1.1
Latar Belakang
Tingkat keberhasilan pembangunan nasional Indonesia di segala bidang akan
sangat bergantung pada sumber daya manusia sebagai aset bangsa. Untuk
mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh sumber daya
manusia yang dimiliki, dilakukan melalui pendidikan, baik melalui jalur pendidikan
formal maupun jalur pendidikan non formal. Perkembangan dunia pendidikan saat
ini sedang memasuki era yang ditandai dengan gencarnya inovasi teknologi,
sehingga menuntut adanya penyesuaian sistem pendidikan yang selaras dengan
tuntutan dunia kerja.
Pendidikan harus mencerminkan proses memanusiakan manusia dalam arti
mengaktualisasikan semua potensi yang dimilikinya menjadi kemampuan yang
dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari - hari di masyarakat luas. Salah satu
lembaga pada jalur pendidikan formal yang menyiapkan lulusannya untuk memiliki
keunggulan di dunia kerja, diantaranya melalui jalur pendidikan kejuruan. Sekolah
Menengah Kejuruan ( SMK ) dirancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan
yang siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional di
bidangnya. Namun Sekolah Menengah Kejuruan dituntut bukan hanya sebagai
penyedia tenaga kerja yang siap bekerja pada lapangan kerja yang sesuai dengan
kebutuhan dunia usaha / dunia industri, tetapi juga dituntut untuk mengembangkan
diri pada jalur wirausaha, agar dapat maju dalam berwirausaha walaupun dalam
kondisi dan situasi apapun.
Saat ini SMK sedang gencar gencarnya digalakkan oleh pemerintah. Kebijakan ini
ditempuh setelah melihat kenyataan bahwa 65 % penganggur terdidik adalah
lulusan pendidikan menengah, yang dapat diartikan sebagai kurangnya
keterampilan lulusan pendidikan menengah untuk masuk lapangan kerja. SMK
kelompok program keahlian pariwisata adalah salah satu program keahlian yang
diprediksikan oleh Dikmenjur akan berkembang pesat untuk jangka waktu yang
panjang. Pariwisata sekarang ini merupakan suatu tuntutan hidup, yakni untuk
menghilangkan kejenuhan dari rutinitas pekerjaan. Permintaan orang untuk
melakukan perjalanan wisata, dari tahun ke tahun terus meningkat. Peningkatan
permintaan tersebut dapat dilihat dari angka kunjungan wisata yang semakin
bertambah dari tahun ke tahun.
Pendidikan memiliki nilai yang strategis dan urgen dalam pembentukan suatu
bangsa. Pendidikan itu juga berupaya untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa
tersebut. Sebab lewat pendidikanlah akan diwariskan nilai-nilai luhur yang dimiliki
oleh bangsa tersebut, karena itu pendidikan tidak hanya berfungsi untuk how to
know, dan how to do, tetapi yang amat penting adalah how to be, bagaimana
supaya how to be, terwujud maka diperlukan transfer budaya dan kultur.
Oleh karena itu pentingnya masalah yang berkenaan dengan pendidikan maka perlu
diatur suatu aturan yang baku mengenai pendidikan tersebut, yang dipayungi
dalam system pendidikan nasional. System pendidikan nasional adalah satu
keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang
berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan
nasional.
BAB II PEMBAHASAN
karakter seperti telah diuraikan dalam penyelenggaraan SMA, juga berlaku di SMK,
yaitu kemampuanb berpikir, berbuat dan berperasaan. Penguasaan bahasa juga
penting bagi lulusan SMK, baik bahasa Indonesia, Inggeris dan asing lainnya.
Kegiatan ekstra-kurikuler juga perlu dikembangkan, sebagaimana di SMA. Meskipun
mungkin cabang kegiatan tidak seperti SMA. Olahraga penting dalam kegiatan ini,
mungkin juga kegiatan bahasa. Namun hal-hal yang bersangkutan dengan profesi
harus mendapat perhatian lebih banyak di SMK.
UUSPN No. 20 tahun 2003 pasal 15, menyatakan pendidikan menengah
kejuruan bertujuan untuk menyiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam
bidang tertentu. Tujuan tersebut dapat dijabarkan lagi oleh Dikmenjur (2003)
menjadi tujuan umum dan tujuan khusus, sebagai berikut :
Tujuan umum, sebagai bagian dari sistem pendidikan menengah kejuruan SMK
bertujuan : (1) menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara
layak, (2) meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik, (3) menyiapkan
peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab, (4)
menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman
budaya bangsa Indonesia, dan (5) menyiapkan peserta didik agar menerapkan dan
memelihara hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni.
