitasi adalah pemulihan pada keadaan kesehatan awal dari penyakit yang telah diderita.
Pelayanan kesehatan lingkungan sekolah untuk menciptaan lembaga pendidikan yang dapat
menunjang berlangsungnya proses pembelajaran.
Peran Sekolah dalam Meningkatkan Kesehatan
Pada era globalisasi ini banyak tantangan bagi peserta didik yang dapat mengancam
kesehatan fisik dan jiwanya. Tidak sedikit anak yang menunjukkan perilaku tidak sehat,
seperti lebih suka mengkonsumsi makanan tidak sehat yang tinggi lemak, gula, garam,
rendah serat, meningkatkan risiko hipertensi, diabetes melitus dan obesitas, dan sebagainya.
Apalagi sebelum makan tidak mencuci tangan terlebih dahulu, sehingga memungkinkan
masukkan bibit penyakit ke dalam tubuh. Selain itu meningkatnya perokok pemula, usia
muda, atau usia peserta didik sekolah sehingga risikonya akan mengakibatkan penyakit
degeneratif. Perilaku tidak sehat lainnya yang mengkhawatirkan adalah melakukan pergaulan
bebas, sehingga terjerumus ke dalam penyakit masyarakat seperti penggunaan narkoba atau
tindakan kriminal. Apalagi perilaku tidak sehat ini, disebabkan lingkungan yang tidak sehat,
seperti kurang bersihnya rumah, sekolah, atau lingkungan masyarakatnya. Tantangan lain
tentang perilaku tidak sehat muncul dari diri peserta didik sendiri. Aktifitas fisik mereka
kurang bergerak, olahraga pun kurang, malas sehingga tidak bergairah baik di rumah maupun
atau di sekolah. Peserta didik pun cenderung lebih menyukai dan banyak menonton televisi,
bermain videogames, dan play station, sehingga mengakibatkan fisiknya kurang bugar.
Akibatnya mereka rentan mengalami sakit dan beresiko terhadap berbagai penyakit
degeneratif di usia dini. Untuk itu diperlukan fasilitas dan program pendidikan jasmani atau
olah raga memadai dan terprogram dengan baik, di sekolah dan di lingkungan masyarakat
sekitar. Hal ini sangat mendukung dan memungkinkan peserta didik untuk bergerak,
berkreasi, dan berolah raga dengan bebas, menyenangkan dan bermanfaat bagi kesehatan dan
kebugaran fisiknya. Kesehatan fisik peserta didik berkorelasi positif terhadap kematangan
emosi sosialnya. Guru atau orang tua perlu memberikan bekal yang penting bagi peserta didik
yaitu menciptakan kematangan emosi-sosialnya agar dapat berhasil dalam menghadapi segala
macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademik. Peserta didik pun
akan mampu mengendalikan stress yang dialaminya, karena jika stress tidak dikendalikan
akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit dan akan menjadi kendala untuk
keberhasilan belajarnya.
Untuk menghadapi berbagai tantangan yang dapat mengancam kesehatan fisik dan jiwanya
tersebut sekolah memilkki peran yang penting untuk menciptakan dan meningkatkan
kesehatan peserta didik. Upaya yang dilakukan antara lain dengan menciptakan lingkungan
Sekolah Sehat (Health Promoting School/HPS) melalui UKS. Konsep inilah yang oleh
Badan Kesehatan Dunia WHO disebut HPS (Health Promoting Schools) atau Sekolah
Promosi Kesehatan sehingga a health setting for living, learning and working dengan
tujuan (goal) Help School Become Health Promoting Schools. Program UKS ini
hendaknya dilaksanakan dengan baik sehingga sekolah menjadi tempat yang dapat
meningkatkan atau mempromosikan derajat kesehatan peserta didiknya.
Menurut WHO (Depkes, 2008) ada enam ciri utama sekolah yang dapat mempromosikan atau
meningkatkan kesehatan, yaitu:
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah, yaitu
peserta didik, orang tua, dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi di
masyarakat.
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, meliputi sanitasi
dan air yang cukup, bebas dari segala macam bentuk kekerasan, bebas dari pengaruh
negatif dan penyalahgunaan zat-zat berbahaya, suasana yang mempedulikan pola
asuh, rasa hormat dan percaya. Diciptakannya pekarangan sekolah yang aman, adanya
dukungan masyarakat sepenuhnya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan dengan mengembangkan kurikulum yang mampu
meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap kesehatan, serta
dapat mengembangkan berbagai keterampailan hidup yang mendukung kesehatan
fisik, mental dan sosial. Selain itu, memperhatikan pentingnya pendidikan dan
pelatihan untuk guru maupun orang tua.
4. Memberikan akses (kesempatan) untuk dilaksanakannya pelayanan kesehatan di
sekolah, yaitu penyaringan, diagnose dini, pemantauan dan perkembangan, imunisasi,
serta pengobatan sederhana. Selain itu, mengadakan kerja sama dengan puskesmas
setempat, dan mengadakan program-program makanan begizi dengan memperhatikan
keamanan makanan.
5. Menerapkan kebijakan-kebijakan dan upaya-upaya di sekolah untuk mempromosikan
atau meningkatkan kesehatan, yaitu kebijakan yang didukung oleh seluruh staf
sekolah termasuk mewujudkan proses pembelajaran yang dapat menciptakan
lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah. Kebijakan
berikutnya memberikan pelayanan yang ada untuk seluruh peserta didik. Terakhir.
kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkotika termasuk
alkohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan/pelecehan.
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat,
dengan cara memperhatikan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat. Cara
lainnya berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat.
Upaya mengembangkan Sekolah Sehat (Health Promoting School/HPS) melalui program
UKS perlu disosialisasikan dan dilakukan dengan baik. melalui pelayanan kesehatan (yankes)
yang didukung secara mantap dan memadai oleh sektor terkait lainnya, seperti partisipasi
masyarakat, dunia usaha, dan media massa. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses
pembelajaran harus menjadi HPS, yaitu sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan
warga sekolahnya. Upaya ini dilakukan karena sekolah memiliki lingkungan kehidupan yang
mencerminkan hidup sehat. Selain itu, mengupayakan pelayanan kesehatan yang optimal,
sehingga terjamin berlangsungnya proses pembelajaran dengan baik dan terciptanya kondisi
yang mendukung tercapainya kemampuan peserta didik untuk beperilaku hidup sehat. Semua
upaya ini akan tercapai bila sekolah dan lingkungan dibina dan dikembangkan. Pembinaan
lingkungan sekolah sehat dilakukan melalui pemeliharaan sarana fisik dan lingkungan
sekolah, melakukan pengadaan sarana sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan yang
bersih dan sehat, melakukan kerja sama dengan masyarakat sekitar sekolah yang
mengandung lingkungan besih dan sehat, dan melakukan penataan halaman, pekarangan,
apotik hidup dan pasar sekolah yang aman.
Upaya lain yang dilakukan dalam pembinaan lingkungan sekolah sehat dan promosi gaya
hidup sehat melalui pendekatan life skills education atau pendidikan kecakapan hidup. Setiap
individu akan mengalami kehidupan yang sehat fisik dan mentalnya apabila dapat
menuntaskan tugas-tugas perkembangan sesuai dengan usianya. Implikasi tugas
perkembangan ini terhadap pendidikan adalah bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan
perlu disusun struktur kurikulum yang muatannya dapat memfasilitasi perkembangan
kesehatan sebagai suatu kecakapan hidup (life skills). Kecakapan hidup adalah kecakapan
yang diperlukan untuk hidup. yang meliputi pengetahuan, mental, fisik, sosial, dan
lingkungan untuk mengembangkan dirinya secara menyeluruh untuk bertahan hidup dalam
berbagai keadaan dengan berhasil, produktif, bahagia, dan bermartabat. WHO atau World
Health Organization) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai keterampilan atau
kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang
mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif.
Selain itu, dapat membantu seseorang menarik keputusan yang tepat, berkomunikasi secara
efektif, dan membangun keterampilan mengelola diri sendiri yang dapat membantu mereka
mencapai hidup yang sehat dan produktif. Sedangkan UNICEF memberikan definisi tentang
kecakapan hidup yang merujuk pada kecakapan psiko-sosial dan interpersonal yang dapat
membantu orang untuk mengambil keputusan yang tepat, berkomunikasi secara effektif,
memecahkan masalah, mengatur diri sendiri, dan mengembangkan sikap hidup sehat dan
produktif.
Pendidikan kecakapan hidup didasarkan atas konsep bahwa peserta didik perlu learning to be
(belajar untuk menjadi), learning to learn (belajar untuk belajar) atau learning to know
(belajar untuk mengetahui), learning to live with others (belajar untuk hidup bersama), dan
learning to do (belajar untuk melakukan). Berdasarkan konsep ini, kecakapan hidup terbagi
atas empat kategori yaitu kecakapan hidup personal learning to be), kecakapan hidup social
(learning live with others), kecakapan hidup akademik (learning to learn/ learning to know),
dan kecakapan hidup vokasional (learning to do).