Tujuan khusus, SMK bertujuan : (1) menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja,
baik secara mandiri atau mengisi lapangan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan
industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program
keahlian yang diminati, (2) membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet
dan gigih dalam berkompetensi dan mampu mengembangkan sikap profesional
dalam bidang keahlian yang diminati, dan (3) membekali peserta didik dengan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) agar mampu mengembangkan diri sendiri
melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.Kompetensi lulusan pendidikan
kejuruan sebagai subsistem dari sistem pendidikan nasional menurut Depdikbud
(2001) adalah : (1) penghasil tamatan yang memiliki keterampilan dan penguasaan
IPTEK dengan bidang dari tingkat keahlian yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan, (2) penghasil tamatan yang memiliki kemampuan produktif,
penghasil sendiri, mengubah status tamatan dari status beban menjadi aset bangsa
yang mandiri, (3) penghasil penggerak perkembangna industri Indonesia yang
kompetitif menghadapi pasar global, (4) penghasil tamatan dan sikap mental yang
hanya fokus pada SMA, padahal banyak lilusan SMA yang jadi pengangguran karena
tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.
VISI : Terwujudnya SMK bertaraf internasional, menghasilkan tamatan yang
memiliki jati diri bangsa, mampu mengembangkan keunggulan lokal dan bersaing di
pasar global
MISI : Meningkatkan Profesionalisme dan Good Governance SMK sebagai Pusat
Pembudayaan Kompetensi
Meningkatkan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan (8 SNP)
Membangun dan memberdayakan SMK Bertaraf Internasional sehingga
menghasilkan lulusan yang memiliki jati diri bangsa dan keunggulan kompetitif di
pasar nasional dan global.
Memberdayakan SMK untuk Mengembangkan Potensi Lokal menjadi Keunggulan
Komparatif
Memberdayakan SMK untuk Mengembangkan Kerjasama dengan Industri, PPPG,
LPMP, dan Berbagai Lembaga Terkait
Meningkatkan Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Kejuruan yang Bermutu
TUJUAN
Mewujudkan Lembaga Pendidikan Kejuruan yang akuntabel sebagai Pusar
Pembudayaan Kompetensi Berstandar Nasional
Mendidik Sumber Daya Manusia yang mempunyai etos kerja dan kompetensi
berstandar internasional
Memberikan berbagai layanan Pendidikan Kejuruan yang permeabel dan flesibel
secara terintegrasi antara jalur dan jenjang pendidikan
Memperluas layanan dan pemerataan mutu pendidikan kejuruan
Mengangkat keunggulan lokal sebagai modal daya saing bangsa
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Filosofi Pendidikan Kejuruan
Filosofi adalah apa yang diyakini sebagai suatu pandangan hidup yang diianggap
benar dan baik. Dalam pendidikan kejuruan ada dua aliran filosofi yang sesuai
dengan keberadaanya, yaitu eksistensialisme dan esensialisme.
Eksistensialisme berpandangan bahwa pendidikan kejuruan harus mengembangkan
eksistensi manusia untuk bertahan hidup, bukan merampasnya. Sedangkan
esensialisme berpandangan bahwa pendidikan kejuruan harus mengaitkan dirinya
dengan sistem-sistem yang lain seperti ekonomi, politik, sosial, ketenaga kerjaan
serta religi dan moral.
B.Tujuan pendidikan kejuruan
Tujuan pendidikan kejuruan di Indonesia masih mendua, di satu sisi menyiapkan
peserta didik memasuki dunia kerja, di sisi lain melanjutkan pendidikan ke tingkat
lebih tinggi.
Akibatnya lulusan sekolah menengah kejuruan tidak sepenuhnya memfokuskan
perhatian untuk memasuki dunia kerja. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang
spesifik, demokratis, dapat melayani berbagai kebutuhan individu.
Program pendidikan kejuruan tidak hanya menyiapkan peserta didik memasuki
dunia kerja, tetapi juga menempatkan lulusannya pada pekerjaan tertentu.