Kecakapan personal (personal skill), meliputi kecakapan dalam memahami diri (self
awareness skill) dan kecakapan berfikir (thinking skill). Bagi peserta didik mempraktekkan
kecakapan personal penting untuk membangun rasa percaya diri, mengembangkan akhlak
yang mulia, mengembangkan potensi, dan menanamkan kasih sayang dan rasa hormat
kepada orang lain. Kecakapan sosial (social skill), meliputi kecakapan berkomunikasi
(communication skill) dan kecakapan bekerja sama (collaboration skill). Mempraktekkan
kecakapan sosial penting untuk membantu peserta didik mengembangkan hubungan yang
positif, secara konstruktif mengelola emosi dan meningkatkan partisipasi dalam kegiatan
yang menguntungkan masyarakat. Kecakapan akademik (academic skill) atau kecakapan
intelektual. Mempraktekkan kecakapan akademik penting untuk membantu peserta didik
memperoleh kecakapan ilmiah, teknologi dan analitis yang diperlukan untuk mencapai
keberhasilan dalam lembaga pendidikan formal dan tempat kerja. Kecakapan vokasional
(vocational skill) atau kemampuan kejuruan terbagi atas kecakapan vokasional dasar (basic
vocational skill) dan kecakapan vokasional khusus (occupational skill). Mempraktekkan
kecakapan vokasional penting untuk membekali peserta didik dengan kecakapan teknis dan
sikap yang dituntut oleh perusahaan atau lembaga yang menyediakan lapangan kerja.
Keempat jenis kecakapan hidup itu menghasilkan individu yang memiliki kesehatan jasmani
dan rokhani, lahir atau bathin yang diperlukan untuk bertahan dalam lingkungan apa pun.
Peserta didik memiliki kemampuan untuk memanfaatan semua sumber daya secara optimal,
sehingga akan meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas hidupnya. Kecakapan hidup
yang diperoleh oleh peserta didik melalui proses belajar bukan terjadi begitu saja, dapat
dipraktekkan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-harinya dengan diberi contohnya
oleh guru, orang tua dan anggota masyakarat. Kecakapan hidup membantu peserta didik
secara positif dan adaptif mengatasi situasi dan tuntutan hidup sehari-hari. Untuk itu sekolah
mengembangan kecakapan hidup peserta didik antara lain menciptakan lingkungan sekolah
yang sehat, bekerja sama dengan masyarakat menyediakan berbagai keperluan sekolah
menciptakan dan meningkatkan kesehatan peserta didiknya, baik fisik maupun non fisik.
Kebijakan dalam Peningkatan Implementasi Program UKS di Madrasah
Untuk mendukung peningkatan proses pembelajaran yang lebih baik, maka program
peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan sekolah sehat akan terus dilaksanakan.
Sehingga dapat terbentuk peserta didik yang sehat dan bugar serta sekolah yang memenuhi
standar sekolah sehat. Cara yang dilakukan adalah mengoptimalkan berbagai upaya
pengembangan sekolah sehat antara lain dilakukan upaya peningkatan kemampuan
profesionalisme guru dan tenaga pendidik melalui berbagai pelatihan, bimbingan dan
penyuluhan, serta upaya-upaya sosialisasi dan implementasi di bidang UKS, pendidikan
kesehatan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan jasmani dan kebugaran jasmani.
Mengefektifkan pengkajian dan pengembangan pendidikan antara lain dengan lebih
memfokuskan upaya pengkajian dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat,
melaksanakan evaluasi yang sesuai dengan upaya peningkatan kualitas jasmani dan
pengembangan sekolah sehat. Mengintensifkan pengkajian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi antara lain dengan memantapkan pengembangan program dalam
rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan melaksanakan pengkajian dan pengembangan
bidang pengukuran, standarisasi, evaluasi dalam rangka upaya peningkatan kualitas jasmani
dan pengembangan sekolah sehat. Meningkatkan kegiatan analisis kajian kesegaran jasmani,
pendidikan jasmani dan pendidikan rekreasi yang dapat bermanfaat langsung bagi peserta
didik, tenaga kependikan dan masyarakat serta menunjang peningkatan mutu pendidikan.
Kebijakan Departemen Agama dalam peningkatan implementasi program UKS di madrasah,
pertama melalui pengembangan kurikulum terintegrasi yang meliputi mensinergikan
kurikulum pendidikan kesehatan dengan kurikulum lainnya, menyelenggarakan orientasi
kurikulum berbasis kompetensi dan strategi pelaksanaannya di lingkungan madrasah,
mengembangkan student centered learning dan mengedepankan aspek psikomotorik daripada
aspek kognitif, mengembangkan budaya bersih dan sehat lingkungan madarasah. Kedua
pengembangan sarana dan prasarana dengan cara menerbitkan dan atau membeli buku-buku
yang berkaitan dengan kesehatan, membeli berbagai peralatan dan obat-obatan yang
mendukung pelaksanaan kesehatan di madrasah, membangun dan mengkampanyekan 1000
tempat mandi, cucu, dan kakus (MCK), sanitasi dan air bersih di madrasah. Pengembangan
sarana dan prasarana pun dilakukan dengan memaksimalkan koordinasi madrasah dan
Puskesmas sebagai rujukan kesehatan peserta didik, mengembangkan kantin sehat dan
bergizi, mengembangkan pelayanan kesehatan termasuk Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR), mengadakan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara berkala, mengadakan
pengobatan ringan dan P3K, pencegahan terhadap segala penyakit, mengadakan penyuluh
kesehatan dan konseling, mengadakan pengawasan warung/kantin madrasah, mengadakan
Usaha Kesehatan Gigi Madrasah (UKGM). Ketiga mengembangkan program Madrasah
Sehat dengan cara mengikutsertakan lomba madrasah sehat, mengadakan kader kecil, PMR,
menyelenggarakan pendidikan kesehatan terpadu, memelihara lingkungan kehidupan sekolah
sehat, melakukan penelitian dan pengembangan madrasah sehat, memberikan bantuan
pembinaan bagi madrasah yang telah masuk nominasi dalam Lomba Sekolah Sehat tingkat
provinsi dan tingkat nasional, melakukan evaluasi dan supervisi pembinaan UKS di madrasah
bersama TP UKS (Tim Pembina UKS), meningkatkan profesionalitas ketenagaan, yaitu
dengan menambah guru Pembina OSIS yang ditatar UKS di madrasah dengan bekerja sama
dengan TP UKS.
Cara Melaksanakan Pendidikan Kesehatan di Sekolah
Pendidikan kesehatan memiliki beberapa tujuan, yaitu memiliki pengetahuan tentang isu
kesehatan, memiliki nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat, memiliki
keterampilan dalam pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan, memiliki kebiasaan
hidup sehat, mampu menularkan perilaku hidup sehat, peserta didik tumbuh kembang secara
harmonis, menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit, memiliki daya tangkal terhadap
pengaruh buruk dari luar, memiliki kesegaran jasmani dan kesehatan yang optimal Tujuan
pendidikan kesehatan tersebut akan tercapai dengan melakukan berbagai cara
pelaksanaannya.
Cara melaksanakan pendidikan kesehatan di sekolah dilakukan melalui penyajian dan
penanaman kebiasaan. Cara penyajian pendidikan lebih menekankan peran aktif peserta didik
melalui kegiatan ceramah, diskusi, demonstrasi, pembimbingan, permainan, dan penugasan.
Cara penanaman kebiasaan dilakukan melalui penugasan untuk melalukan cara hidup sehat
sehari-hari dan pengamatan terus menerus oleh guru dan kepala sekolah. Keberhasilan
pendidikan kesehatan ditentukan dengan adanya keteladanan dan dorongan dari kepala
sekolah, guru, pegawai sekolah, dan orang tua. Keberhasilan itu juga ditentukan adanya
hubungan guru dengan orang tua peserta didik, apa yang diberikan oleh guru di sekolah
hendaknya juga didukung oleh orang tua di rumah.
Materi pendidikan kesehatan yang diajarkan di sekolah berbeda-beda disesuaikan dengan
jenjang pendidikannya. Materi pendidikan itu antara lain demam berdarah, flu burung,
pelayanan gizi, kesehatan gigi dan mulut, pengelolaan sampah, pengelolaan tinja, sarana
pembuangan limbah, pengelolaan air bersih, penyediaan air bersih, air dan sanitasinya,
pegenalan pada penyakit menular dan pencegahannya. Khusus untuk peserta didik SMP/MTs
dan SMA/SMK/MA ditambah dengan kesehatan reproduksi, bahaya rokok dan deteksi dini
penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, minuman keras, dan bahan-bahan yang berbahaya
serta zat adiktif (NAPZA) dan HIV/AIDS.