C. Sistem pendidikan kejuruan di Indonesia
Untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian sumber daya manusia, perlu
perubahan kebijaksanaan berkenaan dengan pendidikan kejuruan. Upaya-upaya itu
antara lain perubahan dari sistem pendidikan supply-driven atas kebutuhan
masyarakat luas ke sistem pendidikan demand-driven yang dipandu oleh kebutuhan
pasar kerja, perubahan dari sistem pendidikan yang berbasis sekolah dengan
pemberian ijazah ke sistem pendidikan yang memberikan kompetensi sesuai
dengan standar nasional yang baku.Salah satu upaya peningkatan keterampilan
dan keahlian sumber daya manusia yang dikembangkan adalah sistem pendidikan
kejuruan berdasarkan kompetensi yang dipacu oleh kebutuhan pasar.
Pengembangan sistem ini didasarkan kepada asumsi bahwa sistem pendidikan
kejuruan supply-driven yan diterapkan selama ini tidak dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan, baik pelanggan masa kini maupun pelanggan maa depan.Sistem
pendidikan berdasarkan kompetensi mengupayakan agar keluaran dari suatu
lembaga pendidikan kejuruan memiliki keterampilan dan keahlian yang relevan
dengan kebutuhan pasar. Upaya ini dilakukan dengan mengembangkan suatu
standar kompetensi dengan masukan dari industri dan badan usaha lain. Standar
dapat dikuasai melalui proses pembiasan dan internalisasi. Sekolah pada umumnya
hanya dapat memberikan berbagai keterampilan dan pengetahuan dalam bentuk
simulasi sehingga tidak mungkin diharapkan untuk menghasilkan tenaga kerja yang
profesional. Oleh karena itu, diperlukan suatu kerjasama yang erat antara sekolah
dan industri, baik dalam perencanaan dan penyelenggaraan, maupun dalam
pengolalaan pendidikan.Sehubungan dengan itu perlu dikembangkan suatu sistem
pendidikan kejuruan yang disebut sistem ganda.Pendidikan sistem ganda adalah
suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang
memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan
program program pengusaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di
dunia kerja, dan terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional
tertentu.Dalam PSG, lembaga pendidikan atau lembaga pelatihan lainnya dan
industri secara bersama-sama menyelenggarakan suatu program pendidikan atau
program pelatihan mulai dari perencanaan, penyelenggaraan, dan penilaian,
sampai dengan upaya penempatan lulusan.
Penaturan penyelenggaraan program kapan diselenggarakan di sekolah dan kapan
diselenggarakan di industri dapat mempergunakan hour release, day release, atau
block release.Komponen pendidikan Normatif, Adaftif, dan sub komponen Teori
Kejuruan diselenggarakan di sekolah sedangkan subkomponen Praktek Keahlian
Produktif diselenggarakan di industri. Subkomponen Praktek Dasar Kejuruan dapat
dilaksanakan di sekolah atau industri.
Dalam era pasar setiap industri akan mengupayakan nilai tambah terhadap
produksinya dan ini akan dilakukan dengan memanfaatkan teknologi-teknologi
tinggi. Sementara itu, teknologi itu sendiri berkembang secara terus menerus. Para
ahli melaporkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berubah 15 % setiap tahun
dan perubahan ini akan meningkat menjadi 2 kali lipat dalam lima tahun. Suatu hal
yang perlu difahami bahwa teknologi tinggi tidak dapat memberikan nilai tambah
terhadap upaya manusia.. Hanya manusialah yang dapat menghasilkan nilai
tambah dengan memanfaatkan bantuan teknologi. Oleh karena itu,kepada siswa
perlu ditanamkan pemahaman yang mendasar akibat hakekat teknologi dan rasa
ingin mendapatkan nilai tambah terhadap setiap upaya yang dilakukan dengan
bantuan teknologi.Tanpa sikap ini maka akan terbentuk suatu bangsa yang
sekaligus tenaga kerja, yang apatis terhadap perubahan teknologi dan merasa
teknologi sebagai milik suatu kelompok atau bangsa elit tertentu. Pendidikan
proses ini juga memudahkan para siswa untuk memperoleh peluang praktik kerja ke
luar negeri. Kegiatan praktik kerja di luar negeri ini telah dilakukan sejak tahun
1999. Pada mulanya, Direktorat Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur)
mengirimkan 200 kepala sekolah SMK untuk melakukan studi banding ke Malaysia.
Berikutnya, giliran para siswanya yang diberangkatkan magang ke luar negeri. Di
tahun yang sama, sekitar 400 siswa SMK berangkat praktik kerja ke luar negeri.
Hingga perkembangannya sampai dengan tahun 2004, telah ada sekitar 2.000
siswa SMK seluruh Indonesia yang dikirim ke Malaysia. 80% nya melakukan praktik
kerja di bidang perhotelan dan pariwisata.