UKS dilaksanakan mulai dari TK/RA sampai SLTA/MA, serta dilaksanakan secara berjenjang
dari sekolah/madrasah sampai pusat secara terkoordinasi baik antara sekolah dengan Tim
Pembina, Tim Pembina UKS di bawahnya dengan yang di atasnya maupun antar sesama Tim
Pembina UKS yang sejajar. Kegiatan UKS di lingkungan sekolah meliputi beberapa kegiatan,
yang pertama adalah rapat koordinasi baik di tingkat pusat, propinsi, kabupaten serta tim
Pembina. Semua dilakukan dengan mengundang para anggota tim Pembina UKS baik dari
bidang kesehatan dalam negeri maupun dari pendidikan nasional. Kedua, memberikan
bantuan peningkatan kualitas kesehatan madrasah, kemudian orientasi dokter kecil untuk MI,
dan kader kesehatan remaja untuk MTs dan MA. Pembinaan UKS oleh TPUKS (Tim
Pembina UKS) masih rendah dan belum merata. Pendidikan kesehatan berbasis kesehatan
dengan program usaha kesehatan sekolah atau pelaksanaan sekolah sehat ini, diharapkan
menjadi bagian dari pelaksanaan pendidikan, bukan hanya di madrasah tetapi juga di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan. (2008). Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah. Jakarta:
Departemen Kesehatan.
Sumantri, M. (2007). Pendidikan Wanita. Dalam Ali, M., Ibrahim, R., Sukmadinata, N.S., dan
Rasjidin, W. (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Handbook.. Bandung: Pedagogiana
Press (Halaman 1175 1186)
Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan
Menteri Dalam Negeri. Nomor 26 Tahun 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah
BAB I
PENDAHULUAN
Semua orang tua tentunya ingin anaknya hidup sehat. Karena kualitas hidup
sehat juga sangat dipengaruhi oleh pola hidup yang sehat juga. Semua orangtua
paham pentingnya pola hidup sehat untuk anak. Sayangnya banyak orang tua
yang belum menerapkan pola hidup sehat yang tepat.
Psikolog Anak Dr. Rose Mini, M.Psi dalam acara seminar Tupperware Indonesia
dalam rangkaian Roadshow program Aku Anak Sehat (AAS), di Solo menjelaskan,
pola hidup sehat sebenarnya adalah perilaku yang baik dalam kehidupan seharihari yang bertujuan untuk menjaga kesehatan. Pola hidup sehat ini adalah
perilaku sehari-hari untuk menjaga kesehatan, katanya.
Menurutnya ada tiga hal utama yang menjadi pendukung pola hidup sehat yakni
perilaku sehat, pola makan sehat dan penggunaan tempat makan atau wadah
yang sehat juga. Ketiganya bisa diajarkan kepada anak sejak dini dengan cara
yang sederhana. Perilaku sehat meliputi kebiasaan yang sehat dan lingkungan
yang sehat. Sedangkan pola makan sehat meliputi makan makanan yang sehat
dan kebiasaan makan makanan yang sehat. Semua hal ini bisa diajarkan
kepada anak sejak dini, jelasnya.
Dia mengatakan, dalam pembentukan pola hidup sehat ini ada empat faktor
pendukung utama yakni orang tua, anaknya sendiri dan lingkungannya. Tetapi
sayangnya saat ini pola hidup sehat sudah mulai terabaikan. Dengan banyaknya
kesibukan orang tua, anak-anak seringkali kurang mendapatkan perhatian.
Termasuk orang tua tidak mengajarkan pola hidup sehat kepada anak-anaknya.
Seringkali malahan anak ditinggal di rumah sendirian dengan pengasuhnya,
katanya.
Psikolog anak yang akrab dipanggil Bunda Romi ini juga mengungkapkan, ketika
orang tua terpaksa menitipkan anak kepada pengasuh atau kepada siapa pun,
seharusnya tidak ditinggalkan begitu saja. Ketika akan meninggalkan anak,
seharusnya orang tua punya program, baik menu makan ataupun kegiatan anak.
Misalnya, pesan nanti makannya ini, terus nanti diajari ini ya, jangan langsung
ditinggal begitu saja, paparnya.
Sedangkan pada anak yang sudah memasuki jenjang sekolah, penerapan pola
hidup sehat pada anak bisa dilakukan dengan cara yang sederhana. Seperti
penerapan pola makan sehat, yakni dengan meminimalkan konsumsi jajanan di
sekolah yang tidak terjamin kesehatannya. Orang tua juga bisa memberikan
bekal makanan dari rumah. Dengan diberikan bekal, anak-anak akan
mengurangi jajan di sekolah, ujarnya.
Dengan bekal yang sehat dan bergizi yang dibawa dari rumah akan
menghindarkan anak dari kontaminasi zat aditif yang kerap terkandung dalam
jajanan sekolah. Mengubah dan mengurangi kebiasaan jajan pada anak ini
memang tidak gampang. Apalagi, saat ini banyak orang tua yang tidak memiliki
waktu untuk mempersiapkan bekal karena sibuk bekerja. Tetapi sebenarnya
dengan niat hal ini bisa dilakukan, jelasnya.
Dalam hal ini peranan sekolah yakni para guru, sebagai lingkungan dari si anak
untuk memberikan edukasi tentang makanan sehat ini juga diperlukan. Anak
usia sekolah tentunya akan mengerti jika diberikan pemahaman. Memang akan
sulit menerapkan kebiasaan membawa bekal ini pada anak yang belum terbiasa.
Mungkin mereka akan malu atau lebih memilih makan jajanan karena rasanya
lebih enak. Tetapi kalau bekal dibuatkan dengan cinta pasti anak mau
memakannya, jelasnya.
Menurut Romi, jika anak sudah terlanjur hobi jajan maka penerapan pola makan
sehat ini sebaiknya dimulai dari rumah. Orang tua wajib memberikan contoh
tentang hal ini kepada anaknya. Bagaimana anak tidak meniru, jika orang
tuanya ternyata juga suka jajan, terang dia.
Selain guru di sekolah, orang tua juga harus memberikan pemahaman kepada
anak. Dengan alasan yang logis dan konkret sesuai dengan kemampuan anak,
anak akan dapat mencerna dengan mudah dan akan bertindak sesuai dengan
arahan yang dimaksud. Strategi-strategi tersebut diperlukan untuk menghadapi
sifat anak-anak yang cenderung tidak menghiraukan. Sebenarnya, kunci utama
adalah contoh, jadi jika ingin anak memiliki pola hidup sehat, orang tua harus
memulai menerapkan pola hidup sehat bagi dirinya, terang dia.
Semua orang tua tentunya ingin anaknya hidup sehat. Karena kualitas hidup
sehat juga sangat dipengaruhi oleh pola hidup yang sehat juga. Semua orangtua
paham pentingnya pola hidup sehat untuk anak. Sayangnya banyak orang tua
yang belum menerapkan pola hidup sehat yang tepat.
Tapi bagaimana kalau si kecil malas sekali cuci tangan, bahkan mandi?
Pola hidup bersih adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif untuk
memelihara dan mencegah terjadinya penyakit, juga melindungi diri dari
ancaman penyakit. Ingatkan dengan motto, Kebersihan adalah pangkal
kesehatan? Bila ingin sehat, ya harus menerapkan pola hidup bersih. Demikian
pula sebaliknya. Di usia ini, orang tua berperan aktif dalam menerapkan pola
hidup bersih, yaitu dengan mengenalkan, mengajarkan, dan membiasakan pola
hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, secara tidak
langsung kita sudah membentuk generasi sehat kelak. Ingat, pembiasaan sejak
dini akan terbawa saat anak dewasa. Jadi, pembiasaan pola hidup bersih dan
sehat merupakan investasi besar dan bermanfaat bagi anak.
Sebaliknya, bila anak tidak diberikan pemahaman tentang hidup bersih, otomatis
ia tidak terbiasa melakukan pola hidup bersih. Akibatnya, ada banyak gangguan
kesehatan yang dialami seperti badan gatal-gatal dan tubuh lebih mudah
terkena penyakit, terutama penyakit kulit. Badan menjadi bau dan berdaki atau
rambut dipenuhi kutu atau ketombe. Penampilan tidak rapi dan bau badan tidak
sedap sehingga dijauhi orang. Efeknya tidak berhenti sampai di situ. Kondisi
anak yang sering sakit akan mengancam prestasi dan tumbuh kembangnya.
Maksud penulis dari menulis karya ilmiah ini adalah memberikan wawasan baru
terhadap penulis khususnya dan pembaca yang membaca karya ilmiah ini
umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pola hidup sehat merupakan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari yang
bertujuan untuk menjaga kesehatan, dengan memperhatikan beberapa faktor
yang mempengaruhi kesehatan. Di antaranya perilaku sehat, pola makan sehat
dan penggunaan wadah sehat.
Apa yang perlu diperhatikan agar anak dapat memiliki pola hidup sehat? Tentu
saja pendidik/orangtua harus menjadi model/contoh bagi anak-anaknya atau
anak didiknya, jelas psikolog anak, Dra. Rose Mini, M.Psi. Tambahan lagi,
orangtua atau pendidik juga harus memiliki wawasan tentang pola hidup sehat
dan mengajarkan kepada anak sesuai dengan kebutuhan dan usianya. Karena,
pola pikir anak masih sederhana dan belum bisa diberi penjelasan yang panjang
lebar. Mereka membutuhkan contoh yang konkret.