Negara tujuannya tak hanya sebatas Tanah Melayu Malaysia, melainkan juga ke
negara-negara lain misalnya ke Singapura, Jepang, Inggris, Jerman, Oman, dan
Kuwait. Saat itu, Gatot Hari Priowirjanto berharap, pada tahun 2020 nanti sebanyak
10% dari bisnis hotel dan pariwisata di dunia, tenaga kerjanya berasal dari
Indonesia. Ini memang sebuah mimpi besar. Dan kita harus menyiapkannya secara
serius, ucapnya. Selain memfasilitasi para siswa SMK melakukan praktik kerja di
luar negeri, Direktorat Dikmenjur juga mendorong dan memberi kesempatan bagi
para guru, kepala sekolah, pejabat Dinas Pendidikan dan pengajaran di tingkat
provinsi maupun kabupaten/kota untuk ikut memperluas pengetahuan konsep
penyelenggaraan pendidikan kejuruan di luar negeri.
Kini setiap tahun, Direktorat Dikmenjur telah mengirim 100 sampai 200 pejabat
terkait dengan penyelenggaraan pendidikan kejuruan untuk berangkat ke luar
negeri. Mereka dikirim dalam beberapa gelombang, ke negara yang berbeda-beda,
dengan biaya yang sebagian ditanggung oleh pemda masing-masing, sebagian
lainnya ditanggung oleh Direktorat Dikmenjur.
Menginjak periode kepemimpinan Dr. Joko Sutrisno, Direktorat Dikmenjur (sejak
2005) lebih menyempurnakan desain reposisi pendidikan SMK melalui beberapa
terobosan. Beberapa hal diantaranya adalah mengembangkan SMK bertaraf
internasional dengan metode bilingual, pencitraan kredibilitas SMK melalui program
sosialisasi, dan memenuhi kebutuhan peralatan produksi secara mandiri lewat unit
produksi di masing-masing SMK.
Termasuk didalamnya, program penguatan pengetahuan eksakta/sains melalui
peningkatan bobot jam belajar hingga 6 jam setiap minggunya bagi SMK jurusan
elektronika, automotif dan jurusan eksaskta lainnya. Diharapkan, ini dapat
membuka peluang seluas-luasnya bagi siswanya melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi. Selain itu, Direktorat Dikmenjur juga melakukan sertifikasi
kompetensi untuk para lulusan SMK bidang otomotif, perhotelan, Teknologi
Informasi, sekretaris, busana, dan tata boga.
Perkembangan reposisi terakhir, ada pada penguatan potensi lokal. Program
Dikmenjur disesuaikan dengan kebijakan pemerintah. Kini, kebijakan Presiden
menganjurkan untuk kembali ke potensi go green. Kami beri nama program Agro
Industri. Tahun 2008, melalui program ini kami akan membesarkan 20 SMK di
seluruh Indonesia. Mereka akan diberikan program pengembangan untuk produksi
pangan dengan bahan dasar lokal. Misalnya kripik pisang. Bukan roti karena selain
bukan makanan tradisional orang Indonesia, bahan-bahannya juga masih import,
tuturnya.
Selain itu, Direktorat Dikmenjur juga mengarahkan praktek kerja industri untuk
lebih memilih ke lokasi dalam negeri. Pertimbangannya adalah, untuk mendukung
program penguatan ekonomi lokal dan potensi produksi pangan dalam negeri. Ini
juga supaya petani dan peternak di Indonesia memahami nilai ekonomi produk
mereka. Jadi, mereka bersama para lulusan SMK bisa tingkatkan perekonomian di
daerah masing-masing, ucapnya berharap.
D. Karakteristik Pendidikan Kejuruan
Meskipun pendidikan kejuruan tidak terpisahkan dari sistim pendidikan secara
keseluruhan, namun sudah barang tentu mempunyai kekhususan atau karakteristik
tertentu yang membedakannya dengan pendidikan yang lain. Perbedaan ini tidak
hanya dalam definisi, struktur organisasi dan tujuan pendidikannya saja, tetapi juga
tercermin dalam aspek-aspek lain yang erat kaitannya dengan perencanaan
kurikulum, yaitu :
1. Orientasi pendidikannya
Keberhasilan belajar berupa kelulusan dari sekolah kejuruan adalah tujuan terminal,
sedangkan keberhasilan program secara tuntas berorientasi pada penampilan para
lulusannya kelak dilapangan kerja
2. Justifikasi untuk eksistensinya
Untuk mengembangan PTK perlu alasan atau jastifikasi khusus yang ini tidak begitu
dirasakan oleh pendidikan umum. Jastifikasi khusus adalah adanya kebutuhan nyata
yang dirasakan di lapangan.