Lingkungan pun harus mendukung pola hidup sehat dengan adanya fasilitas
yang mendukung, seperti lingkungan fisik yang bersih, ada tempat sampah, ada
wastafel untuk cuci tangan, dan tidak banyak pedagang jajanan tak sehat di
sekitar sekolah. Juga ada orang-orang yang menjadi model bagi anak-anak,
Minat anak pada sesuatu justru bisa dikaitkan dengan pola hidup sehat, ini juga
sekaligus sebagai pembelajaran. Misalnya, anak senang olahraga, sarankan
kepadanya untuk makan makanan yang mengandung energi, tidak merokok,
reinforcement berkaitan dengan kegiatan olahraga. Atau anak senang membaca,
maka kepadanya disarankan untuk makan makangan yang mengandung banyak
vitamin A agar kesehatan mata tetap terjaga, reinforcement berkaitan dengan
kegiatan membaca.
Langkah awal mengajarkan hidup bersih di rumah dan di sekolah adalah dengan
membiasakan anak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan atau setelah
membuang sampah. Biasakan anak untuk mencuci tangan dan kaki setiap
datang dari bepergian, mau tidur, bangun tidur, atau usai bermain. Agar anak
tidak merasa terpaksa melakukannya, orangtua atau guru bisa menjelaskan
kepada anak mengenai pentingnya mencuci tangan. Terangkan bahwa saat
beraktifitas, banyak bakteri atau telur cacing yang menempel di tangan dan kaki
yang bisa membuat sakit. Penjelasan ini bisa juga dilakukan melalui cerita atau
buku bergambar menarik.
Salah satu hal penting yang harus diajarkan orang tua kepada anaknya adalah
menerapkan gaya hidup sehat. Semakin cepat mereka belajar gaya hidup sehat
semakin besar kemungkinan mereka akan menerapkannya disepanjang hidup
mereka. Cara terbaik untuk mengajari anak adalah dengan memberi contoh. Apa
yang anak-anak lihat dari orang tua itu yang akan mereka lakukan. Berikut ini
adalah beberapa tips sederhana tentang apa yang harus Anda ajarkan kepada
anak-anak tentang gaya hidup sehat.
a. Anda tidak dapat memiliki kesehatan yang baik tanpa gizi yang baik.
b. Makan buah-buahan dan sayuran mentah sebanyak mungkin.
c. Makan beberapa jenis protein setiap kali makan. (Makan daging yang cukup
dan makan lebih banyak ikan)
d. Makanlah dalam porsi kecil setiap hari dengan gizi seimbang.
e. Minum air putih yang cukup setiap hari.
f. Istirahat yang cukup.
g. Ajarkan anak-anak Anda pentingnya olahraga teratur.
h. Ajarkan anak-anak Anda pentingnya suplemen.
i. Ajarkan anak-anak Anda bagaimana menghindari stres dan bagaimana
menghadapinya ketika hal itu tidak dapat dihindari.
j. Ajarkan anak-anak Anda bahaya dari gula, lemak, dan kafein.
beberapa tempat yang sudah melebihi ambang batas. Salah satu penyebabnya
adalah pencemaran tanah oleh sampah plastik.
Saat ini diperkirakan setiap tahun telah diproduksi 500 juta hingga 1 miliar
kantung palstik di seluruh dunia. Dengan perkiraan menghabiskan 17 juta barel
minyak dan 14 juta pohon ditebang setiap tahun. Sehingga dapat di bayangkan
sampah plastik yang dihasilkan jika dibentangkan akan dapat menutupi seluruh
permukaan Bumi. Sampah plastik tersebut jika tidak mendapat penanganan
yang baik akan dapat menyebabkan pencemaran tanah dan gangguan
kesehatan lainnya.
Bagaimana Menumbuhkan
Lingkungan Sekolah?
Sikap
Peduli
Anak
Indonesia
Pada
Masa pra pendidikan formal dan masa pendidikan dasar menjadi periode emas
untuk membentuk dan menanamkan banyak hal baik pada anak-anak sehingga
hal baik tersebut bisa menjadi kebiasaan ketika anak-anak tumbuh semakin
dewasa (long lasting behavior). Seorang anak yang biasa dimotivasi untuk
mendapatkan nilai atau peringkat terbaik dari masa pendidikan dasar akan lebih
mudah menyesuaikan diri berkompetisi ketika masa pendidikan lanjut. Seorang
anak yang diarahkan sesuai bakat dan minatnya sedari pendidikan dasar akan
lebih mudah mengembangkan potensinya ketika mereka memasuki masa
pendidikan lanjut. Demikian juga dengan hal-hal lain yang ditanam sedari
mereka kecil akan tertanam, bertumbuh, dan bertahan menjadi sebuah gaya
hidup seiring dengan pertumbuhan usia mereka.
Kebutuhan akan pengetahuan kesehatan seperti apa? Tentu saja yang jarang
disampaikan oleh orangtua. Mengapa orangtua tidak menyampaikan
pengetahuan kesehatan kepada nak mereka? Bisa jadi karena ketidaktahuan
orangtua juga. Contoh pengetahuan kesehatan yang perlu disampaikan kepada
siswa sedari dini adalah pengetahuan tentang cara mencuci tangan yang benar,
pengetahuan tentang cara menggosok gigi dan menyimpan sikat gigi yang benar
setelah digunakan, pengetahuan tentang pentingnya memeriksakan gigi setiap 6
bulan sekali, pengetahuan tentang makanan bergizi, pengetahuan tentang
lingkungan yang sehat, pengetahuan tentang bahaya rokok, pengetahuan
tentang bahaya jajan sembarangan, bahkan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi dini bagi siswa kelas 6 SD yang beranjak remaja (akil balik). Sekalipun
nampaknya sederhana, tapi kenyataannya tidak banyak orangtua yang
mengerjakan
perannya
dalam
memberikan
pengetahuan-pengetahuan
kesehatan tersebut kepada anaknya. Kalaupun ada yang menyampaikan, bisa
jadi apa yang disampaikan masih bersifat sangat dangkal dan sebatas apa yang
mereka tahu sebagai orang awam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Tak ada gading yang tak retak dan kesempurnaan hanyalah milik Allah swt. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun demi perbaikan makalah penyusun
selanjutnya sangat kami harapkan. Semoga makalah yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
http://mondrilalangkahbaeknya.blogspot.com/2010/06/apa-sieh-pendidikankelingkunganhttp://afand.cybermq.com/post/detail/2405/linkungan-hidup-kerusakanlingkungan-pengertian-kerusakan-lingkungan-dan-pelestarian
Gaya hidup sehat adalah suatu pilihan sederhana yang sangat tepat untuk dijalankan. Hidup
dengan pola makan, pikiran, kebiasaan dan lingkungan yang sehat. Sehat dalam arti kata
mendasar adalah segala hal yang kita kerjakan memberikan hasil yang baik bagi tubuh.
Pengertian Pola Hidup Sehat Menurut Ahli: Menurut Kotler, pola hidup sehat yaitu gambaran
dari aktivitas / kegiatan yang di dukung oleh minat, keinginan dan bagaimana pikiran
menjalaninya dalam berinteraksi dengan linkungan. Tentunya terhadap hal-hal baik.
Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa gaya hidup sehat adalah adalah suatu pilihan
yang sangat tepat untuk kelangsungan hidup kita, sedangkan pola hidup sehat adalah jalan
yang harus ditempuh untuk memperoleh fisik yang sehat secara jasmani maupun rohani. Jadi
gaya hidup sehat adalah proses untuk mencapai pola hidup sehat.
B. KEUNTUNGAN BERGAYA HIDUP SEHAT
Merasa tenteram, aman dan nyaman Memiliki rasa percaya diri, hidup seimbang, tidur
nyenyak
Berpenampilan lebih sehat dan ceria
Sukses dalam pekerjaan
Menikmati kehidupan sosial dilingkungan keluarga, handai taulan dan tetangga
C. POLA HIDUP SEHAT
Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dan dijalani untuk mencapai pola hidup sehat,
diantaranya adalah konsumsi makanan, olah raga, istirahat, kualitas udara, dan pribadi yang
kuat.
1. Konsumsi Makanan
Konsumsi makanan yang memenuhi standar kesehatan yaitu makanan yang harus bisa
memenuhi kebutuhan tubuh. Namun belu banyak yang memerhatikan tentang makanan,
bahkan banyak makanan yang berbahaya bagi kesehatan sangat diminati, seperti makanan
yang mengandung pengawet, makanan cepat saji/makanan instan.
Orang-orang zaman dahulu cenderung lebih panjang umurnya daripada di zaman sekarang,
hal ini disebabkan karena mereka mengkonsumsi makanan-makanan segar, dan tanpa bahan
kimia. Ini merupakan contoh penting betapa bahan kimia sangat merusak kesehatan kita.
2.Olahraga
Olahraga adalah kegiatan yang mudah dilakukan tetapi banyak yang mengabaikannya,
padahal olahraga merupakan sumber kesehatan bagi seluruh tubuh. Olahraga yang teratur
memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, seperti akan lebih giat, menurunkan
tekanan dara tinggi, menguatkan tulang-tulang, meningkatkan HDL(kolesterol yang baik),
mencegah kencing manis, menurunkan resiko kanker, mengurangi stress dan depresi, dan
juga akan memberikan kebugaran.
Home
Tips Sehat
Pola Hidup
o
Cara Alami
Obat Herbal
Khasiat Tanaman
Khasiat Buah
Menu Sehat
Home Pola Hidup 4 Tips Cara Hidup Sehat Untuk Pola Hidup Sehat