3. Fokus kurikulumnya
Stimuli dan pengalaman belajar yang disajikan melalui pendidikan kejuruan
pendidikan dan pelatihan yang diadakan rutin lima tahun sekali dengan jumlah
peserta sekitar 4.000 s/d 5.000 orang guru kejuruan.
Joko menuturkan bahwa pelaksanaan diklat selama ini belum mempunyai format
yang baku. Untuk kedepan, ia mengharapkan Direktorat Jenderal PMPTK
(Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan) dapat membuat format baku
pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan dan peningkatan mutu
lulusan SMK. Di sisi lain, Direktorat Dikmenjur juga menuturkan masih kurangnya
pasokan tenaga guru kejuruan dari lulusan pendidikan guru kejuruan. Selama ini
pasokan tenaga guru kejuruan hanya mencapai angka 4.500 pertahun dan masih
jauh dari kebutuhan tenaga guru (sebanyak 10.000 orang pertahunnya) di seluruh
Indonesia.
Tapi Joko tetap optimis. Direktorat Dikmenjur sedang melakukan penelitian jumlah
kebutuhan guru SMK di seluruh Indonesia yang dipandu oleh Universitas Negeri
Semarang. Targetnya diselesaikan akhir tahun 2007. Data kebutuhannya akan
lebih detail. Dan pihak kami akan terus mendorong pemerintah pusat dan daerah
untuk menambah jumlah rekrutmen tenaga guru kejuruan, tegas Joko.
Perkembangan mutu lulusan SMK kini dipandu oleh kurikulum baru. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penerapannya, dibawah bimbingan BSNP (Badan
Standar Nasional Pendidikan). Sekolah sudah bisa improvisasi dalam penyusunan
kurikulum. Hal ini mendukung pengembangan bobot jam belajar teori dan ptraktik.
Kini, bobot disamakan menjadi sama rata, dan bukan mengurangi jam belajar teori
untuk kemudian menggelembungkan waktu belajar praktik.Dalam rangka
mendukung upaya peningkatan mutu lulusan SMK, pemerintah mengalokasikan
anggaran khusus untuk peningkatan mutu SMK. Tahun 2007, alokasi dananya naik
sebesar 50% dibanding tahun 2006, menjadi sekitar Rp 1,6 triliun. Untuk anggaran
peningkatan mutu SMK tahun 2008, sudah ada kenaikan mencapai 25% hingga
dananya meningkat menjadi Rp 1,9 triliun. Jumlah yang sangat menggembirakan
untuk mendukung program peningkatan mutu para lulusannya.
Pihak Direktorat Dikmenjur juga sangat optimis terhadap kompetensi lulusan SMK.
Joko menjelaskan bahwa sesungguhnya SMK melahirkan para lulusan yang lebih
siap adaptasi dan siap latih. Kami melahirkan para lulusan yang bukan hanya siap
kerja saja, tetapi juga cerdas dan kreatif, ujarnya sedikit berpromosi.
Idealnya pihak dunia usaha, industri, dunia kerja yang lebih berperan menentukan,
mendorong, dan menggerakkan pendidikan kejuruan, karena mereka adalah pihak
SMK
Ditujukan untuk siswa yang
mau bekerja dan
melanjutkan ke perguruan
tinggi
Kurikulum SMK lebih banyak
praktek dari pada teori
mandiri
Melihat data perbedaan di atas, jelas terlihat bahwa SMK lebih menjanjikan masa
depan dibanding SMA. Hal ini disebabkan karena
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://ftp.lipi.go.id/pub/Buku_Sekolah_Elektronik/SMK/Kelas%20XII/Kelas
%20XII_smk_budidaya_ikan_gusrina.pdf
http://kodokkrawu.wordpress.com/2010/02/12/sekolah-menengah-kejuruan/
http://bataviase.co.id/node/470199
http://www.jogjatrip.com/id/591/smk-negeri-1-pengasih
http://www.ditpsmk.net/?page=news;ODYz
http://www.ditpsmk.net/
http://smk3jakarta.net/
http://smk2bms.wordpress.com/2008/01/07/smk-dan-permasalahannya/
http://desya.webs.com/apps/blog/show/3919393-permasalahan-smk-bertarafinternasional
http://www.bataviase.co.id/node/